Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 74 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 74 Guests :: 3 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
islam vs kapir
2 posters
Page 1 of 1
islam vs kapir
Di bawah ini adalah tulisan yang disadur dan diringkas oleh Usman
Effendi AS.,dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P.,
Sekretaris Eksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas
Peternakan UGM Yogyakarta:
Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan
dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu:
Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim
penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih
baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang
murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat
(dengan pemingsanan)?
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok
sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi
itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph
(EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik
(panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat
rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga
dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat
darah keluar karena disembelih.
Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun
ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah
masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan
Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan
menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau
yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni:
saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu:
arteri karotis dan vena jugularis.
Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau
teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau
bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum
disembelih.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat
untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum
pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz
dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa
hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada
leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada
grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah
disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan
grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep
(tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran.
Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat
aktivitasnya.
Ketiga
setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas
luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari
seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi
gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal
cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di
bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun)
sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua
peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa
sakit sama sekali!).
Keempat
karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara
maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak
dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini
sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang
menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung
jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi,
sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan
mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami)
rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak
sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat
nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit
yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh
pingsan).
Ketiga
grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop
ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa
sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal.
Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari
seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari
tubuh.
Keempat
karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara
maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan
daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat),
yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan
darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan
tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri
pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
http://talazoft.blog.usu.ac.id/2010/09/25/fakta-tentang-penyembelihan-menurut-islam-vs-barat/
Effendi AS.,dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P.,
Sekretaris Eksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas
Peternakan UGM Yogyakarta:
Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan
dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu:
Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim
penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih
baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang
murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat
(dengan pemingsanan)?
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok
sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi
itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph
(EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik
(panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat
rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga
dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat
darah keluar karena disembelih.
Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun
ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah
masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan
Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan
menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau
yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni:
saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu:
arteri karotis dan vena jugularis.
Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau
teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau
bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum
disembelih.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat
untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum
pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz
dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa
hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada
leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada
grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah
disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan
grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep
(tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran.
Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat
aktivitasnya.
Ketiga
setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas
luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari
seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi
gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal
cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di
bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun)
sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua
peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa
sakit sama sekali!).
Keempat
karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara
maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak
dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini
sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang
menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung
jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi,
sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan
mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami)
rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak
sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat
nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit
yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh
pingsan).
Ketiga
grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop
ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa
sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal.
Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari
seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari
tubuh.
Keempat
karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara
maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan
daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat),
yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan
darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan
tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri
pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
http://talazoft.blog.usu.ac.id/2010/09/25/fakta-tentang-penyembelihan-menurut-islam-vs-barat/
gusti_bara- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1550
Location : samping yesus
Job/hobbies : yang penting seneng
Humor : pantaskah saya menjadi anak yesus?
Reputation : -11
Points : 7455
Registration date : 2010-04-29
Re: islam vs kapir
Amazing .......
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14623
Registration date : 2010-04-16
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN