MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 85 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 85 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2

Go down

Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 Empty Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2

Post by Laskar_Kristen Wed 07 Jan 2009, 12:50 am

Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2
Oleh Ali Sina

Membayangkan pria tua terangsang oleh anak kecil adalah sangat memuakkan. Kita semua merinding dibuatnya karena mengingatkan kita pada tindak kriminal fedofilia. Sukar diterima bahwa sang Nabi Suci, pembawa rahmat bagi seluruh umat manusia, bisa menikahi Aisha ketika ia berusia 6 tahun dan menyetubuhinya pada saat ia berusia 9 tahun. Waktu itu, Muhammad berusia 54 tahun.

Sahih Muslim Buku 008, Nomer 3310:
'A'isha (Allah berkenan padanya) melaporkan: Rasulullah (saw) menikahiku ketika aku berusia enam tahun, dan aku diterima di rumahnya pada waktu aku berusia sembilan tahun.


Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 64
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Bahwa sang Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan sang Nabi menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun, dan dia terus bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).


Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 65
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Bahwa sang Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan sang Nabi menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun. Hisham berkata: “Aku telah diberitahu bahwa ‘Aisha tinggal bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).” Apa yang kau ketahui tentang Qur’an (di luar kepala).


Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 88
Dikisahkan oleh 'Ursa:
Sang Nabi menulis (kontrak kawin) dengan ‘Aisha ketika dia berusia enam tahun dan menyetubuhinya ketiak dia berusia sembilan tahun dan dia tinggal bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).


Beberapa Muslim mengatakan bahwa adalah ayah Aisha, Abu Bakr, yang meminta agar Muhamad mengawini anaknya. Ini saja tidak benar dan inilah buktinya.

Sahih Bukhari 7.18
Dinyatakan 'Ursa:
Sang Nabi meminta Abu Bakr untuk menyerahkan Aisha untuk dinikahi. Abu Bakr berkata,”Tapi engkau saudaraku.” Nabi berkata, ”Engkau saudaraku dalam agama Allah dan BukuNya, tapi ia (Aisha) adalah sah untuk dinikahiku.


Orang2 Arab waktu itu masih primitif dengan tidat terikat banyak aturan. Tapi meskipun begitu mereka punya kode etik. Contohnya, meskipun mereka berperang sepanjang tahun, mereka menghilangkan semua rasa permusuhan di bulan2 suci dalam tahun itu. Mereka juga menganggap Mekah adalah kota suci dan tidak ada yang boleh berperang terhadapnya. Istri dari anak angkat seorang pria akan dianggap sebagai menantu wanitanya dan siapapun tidak boleh menikahi menantu wanita itu. Adalah suatu kebiasaan untuk membuat sumpah persaudaraan dan menganggap satu sama lain sebagai saudara kandung. Sang Nabi nyata-nyata melanggar semua aturan2 yang dianggapnya menghalangi keinginannya.

Abu Bakr dan Muhamad sudah melakukan sumpah saudara. Jadi berdasarkan adat, Aisha seharusnya sudah seperti keponakan "buyut" sang Nabi. Tapi inipun tidak menghentikannya untuk menikahinya walaupun Aisha masih berusia 6 tahun. !!! Twisted Evil Bayangkan kalau opa anda menikahi anak anda yang masih 6 tahun !


Nabi yang suka mengubah2 standar moral menutut keadaan ini, sempat berpura2 menolak Aisha ketika ditanya:

Sahih Bukhari V.7, B62, N. 37
Dinyatakan Ibn 'Abbas:
Dikatakan pada sang Nabi,”Maukah engkau menikahi anak perempuan Hamza?” Nabi menjawab,”Dia adalah keponakan angkatku (anak saudara angkatku).



Di hadis berikut, sang Nabi menceritakan secara rahasia pada Aisha bahwa ia bermimpi tentang dia sebelum meminta ayahnya untuk memperistrinya.

Sahih Bukhari 9.140
Dinyatakan 'Aisha:
Nabi Allah berkata padaku,”Kau ditampakkan padaku dua kali (dalam mimpiku) sebelum aku menikahimu. Aku melihat seorang malaikat membawamu dalam kain sutra, dan aku berkata padanya,’Singkapkan (dia), ‘ dan lihatlah, tampaklah engkau. Aku berkata (pada diriku sendiri), ‘jika ini dari Allah, maka ini harus terjadi.’ Maka kau ditunjukkan padaku, malaikat membawamu dengan sehelai kain sutra, dan aku berkata (pada malaikat), ‘Singkapkan (dia), dan lihat, tampaklah engkau. Aku berkata (pada diriku sendiri), ‘jika ini dari Allah, maka ini harus terjadi.’


Masalahnya bukan apakah Muhamad memang bermimpi atau apakah dia mengatakannya hanya untuk menyenangkan Aisha. Masalahnya adalah mana mungkin malaikat menawarkan anak kecil kepada Nabi. Didunia Muhamad, malaikatpun tidak bermoral ?


Ada banyak sekali hadis yang secara tegas menyatakan usia Aisha pada saat dia menikah. Ini sebagian dari ayat2 tsb.:

Sahih Bukhari 5.236.
Dikisahkan oleh ayah Hisham:
Khadija meninggal dunia tiga tahun sebelum sang Nabi berangkat ke Medina. Dia diam di sana selama dua tahun atau lebih dan lalu dia menikahi ‘Aisha ketika dia berusia enam tahun, dan dia (Nabi) menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun.


Sahih Bukhari 5.234
Dikisahkan oleh Aisha:
Sang Nabi bertunangan denganku ketika aku masih seorang gadis kecil berusia enam (tahun). Kami pergi ke Medina dan tinggal di rumah Bani-al-Harith bin Khazraj. Lalu aku sakit dan rambutku rontok. Tak lama kemudian rambutku tumbuh (lagi) dan ibuku, Um Ruman, datang padaku ketika aku bermain ayunan bersama beberapa dari kawan perempuanku. Ibu memanggilku, aku pergi menghadapnya, tidak tahu apa yang dia inginkan dariku. Ibu memegang tanganku dan membawaku berdiri di depan pintu rumah. Aku tak bisa bernafas, dan ketika aku bisa bernafas lagi, dia (Ibu) mengambil air dan membilas wajah dan kepalaku. Lalu dia membawaku masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah kulihat wanita2 Ansari yang berkata, “Salam sejahtera dan Berkat Allah dan semoga selamat.” Lalu dia (Ibu) menyerahkanku kepada mereka dan mereka mempersiapkanku (untuk perkawinan). Secara tak terduga, Rasul Allah datang padaku di pagi hari dan ibuku menyerahkanku kepadanya, dan pada saat itu aku adalah seorang gadis berusia sembilan tahun.


Dan di Hadis yang lain kita baca.

Sunan Abu-Dawud Book 41, Number 4915, also Number 4916 and Number 4917
Dinyatakan Aisha, Ummul Mu'minin:
Sang Rasul Allah menikahiku ketika aku berusia tujuh atau enam tahun. Ketika kami tiba di Medina, beberapa wanita datang, menurut versi Bishr:Umm Ruman datang padaku ketika saya sedang bermain ayunan. Mereka memandangku, mempersiapkanku, dan mendandaniku. Kemudian aku dibawa ke Rasul Allah, dan ia hidup bersamaku sebagai suami istri ketika aku berusia sembilan tahun. Ia (Umm Ruman) menghentikanku di pintu, dan aku meledak tertawa.


Dalam hadis di atas kita baca bahwa Aisha bermain ayunan. Ini adalah permainan anak2 kecil. Hadis berikut menarik disimak karena ini menunjukkan Aisha masih terlalu kecil sehingga dia tidak tahu apa yang terjadi ketika sang Nabi Suci “mengejutkannya”.

Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 90
Dinyatakan Aisha:
Ketika sang Nabi menikahiku, ibu datang padaku dan membawaku ke dalam rumah (sang Nabi) dan TIDAK ADA YANG LEBIH MENGAGETKANKU SELAIN KEDATANGAN SANG NABI ALLAH PADAKU DI PAGI HARI.


Tentunya ini sangat mengejutkan baginya! Tapi hadis berikut juga menarik karena hadis ini menunjukkan bahwa Aisha hanyalah seorang gadis cilik yang masih suka bermain dengan boneka2nya. Perhatikan apa yang ditulis pengarang dalam tanda kurung. (sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas).

Sahih Bukhari Volume 8, Book 73, Number 151
Dinyatakan oleh 'Aisha:
Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas) (Fateh-al-Bari halaman 143, Vol.13)


Sahih Muslim Book 008, Number 3311
'A'isha (Allah berkenan padanya) mengatakan bahwa Rasulullah (saw) menikahi dia ketika dia berusia tujuh tahun, dan dia dibawa ke rumah Nabi sebagai pengantin ketika berusia sembilan tahun, dan boneka2nya ikut bersamanya; dan dia (sang Nabi) mati ketika ‘A’isha berusia delapan belas tahun.


Sang Nabi suci mati ketika dia berusia 63 tahun. Karena itu dia mestinya menikahi Aisha ketika dia berusia 51 tahun dan menyetubuhinya ketika dia berusia 54 tahun.

Sahih Bukhari Volume 8, Buku 73, Nomer 33
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Aku tidak pernah merasa begitu cemburu pada wanita mana pun seperti yang kurasakan pada Khadija, meskipun dia telah meninggal tiga tahun sebelum sang Nabi mengawiniku, dan ini karena aku mendengar dia (Nabi) terlalu sering berkata tentang dia, dan karena Tuhannya memerintahkan dia untuk memberi Khadija kabar2 sukacita agar dia dapat tempat di surga, terbuat dari Qasab dan karena dia (Nabi) dulu sering menyembelih seekor domba dan mem-bagi2kannya diantara kawan2 Khadija.


Khadija meninggal dunia di bulan Desember, 619 AD. Ini adalah dua tahun sebelum Hijra. Pada saat itu sang Nabi berusia 51 tahun. Jadi di tahun yang sama waktu Khadija meninggal, sang Nabi menikahi Aisha dan membawanya ke rumahnya tiga tahun kemudian, yakni setahun setelah Hijra. Tapi selama menunggu Aisha, sang Nabi menikahi Umm Salama.


Sekarang beberapa orang mungkin tetap ngotot mengatakan bahwa hadis2 ini bohong semua. Orang2 boleh bebas percaya apapun yang mereka inginkan. Tapi kebenaran ini tampak nyata seterang matahari bagi mereka yang punya mata.

Pertanyaannya adalah, untuk apa pengikut Muhamad yang banyak itu mau menyusun begitu banyak hadis2 palsu tentang usia Aisha? Malah sebenarnya hadis2 itu saling menegaskan isinya satu sama lain.

Kalau mengarang cerita mukjizat palsu ttg Muhamad, orang masih bisa mengerti. Jemaat Bab percaya bahwa Bab mulai menyembah Tuhan begitu ia lahir. Ada sebuah hadis seperti itu pula tentang Muhamad. Orang2 Kristen percaya bahwa kelahiran Kristus merupakan suatu mukjizat dan kaum Yahudi percaya Musa membelah Laut Merah.

Orang2 penganut agama (apapun) suka mendengar cerita2 seperti ini. Ini menegaskan kepercayaan mereka. Ada banyak mukjizat2 yang tidak masuk akal yang berkenaan dengan Muhamad di hadis2, meskipun Muhamad sendiri menyangkalnya. Tapi kenapa orang akan
mengarang2 tentang usia Aisha yang nantinya akan menunjukkan Nabinya sbg seorang fedofilia?

Laskar_Kristen
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 162
Reputation : 0
Points : 5607
Registration date : 2009-01-04

Back to top Go down

Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2 Empty Re: Aisha: Istri Muhammad yang Masih Anak2

Post by Laskar_Kristen Wed 07 Jan 2009, 12:50 am

Penelaahan Moral pada Perkawinan Sang Nabi dengan Aisha
Oleh Ali Sina

Aisha berumur 9 tahun atau 8 tahun 9 bulan berdasarkan perhitungan tahun tatasurya ketika Muhamad menidurinya. Kenyataan ini
ditunjukkan dalam sejumlah besar hadis. Kesemua hadis ini konsisten isinya.

Hal ini tadinya tidak pernah jadi masalah sampai saat kaum Muslim berhubungan dengan nilai2 Barat dan malu mengakui bahwa Nabi mereka seorang pedofil. Muslimin menyangkal fakta2 yang menganga dengan jelas didepan hidung mereka. Herannya, sebagian besar Muslimin tetap merasa perkawinan Aisa pada usia muda sbg hal NORMAL.

Seorang wanita Amerika, yang berkiriman surat denganku tentang Islam, merasa tertarik akan agama ini karena pacar prianya adalah Muslim. Dia mengakui kaget mendengar Muhamad berhubungan seks dengan anak perempuan berusia 9 tahun, tapi dia lalu lega saat beberapa orang Muslim menyangkal hal ini. Ini memang menjadi bahan pertentangan semua orang Muslim. Karena itu aku menulis jawaban ini.

Masih juga ada orang yang menyangkal terjadinya holocaust (pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi dalam PD2). Ini baru saja terjadi 55 tahun yang lalu dan direkam dengan cermat. Tetap saja ada orang yang menyangkalnya. Mereka lalu mulai mengarang2 pertentangan kenyataan.
Tetapi apakah kau akan meragukan terjadinya holocaust hanya karena orang menentangnya ? Orang2 cerdas tidak terpengaruh akan pertentangan. Mereka melihat fakta dan tidak terombang-ambing dengan kata2 orang. Justru orang2 yang mempertentangkan ini menutup dan menghindari masalah utama.

Hanya beberapa tahun yang lalu, Sheikh Baaz di Saudi Arabia mengeluarkan fatwa bahwa setiap orang yang mengatakan bumi bulat adalah kafir. Tentu saja ini tidak bisa bertahan terlalu lama, tapi dia sudah memulai sebuah pertentangan. Lalu apakah pendapatmu tentang bentuk bumi? Apakah engkau tidak mau memikirkannya karena ini merupakan pokok bahasan yang bertentangan? Bagaimana dengan evolusi? Banyak orang Muslim dan Kristen yang tidak percaya akan hal itu. Mereka percaya dongeng Adam dan Hawa dan penciptaan bumi. Ini merupakan pertentangan yang besar. Apakah kau tidak mau memikirkannya? Bukan masalah bagimu? Hampir semua hal di dunia ini merupakan masalah yang bertentangan. Dari masalah hukuman mati ke masalah alasan Perang Irak dsb dsb, semuanya adalah masalah yang penuh pertentangan. Bahkan masalah agama pun merupakan masalah yang bertentangan. Tetapi kau tidak bisa melarikan diri dari tanggung jawab jika kau dihadapkan dengan masalah yang bertentangan.

Aku setuju bahwa moralitas itu relatif dan kita tidak boleh menghakimi moralitas masyarakat kuno dengan moralitas modern yang kita anut sekarang.

Sudah jelas kita akan merinding jika kita berpikir tentang fedofilia dan mengakui bahwa itu adalah tindakan memalukan yang tak bermoral. Tapi pada zaman Muhamad dan bahkan sekarang pun di beberapa negara Islam, menikahi anak berusia 9 tahun bukanlah tindakan tak bermoral. Pada kenyataannya Aisha diberikan pada Muhamad dengan persetujuan orang tuanya dan tidak seorang pun mengangkat alis (kaget). Pertanyaannya adalah, jika meniduri anak perempuan berusia 9 tahun tidak dipandang sebagai sesuatu yang jelek sehingga tidak dianggap amoral, apakah itu tetap dapat diterima? Tidak semua yang diterima suatu masyarakat adalah baik. Berhubungan seks dengan anak kecil mungkin bukan tindakan amoral bagi bangsa Arab 1.400 tahun yang lalu, tapi sekarang, dan juga dulu, merupakan tindakan yang tidak etis. Moralitas terbentuk oleh keadaan, tapi etika melampaui batasan waktu dan tempat. Etika berakar dari akal sehat (logika). Moralitas dapat ber-ubah2 dari satu budaya ke budaya lainnya, dari satu waktu ke waktu lain dan dari satu orang ke orang lain. Siapa yang menentukan mana yang bermoral dan tidak?

Berhubungan seks dengan anak kecil mungkin bukan tindakan amoral bagi Muhammad dkk di kebudayaan tak beradab itu, tapi secara etika ini salah. Jika Muhamad adalah seorang utusan Tuhan dan seorang yang terhormat, seperti yang diakuinya Allahnya (katanya), maka dia seharusnya tahu apa yang dilakukannya bukan perbuatan terhormat dan tidak etis.

Memang benar zaman dulu orang menikah di usia sangat dini. Dan memang benar bahwa se-kali2 orang2 tua yang kaya menikahi gadis2 yang sangat muda. Kita harus menyadari bahwa orang2 ini bersikap sesuai dengan budayanya. Kita tidak mencela mereka karena memang mereka tidak tahu tata-cara yang lebih baik. Yang mereka lalukan adalah normal (bagi mereka). Tapi kita mencela budaya2 seperti itu.

Akan tetapi, kita tidak dapat menggunakan penilaian yang sama bagi orang2 yang mengaku sbg standar moralitas bagi umat manusia.

Jika rata2 orang tidak dapat membedakan mana yang baik dan jelek, maka utusan2 Tuhan--jika benar2 mereka diutus Tuhan--harus lebih tahu. Jika pernyataan mereka benar, jika pengetahuan mereka datang dari illahi, jika mereka terinspirasi (illahi), maka mereka seharusnya tidak mengikuti tradisi masyarakat mereka sendiri tapi sebaliknya harus menerapkan contoh yang baik. Muhamad mengikuti moralitas masyarakatnya. Tapi moralitas ini secara etis salah. Dia mengaku sebagai orang yang berakhlak terbaik dan utusan terakhir dari Tuhan. Menurut dia, Tuhan telah mewahyukan pesanNYa lewat dirinya kepada seluruh umat manusia. Jadi segala kelakuan dan ajarannya kita harus ketahui dan ikuti se-lama2nya. Sementara segala yang ia lakukan dan kerjakan, di bawah pengamatan nilai2 modern, terbukti sangat salah.

Sekarang kita menyadari bahwa kita tidak dapat hidup berdasarkan contoh2nya lagi dan tidak bisa lagi melakukan ajaran2nya. Moralitas kita sudah berubah. Negara manapun (kecuali negara Islam) akan tegas2 memenjarakan pria kalau sampai meniduri anak umur 9 tahun. Kita tidak mengizinkan orang mengambil budak atau memperdagangkan perbudakan seperti yang dilakukan Muhamad.

Jika kita tidak bisa mengikuti moralitas Muhamad lagi, jika yang dia katakan dan lakukan tidak cocok lagi untuk dunia modern, kenapa kita masih butuh seorang Muhamad ? Bagian mana dari ajarannya yang masih harus kita terima dan bagian mana yang harus kita buang? Siapa yang bisa menentukan itu? Ini adalah pertanyaan yang penting. Jika kita bebas memilih ajaran yang cocok bagi kita, maka kita harus memberi kebebasan yang sama bagi orang lain.

Misalnya kau percaya bahwa menikahi anak kecil harus dilarang, atau bahwa poligami tidak dapat diterima lagi di zaman ini. Kau tidak setuju dengan perbudakan, sunat laki atau wanita, memukuli istri, atau Jihad. Kau lebih suka konsentrasi pada bagian lain dari Islam seperti Salat, Zikat, Haji, dll. Ini adalah pilihanmu. Tapi dapatkah kau melarang orang2 Muslim lain yang memilih hal yang berbeda (dari agama Islam)? Bagaimana kau dapat menghentikan seorang Muslim yang mengikuti ajaran2 Islam yang bagimu sudah ketinggalan zaman? Dengan otoritas apa kau bisa mencegah orang yang ingin menyebarkan Islam melalui Jihad, sama seperti yang dilakukan Muhammad?

Bagaimana kau bisa mencegah tindakan pedofilia ? Apa yang dapat kau katakan pada Muslim yang ingin punya empat istri dan suka memukuli mereka jika mereka tidak taat, seperti yang diperintahkan sang Nabi?

Jika kau menggunakan logika untuk memilih ajaran2 (Islam) terbaik, maka kau berkata bahwa logika lebih unggul daripada wahyu (illahi) dan karena itu kau KAFI, tidak Islami karena tidak mengikuti jalan pikir/contoh Muhamad.

Banyak negara2 Islam yang sadar bahwa Islam sejati mustahil diterapkan. Hanya sedikit sekali yang bisa menerapkannya secara penuh; mereka semua telah merubahnya sampai tahap tertentu dan memasukkan paham sekuler ke dalam hukum2 mereka untuk membuat hidup lebih layak. Mereka (negara2) yang mengikuti Islam secara penuh menjadikan NERAKA di bumi. Semakin tinggi kadar Islamnya, semakin parah--bukan semakin baik--nasib warganya. Anda masih juga tidak setuju ?

Di Jaman Pertengahan (sekitar abad 14 - 15), ketika agama menjerumuskan Eropa ke abad kegelapan, negara2 Islam malah maju dan makmur. Ini dimungkinkan karena toleransi para pemimpin (negara Islam) saat itu, terpisahnya pemerintahan dari mesjid dan ketidaktertarikan mereka untuk menerapkan hukum Islam.

Zakaria Ar-Razi, salah satu pemikir terbesar di dunia Islam, menyerang agama secara umum--dan Islam khususnya--dengan pernyataan yang tidak terpikirkan di jaman kini. Dia menulis:

Para nabi – kambing2 bandot dengan jenggot panjang, tidak dapat menyatakan keunggulan intelektual atau spiritual. Kambing2 bandot ini pura2 datang bawa pesan dari Tuhan, semuanya membuat capek diri mereka sendiri dengan menyemburkan kebohongan2 mereka, dan menuntut ketaatan buta yang menyeluruh pada “firman2 sang pemimpin.”

Muzizat2 para nabi palsu belaka, berdasar tipu daya, atau dongeng2 mereka bohong semua. Kesalahan2 yang dikatakan para nabi jelas tampak pada kenyataan bahwa mereka bertentangan satu sama lain: satu nabi menegaskan hal yang ditentang nabi lainnya, tapi setiap nabi mengaku sebagai satu2nya pembawa kebenaran; karena itu Perjanjian Baru menentang Hukum Taurat, Qur’an menentang Perjanjian Baru.

Tentang Qur’an, ini hanyalah kumpulan berbagai “dongeng2 yang konyol dan tidak konsisten,” yang katanya tidak dapat ditiru, padahal kenyataannya bahasa, gaya, dan pernyataannya banyak salahnya. Kebiasaan, tradisi, dan kemalasan intelektual menuntun orang2 untuk mengikuti pemimpin2 agama mereka secara buta.

Agama telah menjadi satu2nya alasan terjadinya perang2 berdarah yang telah menghancurkan umat manusia. Agama2 memusuhi pandangan2 filosofis dan riset ilmu pengetahuan. Yang disebut sebagai kitab2 suci tidak ada harganya dan malah mengakibatkan kehancuran daripada kebaikan, sedangkan “tulisan2 orang2 kuno seperti Plato, Aristoteles, Euclid dan Hippocrates lebih banyak memberi sumbangan pada humanitas.”


Kritik seperti ini pada Islam di jaman ini, bisa mendatangkan hukuman mati. Dapatkah di jaman sekarang seorang terpelajar dapat bicara bebas menentang Islam dengan memanggil nabi2nya “Kambing Bandot” seperti yang disebut Ar-Razi? Ingatkah kau dengan fatwa yang dijatuhkan pada Salman Rushdi ?

Sudah jelas bahwa di jaman Kejayaan Islam dulu, negara2 Islam menikmati kebebasan dan tingkat sekulerisme yang sekarang tidak nampak lagi. Dan dengan hilangnya itu, kejayaan Islam pun hilang pula. Islam dapat dijadikan alat ukur tingkat kebarbaran dan keterbelakangan. Negara yang menerapkan lebih banyak unsur Islam, menjadi semakin terbelakang dan semakin tak berbudaya.

Aku percaya jika Islam dihapus sama sekali, kita akan mendapatkan lagi kejayaan masa lalu di jaman sekuler dan bahkan bisa lebih jaya lagi. Tidak ada alasan bahwa ras Arab bermata hitam lebih rendah daripada ras Eropa mata biru. Jumlah ilmuwan dan intelektual Arab di negara2 Barat merupakan tanda bahwa kami (orang Arab) tidak lebih bodoh daripada ras mana pun. Alasan kenapa kami terbelakang, tak berbudaya, dan barbar di tanah air sendiri adalah karena Islam telah mengambil harga diri, humanitas, dan daya pikir kami. Islam telah mencuci otak kami, dan sama seperti obat bius, Islam telah merusak pikiran orang2 kami.

Laskar_Kristen
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 162
Reputation : 0
Points : 5607
Registration date : 2009-01-04

Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum