Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 81 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 81 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
+3
sun-moon
hamba tuhan1
rahmatan
7 posters
Page 1 of 1
Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
Banyak orang beranggapan bahwa menjadi muslim cukup dgn syahadat. Tapi bagi saya pribadi TIDAK. Karena bagi saya islam itu ibarat satu rumah syahadat hanya kunci, sedangkan sholat adalah pintunya. Saya mengingat hadist nabi :
1. "pembeda muslim dengan kafir adalah sholat"
2. "sholat itu tiang agama"
Jadi bagi saya tanpa sholat, walau dia sudah syahadat, dia tetap kafir. Menurut netter yg lain bagaimana? Mohon koreksi
1. "pembeda muslim dengan kafir adalah sholat"
2. "sholat itu tiang agama"
Jadi bagi saya tanpa sholat, walau dia sudah syahadat, dia tetap kafir. Menurut netter yg lain bagaimana? Mohon koreksi
rahmatan- RED MEMBERS
- Number of posts : 37
Reputation : 3
Points : 4735
Registration date : 2011-07-12
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa: 48)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa: 48)
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
hamba tuhan1 wrote:إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa: 48)
ya, dari 5 rukun islam, menurut saya, 1 rukun (syahadat) ini lah yang tidak bisa diserang oleh non-muslim. yang ke-4 rukun lainnya diserang/dituding oleh non-muslim sebagai jiplakan ataupun derivatif dari ajaran/agama sebelumnya, sebut saja: pagan, sabean, nosrania, yahudi/yudaisme, dan bahkan Hindu (haji).
Walaupun kata-kata "Tidak ada Tuhan selain Allah" juga masih dituding/dituduh sebagai bagian dari 'jiplakan', tapi yang original adalah kata kunci: "bersaksi"...ini mereka menuduhnya sebagai 'karangan Khadijah'...katakanlah demikian, tapi berarti justru itu yang original dari islam kan?
Menariknya, berangkat dari kata "bersaksi" atau 'persaksian' ini lah maka mulai berkembang tasawuf/tariqat....
tidaklah mudah untuk menjadi seorang "Saksi" yang valid dan syah/benar dalam melakukan 'persaksian' apalagi dalam konteks persaksian terhadap/sehubungan dgn "Tuhan"...lebih jauh, siapa yang akan membenarkan atau verified atas keabsahannya sebagai seorang 'saksi yang benar'?
karena hidup yang jujur ibarat di sebuah pengadilan, tidak boleh/tidak bisa menjadi 'saksi palsu' kan?
sun-moon- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 548
Reputation : 5
Points : 5245
Registration date : 2011-07-17
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
@hamba tuhan 1
memang sirik adalah dosa besar, akan tetapi ini konteksnya adalah kafir atau tidak orang yang tidak sholat, saya hanya ingin membahas tentang pemahaman sebahagian besar orang yang menganggap setelah mengucap syahadat sudah menjadi muslim alias masuk kedalam islam. Bagaimana menurut anda ??
memang sirik adalah dosa besar, akan tetapi ini konteksnya adalah kafir atau tidak orang yang tidak sholat, saya hanya ingin membahas tentang pemahaman sebahagian besar orang yang menganggap setelah mengucap syahadat sudah menjadi muslim alias masuk kedalam islam. Bagaimana menurut anda ??
rahmatan- RED MEMBERS
- Number of posts : 37
Reputation : 3
Points : 4735
Registration date : 2011-07-12
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
rahmatan wrote:@hamba tuhan 1
memang sirik adalah dosa besar, akan tetapi ini konteksnya adalah kafir atau tidak orang yang tidak sholat, saya hanya ingin membahas tentang pemahaman sebahagian besar orang yang menganggap setelah mengucap syahadat sudah menjadi muslim alias masuk kedalam islam. Bagaimana menurut anda ??
kalo menurut saya.... kalo mereka mengingkari kewajiban shalat baru bs dikatagorikan kafir
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
rahmatan wrote:@hamba tuhan 1
memang sirik adalah dosa besar, akan tetapi ini konteksnya adalah kafir atau tidak orang yang tidak sholat, saya hanya ingin membahas tentang pemahaman sebahagian besar orang yang menganggap setelah mengucap syahadat sudah menjadi muslim alias masuk kedalam islam. Bagaimana menurut anda ??
Syahadat betul merupakan kunci.... namun bila tdk melaksanakan syariat2 terutama Sholat.... hanya hasil akhir yg menjadi pembeda.
Apakah ingin dicuci di Neraka selama ratusan tahun?? sebelum menginjakkan kakinya di surga...
Tidakkah kaum muslimin ingin menikmati surga meskipun level yg paling rendah??
Kenapa hanya bersyahadat saja?? Bila diteruskan pun Islam semakin indah...
lihd- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 2075
Location : Bait Allah
Job/hobbies : Merevisi Injil
Humor : Tolong carikan ahli sains yg TOP utk menjumlahkan 1+1+1= ...??
Reputation : -76
Points : 6893
Registration date : 2011-03-09
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
@hamba tuhan1 & lihd
saya kira bukan hanya mengingkari kewajiban sholatnya, termasuk lalai dalam sholatnya. bukankah ada ayat quran yang menyatakan "Celakalah orang-orang yang lalai dalam sholat" ??
analisa saya juga mengenai sholat ini karena Pembangkangan iblis sujud kepada adam walaupun dalam artian menghormati iblis menolak dan dikutuk. sedangkan manusia disuruh sujud untuk menyembah dan menghamba tetap tidak mau. bukankah ini lebih terlaknat dibandingkan iblis ???
tapi sampai hari ini saya bingung karena banyak ustad yang mengatakan cukup syahadat dan pasti masuk surga setelah di "rendam" di neraka. Hal ini menurut saya tidak masuk akal. Menurut saya Tanpa sholat surga tidak akan dapat, biar dia berkoar-koar syahadat 10 kali satu hari, kecuali syahadatin dalam sholat.
Karena bukankah kita sudah mengucapkan syahadat sewaktu masih bayi (bagi yang lahir dari keluarga muslim) dengan adzan/iqomah yang dikumandangkan orang tua dan sewaktu masuk islam (bagi muallaf) ??
mungkin ada saudara-saudaraku disini yang bisa meng"counter" analisa dan pemahamanku ini, biar kita sama-sama mendapat pahala dan ridho dari Allah swt.
saya kira bukan hanya mengingkari kewajiban sholatnya, termasuk lalai dalam sholatnya. bukankah ada ayat quran yang menyatakan "Celakalah orang-orang yang lalai dalam sholat" ??
analisa saya juga mengenai sholat ini karena Pembangkangan iblis sujud kepada adam walaupun dalam artian menghormati iblis menolak dan dikutuk. sedangkan manusia disuruh sujud untuk menyembah dan menghamba tetap tidak mau. bukankah ini lebih terlaknat dibandingkan iblis ???
tapi sampai hari ini saya bingung karena banyak ustad yang mengatakan cukup syahadat dan pasti masuk surga setelah di "rendam" di neraka. Hal ini menurut saya tidak masuk akal. Menurut saya Tanpa sholat surga tidak akan dapat, biar dia berkoar-koar syahadat 10 kali satu hari, kecuali syahadatin dalam sholat.
Karena bukankah kita sudah mengucapkan syahadat sewaktu masih bayi (bagi yang lahir dari keluarga muslim) dengan adzan/iqomah yang dikumandangkan orang tua dan sewaktu masuk islam (bagi muallaf) ??
mungkin ada saudara-saudaraku disini yang bisa meng"counter" analisa dan pemahamanku ini, biar kita sama-sama mendapat pahala dan ridho dari Allah swt.
rahmatan- RED MEMBERS
- Number of posts : 37
Reputation : 3
Points : 4735
Registration date : 2011-07-12
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
rahmatan wrote:Banyak orang beranggapan bahwa menjadi muslim cukup dgn syahadat. Tapi bagi saya pribadi TIDAK. Karena bagi saya islam itu ibarat satu rumah syahadat hanya kunci, sedangkan sholat adalah pintunya. Saya mengingat hadist nabi :
1. "pembeda muslim dengan kafir adalah sholat"
2. "sholat itu tiang agama"
Jadi bagi saya tanpa sholat, walau dia sudah syahadat, dia tetap kafir. Menurut netter yg lain bagaimana? Mohon koreksi
Idealnya memang begitu, namun untuk menjalankan sholat pun harus mengerti tentang sholat, kalau tidak sama dengan orang yang mengerjakan sesuatu tapi tidak mengerti maknanya.
Terkadang ada muslim yang ingin belajar dulu tentang sholat, yaitu mengenal siapa yang disembahnya. Itulah sebabnya mengapa syahadat menjadi kunci utama. :turban: :turban: :turban:
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14643
Registration date : 2010-04-16
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
rahmatan wrote:@hamba tuhan1 & lihd
saya kira bukan hanya mengingkari kewajiban sholatnya, termasuk lalai dalam sholatnya. bukankah ada ayat quran yang menyatakan "Celakalah orang-orang yang lalai dalam sholat" ??
analisa saya juga mengenai sholat ini karena Pembangkangan iblis sujud kepada adam walaupun dalam artian menghormati iblis menolak dan dikutuk. sedangkan manusia disuruh sujud untuk menyembah dan menghamba tetap tidak mau. bukankah ini lebih terlaknat dibandingkan iblis ???
tapi sampai hari ini saya bingung karena banyak ustad yang mengatakan cukup syahadat dan pasti masuk surga setelah di "rendam" di neraka. Hal ini menurut saya tidak masuk akal. Menurut saya Tanpa sholat surga tidak akan dapat, biar dia berkoar-koar syahadat 10 kali satu hari, kecuali syahadatin dalam sholat.
Karena bukankah kita sudah mengucapkan syahadat sewaktu masih bayi (bagi yang lahir dari keluarga muslim) dengan adzan/iqomah yang dikumandangkan orang tua dan sewaktu masuk islam (bagi muallaf) ??
mungkin ada saudara-saudaraku disini yang bisa meng"counter" analisa dan pemahamanku ini, biar kita sama-sama mendapat pahala dan ridho dari Allah swt.
rahmatan wrote:@hamba tuhan1 & lihd
saya kira bukan hanya mengingkari kewajiban sholatnya, termasuk lalai dalam sholatnya. bukankah ada ayat quran yang menyatakan "Celakalah orang-orang yang lalai dalam sholat" ??
analisa saya juga mengenai sholat ini karena Pembangkangan iblis sujud kepada adam walaupun dalam artian menghormati iblis menolak dan dikutuk. sedangkan manusia disuruh sujud untuk menyembah dan menghamba tetap tidak mau. bukankah ini lebih terlaknat dibandingkan iblis ???
Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Yaitu, orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka, celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan." (QS Almaun :1-7)
Maka, celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya....
Ini aja kalo kita bahas saudaraku bung rahmatan.... gak akan habis2nya, itulah indahnya Alquran
rahmatan wrote:@tapi sampai hari ini saya bingung karena banyak ustad yang mengatakan cukup syahadat dan pasti masuk surga setelah di "rendam" di neraka. Hal ini menurut saya tidak masuk akal. Menurut saya Tanpa sholat surga tidak akan dapat, biar dia berkoar-koar syahadat 10 kali satu hari, kecuali syahadatin dalam sholat.
@Karena bukankah kita sudah mengucapkan syahadat sewaktu masih bayi (bagi yang lahir dari keluarga muslim) dengan adzan/iqomah yang dikumandangkan orang tua dan sewaktu masuk islam (bagi muallaf) ??
Dalil mereka adalah Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan bertauhid, yaitu sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir dia berikrar dan mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka dia berhak berada di sisi Allah dan masuk surgaNya. Orang tersebut sudah dapat dipastikan oleh Allah akan masuk surga, walaupun masuknya terakhir (tidak bersama-sama orang yang masuk pertama), kerana dia diazab terlebih dahulu di neraka disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosanya yang dikerjakan, yang belum bertobat dan tidak diampuni. Tetapi dia juga tidak kekal di neraka, karena didalam hatinya masih ada sebutir iman.
Adapun dalil-dalilnya sebagaimana diterangkan dalam hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim,yaitu:Dari Abu Dzar r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah saw.bersabda, "Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,'kemudian meninggal, maka pasti masuk surga."Dari Anas r.a., bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Akan keluar dari neraka bagi orang yang mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' walaupun hanya sebesar satu butir iman dihatinya."
Dari Abu Dzar pula, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi saw telah bersabda, "Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal diantara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Nabi saw. mengulangi sampai dua kali.
Banyak hadis yang menunjukkan bahwa kalimat Syahadat memberi hak untuk masuk surga dan terlindung dari neraka bagi yang mengucapkannya (mengucap Laa ilaaha illallaah). Maksudnya ialah, meskipun dia banyak berbuat dosa, dia tetap masuk surga, walaupun terakhir. Sedangkan yang dimaksud terlindung dari neraka ialah tidak selama-lamanya di dalam neraka, tetapi diazab terlebih dahulu karena perbuatan maksiatnya.
rahmatan wrote:@mungkin ada saudara-saudaraku disini yang bisa meng"counter" analisa dan pemahamanku ini, biar kita sama-sama mendapat pahala dan ridho dari Allah swt.
Iya bung rahmatan.... saya malah sangat faqir ilmu tentang agama, kita diskusikan aja berdasarkan kemampuan kita cara memahami alquran dan hadits dan sebagai ajang pembelajaran bersama
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
pendapat saya pribadi yg faqir ilmu ini tentang hukum meninggalkan shalat.....
Saya tidak sependapat bahwa maksud dari kata kufur dalam Alquran dan hadits adalah semuanya kafir keluar dari Islam. Karena belum tentu lafal kafir dalam Al-Qur'an dan hadits berarti kafir yang keluar dari Islam. Karena kekafiran itu dibagi menjadi 2 :
1. Kufr I'tiqadi (kufur dalam hal keyakinan)
2. Kufr Amaliy (kufur secara amalan)
Dan mungkin kufur itu terbagi atas 2 juga, yaitu:
1. Kufr Qalbiy (kufur hati)
2. Kufr Lafdziy (kufur dalam lafal)
Terdapat banyak hadits yang menjelaskan, bahwa orang yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir. Akan tetapi berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas tetapi dia tetap mempercayai tentang wajibnya shalat, serta mengakui kekurangannya dalam hal meninggalkan shalat, akan tetapi karena ia mengikuti hawa nafsunya, mengikuti syaithan, mengikuti kesibukannya, dan dia tidak menganggap bahwa meninggalkan shalat itu boleh dan tidak pula menentang wajibnya shalat maka ia adalah orang yang beriman kepada wajibnya shalat walaupun hanya dengan hati tetapi tidak beramal sesuai dengan apa yang dia imani.
Ketika ia meninggalkan shalat berarti ia telah berserikat bersama orang-orang kafir dalam perbuatan itu. Dan menurut saya bahwa perbuatannya tersebut adalah perbuatan orang-orang kafir. Dan ini sama dengan orang yang mengimani haramnya zina tetapi ia berzina, atau mengimani haramnya mencuri tetapi ia mencuri dan setersunya.
Akan tetapi jika orang yang meninggalkan shalat tadi berkata seperti perkataan sebagian pemuda yang mendapat pendidikan modern bahwa shalat itu kuno dan ketinggalan zaman, maka ia sungguh telah keluar dari dien (agama) secara keseluruhan.
Dan sebagai patokan dalam hal ini adalah kita harus memandang bahwa Islam merupakan keyakinan dan amalan. Keyakinan adalah asal (pokok), sedangkan amalan mengikuti yang pokok.
Karena itu menurut saya bahwa orang-orang yang meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini wajibnya, maka kekafirannya adalah kekafiran secara amalan (Kufr Amaliy), dan bukan Kufr I’tiqad yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
Telah terjadi perselisihan di antara ulama dalam masalah ini. Imam Abu Hanifah memandang bahwa orang yang meninggalkan shalat (karena malas), harus dipenjara sampai ia bertobat atau sampai ia meninggal dunia.
Imam Syafi'i dan beberapa imam lainnya memandang orang ini diperintahkan untuk shalat dahulu. Jika ia bertaubat (maka tidak ada satu hukumanpun baginya -pent) dan jika tidak mau bertaubat maka ia dibunuh, sebagai hadd (hukuman) baginya, dan ini bukan ia telah kafir, dan ia dikuburkan di pekuburan kaum muslimin.
Dan sebagian Ahli ilmu berpendapat bahwa bahwa bila ada seorang muslim yang malas tidak mau mengerjakan shalat tanpa uzur syar`i, maka dia dituntun untuk bertobat (yustatab) dengan masa waktu tiga hari. Artinya bila selama tiga hari itu dia tidak bertaubat dan kembali menjalankan shalat, maka halal darahnya dan boleh dibunuh, ia dibunuh karena dia telah kafir, bukan sebagai hadd (hukuman).
Pada hakekatnya orang yang meninggalkan shalat ini jika dibawa ke tempat pemenggalan kepala dan diperlihatkan pedang, lalu dikatakan padanya : Silakan memilih..... bertaubat dan shalat atau kami akan membunuhmu!.... Kemudian ia lebih memilih dibunuh dari pada bertaubat, maka tidak mungkin terbayangkan selamanya bahwa ia mati sebagai seorang muslim. Bahkan ia seorang kafir. Kafir dalam keyakinan.... jika tidak bagaimana mungkin ia lebih memilih kematian daripada bertaubat.
Namun pendapat yang rajih (lebih kuat) dalam masalah ini adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa bila seorang tidak shalat hanya karena alasan malas, lalai atau baru masuk Islam, maka tidak dianggap kafir. Barulah dikatakan kafir kalau dia secara tegas menolak/ tidak menerima adanya kewajiban shalat dalam Islam.
kesimpulan
Saudaraku yg kumuliakan, untuk saat sekarang ini tentunya tak bisa kita lakukan hukum membunuh sebagai hadd (hukuman) untuk orang yang meninggalkan shalat, karena dimasa Nabi saw pun hal itu tak diberlakukan, tapi mulai diberlakukan setelah mulai orang orang ada yg tak shalat, maka diberlakukan hukum keras, bukan lain adalah agar yg lain tak mengikutinya, dan itu diberlakukan di khilafah islamiyah, dimasa islam telah berjaya,
namun masa kini saudaraku, mayoritas muslimin dunia tidak shalat 5 waktu, maka tentunya kita harus membunuh sebagian besar muslimin di dunia ini?,tentunya tidak demikian, namun kita orang orang yg mengerti akan hal ini terbeban untuk mengenalkan kembali shalat, memasyarakatkan kembali shalat, membenahi hal2 yg sirna pada muslimin.....
shalat masa kini adalah adat saja, jika disuruh memilih antara kerja dengan shalat mereka memilih kerja dan meninggalkan shalat, jika disuruh memilih antara shalat ke masjid atau terima pembagian uang di lapangan, mereka akan berduyun-duyun ke lapangan, muslimin melacur dengan putrinya, pemuda melacur dengan ibunya, kakek menzinahi cucunya, ibu memakan bayinya, demikian rusaknya keadaan ummat, dan hal seperti ini perlu pembenahan dengan serius, tentunya bukan dengan kekerasan, jika dengan kekerasan maka habislah seluruh muslimin ini, karena hukum bunuh bukan hanya pada shalat, tapi pada yg berselingkuh, pada perampok, pada pemfitnah dan pemecah belah ummat, pada yg tak membayar zakat, dan banyak lagi.
duh..tentunya bukan membenahi tapi menghancurkan, demikian jika dengan kekerasan,maka kita kembali pada masa nubuwwah, membenahi ummat dengan lemah lembut, kembali menyebarkan indahnya shalat, mulianya shalat, secara logika,anatomi, dan kesehatan tubuh, lalu secara batin dan Iman, demikian perlahan2 kita menuntun ummat kembali pada norma2 luhur,maka A menuntun B untuk kembali melakukan shalat, B menuntun C shalat, dan C kemudian menuntun anak2nya shalat, demikian seterusnya hal ini akan terbenahi, ini jika satu orang, namun jika 1000 orang menuntun satu temannya kepada shalat, maka temannnya itu akan menuntun istrinya untuk melakukan shalat, lalu anak2 mereka akan dibiasakan melakukan shalat, nah.. demikian dan demikian..
jangan pesimis saudaraku, kita bersatu untuk membenahi ummat..
Wallahu a'lam bish-shawab.
Saya tidak sependapat bahwa maksud dari kata kufur dalam Alquran dan hadits adalah semuanya kafir keluar dari Islam. Karena belum tentu lafal kafir dalam Al-Qur'an dan hadits berarti kafir yang keluar dari Islam. Karena kekafiran itu dibagi menjadi 2 :
1. Kufr I'tiqadi (kufur dalam hal keyakinan)
2. Kufr Amaliy (kufur secara amalan)
Dan mungkin kufur itu terbagi atas 2 juga, yaitu:
1. Kufr Qalbiy (kufur hati)
2. Kufr Lafdziy (kufur dalam lafal)
Terdapat banyak hadits yang menjelaskan, bahwa orang yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir. Akan tetapi berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas tetapi dia tetap mempercayai tentang wajibnya shalat, serta mengakui kekurangannya dalam hal meninggalkan shalat, akan tetapi karena ia mengikuti hawa nafsunya, mengikuti syaithan, mengikuti kesibukannya, dan dia tidak menganggap bahwa meninggalkan shalat itu boleh dan tidak pula menentang wajibnya shalat maka ia adalah orang yang beriman kepada wajibnya shalat walaupun hanya dengan hati tetapi tidak beramal sesuai dengan apa yang dia imani.
Ketika ia meninggalkan shalat berarti ia telah berserikat bersama orang-orang kafir dalam perbuatan itu. Dan menurut saya bahwa perbuatannya tersebut adalah perbuatan orang-orang kafir. Dan ini sama dengan orang yang mengimani haramnya zina tetapi ia berzina, atau mengimani haramnya mencuri tetapi ia mencuri dan setersunya.
Akan tetapi jika orang yang meninggalkan shalat tadi berkata seperti perkataan sebagian pemuda yang mendapat pendidikan modern bahwa shalat itu kuno dan ketinggalan zaman, maka ia sungguh telah keluar dari dien (agama) secara keseluruhan.
Dan sebagai patokan dalam hal ini adalah kita harus memandang bahwa Islam merupakan keyakinan dan amalan. Keyakinan adalah asal (pokok), sedangkan amalan mengikuti yang pokok.
Karena itu menurut saya bahwa orang-orang yang meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini wajibnya, maka kekafirannya adalah kekafiran secara amalan (Kufr Amaliy), dan bukan Kufr I’tiqad yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
Telah terjadi perselisihan di antara ulama dalam masalah ini. Imam Abu Hanifah memandang bahwa orang yang meninggalkan shalat (karena malas), harus dipenjara sampai ia bertobat atau sampai ia meninggal dunia.
Imam Syafi'i dan beberapa imam lainnya memandang orang ini diperintahkan untuk shalat dahulu. Jika ia bertaubat (maka tidak ada satu hukumanpun baginya -pent) dan jika tidak mau bertaubat maka ia dibunuh, sebagai hadd (hukuman) baginya, dan ini bukan ia telah kafir, dan ia dikuburkan di pekuburan kaum muslimin.
Dan sebagian Ahli ilmu berpendapat bahwa bahwa bila ada seorang muslim yang malas tidak mau mengerjakan shalat tanpa uzur syar`i, maka dia dituntun untuk bertobat (yustatab) dengan masa waktu tiga hari. Artinya bila selama tiga hari itu dia tidak bertaubat dan kembali menjalankan shalat, maka halal darahnya dan boleh dibunuh, ia dibunuh karena dia telah kafir, bukan sebagai hadd (hukuman).
Pada hakekatnya orang yang meninggalkan shalat ini jika dibawa ke tempat pemenggalan kepala dan diperlihatkan pedang, lalu dikatakan padanya : Silakan memilih..... bertaubat dan shalat atau kami akan membunuhmu!.... Kemudian ia lebih memilih dibunuh dari pada bertaubat, maka tidak mungkin terbayangkan selamanya bahwa ia mati sebagai seorang muslim. Bahkan ia seorang kafir. Kafir dalam keyakinan.... jika tidak bagaimana mungkin ia lebih memilih kematian daripada bertaubat.
Namun pendapat yang rajih (lebih kuat) dalam masalah ini adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa bila seorang tidak shalat hanya karena alasan malas, lalai atau baru masuk Islam, maka tidak dianggap kafir. Barulah dikatakan kafir kalau dia secara tegas menolak/ tidak menerima adanya kewajiban shalat dalam Islam.
kesimpulan
Saudaraku yg kumuliakan, untuk saat sekarang ini tentunya tak bisa kita lakukan hukum membunuh sebagai hadd (hukuman) untuk orang yang meninggalkan shalat, karena dimasa Nabi saw pun hal itu tak diberlakukan, tapi mulai diberlakukan setelah mulai orang orang ada yg tak shalat, maka diberlakukan hukum keras, bukan lain adalah agar yg lain tak mengikutinya, dan itu diberlakukan di khilafah islamiyah, dimasa islam telah berjaya,
namun masa kini saudaraku, mayoritas muslimin dunia tidak shalat 5 waktu, maka tentunya kita harus membunuh sebagian besar muslimin di dunia ini?,tentunya tidak demikian, namun kita orang orang yg mengerti akan hal ini terbeban untuk mengenalkan kembali shalat, memasyarakatkan kembali shalat, membenahi hal2 yg sirna pada muslimin.....
shalat masa kini adalah adat saja, jika disuruh memilih antara kerja dengan shalat mereka memilih kerja dan meninggalkan shalat, jika disuruh memilih antara shalat ke masjid atau terima pembagian uang di lapangan, mereka akan berduyun-duyun ke lapangan, muslimin melacur dengan putrinya, pemuda melacur dengan ibunya, kakek menzinahi cucunya, ibu memakan bayinya, demikian rusaknya keadaan ummat, dan hal seperti ini perlu pembenahan dengan serius, tentunya bukan dengan kekerasan, jika dengan kekerasan maka habislah seluruh muslimin ini, karena hukum bunuh bukan hanya pada shalat, tapi pada yg berselingkuh, pada perampok, pada pemfitnah dan pemecah belah ummat, pada yg tak membayar zakat, dan banyak lagi.
duh..tentunya bukan membenahi tapi menghancurkan, demikian jika dengan kekerasan,maka kita kembali pada masa nubuwwah, membenahi ummat dengan lemah lembut, kembali menyebarkan indahnya shalat, mulianya shalat, secara logika,anatomi, dan kesehatan tubuh, lalu secara batin dan Iman, demikian perlahan2 kita menuntun ummat kembali pada norma2 luhur,maka A menuntun B untuk kembali melakukan shalat, B menuntun C shalat, dan C kemudian menuntun anak2nya shalat, demikian seterusnya hal ini akan terbenahi, ini jika satu orang, namun jika 1000 orang menuntun satu temannya kepada shalat, maka temannnya itu akan menuntun istrinya untuk melakukan shalat, lalu anak2 mereka akan dibiasakan melakukan shalat, nah.. demikian dan demikian..
jangan pesimis saudaraku, kita bersatu untuk membenahi ummat..
Wallahu a'lam bish-shawab.
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
buat saudara2ku seiman dan seislam.... bagaimana kalo kita sama2 sharing masalah yg belum banyak diketahui oleh saudara2 kita apalagi yg suka jadi imam shalat yaitu sunat bagi imam meninggikan suaranya ketika melafazkan takbiratulihram dan takbirulintiqalat, demikian juga sunat meninggikan suara bagi makmum yang menyampaikan takbir imam kepada makmum yang lain yang tidak dapat mendengar suara imam, akan tetapi hendaklah ketika dia melafazkan takbir itu berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya. (Fath Al-‘Allam, Haia’t Ash-Shalah, Takbir Al-Intiqalat: 2/389)
imam shalat yg meninggikan suaranya ketika melafazkan takbir intiqalat itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya.
begitu juga ketika imam shalat salah atau lupa dalam gerakan shalat, lalu ma’mum mengingatkannya dengan bacaan “Subhanallah”... maka sima'mun itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya
mohon bimbingan dari yg senior2 tentang masalah ini terhadap saya yg msh faqir ilmu ini....
sudahkah yg menjadi imam shalat meniatkan zikir serta pemberitahuan perpindahan rukun dalam shalat waktu mengucapkan dgn jahar Allahu Akbar dan Sami'allahu liman hamidah????? kalau tidak... maka batallah shalat jama'ah tsb
note: banyak yg menjadi imam shalat tdk tau tentang mslah ini....
imam shalat yg meninggikan suaranya ketika melafazkan takbir intiqalat itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya.
begitu juga ketika imam shalat salah atau lupa dalam gerakan shalat, lalu ma’mum mengingatkannya dengan bacaan “Subhanallah”... maka sima'mun itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya
mohon bimbingan dari yg senior2 tentang masalah ini terhadap saya yg msh faqir ilmu ini....
sudahkah yg menjadi imam shalat meniatkan zikir serta pemberitahuan perpindahan rukun dalam shalat waktu mengucapkan dgn jahar Allahu Akbar dan Sami'allahu liman hamidah????? kalau tidak... maka batallah shalat jama'ah tsb
note: banyak yg menjadi imam shalat tdk tau tentang mslah ini....
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
banyak orang yang mengaku Islam tapi tidak sholat bahkan di dalam keluarga kita sendiri...apakah mereka tetap saudara seiman????
sabda alam- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 824
Reputation : -6
Points : 5618
Registration date : 2011-04-28
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
sabda alam wrote:banyak orang yang mengaku Islam tapi tidak sholat bahkan di dalam keluarga kita sendiri...apakah mereka tetap saudara seiman????
saudaraku bro sabda... kalo menurut saya hamba yg faqir ilmu ini udah terposting diatas, kalo saudaraku bro sabda dapat memahami yg dibawah ini terjawab pertanyaan saudaraku bro sabda
kekafiran itu dibagi menjadi 2 :
1. Kufr I'tiqadi (kufur dalam hal keyakinan)
2. Kufr Amaliy (kufur secara amalan)
kufur itu terbagi atas 2 juga, yaitu:
1. Kufr Qalbiy (kufur hati)
2. Kufr Lafdziy (kufur dalam lafal)
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
hamba tuhan1 wrote:buat saudara2ku seiman dan seislam.... bagaimana kalo kita sama2 sharing masalah yg belum banyak diketahui oleh saudara2 kita apalagi yg suka jadi imam shalat yaitu sunat bagi imam meninggikan suaranya ketika melafazkan takbiratulihram dan takbirulintiqalat, demikian juga sunat meninggikan suara bagi makmum yang menyampaikan takbir imam kepada makmum yang lain yang tidak dapat mendengar suara imam, akan tetapi hendaklah ketika dia melafazkan takbir itu berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya. (Fath Al-‘Allam, Haia’t Ash-Shalah, Takbir Al-Intiqalat: 2/389)
imam shalat yg meninggikan suaranya ketika melafazkan takbir intiqalat itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya.
begitu juga ketika imam shalat salah atau lupa dalam gerakan shalat, lalu ma’mum mengingatkannya dengan bacaan “Subhanallah”... maka sima'mun itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya
mohon bimbingan dari yg senior2 tentang masalah ini terhadap saya yg msh faqir ilmu ini....
sudahkah yg menjadi imam shalat meniatkan zikir serta pemberitahuan perpindahan rukun dalam shalat waktu mengucapkan dgn jahar Allahu Akbar dan Sami'allahu liman hamidah????? kalau tidak... maka batallah shalat jama'ah tsb
note: banyak yg menjadi imam shalat tdk tau tentang mslah ini....
Hal-hal yang Membatalkan Shalat
1. Meninggalkan salah satu rukun sholat atau memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.
2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat.
3. Berbicara dengan sengaja.
"Pernah kami berbicara pada waktu sholat, masing-masing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di sampingnya, sehingga turun ayat : Dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'." (HR. Jama'ah Ahli Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).
4. Banyak bergerak dengan sengaja.
5. Makan atau minum.
6. Menambah rukun fi'li, seperti sujud tiga kali.
7. Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah membatalkan sholat.
8. Mendahului imam sebanyak 2 rukun, khusus bagi makmum.
ditunggu masukan dari temen2 tentang masalah penting ini....
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
Alhamdulillah terima kasih buat sdr2ku disini sekarang saya ada ilmu baru. Tapi masalah ttg sholat saya pernah mendebatkannya dgn ustad tapi tak putus. Bagi saya terlalu gampang surga itu diraih hanya dgn syahadat. Karena pemikiran tersebutlah menurut saya banyak tindakan kaum muslim melenceng jauh dari tuntunan islam
rahmatan- RED MEMBERS
- Number of posts : 37
Reputation : 3
Points : 4735
Registration date : 2011-07-12
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
dalam bahasa yang 'awam', maaf mohon maklum karena sy org biasa dan masih bodoh, istilah muslim adalah sebutan kepada orang yang memeluk agama islam, sedangkan arti 'islam' secara umum diartikan sebagai 'selamat/keselamatan' atau ajaran untuk memperoleh selamat/keselamatan atau tidak sesat/tidak celaka.
Berangkat dari situ, syarat utama untuk 'masuk' ke dalam kategori tsb di atas adalah, yg pertama: syahadat.
- ia yang membedakan seseorang sebagai yang mengakui/meyakini ber-Tuhan yang Esa (Allah) melalui ajaran islam (Muhammad bin Abdullah) dengan/dibandingkan dgn yang ber-Tuhan banyak maupun dgn yang tidak bertuhan (atheist).
- ia yang meng-claim dirinya sebagai 'saksi' atas ke-esaan Tuhan (Allah), dgn kata lain ia bersaksi bahwa "tiada tuhan selain Allah". dan "Muhammad adalah utusan-Nya"...
- bagaimana dan apa syahadat yang benar dan syah?
- apakah syahadat yang benar/syah cukup di ucapkan/ikrarkan/dhawamkan?
- siapa yang akan memverifikasi syahadat kita sudah benar atau masih belum benar?
Tuhan = sesuatu (tapi tidak bisa disebut sesuatu karena tidak menyerupai sesuatupun yang ada di alam semesta ini) Dzat Yang Maha "....." (silahkan sebut 99 nama 'itu').
Allah = sebutan/nama (asma) Tuhan tsb. yg dlm agama Yahudi/Kristen Katolik 'nama' lainnya adalah YHWH.
sifat-Nya = yang tersirat/terkandung didalam nama-nama Nya itu
Surga = suatu tempat kekal yang sangat 'diidamkan' dan 'membahagiakan'
Neraka = suatu tempat kekal yang sangat 'tidak diinginkan' dan 'menyengsarakan'
kita belum membahas masalah atau rukun yang kedua, yaitu ibadah shalat/sholat, yang juga merupakan satu ciri/tanda/syarat kedua yang membedakan kaum muslim/islam dengan yang lainnya..., yang mana di dalam sholat/shalat pun kita banyak melihat begitu beragam dan banyak tatacara/gerak yang berbeda (walaupun bedanya minor/sedikit-sedikit) dari berbagai macam aliran/faham di dalam islam itu sendiri...
kenapa?
"bila belum yakin benar dgn nomor 1, belum/tidak perlu melangkah ke nomor 2 dan selanjutnya..."
tah..kitu, ini 'aki' berbagi kabingung...
Berangkat dari situ, syarat utama untuk 'masuk' ke dalam kategori tsb di atas adalah, yg pertama: syahadat.
- ia yang membedakan seseorang sebagai yang mengakui/meyakini ber-Tuhan yang Esa (Allah) melalui ajaran islam (Muhammad bin Abdullah) dengan/dibandingkan dgn yang ber-Tuhan banyak maupun dgn yang tidak bertuhan (atheist).
- ia yang meng-claim dirinya sebagai 'saksi' atas ke-esaan Tuhan (Allah), dgn kata lain ia bersaksi bahwa "tiada tuhan selain Allah". dan "Muhammad adalah utusan-Nya"...
- bagaimana dan apa syahadat yang benar dan syah?
- apakah syahadat yang benar/syah cukup di ucapkan/ikrarkan/dhawamkan?
- siapa yang akan memverifikasi syahadat kita sudah benar atau masih belum benar?
Tuhan = sesuatu (tapi tidak bisa disebut sesuatu karena tidak menyerupai sesuatupun yang ada di alam semesta ini) Dzat Yang Maha "....." (silahkan sebut 99 nama 'itu').
Allah = sebutan/nama (asma) Tuhan tsb. yg dlm agama Yahudi/Kristen Katolik 'nama' lainnya adalah YHWH.
sifat-Nya = yang tersirat/terkandung didalam nama-nama Nya itu
Surga = suatu tempat kekal yang sangat 'diidamkan' dan 'membahagiakan'
Neraka = suatu tempat kekal yang sangat 'tidak diinginkan' dan 'menyengsarakan'
kita belum membahas masalah atau rukun yang kedua, yaitu ibadah shalat/sholat, yang juga merupakan satu ciri/tanda/syarat kedua yang membedakan kaum muslim/islam dengan yang lainnya..., yang mana di dalam sholat/shalat pun kita banyak melihat begitu beragam dan banyak tatacara/gerak yang berbeda (walaupun bedanya minor/sedikit-sedikit) dari berbagai macam aliran/faham di dalam islam itu sendiri...
kenapa?
"bila belum yakin benar dgn nomor 1, belum/tidak perlu melangkah ke nomor 2 dan selanjutnya..."
tah..kitu, ini 'aki' berbagi kabingung...
sun-moon- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 548
Reputation : 5
Points : 5245
Registration date : 2011-07-17
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
rahmatan wrote:Alhamdulillah terima kasih buat sdr2ku disini sekarang saya ada ilmu baru. Tapi masalah ttg sholat saya pernah mendebatkannya dgn ustad tapi tak putus. Bagi saya terlalu gampang surga itu diraih hanya dgn syahadat. Karena pemikiran tersebutlah menurut saya banyak tindakan kaum muslim melenceng jauh dari tuntunan islam
bener saudaraku bro rahmatan.... makanya marilah sama2 kita kenalin kembali apa itu shalat buat temen2 kita saudaraku bro rahmatan...... yaitu shalat yg bs mencegah perbuatan keji dan munkar, tp mslah kafir(keluar dari islam) jgn lah sembarangan kita alamatkan kpd temen2 kita yg males shalat dgn sengaja, cukup kita alamatkan Kufr Amaliy (kufur secara amalan) bukan Kufr I'tiqadi (kufur dalam hal keyakinan).
terimakasih
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
jesus christ wrote:subhanallah bro HT jawabannya oke banget jazakallah
Amin... saya hanya seorang hamba Allah yg msh faqir ilmu saudaraku bro JC.... selamat menunaikan ibadah puasa
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
hamba tuhan1 wrote:hamba tuhan1 wrote:buat saudara2ku seiman dan seislam.... bagaimana kalo kita sama2 sharing masalah yg belum banyak diketahui oleh saudara2 kita apalagi yg suka jadi imam shalat yaitu sunat bagi imam meninggikan suaranya ketika melafazkan takbiratulihram dan takbirulintiqalat, demikian juga sunat meninggikan suara bagi makmum yang menyampaikan takbir imam kepada makmum yang lain yang tidak dapat mendengar suara imam, akan tetapi hendaklah ketika dia melafazkan takbir itu berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya. (Fath Al-‘Allam, Haia’t Ash-Shalah, Takbir Al-Intiqalat: 2/389)
imam shalat yg meninggikan suaranya ketika melafazkan takbir intiqalat itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya.
begitu juga ketika imam shalat salah atau lupa dalam gerakan shalat, lalu ma’mum mengingatkannya dengan bacaan “Subhanallah”... maka sima'mun itu harus berniat sebagai zikir serta pemberitahuan (i‘lam), jika tidak maka batallah shalatnya
mohon bimbingan dari yg senior2 tentang masalah ini terhadap saya yg msh faqir ilmu ini....
sudahkah yg menjadi imam shalat meniatkan zikir serta pemberitahuan perpindahan rukun dalam shalat waktu mengucapkan dgn jahar Allahu Akbar dan Sami'allahu liman hamidah????? kalau tidak... maka batallah shalat jama'ah tsb
note: banyak yg menjadi imam shalat tdk tau tentang mslah ini....
Hal-hal yang Membatalkan Shalat
1. Meninggalkan salah satu rukun sholat atau memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.
2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat.
3. Berbicara dengan sengaja.
"Pernah kami berbicara pada waktu sholat, masing-masing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di sampingnya, sehingga turun ayat : Dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'." (HR. Jama'ah Ahli Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).
4. Banyak bergerak dengan sengaja.
5. Makan atau minum.
6. Menambah rukun fi'li, seperti sujud tiga kali.
7. Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah membatalkan sholat.
8. Mendahului imam sebanyak 2 rukun, khusus bagi makmum.
ditunggu masukan dari temen2 tentang masalah penting ini....
Niat zikir pada takbir intiqalat secara jihar bagi imam shalat
Berikut pendapat ulama Syafi’iyah mengenai niat zikir pada takbir intiqalat (takbir untuk berpindah dari rukun shalat kepada rukun lain) secara jihar bagi imam shalat
1.Zainuddin al-Malibary mengatakan :
“Disunatkan jihar takbir intiqalat sama halnya dengan takbiratul-ihram bagi imam, demikian juga bagi muballigh jika membutuhkannya, tetapi jika ada niat zikir atau niat zikir dan memperdengarkannya. Dan jika tidak, maka batal shalatnya sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syaikhuna dalam syarah al-Minhaj.”
2.Batal shalat sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Zainuddin al-Malibari di atas, oleh al-Bakri al-Damyathi menyebut alasannya karena posisi seseorang sebagai imam mengeluarkan keadaan takbir itu dari posisi sebagai zikir kepada posisi berbicara dengan manusia.
3.Ibrahim al-Bajuri mengatakan
“Pada takbir intiqalat, Imam dan muballiqh mengqashad zikir saja atau zikir dan memberitahu, tidak memberitahu saja, karena itu mudharat. Demikian juga secara mutlaq pada haq orang alim berbeda halnya dengan orang awam. Untuk itu, tidak boleh tidak qashad zikir pada setiap takbir menurut al-Ramli dan memadai qashadnya pada takbir pertama menurut al-Khathib.”
Sebagaimana dikemukakan oleh al-Bakri al-Damyathi di atas, kewajiban niat zikir pada takbir intiqalat imam yang dilakukan secara jihar, karena posisi seseorang sebagai imam mengeluarkan keadaan takbir itu dari posisi sebagai zikir kepada posisi berbicara dengan manusia, sedangkan berbicara dalam shalat tidak dibolehkan dan dapat membatalkan shalat seseorang . Oleh karena itu, supaya tidak keluar takbir tersebut sebagai zikir, maka diharuskan niat zikir.
Berbicara dalam shalat dapat membatalkan shalat adalah berdasarkan hadits Nabi SAW :
إِنَّ هَذِهِ الصَّلاَةَ لاَ يَصْلُحُ فِيهَا شَىْءٌ مِنْ كَلاَمِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
Artinya : Sesungguhnya shalat itu tidak pantas disertai dengan percakapan manusia. Yang layak dalam shalat adalah tasbih, takbir dan membaca al-Qur’an (H.R. Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
1.Zainuddin al-Malibary, Fath al-Mu’in, dicetak pada hamisy I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang, Juz. I, Hal. 154
2.Al-Bakri al-Damyathi, I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang, Juz. I, Hal. 154
3.Ibrahim al-Bajuri, Hasyiah al-Bajuri, A-Haramain, Singapura, Juz. I, Hal. 170
4.Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 70, No. Hadits : 1227
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
saudaraku bung rahmatan.... revisi aja judul thread ini, jadi tempat sharing/ tukar pendapat tentang masalah islam... dengan syarat saling mengisi dan menghindari caci maki
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Re: Apakah jadi muslim cukup dgn syahadat ?
Tafsir Qur’an Surat ar-Ra’d : 11 tentang nasib
Banyak para da’i dalam dakwah mereka kepada umat untuk mau bekerja keras meraih kesuksesan hidup dengan mengutip ayat 11 Surat ar-Ra’d, sebagai dasar dakwah mereka, yaitu :
إنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Dengan mengartikan مَا pada perkataan مَا بِقَوْمٍ dan مَا pada perkataan مَا بِأَنْفُسِهِمْ dengan makna nasib, sehingga makna lengkap ayat di atas adalah :
"Sesungguhnya Allah tidak merobah nasib/keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah nasib/ keadaan mereka sendiri ".
مَا dalam ayat di atas secara bahasa adalah isim mausul yang berarti sesuatu, apa
saja. Secara mufradat tidak ada bermakna nasib. Apalagi kalau kita terjemahkan seperti di atas, sungguh bertentangan dengan kenyataannya. Ada terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya orang tidak berusaha untuk kaya tetapi tiba-tiba dia menjadi kaya, tanpa diduga-duga, dia mendapat warisan berlimpah dan sebaliknya, ada orang yang berusaha siang dan malam dengan kerja keras tetapi Allah tidak menghendakinya kaya. dan lagi pula itu bertentangan dengan rukun iman yang ke-enam, percaya kepada qadha dan qadar datang dari Allah.
Lalu apa makna مَا pada ayat di atas ?
Ayat al-Qur’an adakalanya menafsirkan ayat lainnya yang kurang jelas, demikian dijelaskan dalam Ulumul Qur’an. Oleh karena itu, mari kita perhatikan ayat yang lain yang mirip dengan ayat ini, yaitu dalam Surat al-Anfal : 53
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya : Yang demikian itu (siksaan Allah) adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri (dengan berbuat maksiat) dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. al-Anfal : 53)
Apabila kita sesuaikan dengan maksud ayat 53 Surat al-Anfal di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa makna مَا pada perkataan مَا بِقَوْم adalah bermakna nikmat, bukan nasib/ keadaan. Ini akan lebih jelas lagi apabila kita perhatikan ayat 11 Surat ar-Ra’d di atas secara lengkap, yaitu :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah nikmat sesuatu kaum sehingga mereka merobah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dengan demikian, maksud ayat ayat 11 Surat ar-Ra’d dan ayat 53 Surat al-Anfal adalah pada adatnya, Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tidak merubah ketaatan dan bersyukur kepada Allah kepada perbuatan maksiat. Penafsiran seperti ini telah disebut oleh pengarang Tafsir Jalalain, Tafsir Shawy, Tafsir Baidhawy dan lain-lain dari kalangan ahli tafsir yang muktabar.
DAFTAR PUSTAKA
1.Al-Jalalain, Tafsir al-Jalalain, dicetak dalam Tasir al-Shawy, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. II, Hal. 267
2.Ahmad al-Shawy, Tasir al-Shawy, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. II, Hal. 267
3. Al-Baidhawy, Tafsir al-Baidhawy, Muassasah Sya’ban, Beirut, Juz. III, Hal. 148
Banyak para da’i dalam dakwah mereka kepada umat untuk mau bekerja keras meraih kesuksesan hidup dengan mengutip ayat 11 Surat ar-Ra’d, sebagai dasar dakwah mereka, yaitu :
إنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Dengan mengartikan مَا pada perkataan مَا بِقَوْمٍ dan مَا pada perkataan مَا بِأَنْفُسِهِمْ dengan makna nasib, sehingga makna lengkap ayat di atas adalah :
"Sesungguhnya Allah tidak merobah nasib/keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah nasib/ keadaan mereka sendiri ".
مَا dalam ayat di atas secara bahasa adalah isim mausul yang berarti sesuatu, apa
saja. Secara mufradat tidak ada bermakna nasib. Apalagi kalau kita terjemahkan seperti di atas, sungguh bertentangan dengan kenyataannya. Ada terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya orang tidak berusaha untuk kaya tetapi tiba-tiba dia menjadi kaya, tanpa diduga-duga, dia mendapat warisan berlimpah dan sebaliknya, ada orang yang berusaha siang dan malam dengan kerja keras tetapi Allah tidak menghendakinya kaya. dan lagi pula itu bertentangan dengan rukun iman yang ke-enam, percaya kepada qadha dan qadar datang dari Allah.
Lalu apa makna مَا pada ayat di atas ?
Ayat al-Qur’an adakalanya menafsirkan ayat lainnya yang kurang jelas, demikian dijelaskan dalam Ulumul Qur’an. Oleh karena itu, mari kita perhatikan ayat yang lain yang mirip dengan ayat ini, yaitu dalam Surat al-Anfal : 53
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya : Yang demikian itu (siksaan Allah) adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri (dengan berbuat maksiat) dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. al-Anfal : 53)
Apabila kita sesuaikan dengan maksud ayat 53 Surat al-Anfal di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa makna مَا pada perkataan مَا بِقَوْم adalah bermakna nikmat, bukan nasib/ keadaan. Ini akan lebih jelas lagi apabila kita perhatikan ayat 11 Surat ar-Ra’d di atas secara lengkap, yaitu :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah nikmat sesuatu kaum sehingga mereka merobah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dengan demikian, maksud ayat ayat 11 Surat ar-Ra’d dan ayat 53 Surat al-Anfal adalah pada adatnya, Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tidak merubah ketaatan dan bersyukur kepada Allah kepada perbuatan maksiat. Penafsiran seperti ini telah disebut oleh pengarang Tafsir Jalalain, Tafsir Shawy, Tafsir Baidhawy dan lain-lain dari kalangan ahli tafsir yang muktabar.
DAFTAR PUSTAKA
1.Al-Jalalain, Tafsir al-Jalalain, dicetak dalam Tasir al-Shawy, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. II, Hal. 267
2.Ahmad al-Shawy, Tasir al-Shawy, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. II, Hal. 267
3. Al-Baidhawy, Tafsir al-Baidhawy, Muassasah Sya’ban, Beirut, Juz. III, Hal. 148
hamba tuhan1- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1211
Location : aceh
Reputation : -56
Points : 5977
Registration date : 2011-07-01
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN