Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 73 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 73 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam
4 posters
Page 1 of 1
Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam
Setelah memeluk agama Islam, namanya menjadi Asiya Abdul Zahir. Kedua orangtuanya adalah pemeluk agama Budha, tapi ia lebih merasa sebagai seorang Kristiani karena ia sekolah di sekolah Kristen dan berada di lingkungan umat Kristiani.
"Saya selalu meyakini keberadaan satu-satunya Sang Pencipta, dimana semua yang ada sangat bergantung pada Sang Pencipta. Sejak usia 13 tahun, pada Sang Pencipta tunggal inilah, setiap hari saya berdoa dan memohon petunjuk," kata Asiya menceritakan kehidupannya sebelum masuk Islam.
"Sayang, saat itu pengetahuan saya tentang Islam masih minim. Saya memandang Islam sebagai agama yang aneh, hanya untuk segelintir bangsa-bangsa yang masih terbelakang, yang kebanyakan berada di Timur Tengah, agama yang membatasi gaya hidup, khususnya bagi kaum perempuan," sambungnya.
Asiya yang ketika itu belum mengenal Islam lebih dalam, menganggap Islam merendahkan kaum perempuan, perempuan dalam Islam diperlakukan sebagai budak, mengalami kekerasan fisik dan dipaksa untuk bersaing diantara empat perempuan untuk merebut kasih sayang suami (poligami) dan suami bisa melakukan apa saja terhadap istri-istrinya.
Asiya mengakui bahwa penilaiannya itu berdasarkan apa yang sering ia dengar saja dan beberapa program dokumenter yang pernah ia saksikan di televisi. Pandangannya mulai berubah ketika ia kuliah di perguruan tinggi dan berinteraksi dengan beberapa mahasiswa muslim dari berbagai latar belakang.
"Aneh, bahkan saya merasakan diri saya aneh, saya tertarik dengan mereka dan penasaran ingin mempelajari dan memahami agama mereka lebih jauh."
"Saya perhatikan mereka sangat bahagia, saya terkesan dengan keterbukaan dan kehangatan mereka pada saya dan pada orang lain. Tapi yang lebih penting, saya terkesan dengan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap agama yang selama ini selalu dikonotasikan dengan hal-hal negatif," tutur Aisya.
Sedikit demi sedikit, ia merasa kagum pada Islam, dan melalui proses edukasi, ia penghormatanya terhadap agama Islam bertambah besar, bahkan jika dibandingkan dengan penghormatan terhadap agama Kristen yang selama ini ia kenal.
Asiya terkesima ketika menyadari kesalahan tentang pandangannya selama ini terhadap Islam, terutama panilaiannya yang salah tentang posisi perempuan dalam Islam. "Saya menyadari realita tentang gaya hidup Islami dan kebenaran terkait istilah yang diciptakan orang-orang Amerika tentang 'fundamentalisme Islam'," kata Asiya.
"Makin banyak literatur, tanda-tanda dan bukti yang diungkapkan pada saya, daya intelektualitas saya makin terstimulasi dan jiwa saya, merasakan kehangatan. Saya ingin tahu semuanya tentang Islam dan saya sudah merasakan persaudaraan dan rasa memiliki diantara orang-orang Islam," tukasnya.
Asiya mengungkapkan, yang paling membuatnya terkesan pada Islam adalah, Islam adalah agama yang praktis dan bagaimana Islam memberikan mengatur kehidupan semua makhluk hidup. "Dan atas karunia Allah, saya akhirnya memahami kesalahan konsep teologi agama Kristen dan konsep yang sebelumnya saya terima tanpa pertanyaan," tambah Asiya.
Klimaks dari itu semua terjadi pada 4 Agustus 1994. Di hadapan 20 saksi, Asiya mengucapkan dua kalimat syahadat dan secara resmi menjadi seorang muslim.
"Saya tidak akan pernah melupakan hari penuh rahmat itu, dan bagaimana hidup saya berubah drastis hanya dalam waktu satu tahun. Saya sering ditanya, bagaimana rasanya menjadi mualaf dan kesulitan apa yang saya hadapi. Meski saya tidak mau membicarakan masalah ini, saya tetap memberikan contoh apa saja kesulitan yang saya alami," ujar Asiya.
Ia mengakui beratnya tantangan saat ia menjalani puasa saat Ramadan pertamanya. Belum lagi sikap keluarganya yang belum bisa menerima keislaman Asiya. Asiya sering menerima umpatan kasar bahkan ancaman dari keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Asiya juga mengalami teror, kamarnya diacak-acak, buku-bukunya banyak yang hilang secara misterius dan pesan-pesan sms berisi fitnah terhadapnya, yang dikirim ke teman-teman dan orangtua teman-teman Asiya.
"Jika saya ingin membaca, atau bicara di telepon, semuanya dilakukan dengan cara diam-diam. Begitu pula jika saya ingin pergi ke masjid atau tempat-tempat yang menggelar acara keislaman. Saya baru salat jika sudah memastikan tidak ada orang di sekitar saya, dan saya juga tidak bisa mengekspresikan kegembiraan saya saat Ramadan tiba, dan tidak berbagi kebahagiaan melihat teman-teman muslim yang sudah mengenakan jilbab," tutur Asiya.
Tapi Asiya tidak menganggap semua itu sebagai penderitaan hidupnya, karena setelah memeluk Islam, Asiya merasakan kepuasan dan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/asiya-abdul-zahir-perempuan-budha-yang-memilih-jalan-islam.htm
"Saya selalu meyakini keberadaan satu-satunya Sang Pencipta, dimana semua yang ada sangat bergantung pada Sang Pencipta. Sejak usia 13 tahun, pada Sang Pencipta tunggal inilah, setiap hari saya berdoa dan memohon petunjuk," kata Asiya menceritakan kehidupannya sebelum masuk Islam.
"Sayang, saat itu pengetahuan saya tentang Islam masih minim. Saya memandang Islam sebagai agama yang aneh, hanya untuk segelintir bangsa-bangsa yang masih terbelakang, yang kebanyakan berada di Timur Tengah, agama yang membatasi gaya hidup, khususnya bagi kaum perempuan," sambungnya.
Asiya yang ketika itu belum mengenal Islam lebih dalam, menganggap Islam merendahkan kaum perempuan, perempuan dalam Islam diperlakukan sebagai budak, mengalami kekerasan fisik dan dipaksa untuk bersaing diantara empat perempuan untuk merebut kasih sayang suami (poligami) dan suami bisa melakukan apa saja terhadap istri-istrinya.
Asiya mengakui bahwa penilaiannya itu berdasarkan apa yang sering ia dengar saja dan beberapa program dokumenter yang pernah ia saksikan di televisi. Pandangannya mulai berubah ketika ia kuliah di perguruan tinggi dan berinteraksi dengan beberapa mahasiswa muslim dari berbagai latar belakang.
"Aneh, bahkan saya merasakan diri saya aneh, saya tertarik dengan mereka dan penasaran ingin mempelajari dan memahami agama mereka lebih jauh."
"Saya perhatikan mereka sangat bahagia, saya terkesan dengan keterbukaan dan kehangatan mereka pada saya dan pada orang lain. Tapi yang lebih penting, saya terkesan dengan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap agama yang selama ini selalu dikonotasikan dengan hal-hal negatif," tutur Aisya.
Sedikit demi sedikit, ia merasa kagum pada Islam, dan melalui proses edukasi, ia penghormatanya terhadap agama Islam bertambah besar, bahkan jika dibandingkan dengan penghormatan terhadap agama Kristen yang selama ini ia kenal.
Asiya terkesima ketika menyadari kesalahan tentang pandangannya selama ini terhadap Islam, terutama panilaiannya yang salah tentang posisi perempuan dalam Islam. "Saya menyadari realita tentang gaya hidup Islami dan kebenaran terkait istilah yang diciptakan orang-orang Amerika tentang 'fundamentalisme Islam'," kata Asiya.
"Makin banyak literatur, tanda-tanda dan bukti yang diungkapkan pada saya, daya intelektualitas saya makin terstimulasi dan jiwa saya, merasakan kehangatan. Saya ingin tahu semuanya tentang Islam dan saya sudah merasakan persaudaraan dan rasa memiliki diantara orang-orang Islam," tukasnya.
Asiya mengungkapkan, yang paling membuatnya terkesan pada Islam adalah, Islam adalah agama yang praktis dan bagaimana Islam memberikan mengatur kehidupan semua makhluk hidup. "Dan atas karunia Allah, saya akhirnya memahami kesalahan konsep teologi agama Kristen dan konsep yang sebelumnya saya terima tanpa pertanyaan," tambah Asiya.
Klimaks dari itu semua terjadi pada 4 Agustus 1994. Di hadapan 20 saksi, Asiya mengucapkan dua kalimat syahadat dan secara resmi menjadi seorang muslim.
"Saya tidak akan pernah melupakan hari penuh rahmat itu, dan bagaimana hidup saya berubah drastis hanya dalam waktu satu tahun. Saya sering ditanya, bagaimana rasanya menjadi mualaf dan kesulitan apa yang saya hadapi. Meski saya tidak mau membicarakan masalah ini, saya tetap memberikan contoh apa saja kesulitan yang saya alami," ujar Asiya.
Ia mengakui beratnya tantangan saat ia menjalani puasa saat Ramadan pertamanya. Belum lagi sikap keluarganya yang belum bisa menerima keislaman Asiya. Asiya sering menerima umpatan kasar bahkan ancaman dari keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Asiya juga mengalami teror, kamarnya diacak-acak, buku-bukunya banyak yang hilang secara misterius dan pesan-pesan sms berisi fitnah terhadapnya, yang dikirim ke teman-teman dan orangtua teman-teman Asiya.
"Jika saya ingin membaca, atau bicara di telepon, semuanya dilakukan dengan cara diam-diam. Begitu pula jika saya ingin pergi ke masjid atau tempat-tempat yang menggelar acara keislaman. Saya baru salat jika sudah memastikan tidak ada orang di sekitar saya, dan saya juga tidak bisa mengekspresikan kegembiraan saya saat Ramadan tiba, dan tidak berbagi kebahagiaan melihat teman-teman muslim yang sudah mengenakan jilbab," tutur Asiya.
Tapi Asiya tidak menganggap semua itu sebagai penderitaan hidupnya, karena setelah memeluk Islam, Asiya merasakan kepuasan dan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/asiya-abdul-zahir-perempuan-budha-yang-memilih-jalan-islam.htm
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20
iman indah- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 547
Reputation : -22
Points : 5402
Registration date : 2011-05-25
Re: Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam
iman indah wrote:
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15882
Registration date : 2010-09-20
Re: Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam
hamba tuhan wrote:Setelah memeluk agama Islam, namanya menjadi Asiya Abdul Zahir. Kedua orangtuanya adalah pemeluk agama Budha, tapi ia lebih merasa sebagai seorang Kristiani karena ia sekolah di sekolah Kristen dan berada di lingkungan umat Kristiani.
"Saya selalu meyakini keberadaan satu-satunya Sang Pencipta, dimana semua yang ada sangat bergantung pada Sang Pencipta. Sejak usia 13 tahun, pada Sang Pencipta tunggal inilah, setiap hari saya berdoa dan memohon petunjuk," kata Asiya menceritakan kehidupannya sebelum masuk Islam.
"Sayang, saat itu pengetahuan saya tentang Islam masih minim. Saya memandang Islam sebagai agama yang aneh, hanya untuk segelintir bangsa-bangsa yang masih terbelakang, yang kebanyakan berada di Timur Tengah, agama yang membatasi gaya hidup, khususnya bagi kaum perempuan," sambungnya.
Asiya yang ketika itu belum mengenal Islam lebih dalam, menganggap Islam merendahkan kaum perempuan, perempuan dalam Islam diperlakukan sebagai budak, mengalami kekerasan fisik dan dipaksa untuk bersaing diantara empat perempuan untuk merebut kasih sayang suami (poligami) dan suami bisa melakukan apa saja terhadap istri-istrinya.
Asiya mengakui bahwa penilaiannya itu berdasarkan apa yang sering ia dengar saja dan beberapa program dokumenter yang pernah ia saksikan di televisi. Pandangannya mulai berubah ketika ia kuliah di perguruan tinggi dan berinteraksi dengan beberapa mahasiswa muslim dari berbagai latar belakang.
"Aneh, bahkan saya merasakan diri saya aneh, saya tertarik dengan mereka dan penasaran ingin mempelajari dan memahami agama mereka lebih jauh."
"Saya perhatikan mereka sangat bahagia, saya terkesan dengan keterbukaan dan kehangatan mereka pada saya dan pada orang lain. Tapi yang lebih penting, saya terkesan dengan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap agama yang selama ini selalu dikonotasikan dengan hal-hal negatif," tutur Aisya.
Sedikit demi sedikit, ia merasa kagum pada Islam, dan melalui proses edukasi, ia penghormatanya terhadap agama Islam bertambah besar, bahkan jika dibandingkan dengan penghormatan terhadap agama Kristen yang selama ini ia kenal.
Asiya terkesima ketika menyadari kesalahan tentang pandangannya selama ini terhadap Islam, terutama panilaiannya yang salah tentang posisi perempuan dalam Islam. "Saya menyadari realita tentang gaya hidup Islami dan kebenaran terkait istilah yang diciptakan orang-orang Amerika tentang 'fundamentalisme Islam'," kata Asiya.
"Makin banyak literatur, tanda-tanda dan bukti yang diungkapkan pada saya, daya intelektualitas saya makin terstimulasi dan jiwa saya, merasakan kehangatan. Saya ingin tahu semuanya tentang Islam dan saya sudah merasakan persaudaraan dan rasa memiliki diantara orang-orang Islam," tukasnya.
Asiya mengungkapkan, yang paling membuatnya terkesan pada Islam adalah, Islam adalah agama yang praktis dan bagaimana Islam memberikan mengatur kehidupan semua makhluk hidup. "Dan atas karunia Allah, saya akhirnya memahami kesalahan konsep teologi agama Kristen dan konsep yang sebelumnya saya terima tanpa pertanyaan," tambah Asiya.
Klimaks dari itu semua terjadi pada 4 Agustus 1994. Di hadapan 20 saksi, Asiya mengucapkan dua kalimat syahadat dan secara resmi menjadi seorang muslim.
"Saya tidak akan pernah melupakan hari penuh rahmat itu, dan bagaimana hidup saya berubah drastis hanya dalam waktu satu tahun. Saya sering ditanya, bagaimana rasanya menjadi mualaf dan kesulitan apa yang saya hadapi. Meski saya tidak mau membicarakan masalah ini, saya tetap memberikan contoh apa saja kesulitan yang saya alami," ujar Asiya.
Ia mengakui beratnya tantangan saat ia menjalani puasa saat Ramadan pertamanya. Belum lagi sikap keluarganya yang belum bisa menerima keislaman Asiya. Asiya sering menerima umpatan kasar bahkan ancaman dari keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Asiya juga mengalami teror, kamarnya diacak-acak, buku-bukunya banyak yang hilang secara misterius dan pesan-pesan sms berisi fitnah terhadapnya, yang dikirim ke teman-teman dan orangtua teman-teman Asiya.
"Jika saya ingin membaca, atau bicara di telepon, semuanya dilakukan dengan cara diam-diam. Begitu pula jika saya ingin pergi ke masjid atau tempat-tempat yang menggelar acara keislaman. Saya baru salat jika sudah memastikan tidak ada orang di sekitar saya, dan saya juga tidak bisa mengekspresikan kegembiraan saya saat Ramadan tiba, dan tidak berbagi kebahagiaan melihat teman-teman muslim yang sudah mengenakan jilbab," tutur Asiya.
Tapi Asiya tidak menganggap semua itu sebagai penderitaan hidupnya, karena setelah memeluk Islam, Asiya merasakan kepuasan dan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/asiya-abdul-zahir-perempuan-budha-yang-memilih-jalan-islam.htm
yang murtad malah lebih banyak lagi
kermit katak lucu- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9508
Registration date : 2011-06-17
daftar murtadin
daftar murtadin
===============================
Preachers, Mullahs, Imams, Scholars and Dawah missionaries who converted to Christianity
Dr. Mustafa (now Dr. Mark Gabriel) - Former Muslim Imam, Ex-Professor in Al Azhar University, Cairo, Egypt (Most prestigious Islamic school of theology), and author of several well-known books discussing Islam
Dr. Muhammed Rahoumy (now Dr. Samuel Paul) - Former Dean in Al Azhar Islamic University in Cairo Egypt
El-Faqi - Ex-Imam and lawyer
Hajji Husman Mohamed - Former Ethiopian Muslim Imam
Hamran Ambrie - Indonesian Ex-Muslim cleric
Mohammed Amin - Former Ethiopian Islamic cleric
El-Akkad - Former Muslim preacher from Egypt
Ak-Beket - Former Imam from Kazakhstan
Mullah Assad Ullah - Former mullah from Afganistan
Indonesian Imam who left Islam - Has led 3000 Muslims to Christ
Fahmir - A Mullah started to preach the Gospel in Afghanistan
Mischa - Mullah converts and becomes a church planter
Sudanese Muslim Imam - Converts to Christianity
Rahman - Convert from Kosovo leads Mullah to Christ
Imam - Decides to follow Christ after seeing Jesus film
Mosque Teacher - Leaves Islam and launches Christian Radio Ministry
Dr. Imad ud-Din Lahiz (Rev. Mawlawi) - Was a prolific Islamic Writer, Preacher, Quranic Translator
Khalif Majid Hassan - Former Islamic Preacher, and Minister in the Nation of Islam
Jeremiah Fard Muhammad - Muslim minister, now Christian evangelist
Saleh Hussaini - Former Nigerian Muslim Cleric
Sam Solomon - Former Muslim scholar who trained in Shari'ah law for 15 years
Yusuf Roni - Former Islamic Dawah Missionary, Islamic Youth Organization Chairman in Indonesia. Now a Christian Preacher
Jamal Zarka - Former Muslim Imam, Now Evangelist
Sheikh Mohamed Mansour - Prominent Egyptian Muslim Sheikh and Islamic Scholar
Hamza - Former Islamic scholar
Timothy Abraham - Former Muslim preacher and fundamentalist, now Christian Preacher
Daniel Shayestah - Former Quranic teacher and scholar
Ahmed Abdullahi - Former muslim cleric
Emmanuel (formerly Mohammed) - Former Muslim scholar
Zak Gariba - Former Muslim Imam
Mr. Moro S. Franci - Former Imam
Mario Joseph (Moulvi Sulaiman) - Former Muslim cleric from india
===============================
Preachers, Mullahs, Imams, Scholars and Dawah missionaries who converted to Christianity
Dr. Mustafa (now Dr. Mark Gabriel) - Former Muslim Imam, Ex-Professor in Al Azhar University, Cairo, Egypt (Most prestigious Islamic school of theology), and author of several well-known books discussing Islam
Dr. Muhammed Rahoumy (now Dr. Samuel Paul) - Former Dean in Al Azhar Islamic University in Cairo Egypt
El-Faqi - Ex-Imam and lawyer
Hajji Husman Mohamed - Former Ethiopian Muslim Imam
Hamran Ambrie - Indonesian Ex-Muslim cleric
Mohammed Amin - Former Ethiopian Islamic cleric
El-Akkad - Former Muslim preacher from Egypt
Ak-Beket - Former Imam from Kazakhstan
Mullah Assad Ullah - Former mullah from Afganistan
Indonesian Imam who left Islam - Has led 3000 Muslims to Christ
Fahmir - A Mullah started to preach the Gospel in Afghanistan
Mischa - Mullah converts and becomes a church planter
Sudanese Muslim Imam - Converts to Christianity
Rahman - Convert from Kosovo leads Mullah to Christ
Imam - Decides to follow Christ after seeing Jesus film
Mosque Teacher - Leaves Islam and launches Christian Radio Ministry
Dr. Imad ud-Din Lahiz (Rev. Mawlawi) - Was a prolific Islamic Writer, Preacher, Quranic Translator
Khalif Majid Hassan - Former Islamic Preacher, and Minister in the Nation of Islam
Jeremiah Fard Muhammad - Muslim minister, now Christian evangelist
Saleh Hussaini - Former Nigerian Muslim Cleric
Sam Solomon - Former Muslim scholar who trained in Shari'ah law for 15 years
Yusuf Roni - Former Islamic Dawah Missionary, Islamic Youth Organization Chairman in Indonesia. Now a Christian Preacher
Jamal Zarka - Former Muslim Imam, Now Evangelist
Sheikh Mohamed Mansour - Prominent Egyptian Muslim Sheikh and Islamic Scholar
Hamza - Former Islamic scholar
Timothy Abraham - Former Muslim preacher and fundamentalist, now Christian Preacher
Daniel Shayestah - Former Quranic teacher and scholar
Ahmed Abdullahi - Former muslim cleric
Emmanuel (formerly Mohammed) - Former Muslim scholar
Zak Gariba - Former Muslim Imam
Mr. Moro S. Franci - Former Imam
Mario Joseph (Moulvi Sulaiman) - Former Muslim cleric from india
kermit katak lucu- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 3551
Job/hobbies : memuji muji islam
Reputation : 11
Points : 9508
Registration date : 2011-06-17
Re: Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam
kermit katak lucu wrote:daftar murtadin
===============================
Preachers, Mullahs, Imams, Scholars and Dawah missionaries who converted to Christianity
Dr. Mustafa (now Dr. Mark Gabriel) - Former Muslim Imam, Ex-Professor in Al Azhar University, Cairo, Egypt (Most prestigious Islamic school of theology), and author of several well-known books discussing Islam
Dr. Muhammed Rahoumy (now Dr. Samuel Paul) - Former Dean in Al Azhar Islamic University in Cairo Egypt
El-Faqi - Ex-Imam and lawyer
Hajji Husman Mohamed - Former Ethiopian Muslim Imam
Hamran Ambrie - Indonesian Ex-Muslim cleric
Mohammed Amin - Former Ethiopian Islamic cleric
El-Akkad - Former Muslim preacher from Egypt
Ak-Beket - Former Imam from Kazakhstan
Mullah Assad Ullah - Former mullah from Afganistan
Indonesian Imam who left Islam - Has led 3000 Muslims to Christ
Fahmir - A Mullah started to preach the Gospel in Afghanistan
Mischa - Mullah converts and becomes a church planter
Sudanese Muslim Imam - Converts to Christianity
Rahman - Convert from Kosovo leads Mullah to Christ
Imam - Decides to follow Christ after seeing Jesus film
Mosque Teacher - Leaves Islam and launches Christian Radio Ministry
Dr. Imad ud-Din Lahiz (Rev. Mawlawi) - Was a prolific Islamic Writer, Preacher, Quranic Translator
Khalif Majid Hassan - Former Islamic Preacher, and Minister in the Nation of Islam
Jeremiah Fard Muhammad - Muslim minister, now Christian evangelist
Saleh Hussaini - Former Nigerian Muslim Cleric
Sam Solomon - Former Muslim scholar who trained in Shari'ah law for 15 years
Yusuf Roni - Former Islamic Dawah Missionary, Islamic Youth Organization Chairman in Indonesia. Now a Christian Preacher
Jamal Zarka - Former Muslim Imam, Now Evangelist
Sheikh Mohamed Mansour - Prominent Egyptian Muslim Sheikh and Islamic Scholar
Hamza - Former Islamic scholar
Timothy Abraham - Former Muslim preacher and fundamentalist, now Christian Preacher
Daniel Shayestah - Former Quranic teacher and scholar
Ahmed Abdullahi - Former muslim cleric
Emmanuel (formerly Mohammed) - Former Muslim scholar
Zak Gariba - Former Muslim Imam
Mr. Moro S. Franci - Former Imam
Mario Joseph (Moulvi Sulaiman) - Former Muslim cleric from india
murtadinkafirun.forumotion.com/t10222-six-million-americans-converted-to-islam-in-us
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN