Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 43 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 43 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
'TRINITAS’ Dalam Pandangan Akal Dan Qur’an
5 posters
Page 1 of 1
'TRINITAS’ Dalam Pandangan Akal Dan Qur’an
Ini Untuk Meluruskan Beberapa Selisih paham tentang Trinitas.
Semoga Tamat (Ngerti).
Adalah kata ‘pengikut Al-Masih’ dalam kitab-kitab teologi menggambarkan tentang keyakinan Trinitas (Tuhan Bapa, Rahul Kudus, dan Yesus Kristus) dan permasalahan- permasalahan yang mendasar yang bersumber pada akidah mereka. Tidak adanya dalil dari para pengikut Masih atas keyakinan mereka, sementara mereka mengklaim diri mereka telah menyakini monoteisme, dengan pengertian satu dalam kemajemukan. Apakah kesatuan dalam pengertian ini, berhak ada pada zat Tuhan. Sementara independen (kemandirian) terlepas pada zat-Nya dan tidak bertentangan dengan argumentasi akal?
Konsep trinitas bersumber pada ajaran kitab Injil yang diragukan keasliannya, disebabkan bukanlah kitab ‘Samawi’ (bersumber pada wahyu Allah Swt), namun kitab injil tersebut ditulis dan disusun setelah Al-Masih diangkat oleh Allah atau setelah penyalibannya menurut perkiraan orang-orang nasrani. Dan masuknya konsep Trinitas pada agama Nasrani setelah kepergian Al-Masih dan para pengikutnya.
Seorang Yahudi yang bernama Paulus yang mengajarkan ajaran nasrani tersebut, dengan klaim bahwa Al-Masih telah menyatu dalam dirinya, dan ia berkewajiban menjalankan dakwah kepada seluruh masyarakat. Dia juga menyatakan bahwa Isa sebagai tebusan dosa manusia setelah penyalibannya. Adapun syariat, bukanlah suatu kewajiban bagi orang-orang selain Yahudi. Mr. Louis, seorang cendikiawan nasrani menyatakan: “Penjasadan adalah kata dari rahasia-rahasia Tuhan, yang akal tidak mampu untuk menalarnya. Namun tidaklah bertentangan dengan argumentasi akal.”[1]
Dan didalam Al-Qur’an Al-Karim telah menerangkan tentang akidah yang diselewengkan tersebut, Allah Swt berfiman: “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih itu putera Allah”. Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?[2]
Sanggahan
Ada beberapa sanggahan disini, terhadap keyakinan trinitas:
1. Adanya kontradiksi yang jelas, ketika mereka menyakini bahwa setiap satu dari trinitas mempunyai ciri khas tersendiri dari yang lain. Padahal mereka menyakini kemajemukannya adalah suatu yang hakiki. Bagaimanakah sebuah kontradiksi ini dapat diterima akal, atau bersumber dari kebenaran wahyu?
2. Apa maksud pengertian trinitas berasal dari pengertian Tuhan Yang Satu atau Satu dalam kamajemukan? Hal ini tidaklah sesuai dengan dua pengertian berikut ini:
a. Hendaklah masing-masing dari Trinitas tadi adalah wujud yang independen, yang satu sama lain mempunyai kriteria-kriteria tersendiri , dan yang membedakan dengan yang lain.
b. Hendaklah keberadaan trinitas terwakili dengan ke-Esaannya, yang menjadikan Tuhan dengan kemajemukannya. Yang sebenarnya adalah zat Allah adalah Tunggal (basit).
3. Menghasilkan bentuk manfaat dalam sebuah penyatuan atau kerjasama antara komponen- komponennya. Keniscayaan Tuhan terhadap apapun bentuk manfaat dan kerjasama.
Sanggahan-sanggahan diatas, adalah bentuk agumentasi yang mendasar, melalui penilaian dalil akal sebagai sumber hukum Islam. Dan sekiranya terjadi sebuah pengaturan alam dengan ketuhanan trinitas dan politeisme, tentunya terjadi multisistem pengaturan disini. Bila masing-masing sistem pengaturan oleh Tuhan-Tuhan tadi berbeda satu sama lain, maka akan menyebabkan kehancuran alam ini. Dalam AlQur’an, Allah Swt befirman:´”Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”[3]
Batasan-batasan Ke-Tauhidan Islam
Menyakini Ke-Esaan Allah Swt melalui tahapan:
1. Tauhid dalam zat, terbagi dalam dua bagian:
a. Zat Allah Swt Tunggal (basit); yang tidak memiliki bagian atau komponen (Ahadiyah Al-Zat). Baik komponen dalam bentuk luar maupun komponen yang terindera dalam otak. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”(QS Al-Ikhlash ayat 1)
b. Allah Swt yang Satu, yang tidak memiliki keserupaan (Wahidiyyah). Di dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”(QS Al-Ikhlash ayat 4).
Tauhid dalam peristilahan filsafat Adalah Tauhid dalam Wujud yang Mesti, tidak ada satu wujudpun yang maujud oleh dirinya sendiri, kecuali Allah Swt.. Wujud yang demikian hanyalah Allah Swt, Yang Maha Tinggi, yang keberadaannya secara substantif merupakan keharusan, dan yang dari-Nya wujud-wujud yang lain maujud.
2. Tauhid dalam Sifat. Penyatuan antara zat dan sifat. Sifat-sifat yang kita nisbatkan kepada Allah Swt, tak lain adalah Zat-Nya sendiri. Sifat-sifat ini bukanlah hal lain dari Diri-Nya dan ditambahkan kepada-Nya.
3. Tauhid dalam penciptaan. Artinya, tidak ada pencipta kecuali Allah Swt.
4. Tauhid dalam manajemen (Rububiyah), yang mengelola alam semesta yang tidak membutuhkan siapapun selain-Nya.
5. Tauhid dalam penyembahan. Artinya, tak satu pun kecuali Allah Swt, yang patut disembah.
Kesimpulan
Kerancuan konsep Trinitas dengan penjelasan yang cukup jelas melalui dalil akal dan qur’an, terutama pada Ahadiyat dan Wahdaniyat Allah Swt. Ini membuktikan klaim mereka terhadap monoteisme dapatlah dibatalkan. Sementara itu Islam dengan kemurnian ajaran yang dibawa Rasul Saaw dan AhlulBaitnya as telah membuktikan ke-Tauhidan yang hakiki.
Semoga Tamat (Ngerti).
Adalah kata ‘pengikut Al-Masih’ dalam kitab-kitab teologi menggambarkan tentang keyakinan Trinitas (Tuhan Bapa, Rahul Kudus, dan Yesus Kristus) dan permasalahan- permasalahan yang mendasar yang bersumber pada akidah mereka. Tidak adanya dalil dari para pengikut Masih atas keyakinan mereka, sementara mereka mengklaim diri mereka telah menyakini monoteisme, dengan pengertian satu dalam kemajemukan. Apakah kesatuan dalam pengertian ini, berhak ada pada zat Tuhan. Sementara independen (kemandirian) terlepas pada zat-Nya dan tidak bertentangan dengan argumentasi akal?
Konsep trinitas bersumber pada ajaran kitab Injil yang diragukan keasliannya, disebabkan bukanlah kitab ‘Samawi’ (bersumber pada wahyu Allah Swt), namun kitab injil tersebut ditulis dan disusun setelah Al-Masih diangkat oleh Allah atau setelah penyalibannya menurut perkiraan orang-orang nasrani. Dan masuknya konsep Trinitas pada agama Nasrani setelah kepergian Al-Masih dan para pengikutnya.
Seorang Yahudi yang bernama Paulus yang mengajarkan ajaran nasrani tersebut, dengan klaim bahwa Al-Masih telah menyatu dalam dirinya, dan ia berkewajiban menjalankan dakwah kepada seluruh masyarakat. Dia juga menyatakan bahwa Isa sebagai tebusan dosa manusia setelah penyalibannya. Adapun syariat, bukanlah suatu kewajiban bagi orang-orang selain Yahudi. Mr. Louis, seorang cendikiawan nasrani menyatakan: “Penjasadan adalah kata dari rahasia-rahasia Tuhan, yang akal tidak mampu untuk menalarnya. Namun tidaklah bertentangan dengan argumentasi akal.”[1]
Dan didalam Al-Qur’an Al-Karim telah menerangkan tentang akidah yang diselewengkan tersebut, Allah Swt berfiman: “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih itu putera Allah”. Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?[2]
Sanggahan
Ada beberapa sanggahan disini, terhadap keyakinan trinitas:
1. Adanya kontradiksi yang jelas, ketika mereka menyakini bahwa setiap satu dari trinitas mempunyai ciri khas tersendiri dari yang lain. Padahal mereka menyakini kemajemukannya adalah suatu yang hakiki. Bagaimanakah sebuah kontradiksi ini dapat diterima akal, atau bersumber dari kebenaran wahyu?
2. Apa maksud pengertian trinitas berasal dari pengertian Tuhan Yang Satu atau Satu dalam kamajemukan? Hal ini tidaklah sesuai dengan dua pengertian berikut ini:
a. Hendaklah masing-masing dari Trinitas tadi adalah wujud yang independen, yang satu sama lain mempunyai kriteria-kriteria tersendiri , dan yang membedakan dengan yang lain.
b. Hendaklah keberadaan trinitas terwakili dengan ke-Esaannya, yang menjadikan Tuhan dengan kemajemukannya. Yang sebenarnya adalah zat Allah adalah Tunggal (basit).
3. Menghasilkan bentuk manfaat dalam sebuah penyatuan atau kerjasama antara komponen- komponennya. Keniscayaan Tuhan terhadap apapun bentuk manfaat dan kerjasama.
Sanggahan-sanggahan diatas, adalah bentuk agumentasi yang mendasar, melalui penilaian dalil akal sebagai sumber hukum Islam. Dan sekiranya terjadi sebuah pengaturan alam dengan ketuhanan trinitas dan politeisme, tentunya terjadi multisistem pengaturan disini. Bila masing-masing sistem pengaturan oleh Tuhan-Tuhan tadi berbeda satu sama lain, maka akan menyebabkan kehancuran alam ini. Dalam AlQur’an, Allah Swt befirman:´”Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”[3]
Batasan-batasan Ke-Tauhidan Islam
Menyakini Ke-Esaan Allah Swt melalui tahapan:
1. Tauhid dalam zat, terbagi dalam dua bagian:
a. Zat Allah Swt Tunggal (basit); yang tidak memiliki bagian atau komponen (Ahadiyah Al-Zat). Baik komponen dalam bentuk luar maupun komponen yang terindera dalam otak. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”(QS Al-Ikhlash ayat 1)
b. Allah Swt yang Satu, yang tidak memiliki keserupaan (Wahidiyyah). Di dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”(QS Al-Ikhlash ayat 4).
Tauhid dalam peristilahan filsafat Adalah Tauhid dalam Wujud yang Mesti, tidak ada satu wujudpun yang maujud oleh dirinya sendiri, kecuali Allah Swt.. Wujud yang demikian hanyalah Allah Swt, Yang Maha Tinggi, yang keberadaannya secara substantif merupakan keharusan, dan yang dari-Nya wujud-wujud yang lain maujud.
2. Tauhid dalam Sifat. Penyatuan antara zat dan sifat. Sifat-sifat yang kita nisbatkan kepada Allah Swt, tak lain adalah Zat-Nya sendiri. Sifat-sifat ini bukanlah hal lain dari Diri-Nya dan ditambahkan kepada-Nya.
3. Tauhid dalam penciptaan. Artinya, tidak ada pencipta kecuali Allah Swt.
4. Tauhid dalam manajemen (Rububiyah), yang mengelola alam semesta yang tidak membutuhkan siapapun selain-Nya.
5. Tauhid dalam penyembahan. Artinya, tak satu pun kecuali Allah Swt, yang patut disembah.
Kesimpulan
Kerancuan konsep Trinitas dengan penjelasan yang cukup jelas melalui dalil akal dan qur’an, terutama pada Ahadiyat dan Wahdaniyat Allah Swt. Ini membuktikan klaim mereka terhadap monoteisme dapatlah dibatalkan. Sementara itu Islam dengan kemurnian ajaran yang dibawa Rasul Saaw dan AhlulBaitnya as telah membuktikan ke-Tauhidan yang hakiki.
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6766
Registration date : 2011-02-13
Re: 'TRINITAS’ Dalam Pandangan Akal Dan Qur’an
Mana nih.... "Professor Hujat" si Jel
Naikkan level dunk.... dari murid sekolah minggu jadi pastur gitu kek.....
Yg mutu kalo berdikusi.... ini udah dibuka oleh Bro Bejat ........
Naikkan level dunk.... dari murid sekolah minggu jadi pastur gitu kek.....
Yg mutu kalo berdikusi.... ini udah dibuka oleh Bro Bejat ........
lihd- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 2075
Location : Bait Allah
Job/hobbies : Merevisi Injil
Humor : Tolong carikan ahli sains yg TOP utk menjumlahkan 1+1+1= ...??
Reputation : -76
Points : 6903
Registration date : 2011-03-09
Re: 'TRINITAS’ Dalam Pandangan Akal Dan Qur’an
Jangan Hina Tuhan Mereka! Ya, itulah salah satu pesan yang terkandung dalam firman Allah Q.S. Al-An’am [6]: 108Bejat wrote:Ini Untuk Meluruskan Beberapa Selisih paham tentang Trinitas.
Semoga Tamat (Ngerti).
Adalah kata ‘pengikut Al-Masih’ dalam kitab-kitab teologi menggambarkan tentang keyakinan Trinitas (Tuhan Bapa, Rahul Kudus, dan Yesus Kristus) dan permasalahan- permasalahan yang mendasar yang bersumber pada akidah mereka. Tidak adanya dalil dari para pengikut Masih atas keyakinan mereka, sementara mereka mengklaim diri mereka telah menyakini monoteisme, dengan pengertian satu dalam kemajemukan. Apakah kesatuan dalam pengertian ini, berhak ada pada zat Tuhan. Sementara independen (kemandirian) terlepas pada zat-Nya dan tidak bertentangan dengan argumentasi akal?
Konsep trinitas bersumber pada ajaran kitab Injil yang diragukan keasliannya, disebabkan bukanlah kitab ‘Samawi’ (bersumber pada wahyu Allah Swt), namun kitab injil tersebut ditulis dan disusun setelah Al-Masih diangkat oleh Allah atau setelah penyalibannya menurut perkiraan orang-orang nasrani. Dan masuknya konsep Trinitas pada agama Nasrani setelah kepergian Al-Masih dan para pengikutnya.
Seorang Yahudi yang bernama Paulus yang mengajarkan ajaran nasrani tersebut, dengan klaim bahwa Al-Masih telah menyatu dalam dirinya, dan ia berkewajiban menjalankan dakwah kepada seluruh masyarakat. Dia juga menyatakan bahwa Isa sebagai tebusan dosa manusia setelah penyalibannya. Adapun syariat, bukanlah suatu kewajiban bagi orang-orang selain Yahudi. Mr. Louis, seorang cendikiawan nasrani menyatakan: “Penjasadan adalah kata dari rahasia-rahasia Tuhan, yang akal tidak mampu untuk menalarnya. Namun tidaklah bertentangan dengan argumentasi akal.”[1]
Dan didalam Al-Qur’an Al-Karim telah menerangkan tentang akidah yang diselewengkan tersebut, Allah Swt berfiman: “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih itu putera Allah”. Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?[2]
Sanggahan
Ada beberapa sanggahan disini, terhadap keyakinan trinitas:
1. Adanya kontradiksi yang jelas, ketika mereka menyakini bahwa setiap satu dari trinitas mempunyai ciri khas tersendiri dari yang lain. Padahal mereka menyakini kemajemukannya adalah suatu yang hakiki. Bagaimanakah sebuah kontradiksi ini dapat diterima akal, atau bersumber dari kebenaran wahyu?
2. Apa maksud pengertian trinitas berasal dari pengertian Tuhan Yang Satu atau Satu dalam kamajemukan? Hal ini tidaklah sesuai dengan dua pengertian berikut ini:
a. Hendaklah masing-masing dari Trinitas tadi adalah wujud yang independen, yang satu sama lain mempunyai kriteria-kriteria tersendiri , dan yang membedakan dengan yang lain.
b. Hendaklah keberadaan trinitas terwakili dengan ke-Esaannya, yang menjadikan Tuhan dengan kemajemukannya. Yang sebenarnya adalah zat Allah adalah Tunggal (basit).
3. Menghasilkan bentuk manfaat dalam sebuah penyatuan atau kerjasama antara komponen- komponennya. Keniscayaan Tuhan terhadap apapun bentuk manfaat dan kerjasama.
Sanggahan-sanggahan diatas, adalah bentuk agumentasi yang mendasar, melalui penilaian dalil akal sebagai sumber hukum Islam. Dan sekiranya terjadi sebuah pengaturan alam dengan ketuhanan trinitas dan politeisme, tentunya terjadi multisistem pengaturan disini. Bila masing-masing sistem pengaturan oleh Tuhan-Tuhan tadi berbeda satu sama lain, maka akan menyebabkan kehancuran alam ini. Dalam AlQur’an, Allah Swt befirman:´”Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”[3]
Batasan-batasan Ke-Tauhidan Islam
Menyakini Ke-Esaan Allah Swt melalui tahapan:
1. Tauhid dalam zat, terbagi dalam dua bagian:
a. Zat Allah Swt Tunggal (basit); yang tidak memiliki bagian atau komponen (Ahadiyah Al-Zat). Baik komponen dalam bentuk luar maupun komponen yang terindera dalam otak. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”(QS Al-Ikhlash ayat 1)
b. Allah Swt yang Satu, yang tidak memiliki keserupaan (Wahidiyyah). Di dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”(QS Al-Ikhlash ayat 4).
Tauhid dalam peristilahan filsafat Adalah Tauhid dalam Wujud yang Mesti, tidak ada satu wujudpun yang maujud oleh dirinya sendiri, kecuali Allah Swt.. Wujud yang demikian hanyalah Allah Swt, Yang Maha Tinggi, yang keberadaannya secara substantif merupakan keharusan, dan yang dari-Nya wujud-wujud yang lain maujud.
2. Tauhid dalam Sifat. Penyatuan antara zat dan sifat. Sifat-sifat yang kita nisbatkan kepada Allah Swt, tak lain adalah Zat-Nya sendiri. Sifat-sifat ini bukanlah hal lain dari Diri-Nya dan ditambahkan kepada-Nya.
3. Tauhid dalam penciptaan. Artinya, tidak ada pencipta kecuali Allah Swt.
4. Tauhid dalam manajemen (Rububiyah), yang mengelola alam semesta yang tidak membutuhkan siapapun selain-Nya.
5. Tauhid dalam penyembahan. Artinya, tak satu pun kecuali Allah Swt, yang patut disembah.
Kesimpulan
Kerancuan konsep Trinitas dengan penjelasan yang cukup jelas melalui dalil akal dan qur’an, terutama pada Ahadiyat dan Wahdaniyat Allah Swt. Ini membuktikan klaim mereka terhadap monoteisme dapatlah dibatalkan. Sementara itu Islam dengan kemurnian ajaran yang dibawa Rasul Saaw dan AhlulBaitnya as telah membuktikan ke-Tauhidan yang hakiki.
DAN ALLOH SWT PERCAYA 100% ADA TUHAN SELAIN DIRINYA......QS 53:23. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.
Re: 'TRINITAS’ Dalam Pandangan Akal Dan Qur’an
lihd wrote:Mana nih.... "Professor Hujat" si Jel
Naikkan level dunk.... dari murid sekolah minggu jadi pastur gitu kek.....
Yg mutu kalo berdikusi.... ini udah dibuka oleh Bro Bejat ........
PASTUR ENGGAKJELAS LAGI MENHIBA REPUTASI DARI MUSLIMERS DISINI
bajajlh- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 172
Reputation : 0
Points : 4910
Registration date : 2011-06-11
Kura Kura Ninja- RED MEMBERS
-
Number of posts : 39
Reputation : 0
Points : 4900
Registration date : 2011-01-27
Re: 'TRINITAS’ Dalam Pandangan Akal Dan Qur’an
kuku bima wrote:Jangan Hina Tuhan Mereka! Ya, itulah salah satu pesan yang terkandung dalam firman Allah Q.S. Al-An’am [6]: 108Bejat wrote:Ini Untuk Meluruskan Beberapa Selisih paham tentang Trinitas.
Semoga Tamat (Ngerti).
Adalah kata ‘pengikut Al-Masih’ dalam kitab-kitab teologi menggambarkan tentang keyakinan Trinitas (Tuhan Bapa, Rahul Kudus, dan Yesus Kristus) dan permasalahan- permasalahan yang mendasar yang bersumber pada akidah mereka. Tidak adanya dalil dari para pengikut Masih atas keyakinan mereka, sementara mereka mengklaim diri mereka telah menyakini monoteisme, dengan pengertian satu dalam kemajemukan. Apakah kesatuan dalam pengertian ini, berhak ada pada zat Tuhan. Sementara independen (kemandirian) terlepas pada zat-Nya dan tidak bertentangan dengan argumentasi akal?
Konsep trinitas bersumber pada ajaran kitab Injil yang diragukan keasliannya, disebabkan bukanlah kitab ‘Samawi’ (bersumber pada wahyu Allah Swt), namun kitab injil tersebut ditulis dan disusun setelah Al-Masih diangkat oleh Allah atau setelah penyalibannya menurut perkiraan orang-orang nasrani. Dan masuknya konsep Trinitas pada agama Nasrani setelah kepergian Al-Masih dan para pengikutnya.
Seorang Yahudi yang bernama Paulus yang mengajarkan ajaran nasrani tersebut, dengan klaim bahwa Al-Masih telah menyatu dalam dirinya, dan ia berkewajiban menjalankan dakwah kepada seluruh masyarakat. Dia juga menyatakan bahwa Isa sebagai tebusan dosa manusia setelah penyalibannya. Adapun syariat, bukanlah suatu kewajiban bagi orang-orang selain Yahudi. Mr. Louis, seorang cendikiawan nasrani menyatakan: “Penjasadan adalah kata dari rahasia-rahasia Tuhan, yang akal tidak mampu untuk menalarnya. Namun tidaklah bertentangan dengan argumentasi akal.”[1]
Dan didalam Al-Qur’an Al-Karim telah menerangkan tentang akidah yang diselewengkan tersebut, Allah Swt berfiman: “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih itu putera Allah”. Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?[2]
Sanggahan
Ada beberapa sanggahan disini, terhadap keyakinan trinitas:
1. Adanya kontradiksi yang jelas, ketika mereka menyakini bahwa setiap satu dari trinitas mempunyai ciri khas tersendiri dari yang lain. Padahal mereka menyakini kemajemukannya adalah suatu yang hakiki. Bagaimanakah sebuah kontradiksi ini dapat diterima akal, atau bersumber dari kebenaran wahyu?
2. Apa maksud pengertian trinitas berasal dari pengertian Tuhan Yang Satu atau Satu dalam kamajemukan? Hal ini tidaklah sesuai dengan dua pengertian berikut ini:
a. Hendaklah masing-masing dari Trinitas tadi adalah wujud yang independen, yang satu sama lain mempunyai kriteria-kriteria tersendiri , dan yang membedakan dengan yang lain.
b. Hendaklah keberadaan trinitas terwakili dengan ke-Esaannya, yang menjadikan Tuhan dengan kemajemukannya. Yang sebenarnya adalah zat Allah adalah Tunggal (basit).
3. Menghasilkan bentuk manfaat dalam sebuah penyatuan atau kerjasama antara komponen- komponennya. Keniscayaan Tuhan terhadap apapun bentuk manfaat dan kerjasama.
Sanggahan-sanggahan diatas, adalah bentuk agumentasi yang mendasar, melalui penilaian dalil akal sebagai sumber hukum Islam. Dan sekiranya terjadi sebuah pengaturan alam dengan ketuhanan trinitas dan politeisme, tentunya terjadi multisistem pengaturan disini. Bila masing-masing sistem pengaturan oleh Tuhan-Tuhan tadi berbeda satu sama lain, maka akan menyebabkan kehancuran alam ini. Dalam AlQur’an, Allah Swt befirman:´”Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”[3]
Batasan-batasan Ke-Tauhidan Islam
Menyakini Ke-Esaan Allah Swt melalui tahapan:
1. Tauhid dalam zat, terbagi dalam dua bagian:
a. Zat Allah Swt Tunggal (basit); yang tidak memiliki bagian atau komponen (Ahadiyah Al-Zat). Baik komponen dalam bentuk luar maupun komponen yang terindera dalam otak. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”(QS Al-Ikhlash ayat 1)
b. Allah Swt yang Satu, yang tidak memiliki keserupaan (Wahidiyyah). Di dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”(QS Al-Ikhlash ayat 4).
Tauhid dalam peristilahan filsafat Adalah Tauhid dalam Wujud yang Mesti, tidak ada satu wujudpun yang maujud oleh dirinya sendiri, kecuali Allah Swt.. Wujud yang demikian hanyalah Allah Swt, Yang Maha Tinggi, yang keberadaannya secara substantif merupakan keharusan, dan yang dari-Nya wujud-wujud yang lain maujud.
2. Tauhid dalam Sifat. Penyatuan antara zat dan sifat. Sifat-sifat yang kita nisbatkan kepada Allah Swt, tak lain adalah Zat-Nya sendiri. Sifat-sifat ini bukanlah hal lain dari Diri-Nya dan ditambahkan kepada-Nya.
3. Tauhid dalam penciptaan. Artinya, tidak ada pencipta kecuali Allah Swt.
4. Tauhid dalam manajemen (Rububiyah), yang mengelola alam semesta yang tidak membutuhkan siapapun selain-Nya.
5. Tauhid dalam penyembahan. Artinya, tak satu pun kecuali Allah Swt, yang patut disembah.
Kesimpulan
Kerancuan konsep Trinitas dengan penjelasan yang cukup jelas melalui dalil akal dan qur’an, terutama pada Ahadiyat dan Wahdaniyat Allah Swt. Ini membuktikan klaim mereka terhadap monoteisme dapatlah dibatalkan. Sementara itu Islam dengan kemurnian ajaran yang dibawa Rasul Saaw dan AhlulBaitnya as telah membuktikan ke-Tauhidan yang hakiki.
DAN ALLOH SWT PERCAYA 100% ADA TUHAN SELAIN DIRINYA......QS 53:23. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.
eh.
datang nih murid sekolah minggunya pastur jel.
udah selesai yah belajarnya??
Bejat- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1424
Location : Kabupaten Landak
Job/hobbies : Comicers
Humor : Yesus, Paulus, Amonius, Albertus, semua pake ujung -Us, sama kayak Anus.
Reputation : -5
Points : 6766
Registration date : 2011-02-13
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN