azl/coitus interruptus : cara islami memperkosa tawanan wanita

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

sabda alam wrote:

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

wakakakakak si kirmiiittt....maluuuuuuuuuuu banget tuch...pinginnya sich mau bikin malu Islam...tapi kok jadi malu sendiri....makanya baca baik2 trus hayati...jangan nafsu didahuluin...tuch...khan hasilnya jadi malu sendiri

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

kermit katak lucu wrote:

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

wwkkwkkwkkwkwkkwkkwkkwkkwkkwkwkkwkwkkwkkwkwkkwkwk


“Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


muhamad kurang setuju dengan azl/coitus interruptus ,karna menurut muhamad,muncul tidaknya bayi,adalah kekuasaan allah semata mata.......jadi menurut muhamad,perkosalah para tawanan itu dengan menyemprotkan sperma di dalam vagina.,bukan di luar vagina.


perhatikan juga hadist yang lain:


Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.


muhamad tidak melarang perkosaan terhadap tawanan perang wanita.muhamad hanya menyarankan,jika perkosa tawanan perang, semburkan saja sperma di dalam vagina,karna terciptanya bayi atau tidak,adalah kekuasaan allah semata mata...

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

kermit katak lucu wrote:

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
maksut nya lebih baik tidak mlakukan itu[pemerkosaan] adl mnikahi slah 1 dari twanan tsb karena hub. pernikahan lbih baik dripada luarnikah mlahan jauh
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

wwkkwkkwkkwkwkkwkkwkkwkkwkkwkwkkwkwkkwkkwkwkkwkwk


“Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


muhamad kurang setuju dengan azl/coitus interruptus ,karna menurut muhamad,muncul tidaknya bayi,adalah kekuasaan allah semata mata.......jadi menurut muhamad,perkosalah para tawanan itu dengan menyemprotkan sperma di dalam vagina.,bukan di luar vagina.
jauh mas...
emg dari ayat yg mas terakan ada unsur² kata SPERMA?MANI? bahkan MENYEMPROTKAN MANI

perhatikan juga hadist yang lain:


Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.


muhamad tidak melarang perkosaan terhadap tawanan perang wanita.muhamad hanya menyarankan,jika perkosa tawanan perang, semburkan saja sperma di dalam vagina,karna terciptanya bayi atau tidak,adalah kekuasaan allah semata mata...

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
maksut nya lebih baik tidak mlakukan itu[pemerkosaan] adl mnikahi slah 1 dari twanan tsb karena hub. pernikahan lbih baik dripada luarnikah mlahan jauh
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

wwkkwkkwkkwkwkkwkkwkkwkkwkkwkwkkwkwkkwkkwkwkkwkwk


“Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


muhamad kurang setuju dengan azl/coitus interruptus ,karna menurut muhamad,muncul tidaknya bayi,adalah kekuasaan allah semata mata.......jadi menurut muhamad,perkosalah para tawanan itu dengan menyemprotkan sperma di dalam vagina.,bukan di luar vagina.
jauh mas...
emg dari ayat yg mas terakan ada unsur² kata SPERMA?MANI? bahkan MENYEMPROTKAN MANI

perhatikan juga hadist yang lain:


Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.


muhamad tidak melarang perkosaan terhadap tawanan perang wanita.muhamad hanya menyarankan,jika perkosa tawanan perang, semburkan saja sperma di dalam vagina,karna terciptanya bayi atau tidak,adalah kekuasaan allah semata mata...

hahaha.....
itu mah bkan pmerkosaan mas...
yg nma nya pemerkosaan tuh...
melakukan hal bejat[zina] karena nafsu 1org di luar pernikahan...dan identik dg kekerasan....

kermit katak lucu wrote:

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:

TakBerkancut wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

haha...

anda krang tliti...
kan sudah tertera toh....
.kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual;
.tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?
.Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia[Rosul] berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu...
maksut nya lebih baik tidak mlakukan itu[pemerkosaan] adl mnikahi slah 1 dari twanan tsb karena hub. pernikahan lbih baik dripada luarnikah mlahan jauh
hahah...
teliti dolo mas sbelum kopas....

wwkkwkkwkkwkwkkwkkwkkwkkwkkwkwkkwkwkkwkkwkwkkwkwk


“Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


muhamad kurang setuju dengan azl/coitus interruptus ,karna menurut muhamad,muncul tidaknya bayi,adalah kekuasaan allah semata mata.......jadi menurut muhamad,perkosalah para tawanan itu dengan menyemprotkan sperma di dalam vagina.,bukan di luar vagina.
jauh mas...
emg dari ayat yg mas terakan ada unsur² kata SPERMA?MANI? bahkan MENYEMPROTKAN MANI

perhatikan juga hadist yang lain:


Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.


muhamad tidak melarang perkosaan terhadap tawanan perang wanita.muhamad hanya menyarankan,jika perkosa tawanan perang, semburkan saja sperma di dalam vagina,karna terciptanya bayi atau tidak,adalah kekuasaan allah semata mata...

hahaha.....
itu mah bkan pmerkosaan mas...
yg nma nya pemerkosaan tuh...
melakukan hal bejat[zina] karena nafsu 1org di luar pernikahan...dan identik dg kekerasan....

wkwkwkwkkwkkwkwkwkkwwkw


sepertinya muslim2 di sini tidak mengerti azl/coitus interuptus..coba di google aja.



Muhammad Ijinkan Pengikutnya Perkosa Tawanan Wanita di hadapan Suaminya

Hadist Sunan Abu Dawud (2150)
Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Kudri:
Rasul allah mengutus ekspedisi militer ke Awtas pada saat perang Hunain. Mereka bertemu dengan musuh dan bertempur dengan mereka. Mereka mengalahkan musuh dan mengambil mereka sebagai tawanan. Beberapa teman rasul allah enggan berhubungan seks dengan wanita tawanan di depan suami mereka yang kafir. Maka allah mengirimkan ayat quran sura 4:24. "Dan (diharamkan) bagimu kecuali mereka (tawanan) yang kamu miliki."

Kitab Asbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuti, sebab-sebab turunnya Surat An-Nisa ayat 24 (kalimat pertama):
Sebab turunnya ayat Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i meriwayatkan bahwa Abu Sa'id al-Khudri berkata, "Kami mendapatkan para tawanan wanita dari Authas yang mempunyai suami. Dan kami merasa tidak enak untuk menggauli mereka karena status mereka tersebut. Kami pun bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal itu. Lalu turunlah firman Allah, 'Dan (diharamkan juga kamu menikahi) perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki...." Maksudnya, 'Kecuali para wanita yang kalian peroleh dari berperang.' Dengan itu mereka pun menjadi halal untuk kami gauli."
Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Ayat ini turun ketika Allah menaklukkan Khaibar untuk orang-orang muslim. Ketika itu orang-orang muslim mendapatkan para wanita Ahli Kitab yang masih mempunyai swami. Ketika para wanita tersebut akan digauli, mereka berkata,"'Saya masih bersuami.' Rasulullah saw pun ditanya tentang hal itu. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, 'Dan (diharamkan juga kamu menikahi) perempuan yang bersuami,....



Setelah Muhammad menawan wanita dan anak-anak banu Mustaliq, Muhammad membagi-bagikan tawanan wanita kepada para pengikutnya.

Sirah Ibnu Hisyam Jilid 2 Halaman 259

Ibnu Ishaq berkata, "Pada perang tersebut (maksudnya perang terhadap banu Mustaliq), Rasulullah SAW mendapatkan tawanan yang banyak sekali kemudian semua tawanan dibagi secara merata di antara kaum muslimin. Di antara tawanan wanita ketika itu adalah Juwairiyah binti Al-Harits yang akhirnya diperistri Rasulullah SAW."

Aisyah berkata, Ketika Rasulullah SAW membagi-bagi tawanan-tawanan wanita Bani Al-Mushthaliq, Juwairiyah binti Al-Harits masuk ke dalam jatah Tsabit bin Qais bin Asy-Syammas atau anak pamannya, kemudian ia menebus dirinya dengan pembayaran kredit.

Para pengikut Muhammad kemudian memperkosa mereka dengan teknik azl (coitus interuptus):

Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 459:
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang membuang sperma. Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk menyerang Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang di antara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka membuang sperma saat mencapai puncak kenikmatan (=al-azl) agar sang wanita tidak hamil. Maka ketika kami bermaksud melakukan hubungan seks dengan cara membuang sperma, kami berkata: “Bagaimana kami dapat membuang sperma tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada di antara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan Rasul berkata: “Lebih baik kalian tidak membuang sperma, karena jika jiwa bayi manapun sampai hari Kebangkitan memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”

Dan Waqidi mengungkapkan kalau memang sudah menjadi kebiasaan Muhammad dan pengikutnya bahwa di setiap kali mereka mendapatkan tawanan wanita mereka memperkosanya dengan teknik azl (=membuang sperma di luar vagina saat orgasme):

Al-Waqidi vol.i, p.413
Seorang Yahudi berkata padaku, "Abu Said, tidak heran mengapa kau mau menjual dia (tawanan wanita) karena apa yang dikandungnya dalam perutnya adalah bayi dari kamu.” Aku berkata, “Tidak, aku melakukan ‘azl.” Mendengar ini dia menjawab (dengan kasar), “Itu hampir sama dengan pembunuhan anak!” Ketika aku sampaikan kisah ini kepada sang Nabi, dia berkata, “Orang2 Yahudi itu bohong. Orang2 Yahudi itu bohong.”

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

you7tube7com wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

21:4
Jika tuannya memberikan
kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka
perempuan itu dengan
anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan
tuannya,
dan budak laki-laki itu harus keluar
seorang diri.



Ulangan: 21 (Deuteronomy)

21:10 "Apabila engkau keluar berperang
melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam
tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan,

21:11 dan
engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok,
sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi
isterimu,

21:12 maka haruslah
engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur
rambutnya, memotong kukunya,

21:13 menanggalkan pakaian yang
dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi
ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau
menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu.

(KAWIN CERAI ALA YAHUDI JIKA
YAHUDI MENYUKAI ATAU TIDAK MENYUKAI LAGI WANITA-WANITA/BOLEH DICERAI
JIKA TIDAK SUKA LAGI)

2 Samuel 12:11
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

Ingat... semua itu FIRMAN TUHAN...

hamba tuhan1 wrote:

you7tube7com wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

21:4
Jika tuannya memberikan
kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka
perempuan itu dengan
anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan
tuannya,
dan budak laki-laki itu harus keluar
seorang diri.



Ulangan: 21 (Deuteronomy)

21:10 "Apabila engkau keluar berperang
melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam
tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan,

21:11 dan
engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok,
sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi
isterimu,

21:12 maka haruslah
engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur
rambutnya, memotong kukunya,

21:13 menanggalkan pakaian yang
dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi
ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau
menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu.

(KAWIN CERAI ALA YAHUDI JIKA
YAHUDI MENYUKAI ATAU TIDAK MENYUKAI LAGI WANITA-WANITA/BOLEH DICERAI
JIKA TIDAK SUKA LAGI)

2 Samuel 12:11
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

Ingat... semua itu FIRMAN TUHAN...

sabda alam wrote:

you7tube7com wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

21:4
Jika tuannya memberikan
kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka
perempuan itu dengan
anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan
tuannya,
dan budak laki-laki itu harus keluar
seorang diri.



Ulangan: 21 (Deuteronomy)

21:10 "Apabila engkau keluar berperang
melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam
tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan,

21:11 dan
engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok,
sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi
isterimu,

21:12 maka haruslah
engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur
rambutnya, memotong kukunya,

21:13 menanggalkan pakaian yang
dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi
ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau
menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu.

(KAWIN CERAI ALA YAHUDI JIKA
YAHUDI MENYUKAI ATAU TIDAK MENYUKAI LAGI WANITA-WANITA/BOLEH DICERAI
JIKA TIDAK SUKA LAGI)

2 Samuel 12:11
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

Ingat... semua itu FIRMAN TUHAN...

ooh da ada kaca tho..thanks bro....

jelasnggak wrote:BIASA LAH MUSLIM...

MAKANYA BROW...

KALAU BIKIN THREAD.... TINGGALIN AJA... NTAR JUGA MEREKA RAMAI SENDIRI KAYAK AYAM DI PASAR.

SOALNYA PERCUMAH JUGA KALAU DI BAHAS..MEREKA NGGA BAKAL NYAMPAI..

OTAKNYA TOLOL BANGED!

HAMPIR-HAMPIR MUNCUL SPECIES BARU DI DUNIA INI : SEPERTI MANUSIA TAPI BEROTAK KELEDAI.

jelasnggak wrote:BIASA LAH MUSLIM...

MAKANYA BROW...

KALAU BIKIN THREAD.... TINGGALIN AJA... NTAR JUGA MEREKA RAMAI SENDIRI KAYAK AYAM DI PASAR.

SOALNYA PERCUMAH JUGA KALAU DI BAHAS..MEREKA NGGA BAKAL NYAMPAI..

OTAKNYA TOLOL BANGED!

HAMPIR-HAMPIR MUNCUL SPECIES BARU DI DUNIA INI : SEPERTI MANUSIA TAPI BEROTAK KELEDAI.

kermit katak lucu wrote:

sabda alam wrote:

you7tube7com wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

21:4
Jika tuannya memberikan
kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka
perempuan itu dengan
anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan
tuannya,
dan budak laki-laki itu harus keluar
seorang diri.



Ulangan: 21 (Deuteronomy)

21:10 "Apabila engkau keluar berperang
melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam
tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan,

21:11 dan
engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok,
sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi
isterimu,

21:12 maka haruslah
engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur
rambutnya, memotong kukunya,

21:13 menanggalkan pakaian yang
dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi
ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau
menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu.

(KAWIN CERAI ALA YAHUDI JIKA
YAHUDI MENYUKAI ATAU TIDAK MENYUKAI LAGI WANITA-WANITA/BOLEH DICERAI
JIKA TIDAK SUKA LAGI)

2 Samuel 12:11
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

Ingat... semua itu FIRMAN TUHAN...

ooh da ada kaca tho..thanks bro....

jurus sakti muslim OOT ke kristen.....

kermit katak lucu wrote:

sabda alam wrote:

you7tube7com wrote:

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

21:4
Jika tuannya memberikan
kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka
perempuan itu dengan
anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan
tuannya,
dan budak laki-laki itu harus keluar
seorang diri.



Ulangan: 21 (Deuteronomy)

21:10 "Apabila engkau keluar berperang
melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam
tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan,

21:11 dan
engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok,
sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi
isterimu,

21:12 maka haruslah
engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur
rambutnya, memotong kukunya,

21:13 menanggalkan pakaian yang
dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi
ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau
menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu.

(KAWIN CERAI ALA YAHUDI JIKA
YAHUDI MENYUKAI ATAU TIDAK MENYUKAI LAGI WANITA-WANITA/BOLEH DICERAI
JIKA TIDAK SUKA LAGI)

2 Samuel 12:11
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

Ingat... semua itu FIRMAN TUHAN...

ooh da ada kaca tho..thanks bro....

jurus sakti muslim OOT ke kristen.....

hamba tuhan1 wrote:

Who am I wrote:

hamba tuhan1 wrote:

Bejat wrote:

Who am I wrote:

hamba tuhan1 wrote:

ini juru slamet para katak ya?????????

TakBerkancut wrote:

Bejat wrote:

Who am I wrote:

hamba tuhan1 wrote:

ini juru slamet para katak ya?????????

juru selamat maksudnya tukang ngasih selamat ya...ntar tak sewa kalo aku naik jabatan...


untung tuh ada yg tmbahin pkek firman tuhan...
ak gk pernah sih baca dari kitab² slain al-qur'an...
yg sbenarnya nabi muhammad mlarangnya untuk tdak mmbaca...

kermit katak lucu wrote:Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Malik’s Muwatta: Book 29, Number 29.32.99:
Yahya mengisahkan padaku dari Malik dari Damra ibn Said al-Mazini dari al-Hajjaj ibn Amr ibn Ghaziya ketika dia sedang duduk dengan Zayd ibn Thabit, ketika Ibn Fahd datang padanya. Dia berasal dari Yemen. Dia berkata, “Abu Said! Aku punya budak2 wanita. Tidak ada istri2ku yang bisa menyenangkanku seperti budak2ku, dan tidak ada budak2ku yang begitu menyenangkanku sehingga aku sampai ingin punya anak dari mereka, jadi haruskah aku melakukan azl/coitus interruptus?” ....

Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 135:
Dikisahkan oleh Jabir: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah.

Sahih Bukhari: Volume 9, Book 93, Number 506:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri: Ketika dalam peperangan dengan Bani Al-Mustaliq, mereka (tentara Muslim) menangkap tawanan2 wanita dan ingin menyebuhi wanita2 itu tanpa membuat mereka hamil. Maka mereka (tentara Muslim) tanya pada Nabi tentang azl/coitus interruptus …



Sahih Bukhari: Volume 7, Book 62, Number 136:
Dikisahkan oleh Jabir:
Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus ketika Qur’an diwahyukan. Jabir menambahkan: Kami biasa melakukan azl/coitus interruptus semasa hidup Rasul Allah ketika Qur’an sedang diwahyukan.
Azl dan wahyu Illahi!!! Pasangan serasi!!

urang batak wrote:....Numpang nandain aja....