Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 50 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 50 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
4 posters
Page 1 of 1
LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
Seorang sahabat bertanya, berapa jumlah tulisan yang sudah aku kirim dan publish di forum ini?
“Entahlah, aku tak menghitungnya,” jawabku apa adanya.
“Sudah mencapai sekian?” dia menyebutkan angka.
Sekali lagi kukatakan bahwa aku tak terlalu memperhatikannya.
Aku tak tertarik untuk menanyakan mengapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu. Tapi pertanyaannya telah membawaku pada sebuah renungan. Apakah tulisan yang kubuat mengandung manfaat? Atau hanya sekedar rangkaian kata-kata yang nyaris tanpa makna? Dan apakah dengan tulisan aku telah menjadi seperti lilin, ataukah seperti kunang-kunang?
Dengan cahayanya, lilin mampu memberikan terang pada sekitarnya. Namun sayang, pada saat yang bersamaan dia tak mampu menjaga dirinya agar tak habis terbakar. Tak bersisa, lalu gelappun kembali datang. Dalam hal tertentu, banyak orang yang mengagumi pengorbanan lilin. Ia rela mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain. Tapi ketika aku menulis dengan tujuan mengingatkan dan mengajak pada kebaikan, apakah aku harus mengabaikan diri sendiri? Tidakkah seharusnya aku juga melakukannya, bahkan sebelum orang lain?
"Perumpamaan orang alim yang menyeru kebaikan kepada manusia, tetapi ia sendiri tidak berbuat baik, bagaikan lampu lilin yang menerangi orang lain namun membakar dirinya sendiri." Seorang sahabat Rasulullah SAW, Usamah bin Zaid RA pernah mengatakan demikian. Seperti itukah aku? Ini menjadi tanda tanya besar yang harus segera kucari jawabannya.
Sangatlah rugi bila ternyata aku larut dalam keasyikan menyusun kata-kata hingga lupa dan terlena untuk berbenah, memperbaiki diri, dari hari ke hari. Sungguh celaka bila aku sibuk mengajak orang lain untuk menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan rosul Nya sementara aku justru sedikitpun tak bergerak. Atau penuh semangat aku mengingatkan orang lain agar meninggalkan sejauh-jauhnya segala yang menjadi larangan Allah dan rosul-Nya, tapi aku tak pernah malu dan malas melanggarnya. Astaghfirulloh!
Sudahkah aku menjadi orang pertama sebelum orang lain —yang membaca tulisanku— melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar? Atau justru aku akan tertinggal di belakang tanpa punya jaminan apakah masih ada kesempatan. Sungguh, aku tak ingin demikian.
"Apakah kalian menyuruh orang-orang berbuat baik, padahal kalian melupakan diri sendiri. Sedang kalian membaca kitab Allah, apakah kamu tidak berakal." (QS. Al-Baqarah [2] : 44)
Terlalu besar bila diumpamakan matahari, terlalu indah jika disamakan rembulan dan terlalu tinggi untuk dikatakan seperti bintang-bintang. Cukuplah aku seperti kunang-kunang, meski terang yang dibagikan hanya sebuah kerlipan, tapi dimanapun ia berada, kemanapun ia menuju, ia mampu memberikan sentuhan keindahan pada gelapnya malam. Ia —dalam dan beserta kelompoknya— mampu memberikan secercah cahaya hingga terlihat jalan kebaikan menuju perbaikan. Tak hanya sesaat, terang sebentar lalu gelap sama sekali. Dan yang jelas, kunang-kunang tetap bisa membagikan cahayanya tanpa harus dirinya terbakar binasa —sia-sia— seperti halnya lilin.
Alhamdulillah, aku bersyukur dan berterima kasih kepada tim redaksi yang telah memberikan kesempatan padaku belajar menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan membagikannya kepada orang lain. Berapapun jumlahnya —seperti yang sahabatku tanyakan— aku tak menemukan alasan untuk dibanggakan dan memang bukan itu yang menjadi ukuran serta tujuan.
Jauh lebih penting —yang harus aku ingat dan perhatikan— aku harus siap mempertanggungjawabkan apa yang telah aku tuliskan dengan segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Seperti yang pernah kutulis, bahwa berbicara memang tidak selalu harus bayar. Itu di dunia. Tapi di akhirat kelak, apa yang kita ucapkan di dunia harus kita bayar —pertanggungjawabkan— baik dengan harga dasar —sesuai yang kita ucapkan— atau bahkan lebih dari itu karena efek yang ditimbulkan.
Sekecil apapun, sesederhana apapun, semoga aku bersama orang-orang yang membaca bisa mengambil pelajaran, menjadi ingat untuk terus berbenah diri, melakukan kebaikan dan perbaikan dari waktu ke waktu. Masih banyak hal yang harus kubenahi untuk bisa membuat tulisan yang enak dibaca, terlebih yang kaya akan makna.
Terima kasih sahabatku, pertanyaanmu telah menyadarkanku sekaligus menyemangatiku untuk selalu intorepeksi dan berusaha lebih baik lagi. Insya Allah.
“Entahlah, aku tak menghitungnya,” jawabku apa adanya.
“Sudah mencapai sekian?” dia menyebutkan angka.
Sekali lagi kukatakan bahwa aku tak terlalu memperhatikannya.
Aku tak tertarik untuk menanyakan mengapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu. Tapi pertanyaannya telah membawaku pada sebuah renungan. Apakah tulisan yang kubuat mengandung manfaat? Atau hanya sekedar rangkaian kata-kata yang nyaris tanpa makna? Dan apakah dengan tulisan aku telah menjadi seperti lilin, ataukah seperti kunang-kunang?
Dengan cahayanya, lilin mampu memberikan terang pada sekitarnya. Namun sayang, pada saat yang bersamaan dia tak mampu menjaga dirinya agar tak habis terbakar. Tak bersisa, lalu gelappun kembali datang. Dalam hal tertentu, banyak orang yang mengagumi pengorbanan lilin. Ia rela mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain. Tapi ketika aku menulis dengan tujuan mengingatkan dan mengajak pada kebaikan, apakah aku harus mengabaikan diri sendiri? Tidakkah seharusnya aku juga melakukannya, bahkan sebelum orang lain?
"Perumpamaan orang alim yang menyeru kebaikan kepada manusia, tetapi ia sendiri tidak berbuat baik, bagaikan lampu lilin yang menerangi orang lain namun membakar dirinya sendiri." Seorang sahabat Rasulullah SAW, Usamah bin Zaid RA pernah mengatakan demikian. Seperti itukah aku? Ini menjadi tanda tanya besar yang harus segera kucari jawabannya.
Sangatlah rugi bila ternyata aku larut dalam keasyikan menyusun kata-kata hingga lupa dan terlena untuk berbenah, memperbaiki diri, dari hari ke hari. Sungguh celaka bila aku sibuk mengajak orang lain untuk menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan rosul Nya sementara aku justru sedikitpun tak bergerak. Atau penuh semangat aku mengingatkan orang lain agar meninggalkan sejauh-jauhnya segala yang menjadi larangan Allah dan rosul-Nya, tapi aku tak pernah malu dan malas melanggarnya. Astaghfirulloh!
Sudahkah aku menjadi orang pertama sebelum orang lain —yang membaca tulisanku— melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar? Atau justru aku akan tertinggal di belakang tanpa punya jaminan apakah masih ada kesempatan. Sungguh, aku tak ingin demikian.
"Apakah kalian menyuruh orang-orang berbuat baik, padahal kalian melupakan diri sendiri. Sedang kalian membaca kitab Allah, apakah kamu tidak berakal." (QS. Al-Baqarah [2] : 44)
Terlalu besar bila diumpamakan matahari, terlalu indah jika disamakan rembulan dan terlalu tinggi untuk dikatakan seperti bintang-bintang. Cukuplah aku seperti kunang-kunang, meski terang yang dibagikan hanya sebuah kerlipan, tapi dimanapun ia berada, kemanapun ia menuju, ia mampu memberikan sentuhan keindahan pada gelapnya malam. Ia —dalam dan beserta kelompoknya— mampu memberikan secercah cahaya hingga terlihat jalan kebaikan menuju perbaikan. Tak hanya sesaat, terang sebentar lalu gelap sama sekali. Dan yang jelas, kunang-kunang tetap bisa membagikan cahayanya tanpa harus dirinya terbakar binasa —sia-sia— seperti halnya lilin.
Alhamdulillah, aku bersyukur dan berterima kasih kepada tim redaksi yang telah memberikan kesempatan padaku belajar menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan membagikannya kepada orang lain. Berapapun jumlahnya —seperti yang sahabatku tanyakan— aku tak menemukan alasan untuk dibanggakan dan memang bukan itu yang menjadi ukuran serta tujuan.
Jauh lebih penting —yang harus aku ingat dan perhatikan— aku harus siap mempertanggungjawabkan apa yang telah aku tuliskan dengan segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Seperti yang pernah kutulis, bahwa berbicara memang tidak selalu harus bayar. Itu di dunia. Tapi di akhirat kelak, apa yang kita ucapkan di dunia harus kita bayar —pertanggungjawabkan— baik dengan harga dasar —sesuai yang kita ucapkan— atau bahkan lebih dari itu karena efek yang ditimbulkan.
Sekecil apapun, sesederhana apapun, semoga aku bersama orang-orang yang membaca bisa mengambil pelajaran, menjadi ingat untuk terus berbenah diri, melakukan kebaikan dan perbaikan dari waktu ke waktu. Masih banyak hal yang harus kubenahi untuk bisa membuat tulisan yang enak dibaca, terlebih yang kaya akan makna.
Terima kasih sahabatku, pertanyaanmu telah menyadarkanku sekaligus menyemangatiku untuk selalu intorepeksi dan berusaha lebih baik lagi. Insya Allah.
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14653
Registration date : 2010-04-16
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
bro agus....
dalam hal ini saya masih baru dalam forum ini yang tidak sengaja menemukan forum ini...
mungkin sekitaran sebulan saya selalu membaca dan menyimak serta memperhatikan beberapa topik diskusi bagaimana bro agus, HT, Bothlehem, dan saudara2 muslim memberikan counter terhadap orang2 kristen sangat lah berguna dan terus terang saya banyak sekali mengambil pelajaran yang sangat sangat berarti yang mungkin saya tidak dapat kan hanya sekedar membaca, atau mendengarkan ceramah agama.....
dan saya sangat berharap saudara2 rekan muslim tetap bersemangat dan memberikan hikmah tentang bagaimana islam itu sangat begitu indah tentunya setelah saya merenungkan dan hati ini tergetar untuk lebih meningkatkan ibadah atas rasa syukur saya kepada ALLAH SWT yang memberikan petunjuk serta hidayah nya melalui rekan2 saudara2 muslim yang sangat saya banggakan....
saya pun merasakan apa yang bro agus rasakan tapi beda versi.. selama pengembaraan saya melalui topik2 diskusi disini pertama nya hanya sekedar membaca setelah beberapa minggu hati saya tergugah dan pertanyaan yang muncul adalah ko cuma dibaca saja?? apakah realisasi dan untungnya buat saya.... akhrinya saya menyadari bahwa... dengan sering membaca topik2 diskusi tentu ada hal2 yang menjadi pemberi tahuan kepada muslim walalupun secara tidak langsung seakan akan menyuruh saya meningkatkan tingkat keimanan dan ibadah saya yang mungkin pas2an..bukan kah apabila kita telah mengetahui sesuatu yang baik untuk ibadah harus kita jalankan... karena konsekuensi nya adalah seperti bro agus sampaikan yaitu pertanggung jawaban kita kepada Allah SWT.!!
akhir kata semoga Allah SWT selalu membimbing bro agus dan para ustaz-ustaz disini selalu memberikan yang terbaik baik untuk para pemeluk kristen umumnya agar cepat mendapatkan hidayah dan khususan kepada saudara muslim yang lain bisa menjadi pembelajaran untuk meningkatkan iman kita terutamanya saya sendiri
terima kasih kepada kalian semua tanpa terkecuali... keep on fighting fi sabilillah
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
bro agus....
dalam hal ini saya masih baru dalam forum ini yang tidak sengaja menemukan forum ini...
mungkin sekitaran sebulan saya selalu membaca dan menyimak serta memperhatikan beberapa topik diskusi bagaimana bro agus, HT, Bothlehem, dan saudara2 muslim memberikan counter terhadap orang2 kristen sangat lah berguna dan terus terang saya banyak sekali mengambil pelajaran yang sangat sangat berarti yang mungkin saya tidak dapat kan hanya sekedar membaca, atau mendengarkan ceramah agama.....
dan saya sangat berharap saudara2 rekan muslim tetap bersemangat dan memberikan hikmah tentang bagaimana islam itu sangat begitu indah tentunya setelah saya merenungkan dan hati ini tergetar untuk lebih meningkatkan ibadah atas rasa syukur saya kepada ALLAH SWT yang memberikan petunjuk serta hidayah nya melalui rekan2 saudara2 muslim yang sangat saya banggakan....
saya pun merasakan apa yang bro agus rasakan tapi beda versi.. selama pengembaraan saya melalui topik2 diskusi disini pertama nya hanya sekedar membaca setelah beberapa minggu hati saya tergugah dan pertanyaan yang muncul adalah ko cuma dibaca saja?? apakah realisasi dan untungnya buat saya.... akhrinya saya menyadari bahwa... dengan sering membaca topik2 diskusi tentu ada hal2 yang menjadi pemberi tahuan kepada muslim walalupun secara tidak langsung seakan akan menyuruh saya meningkatkan tingkat keimanan dan ibadah saya yang mungkin pas2an..bukan kah apabila kita telah mengetahui sesuatu yang baik untuk ibadah harus kita jalankan... karena konsekuensi nya adalah seperti bro agus sampaikan yaitu pertanggung jawaban kita kepada Allah SWT.!!
akhir kata semoga Allah SWT selalu membimbing bro agus dan para ustaz-ustaz disini selalu memberikan yang terbaik baik untuk para pemeluk kristen umumnya agar cepat mendapatkan hidayah dan khususan kepada saudara muslim yang lain bisa menjadi pembelajaran untuk meningkatkan iman kita terutamanya saya sendiri
terima kasih kepada kalian semua tanpa terkecuali... keep on fighting fi sabilillah
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
mantabo!!- Number of posts : 3
Reputation : 0
Points : 4758
Registration date : 2011-05-13
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
waalaikum salam, terima kasih atas attentionnya bro kepada kami semua, dan sangat diharapkan kepada bro mantabo untuk ikut memberikan sumbangsih berupa ide dan pemikiran untuk meluruskan pendapat mereka tentang Islam. Disini kami tidak sedang menghasut atau melakukan provokasi apapun, kecuali melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk kepentingan Islam.
Alhamdulillah dapat bro lihat bahwa perbedaan cara pandang kita dan mereka disini dapat diukur melalui pengetahuan mereka terhadap agama mereka sendiri maupun terhadap agama Islam. Kenyataannya mereka pun tidak memahami apa yang mereka anut, namun dengan bermodalkan pengetahuan apa adanya tentang Islam mereka berusaha untuk menjelekkan Islam yang tentu akan berakibat kepada kekonyolan mereka sendiri.
Islam itu adalah agama Rahmatan Lil alamin, yang tentu sangat berbeda kualitasnya dengan paham-paham buatan manusia.
Akhirul Kalam, selamat bergabung dan semoga Rahmat Allah selalu tercurah kepada Anda dan sekeluarga... :turban: :turban: :turban:
Alhamdulillah dapat bro lihat bahwa perbedaan cara pandang kita dan mereka disini dapat diukur melalui pengetahuan mereka terhadap agama mereka sendiri maupun terhadap agama Islam. Kenyataannya mereka pun tidak memahami apa yang mereka anut, namun dengan bermodalkan pengetahuan apa adanya tentang Islam mereka berusaha untuk menjelekkan Islam yang tentu akan berakibat kepada kekonyolan mereka sendiri.
Islam itu adalah agama Rahmatan Lil alamin, yang tentu sangat berbeda kualitasnya dengan paham-paham buatan manusia.
Akhirul Kalam, selamat bergabung dan semoga Rahmat Allah selalu tercurah kepada Anda dan sekeluarga... :turban: :turban: :turban:
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14653
Registration date : 2010-04-16
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
makasih bro atas saran dan ajakanya...
terus terang saya dalam kehidupan nyata saya lebih banyak bergaul dengan orang2 kristen karena lingkungan kerja saya termasuk pemilik tempat saya kerja... dan mereka adalah orang2 etnis tionghoa... saya sudah lama kerja pada mereka dan alhamdulillah saya masih dalam aqidah islam saya...
terus terang saya sangat sedih sekali melihat rekan2 kerja saya walalupun islam tapi mereka seakan akan mengikut kepada ajaran karena mungkin lebih mementingkan urusan duniawi.. dimana yang memberikan mereka rezki adalah "bos"..... bahkan ada seseorang yang menjadi anak angkat tapi akhirnya pindah keyakinan.... ada rekan kerja saya menikah dengan muslim dan akhirnya menjadi murtad karena dilandaskan kepada cinta 'makan itu cinta' (sori kalo terlalu menggebu-gebu karena saking keselnya hehehehe) padahal orang tersebut dari keluarga taat beragama....tapi ada satu lagi salah seorang bermuka cina hasil pernikahan cina denga pribumi, ngakunya sih islam.... dan saya uji dia hasilnya dia masih berpegang teguh pada ke-islam-an nya.... nah dari sini saya mulai membimbing dia dengan memberikan masukan-masukan dan memberikan dia sedikit pencerahan tentang islam sesuai dengan ilmu dan apa yang telah saya pelajari....
dan alhamdulillah saya berapa kali mengajaknya untuk sholat jumat bersama...dan dia begitu yakin dengan islam walalupun belum secara utuh...tapi dengan hidayah lah yang akan meluluhkan hatinya yang keras.....
ada juga teman saya yang beraliran yehua atau yehovah atau apa lah nama benarnya... dia dulunya adalah pendeta tapi sudah tidak lagi...tapi saya heran kenapa tiap kali ada pendeta yang berdiskusi selalu beda pendapat padahal yang dibahas adalah kitab mereka... saya pun penasaran saya akhirnya berdiskusi dengan dia (teman yang aliran yehua ) kalo sebenarnya aliran yehua sangat beda dengan kristen trinitas... mereka percaya satu yaitu tuhan yang Esa, dan mereka tidak merayakan natal, ulang tahun, dan berbagai macam pesta... bla...bla.. dll
dan dari obrolan saya dengan dia dapat saya ambil hikmah nya bahwa..... mereka mempertentangkan kitab mereka sendiri yang pada dasarnya adalah mempertentangkan masalah inti dari agama mereka sendiri yaitu masalah ketuhanan, padahal bersumber dari kitab mereka sendiri pedoman mereka.... kalo mereka masih mempertengtangkan masalah ketuhanan bagiamana mereka mau menjalan amalan - amalan yang ada pada kitab itu apalagi mengajarkan suatu keyakinan pada orang lain...
dan lagi2 saya sangat bersyukur alhamdulillah atas karunia iman islam yang kuat di dalam hati saya....
mungkin dengan hal ini dapat membantu rekan2 yang ada di forum ini hanya sekedar menambah wawasan dan pengalaman saya yang mungkin tak berarti dibanding dengan ilmu saudara ku yang ada disini....
mohon maaf apabila ada kata2 yang menyinggung karena manusia tempatnya salah sedangkan benar itu datang dari Allah SWT
keep on figthting fi sabilillah
terus terang saya dalam kehidupan nyata saya lebih banyak bergaul dengan orang2 kristen karena lingkungan kerja saya termasuk pemilik tempat saya kerja... dan mereka adalah orang2 etnis tionghoa... saya sudah lama kerja pada mereka dan alhamdulillah saya masih dalam aqidah islam saya...
terus terang saya sangat sedih sekali melihat rekan2 kerja saya walalupun islam tapi mereka seakan akan mengikut kepada ajaran karena mungkin lebih mementingkan urusan duniawi.. dimana yang memberikan mereka rezki adalah "bos"..... bahkan ada seseorang yang menjadi anak angkat tapi akhirnya pindah keyakinan.... ada rekan kerja saya menikah dengan muslim dan akhirnya menjadi murtad karena dilandaskan kepada cinta 'makan itu cinta' (sori kalo terlalu menggebu-gebu karena saking keselnya hehehehe) padahal orang tersebut dari keluarga taat beragama....tapi ada satu lagi salah seorang bermuka cina hasil pernikahan cina denga pribumi, ngakunya sih islam.... dan saya uji dia hasilnya dia masih berpegang teguh pada ke-islam-an nya.... nah dari sini saya mulai membimbing dia dengan memberikan masukan-masukan dan memberikan dia sedikit pencerahan tentang islam sesuai dengan ilmu dan apa yang telah saya pelajari....
dan alhamdulillah saya berapa kali mengajaknya untuk sholat jumat bersama...dan dia begitu yakin dengan islam walalupun belum secara utuh...tapi dengan hidayah lah yang akan meluluhkan hatinya yang keras.....
ada juga teman saya yang beraliran yehua atau yehovah atau apa lah nama benarnya... dia dulunya adalah pendeta tapi sudah tidak lagi...tapi saya heran kenapa tiap kali ada pendeta yang berdiskusi selalu beda pendapat padahal yang dibahas adalah kitab mereka... saya pun penasaran saya akhirnya berdiskusi dengan dia (teman yang aliran yehua ) kalo sebenarnya aliran yehua sangat beda dengan kristen trinitas... mereka percaya satu yaitu tuhan yang Esa, dan mereka tidak merayakan natal, ulang tahun, dan berbagai macam pesta... bla...bla.. dll
dan dari obrolan saya dengan dia dapat saya ambil hikmah nya bahwa..... mereka mempertentangkan kitab mereka sendiri yang pada dasarnya adalah mempertentangkan masalah inti dari agama mereka sendiri yaitu masalah ketuhanan, padahal bersumber dari kitab mereka sendiri pedoman mereka.... kalo mereka masih mempertengtangkan masalah ketuhanan bagiamana mereka mau menjalan amalan - amalan yang ada pada kitab itu apalagi mengajarkan suatu keyakinan pada orang lain...
dan lagi2 saya sangat bersyukur alhamdulillah atas karunia iman islam yang kuat di dalam hati saya....
mungkin dengan hal ini dapat membantu rekan2 yang ada di forum ini hanya sekedar menambah wawasan dan pengalaman saya yang mungkin tak berarti dibanding dengan ilmu saudara ku yang ada disini....
mohon maaf apabila ada kata2 yang menyinggung karena manusia tempatnya salah sedangkan benar itu datang dari Allah SWT
keep on figthting fi sabilillah
mantabo!!- Number of posts : 3
Reputation : 0
Points : 4758
Registration date : 2011-05-13
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
Assalamualaikum wr wb,
Maaf baru membalas nih bro,
Bahwa bergaul dengan siapa saja itu diperbolehkan dalam agama, tentu dengan tujuan untuk kebaikan. Namun seperti yang saya tuliskan dalam thred di atas, janganlah kita bersikap seperti lilin yang memberikan terang namun dirinya sendiri terbakar habis. Jadilah kunang-kunang yang menerangi alam sekitarnya sedapatnya, ia terus berkelip tanpa membahayakan dirinya. Dalam penerangan yang dilakukan kunang-kunang tersebut ada bagian-bagian ruang tertentu yang dapat disinari dan ada bagian terntentu yang tentu masih dalam kegelapan. Begitulah Allah SWT berkehendak, dan tentu Ia pula yang mengetahui rahasia apa di balik kegelapan tersebut....
:turban: :turban: :turban:
Maaf baru membalas nih bro,
Bahwa bergaul dengan siapa saja itu diperbolehkan dalam agama, tentu dengan tujuan untuk kebaikan. Namun seperti yang saya tuliskan dalam thred di atas, janganlah kita bersikap seperti lilin yang memberikan terang namun dirinya sendiri terbakar habis. Jadilah kunang-kunang yang menerangi alam sekitarnya sedapatnya, ia terus berkelip tanpa membahayakan dirinya. Dalam penerangan yang dilakukan kunang-kunang tersebut ada bagian-bagian ruang tertentu yang dapat disinari dan ada bagian terntentu yang tentu masih dalam kegelapan. Begitulah Allah SWT berkehendak, dan tentu Ia pula yang mengetahui rahasia apa di balik kegelapan tersebut....
:turban: :turban: :turban:
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14653
Registration date : 2010-04-16
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
agus wrote:Seorang sahabat bertanya, berapa jumlah tulisan yang sudah aku kirim dan publish di forum ini?
“Entahlah, aku tak menghitungnya,” jawabku apa adanya.
“Sudah mencapai sekian?” dia menyebutkan angka.
Sekali lagi kukatakan bahwa aku tak terlalu memperhatikannya.
Aku tak tertarik untuk menanyakan mengapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu. Tapi pertanyaannya telah membawaku pada sebuah renungan. Apakah tulisan yang kubuat mengandung manfaat? Atau hanya sekedar rangkaian kata-kata yang nyaris tanpa makna? Dan apakah dengan tulisan aku telah menjadi seperti lilin, ataukah seperti kunang-kunang?
Dengan cahayanya, lilin mampu memberikan terang pada sekitarnya. Namun sayang, pada saat yang bersamaan dia tak mampu menjaga dirinya agar tak habis terbakar. Tak bersisa, lalu gelappun kembali datang. Dalam hal tertentu, banyak orang yang mengagumi pengorbanan lilin. Ia rela mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain. Tapi ketika aku menulis dengan tujuan mengingatkan dan mengajak pada kebaikan, apakah aku harus mengabaikan diri sendiri? Tidakkah seharusnya aku juga melakukannya, bahkan sebelum orang lain?
"Perumpamaan orang alim yang menyeru kebaikan kepada manusia, tetapi ia sendiri tidak berbuat baik, bagaikan lampu lilin yang menerangi orang lain namun membakar dirinya sendiri." Seorang sahabat Rasulullah SAW, Usamah bin Zaid RA pernah mengatakan demikian. Seperti itukah aku? Ini menjadi tanda tanya besar yang harus segera kucari jawabannya.
Sangatlah rugi bila ternyata aku larut dalam keasyikan menyusun kata-kata hingga lupa dan terlena untuk berbenah, memperbaiki diri, dari hari ke hari. Sungguh celaka bila aku sibuk mengajak orang lain untuk menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan rosul Nya sementara aku justru sedikitpun tak bergerak. Atau penuh semangat aku mengingatkan orang lain agar meninggalkan sejauh-jauhnya segala yang menjadi larangan Allah dan rosul-Nya, tapi aku tak pernah malu dan malas melanggarnya. Astaghfirulloh!
Sudahkah aku menjadi orang pertama sebelum orang lain —yang membaca tulisanku— melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar? Atau justru aku akan tertinggal di belakang tanpa punya jaminan apakah masih ada kesempatan. Sungguh, aku tak ingin demikian.
"Apakah kalian menyuruh orang-orang berbuat baik, padahal kalian melupakan diri sendiri. Sedang kalian membaca kitab Allah, apakah kamu tidak berakal." (QS. Al-Baqarah [2] : 44)
Terlalu besar bila diumpamakan matahari, terlalu indah jika disamakan rembulan dan terlalu tinggi untuk dikatakan seperti bintang-bintang. Cukuplah aku seperti kunang-kunang, meski terang yang dibagikan hanya sebuah kerlipan, tapi dimanapun ia berada, kemanapun ia menuju, ia mampu memberikan sentuhan keindahan pada gelapnya malam. Ia —dalam dan beserta kelompoknya— mampu memberikan secercah cahaya hingga terlihat jalan kebaikan menuju perbaikan. Tak hanya sesaat, terang sebentar lalu gelap sama sekali. Dan yang jelas, kunang-kunang tetap bisa membagikan cahayanya tanpa harus dirinya terbakar binasa —sia-sia— seperti halnya lilin.
Alhamdulillah, aku bersyukur dan berterima kasih kepada tim redaksi yang telah memberikan kesempatan padaku belajar menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan membagikannya kepada orang lain. Berapapun jumlahnya —seperti yang sahabatku tanyakan— aku tak menemukan alasan untuk dibanggakan dan memang bukan itu yang menjadi ukuran serta tujuan.
Jauh lebih penting —yang harus aku ingat dan perhatikan— aku harus siap mempertanggungjawabkan apa yang telah aku tuliskan dengan segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Seperti yang pernah kutulis, bahwa berbicara memang tidak selalu harus bayar. Itu di dunia. Tapi di akhirat kelak, apa yang kita ucapkan di dunia harus kita bayar —pertanggungjawabkan— baik dengan harga dasar —sesuai yang kita ucapkan— atau bahkan lebih dari itu karena efek yang ditimbulkan.
Sekecil apapun, sesederhana apapun, semoga aku bersama orang-orang yang membaca bisa mengambil pelajaran, menjadi ingat untuk terus berbenah diri, melakukan kebaikan dan perbaikan dari waktu ke waktu. Masih banyak hal yang harus kubenahi untuk bisa membuat tulisan yang enak dibaca, terlebih yang kaya akan makna.
Terima kasih sahabatku, pertanyaanmu telah menyadarkanku sekaligus menyemangatiku untuk selalu intorepeksi dan berusaha lebih baik lagi. Insya Allah.
Hi hi..
salam bro Agus
dalam hal ini saya sependapat 100% dengan bro agus..
Jangan kita hanya adu argumen, dalil kosong di forum ini...
Mari kita perbaiki diri kita secara nyata, jadi manusia yang mengasihi sesama, tidak mengenal batas agama, ras, kelompok dsb..
Mari kita mengenal Allah, mencariNYa dalam KemulianNya..
mengalami kehadiran Allah sendiri dalam hidup sehari-hari...
Pemahaman dan hapalan atas dalil dan ajaran agama tidak otomatis menjadikan kita orang yang mengenal Allah dan berkenan padaNya.
Jangan penampilan kita seperti kyai, pendeta, atau bhiksu, tapi setan pun terbirit-birit melihat kelakuan kita.
Salam
Piss- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1888
Reputation : 1
Points : 6875
Registration date : 2011-03-29
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
Mantap sekali, hanya Tuhan kembali kita. Oleh karena itu mulai dari sekarang kenalilah diri kita masing-masing.... :flower: :flower: :flower:
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14653
Registration date : 2010-04-16
Re: LILIN DAN KUNANG-KUNANG (SEBUAH RENUNGAN)
kalau semar bahkan tidak pantas disebut meski 'hanya' sebagai kunang-kunang..
mistik6666- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1475
Location : pangkalan becak
Job/hobbies : tukang becak
Reputation : 7
Points : 6427
Registration date : 2011-03-31
Similar topics
» mimbar jumatan......................sebuah renungan...
» MKB : renungan jum"at " PERNYATAAN SIKAP FORUM PERTOBATAN MANTAN GEMBALA-GEMBALA TUHAN "
» Bahan Renungan.
» MKB : renungan jum"at " PERNYATAAN SIKAP FORUM PERTOBATAN MANTAN GEMBALA-GEMBALA TUHAN "
» Bahan Renungan.
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN