Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 103 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 103 Guests :: 3 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Minoritas Muslim Uighurs di Cina Terus Ditindas dan Dibungkam
Page 1 of 1
Minoritas Muslim Uighurs di Cina Terus Ditindas dan Dibungkam
Tuesday, 05 July 2011 19:44 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG - Dua tahun usai kerusuhan mengguncang Xinjiang yang berpenduduk mayoritas Muslim, suara-suara etnis Uighurs masih dibungkam. Mereka dipaksa diam dengan ancaman penjara dan kamera pengintai yang diberlakukan oleh pemerintah Cina, demikian Amnesty Internasional menuturkan pada laman online mereka, Selasa, (5/7).
"Pemerintah tak hanya memberangus orang-orang yang menyinggung insiden pada Juli 2009 silam, mereka juga menggunakan pengaruh kekuasaan hingga di perbatasan untuk memaksa setiap orang agar tutup mulut," ujar direktur Amnesti Internasional untuk Asifa Pasifik, Sam Zarifi.
Dalam masa-masa itu, kelompok besar etnis Han turun ke jalan-jalan untuk melampiaskan dendam terhadap etnis Uighur. Situasi itu menimbulkan kekerasan etnis terburuk di Cina dalam beberapa dekade terakhir.
Kerusuhan menyebabkan hampir 200 orang tewas dan 1.700 orang terluka, demikian penghitungan pemerintah. Namun pihak Uighurs menyatakan jumlah korban tewas lebih tinggi dan terbanyak dari komunitas mereka.
Pemerintah Cina sejauh ini telah memvonis 200 orang--sebagian besar Uighurs--dalam kasus itu dan menghukum mati 26 orang di antaranya.
Usai kejadian tersebut, Cina memasang sekitar 17 ribu kamera pengintai di lingkungan Urumqi yang sebelumnya telah dipasangi kamera. Pemasangan terutama dilakukan di kawasan padat etnis Uighurs, minoritas Muslim berbahasa Turki yang diperkirakan berjumlah 8 juta orang.
"Tren umum yang terjadi, penindasan yang terjadi di penjuru Cina terhadap Muslim, terutama berpusat di Xinjiang. Di sana Uighur menjadi minoritas di tanah kelahirannya," ujar Zarifi.
Xinjiang telah menjadi daerah otonomi sejak 1955. Namun, status itu tak lantas menghilangkan sikap represif pemerintah Cina. "Menyerang setiap Uighurs yang berbicara bebas tak akan menyelesaikan keluhan di akar rumput," ujar Zarifi.
Seorang Uighur, Ershidin Israil, yang mencari suaka baru-baru ini dipaksa kembali dari Kazakhstan ke Cina. Rupanya pemerintah Cina melakukan tekanan terhadap tetangganya, negara Asia Tengah itu.
Penahanannya menuai keprihatinan karena kemungkinan besar ia mengalami penyiksaan dan dakwaan terhadap dirinya direkayasa.
Ershidin bukan satu-satunya kasus Urumqi yang tertindas. Seorang penyiar radio terkemuka di negara itu, Memetjan Abdulla, kini menjalani hukuman penjara seumur hidup karena memposting surat protes di laman Uighur, Salkin.
Lalu ada pula Tursanjan Hezim dan Dilshat Paerhat, mantan redaktur situs berita online terkenal di Uighur. Tursanjam diganjar tujuh tahun dan Dilshat harus mendekam lima tahun, juga gara-gara menayangkan protes secara online.
Kemudian seorang jurnalis Uighur, Hairat Niyaz, kini harus hidup di balik sel selama 15 tahun dengan dakwaan membahayakan keamanan negara setelah ia menulis essai dan bersedia diwawancara oleh jurnalis Hongkong menyusul protes Juli 2009. Padahal Hairat yang juga mantan redaktur media online itu dulu dianggap sebagai pro pemerintah.
Kelompok hak asasi menuduh Cina menggunakan kedok kebijakan anti-terorism dalam penindasan terhadap Muslim Uighur. Muslim juga menuding pemerintah sengaja menggiring jutaan etnis Han masuk ke lingkungan mereka untuk menggusur identitas dan budaya mereka.
Pengamat mengatakan kebijakan pemindahan etnis Han ke Xinjiang demi menyolidkan otoritas Beijing terus didorong. Kini proporsi Han dalam wilayah itu meningkat tajam, dari hanya 5 persen pada 1940-an menjadi lebih dari 40 persen saat ini.
Beijing memiliki alasan. Wilayah luas Xinjiang adalah aset berharga karena terletak di lokasi yang strategis, dekat Asia Tengah dan di sana terdapat cadangan minyak dan gas sangat besar.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/07/05/lnv21m-minoritas-muslim-uighurs-cina-terus-ditindas-dan-dibungkam
REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG - Dua tahun usai kerusuhan mengguncang Xinjiang yang berpenduduk mayoritas Muslim, suara-suara etnis Uighurs masih dibungkam. Mereka dipaksa diam dengan ancaman penjara dan kamera pengintai yang diberlakukan oleh pemerintah Cina, demikian Amnesty Internasional menuturkan pada laman online mereka, Selasa, (5/7).
"Pemerintah tak hanya memberangus orang-orang yang menyinggung insiden pada Juli 2009 silam, mereka juga menggunakan pengaruh kekuasaan hingga di perbatasan untuk memaksa setiap orang agar tutup mulut," ujar direktur Amnesti Internasional untuk Asifa Pasifik, Sam Zarifi.
Dalam masa-masa itu, kelompok besar etnis Han turun ke jalan-jalan untuk melampiaskan dendam terhadap etnis Uighur. Situasi itu menimbulkan kekerasan etnis terburuk di Cina dalam beberapa dekade terakhir.
Kerusuhan menyebabkan hampir 200 orang tewas dan 1.700 orang terluka, demikian penghitungan pemerintah. Namun pihak Uighurs menyatakan jumlah korban tewas lebih tinggi dan terbanyak dari komunitas mereka.
Pemerintah Cina sejauh ini telah memvonis 200 orang--sebagian besar Uighurs--dalam kasus itu dan menghukum mati 26 orang di antaranya.
Usai kejadian tersebut, Cina memasang sekitar 17 ribu kamera pengintai di lingkungan Urumqi yang sebelumnya telah dipasangi kamera. Pemasangan terutama dilakukan di kawasan padat etnis Uighurs, minoritas Muslim berbahasa Turki yang diperkirakan berjumlah 8 juta orang.
"Tren umum yang terjadi, penindasan yang terjadi di penjuru Cina terhadap Muslim, terutama berpusat di Xinjiang. Di sana Uighur menjadi minoritas di tanah kelahirannya," ujar Zarifi.
Xinjiang telah menjadi daerah otonomi sejak 1955. Namun, status itu tak lantas menghilangkan sikap represif pemerintah Cina. "Menyerang setiap Uighurs yang berbicara bebas tak akan menyelesaikan keluhan di akar rumput," ujar Zarifi.
Seorang Uighur, Ershidin Israil, yang mencari suaka baru-baru ini dipaksa kembali dari Kazakhstan ke Cina. Rupanya pemerintah Cina melakukan tekanan terhadap tetangganya, negara Asia Tengah itu.
Penahanannya menuai keprihatinan karena kemungkinan besar ia mengalami penyiksaan dan dakwaan terhadap dirinya direkayasa.
Ershidin bukan satu-satunya kasus Urumqi yang tertindas. Seorang penyiar radio terkemuka di negara itu, Memetjan Abdulla, kini menjalani hukuman penjara seumur hidup karena memposting surat protes di laman Uighur, Salkin.
Lalu ada pula Tursanjan Hezim dan Dilshat Paerhat, mantan redaktur situs berita online terkenal di Uighur. Tursanjam diganjar tujuh tahun dan Dilshat harus mendekam lima tahun, juga gara-gara menayangkan protes secara online.
Kemudian seorang jurnalis Uighur, Hairat Niyaz, kini harus hidup di balik sel selama 15 tahun dengan dakwaan membahayakan keamanan negara setelah ia menulis essai dan bersedia diwawancara oleh jurnalis Hongkong menyusul protes Juli 2009. Padahal Hairat yang juga mantan redaktur media online itu dulu dianggap sebagai pro pemerintah.
Kelompok hak asasi menuduh Cina menggunakan kedok kebijakan anti-terorism dalam penindasan terhadap Muslim Uighur. Muslim juga menuding pemerintah sengaja menggiring jutaan etnis Han masuk ke lingkungan mereka untuk menggusur identitas dan budaya mereka.
Pengamat mengatakan kebijakan pemindahan etnis Han ke Xinjiang demi menyolidkan otoritas Beijing terus didorong. Kini proporsi Han dalam wilayah itu meningkat tajam, dari hanya 5 persen pada 1940-an menjadi lebih dari 40 persen saat ini.
Beijing memiliki alasan. Wilayah luas Xinjiang adalah aset berharga karena terletak di lokasi yang strategis, dekat Asia Tengah dan di sana terdapat cadangan minyak dan gas sangat besar.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/07/05/lnv21m-minoritas-muslim-uighurs-cina-terus-ditindas-dan-dibungkam
sorga pelacur&preman- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 424
Reputation : -32
Points : 5169
Registration date : 2011-06-27
Similar topics
» Muslim dibungkam alqoran perihal tanda kenabian muhammad!!
» Minoritas Muslim Makin Berkembang, Prancis Kian Phobia!
» Tembok Cina Dibuat Muslim (Zulkarnain)
» Minoritas Muslim Makin Berkembang, Prancis Kian Phobia!
» Tembok Cina Dibuat Muslim (Zulkarnain)
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN