Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 104 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 104 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
pengakuan Fabianus Tibo atas otak pelaku kerusuhan poso
Page 1 of 1
pengakuan Fabianus Tibo atas otak pelaku kerusuhan poso
Paulus mengutip:
*FABIANUS TIBO: PENDETA DAMANIK TERLIBAT KONFLIK POSO*
Menjelang pelaksanaan eksekusi para terpidana mati kasus
kerusuhan Poso, VHR berusaha keras untuk wawancarai
Fabianus Tibo, salah seorang yang dirasa mengetahui
banyak duduk perkara "sebenarnya" kerusuhan berdarah
tersebut.
Kesaksian, kesan, ataupun pesan Fabianus Tibo terasa
penting mengingat dia dipandang oleh banyak kalangan
sebagai salah satu kunci yang dapat membuka
misteri kerusuhan Poso yang berdampak begitu hebat:
ribuan nyawa manusia melayang dan ribuan rumah
terpanggang.
Beruntung, salah seorang sumber VHR di Palu bisa
mewawancarai Fabianus Tibo di dalam sel isolasi, Kamis
sore 21 September 2006, menjelang kematian menjemputnya,
Jumat dini hari.
Dalam wawancara terakhir ini, Tibo menyampaikan informasi
yang telah lama disimpannya soal konflik Poso. Menurut dia,
ada keterlibatan Ketua Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi
Tengah Pendeta Rinaldy Damanik dalam konflik berkepanjangan
tersebut.
Berikut petikannya:
Tanya: Apa yang Om Tibo rasakan sekarang?
Jawab: Kalau sekarang ini saya merasakan, pemikiran saya tenang.
Hanya satu hal yang saya rasakan, mengapa pemerintah tidak mau
menangkap pelaku-pelaku itu. Itu yang saya rasakan. Saat mau
tidur saya selalu teringat: mengapa pemerintah Indonesia ini
tidak mau menangkap pelaku-pelaku itu?
T: Om Tibo benar pernah membunuh?
J: Saya tidak pernah membunuh. Kalau tangan saya membunuh,
Tuhan hukum saya. Sedangkan saya punya tangan ini hanya
(untuk) menolong orang. Itu benar Tuhan lihat.
T: Apa yang diharapkan sesudah ini?
J: Saya sesudah ini, kalau memang Tuhan sudah panggil saya,
saya bersuka cita. Tapi kalau seandainya Tuhan belum panggil,
saya mengharapkan supaya bisa kembali bersama-sama dengan
keluarga saya dan saya berjuang demi umat supaya kita semua
damai sejahtera.
T: Umat di sini itu apa hanya umat Katolik?
J: Seluruh umat, agama apa pun, saya akan bersama-sama kerja
yang baik dengan mereka supaya negara kita ini bisa aman dan
damai.
T: Om Tibo ingin menyapa saudara-saudara muslim?
J: Saya ingin supaya bicara dengan mereka, tapi apa daya
karena terbatas. Saya pesan kepada mereka, jika saya sudah
diambil Tuhan, semoga dari umat Islam supaya mereka rukun
damai kepada umat Katolik, Kristen, dan Hindu, supaya negara
kita ini damai sejahtera. Itu pesan saya. Supaya bersatu.
Semua manusia ciptaan Tuhan di bawah kolong langit ini.
Tuhan minta supaya bersatu. Tapi kalau mereka tidak mau
bersatu, itu bukan salah saya.
T: Apakah merasa ditindas?
J: Saya selama ini tidak merasa tertindas. Tetapi yang saya
rasa, kenapa mereka yang berbuat tidak ditangkap. Kami yang
hanya menolong harus dihukum mati. Bukan ditindas lagi, tapi
dihukum mati.
T: Om Tibo ingin bicara dengan Bapak Presiden?
J: Saya sebenarnya ingin bicara kepada Presiden. Jadi, saya
hanya sampaikan kepada Bapak Presiden, kalau ini toh Bapak
Presiden telah memutuskan harus kami ditembak mati, saya
mohon kepada Bapak Presiden, kami ucapkan terima kasih kepada
dia, dan semoga Tuhan memberkati dia, apa yang sudah dia
perbuat mudah-mudahan Tuhan memberkati. Tetapi kalau dia
melaksanakan eksekusi kami yang tidak benar, maka Tuhan akan
tegur dia.
T: Bagaimana dengan orang-orang yang menyusun rencana
pembunuhan itu?
J: Dengan orang-orang yang menyusun pembunuhan ini saya minta
kepada pengacara, khusus umat Katolik, harus tindak tegas,
supaya persoalan Poso itu, supaya tahu persis, karena Bapak
Presiden tidak mau urus itu.
T: Tidak kasihan pada mereka?
J: Saya kasihan pada mereka, tapi supaya mereka juga bertobat.
Kalau ini tidak, berarti mereka tidak bertobat. Tetapi kalau
memamg kami sudah dipanggil dan umat semua sepakat damai,
silakan, saya rela, asalkan mereka harus bertobat, takut akan
Allah.
T: Kalau malam bikin apa?
J: Saya kalau malam berdoa, makan, duduk, (kalau) belum
mengantuk, berdoa lagi. Satu malam itu bisa sampai empat kali.
T: Itu doa apa?
J: Baca firman. Kalau sudah capek saya baca firman. Saya
berdoa, sudah pakai firman, doa biasa, Bapak Kami, Salam
Maria. Saya buka buku, baru saya berdoa
T: Doa untuk apa?
J: Doa untuk semua orang supaya jangan mereka berbuat
kejahatan lagi. Supaya (sadar) semua kejahatan itu hanya
merugikan kita sendiri. Dan saya juga minta kepada Tuhan
supaya gerakkan hati mereka, supaya takut akan Tuhan.
T: Doa untuk diri sendiri?
J: Untuk diri sendiri juga berdoa supaya kalau memang
dipanggil Tuhan, terima saya. Jika Dia masih berikan
kehidupan, saya mohon Tuhan bimbing saya supaya betul-betul
bekerja sesuai dengan kehendaknya.
T: Juga doakan keluarga?
J: Keluarga juga saya doakan. Supaya Tuhan juga menuntun
mereka supaya sungguh-sungguh mengikuti Tuhan dan takut
akan Tuhan.
T: Sekarang apa yang Om Tibo rasa dengan keluarga?
J: Kalau saya rasa dengan keluarga sekarang ya saya rasa
sayang dengan keluarga Tapi apa boleh buat, apa boleh buat,
karena mungkin saatnya Tuhan panggil. Tapi kalau belum
saatnya, mungkin kita akan kembali dengan keluarga
sama-sama. Itu keyakinan saya.
T: Ada pesan-pesan lain?
J: Terakhir saya pesan seluruh umat Katolik di mana pun
berada supaya mereka sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan
sungguh-sungguh berdoa. Itu yang saya minta.
T: Om Tibo rasa memang akan terjadi eksekusi?
J: Saya memang merasa, kalau menurut diri saya, saya tidak
ada merasa takut, merasa ini, tidak ada.
T: Ada tanda-tanda nggak?
J: Tidak ada juga tanda-tanda. Kalau ada tanda-tanda...
tapi tidak ada. Biasa-biasa saja. Jadi, saya rasa hanya itu
yang bisa saya sampaikan.
Jadi, kalau Pak Damanik, saya mohon supaya jangan
memutar-balikkan fakta bersama Tungkanan.
Karena semuanya itu peranannya Damanik dengan Tungkanan.
T: Siapa?
J: Damanik dengan Pak Tungkanan dengan Limpadeli. Tiga itu yang
peranan di sana itu. Sesuai apa yang mereka rencanakan itu kan,
hanya Damanik, dia bersembunyi. Dia tidak nampak di lapangan.
Hanya Paulus Tungkanan dengan Limpadeli yang nampak di
lapangan. Dia hanya sembunyi di dalam, tapi semua dia yang atur.
Siapa lagi?
Tapi seperti kemarin saya sudah bilang, rapatnya itu lima
kali. Empat kali dengan saya, empat kali kemarin, di Tentena,
baru di Lembua.
T: Om Tibo nggak mau pakai peti dan sebagainya yang disediakan.
Bagaimana itu?
J: Ya, peti yang mereka sediakan memang kita tidak
mau. Kita maunya harus itu dari keluarga orang Katolik yang
siapkan itu. Biar hanya papan yang busuk-busuk itu saja,
supaya bisa bawa saya pulang ke kampung. Jadi, saya tidak
perlu mahal-mahal ongkos dari pemerintah ini itu. Saya tidak
perlu itu karena barang itu tidak halal. Uang yang mereka
pakai itu tidak halal. Kita tidak mau menerima itu. Jadi,
walaupun kita ini susah, yang penting ini dari umat Katolik
yang menyediakan itu untuk kami bertiga. Itu permintaan saya,
kalau seandainya kami sudah dipanggil Bapak. Tapi kalau belum,
ya terima kasih. Dipanggil juga terima kasih. Jadi, saya rasa
hanya itu. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh
umat. Amin
*FABIANUS TIBO: PENDETA DAMANIK TERLIBAT KONFLIK POSO*
Menjelang pelaksanaan eksekusi para terpidana mati kasus
kerusuhan Poso, VHR berusaha keras untuk wawancarai
Fabianus Tibo, salah seorang yang dirasa mengetahui
banyak duduk perkara "sebenarnya" kerusuhan berdarah
tersebut.
Kesaksian, kesan, ataupun pesan Fabianus Tibo terasa
penting mengingat dia dipandang oleh banyak kalangan
sebagai salah satu kunci yang dapat membuka
misteri kerusuhan Poso yang berdampak begitu hebat:
ribuan nyawa manusia melayang dan ribuan rumah
terpanggang.
Beruntung, salah seorang sumber VHR di Palu bisa
mewawancarai Fabianus Tibo di dalam sel isolasi, Kamis
sore 21 September 2006, menjelang kematian menjemputnya,
Jumat dini hari.
Dalam wawancara terakhir ini, Tibo menyampaikan informasi
yang telah lama disimpannya soal konflik Poso. Menurut dia,
ada keterlibatan Ketua Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi
Tengah Pendeta Rinaldy Damanik dalam konflik berkepanjangan
tersebut.
Berikut petikannya:
Tanya: Apa yang Om Tibo rasakan sekarang?
Jawab: Kalau sekarang ini saya merasakan, pemikiran saya tenang.
Hanya satu hal yang saya rasakan, mengapa pemerintah tidak mau
menangkap pelaku-pelaku itu. Itu yang saya rasakan. Saat mau
tidur saya selalu teringat: mengapa pemerintah Indonesia ini
tidak mau menangkap pelaku-pelaku itu?
T: Om Tibo benar pernah membunuh?
J: Saya tidak pernah membunuh. Kalau tangan saya membunuh,
Tuhan hukum saya. Sedangkan saya punya tangan ini hanya
(untuk) menolong orang. Itu benar Tuhan lihat.
T: Apa yang diharapkan sesudah ini?
J: Saya sesudah ini, kalau memang Tuhan sudah panggil saya,
saya bersuka cita. Tapi kalau seandainya Tuhan belum panggil,
saya mengharapkan supaya bisa kembali bersama-sama dengan
keluarga saya dan saya berjuang demi umat supaya kita semua
damai sejahtera.
T: Umat di sini itu apa hanya umat Katolik?
J: Seluruh umat, agama apa pun, saya akan bersama-sama kerja
yang baik dengan mereka supaya negara kita ini bisa aman dan
damai.
T: Om Tibo ingin menyapa saudara-saudara muslim?
J: Saya ingin supaya bicara dengan mereka, tapi apa daya
karena terbatas. Saya pesan kepada mereka, jika saya sudah
diambil Tuhan, semoga dari umat Islam supaya mereka rukun
damai kepada umat Katolik, Kristen, dan Hindu, supaya negara
kita ini damai sejahtera. Itu pesan saya. Supaya bersatu.
Semua manusia ciptaan Tuhan di bawah kolong langit ini.
Tuhan minta supaya bersatu. Tapi kalau mereka tidak mau
bersatu, itu bukan salah saya.
T: Apakah merasa ditindas?
J: Saya selama ini tidak merasa tertindas. Tetapi yang saya
rasa, kenapa mereka yang berbuat tidak ditangkap. Kami yang
hanya menolong harus dihukum mati. Bukan ditindas lagi, tapi
dihukum mati.
T: Om Tibo ingin bicara dengan Bapak Presiden?
J: Saya sebenarnya ingin bicara kepada Presiden. Jadi, saya
hanya sampaikan kepada Bapak Presiden, kalau ini toh Bapak
Presiden telah memutuskan harus kami ditembak mati, saya
mohon kepada Bapak Presiden, kami ucapkan terima kasih kepada
dia, dan semoga Tuhan memberkati dia, apa yang sudah dia
perbuat mudah-mudahan Tuhan memberkati. Tetapi kalau dia
melaksanakan eksekusi kami yang tidak benar, maka Tuhan akan
tegur dia.
T: Bagaimana dengan orang-orang yang menyusun rencana
pembunuhan itu?
J: Dengan orang-orang yang menyusun pembunuhan ini saya minta
kepada pengacara, khusus umat Katolik, harus tindak tegas,
supaya persoalan Poso itu, supaya tahu persis, karena Bapak
Presiden tidak mau urus itu.
T: Tidak kasihan pada mereka?
J: Saya kasihan pada mereka, tapi supaya mereka juga bertobat.
Kalau ini tidak, berarti mereka tidak bertobat. Tetapi kalau
memamg kami sudah dipanggil dan umat semua sepakat damai,
silakan, saya rela, asalkan mereka harus bertobat, takut akan
Allah.
T: Kalau malam bikin apa?
J: Saya kalau malam berdoa, makan, duduk, (kalau) belum
mengantuk, berdoa lagi. Satu malam itu bisa sampai empat kali.
T: Itu doa apa?
J: Baca firman. Kalau sudah capek saya baca firman. Saya
berdoa, sudah pakai firman, doa biasa, Bapak Kami, Salam
Maria. Saya buka buku, baru saya berdoa
T: Doa untuk apa?
J: Doa untuk semua orang supaya jangan mereka berbuat
kejahatan lagi. Supaya (sadar) semua kejahatan itu hanya
merugikan kita sendiri. Dan saya juga minta kepada Tuhan
supaya gerakkan hati mereka, supaya takut akan Tuhan.
T: Doa untuk diri sendiri?
J: Untuk diri sendiri juga berdoa supaya kalau memang
dipanggil Tuhan, terima saya. Jika Dia masih berikan
kehidupan, saya mohon Tuhan bimbing saya supaya betul-betul
bekerja sesuai dengan kehendaknya.
T: Juga doakan keluarga?
J: Keluarga juga saya doakan. Supaya Tuhan juga menuntun
mereka supaya sungguh-sungguh mengikuti Tuhan dan takut
akan Tuhan.
T: Sekarang apa yang Om Tibo rasa dengan keluarga?
J: Kalau saya rasa dengan keluarga sekarang ya saya rasa
sayang dengan keluarga Tapi apa boleh buat, apa boleh buat,
karena mungkin saatnya Tuhan panggil. Tapi kalau belum
saatnya, mungkin kita akan kembali dengan keluarga
sama-sama. Itu keyakinan saya.
T: Ada pesan-pesan lain?
J: Terakhir saya pesan seluruh umat Katolik di mana pun
berada supaya mereka sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan
sungguh-sungguh berdoa. Itu yang saya minta.
T: Om Tibo rasa memang akan terjadi eksekusi?
J: Saya memang merasa, kalau menurut diri saya, saya tidak
ada merasa takut, merasa ini, tidak ada.
T: Ada tanda-tanda nggak?
J: Tidak ada juga tanda-tanda. Kalau ada tanda-tanda...
tapi tidak ada. Biasa-biasa saja. Jadi, saya rasa hanya itu
yang bisa saya sampaikan.
Jadi, kalau Pak Damanik, saya mohon supaya jangan
memutar-balikkan fakta bersama Tungkanan.
Karena semuanya itu peranannya Damanik dengan Tungkanan.
T: Siapa?
J: Damanik dengan Pak Tungkanan dengan Limpadeli. Tiga itu yang
peranan di sana itu. Sesuai apa yang mereka rencanakan itu kan,
hanya Damanik, dia bersembunyi. Dia tidak nampak di lapangan.
Hanya Paulus Tungkanan dengan Limpadeli yang nampak di
lapangan. Dia hanya sembunyi di dalam, tapi semua dia yang atur.
Siapa lagi?
Tapi seperti kemarin saya sudah bilang, rapatnya itu lima
kali. Empat kali dengan saya, empat kali kemarin, di Tentena,
baru di Lembua.
T: Om Tibo nggak mau pakai peti dan sebagainya yang disediakan.
Bagaimana itu?
J: Ya, peti yang mereka sediakan memang kita tidak
mau. Kita maunya harus itu dari keluarga orang Katolik yang
siapkan itu. Biar hanya papan yang busuk-busuk itu saja,
supaya bisa bawa saya pulang ke kampung. Jadi, saya tidak
perlu mahal-mahal ongkos dari pemerintah ini itu. Saya tidak
perlu itu karena barang itu tidak halal. Uang yang mereka
pakai itu tidak halal. Kita tidak mau menerima itu. Jadi,
walaupun kita ini susah, yang penting ini dari umat Katolik
yang menyediakan itu untuk kami bertiga. Itu permintaan saya,
kalau seandainya kami sudah dipanggil Bapak. Tapi kalau belum,
ya terima kasih. Dipanggil juga terima kasih. Jadi, saya rasa
hanya itu. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh
umat. Amin
paulus- MUSLIM
-
Number of posts : 2496
Age : 43
Location : sekitar israel
Reputation : 35
Points : 8122
Registration date : 2010-01-12
Similar topics
» kristen poso serang pesantren
» laskar kampret, pembantai muslim di poso
» PEMUDA PANCASIAL DALANG DIBALIK KERUSUHAN AMBON
» laskar kampret, pembantai muslim di poso
» PEMUDA PANCASIAL DALANG DIBALIK KERUSUHAN AMBON
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN