Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 82 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 82 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Shalat Menjaga Orbit Spiritual
2 posters
Page 1 of 1
Shalat Menjaga Orbit Spiritual
Berbeda dari perintah puasa, zakat dan haji, perintah salat wajib dilaksanakan setiap hari sebanyak lima waktu. Belum lagi berbagai anjuran salat sunah seperti halnya tarawih di bulan Ramadan.
Beberapa teman non-muslim sering berkomentar, menjadi orang muslim itu berat, terutama melaksanakan perintah salat setiap harinya. Mengapa tidak cukup berdoa saja? Begitulah tanpa dilandasi iman, kesadaran dan disiplin tinggi, sungguh berat menjaga kontinuitas salat.
Tetapi jika kita amati, kalaupun seseorang enggan menjaga konsisteni salat lima waktu, hidup inipun selalu terikat dengan ritual keduniaan yang rutin. Sejak dari mandi, berpakaian, sarapan pagi, membaca koran, nonton televisi, menelepon teman dan sekian ritual keduniaan lain yang juga memakan waktu sebagaimana salat.
Belum lagi ritual mingguan, bulanan dan tahunan, selalu saja manusia kreatif menciptakan dan menjaganya, misalnya pesta ulang tahun kelahiran. Jadi kalau alasan enggan salat karena waktu, sesungguhnya kurang logis karena sebagai contoh untuk melaksanakan salat Isya kurang dari sepuluh menit. Soal tempat pun cukup fleksibel.
Satu di antara dampak positif dari salat adalah seseorang selalu diingatkan dan terikat pada pusat orbit Ilahi. Bayangkan saja, ibarat sebuah pesawat terbang yang menjelajahi ruang angkasa, sang pilot mesti taat pada garis orbitnya agar tidak tersesat dan kehilangan arah.
Begitu pula dalam hidup ini, dari bangun pagi sampai malam hendak tidur, kita bertemu dengan berbagai macam orang, situasi, serta godaan yang potensial menjauhkan diri kita dari orbit kebenaran. Maka idealnya dengan salat seseorang kembali ke orbit yang benar dan berkonsultasi pada Allah menyampaikan laporan rasa syukur, mohon kekuatan serta bimbingan.
Lewat salat diharapkan terjaga keseimbangan hidup untuk meraih kebaikan jasmani maupun rohani.
Dengan menjaga salat yang benar seseorang diharapkan peka dan setia pada rambu-rambu kehidupan yang telah diajarkan para Rasul Tuhan, ibarat pengembara yang selalu memperhatikan lampu lalu lintas serta arah jalan.
Melalui salat seorang hamba melakukan berkomunikasi langsung dengan Tuhan tanpa perantara untuk menyampaikan semua sanjungan, syukur, maupun keluh kesahnya.
Salat juga sebuah pengakuan penghambaan manusia di hadapan Tuhannya, pengakuan kelemahan dan tidak keberdayaannya manusia dihadapan-Nya.
Inna Shalatii Wanusuki Wamahyaaya Wamamaati Lillahi Rabbil 'Aalamiina, Bahwa salatku dan totalitas hidupku dipersembahkan hanya pada Allah. Salat juga mengajarkan kesabaran, kekhusyukan dan fokus atau istiqomah.
Beberapa teman non-muslim sering berkomentar, menjadi orang muslim itu berat, terutama melaksanakan perintah salat setiap harinya. Mengapa tidak cukup berdoa saja? Begitulah tanpa dilandasi iman, kesadaran dan disiplin tinggi, sungguh berat menjaga kontinuitas salat.
Tetapi jika kita amati, kalaupun seseorang enggan menjaga konsisteni salat lima waktu, hidup inipun selalu terikat dengan ritual keduniaan yang rutin. Sejak dari mandi, berpakaian, sarapan pagi, membaca koran, nonton televisi, menelepon teman dan sekian ritual keduniaan lain yang juga memakan waktu sebagaimana salat.
Belum lagi ritual mingguan, bulanan dan tahunan, selalu saja manusia kreatif menciptakan dan menjaganya, misalnya pesta ulang tahun kelahiran. Jadi kalau alasan enggan salat karena waktu, sesungguhnya kurang logis karena sebagai contoh untuk melaksanakan salat Isya kurang dari sepuluh menit. Soal tempat pun cukup fleksibel.
Satu di antara dampak positif dari salat adalah seseorang selalu diingatkan dan terikat pada pusat orbit Ilahi. Bayangkan saja, ibarat sebuah pesawat terbang yang menjelajahi ruang angkasa, sang pilot mesti taat pada garis orbitnya agar tidak tersesat dan kehilangan arah.
Begitu pula dalam hidup ini, dari bangun pagi sampai malam hendak tidur, kita bertemu dengan berbagai macam orang, situasi, serta godaan yang potensial menjauhkan diri kita dari orbit kebenaran. Maka idealnya dengan salat seseorang kembali ke orbit yang benar dan berkonsultasi pada Allah menyampaikan laporan rasa syukur, mohon kekuatan serta bimbingan.
Lewat salat diharapkan terjaga keseimbangan hidup untuk meraih kebaikan jasmani maupun rohani.
Dengan menjaga salat yang benar seseorang diharapkan peka dan setia pada rambu-rambu kehidupan yang telah diajarkan para Rasul Tuhan, ibarat pengembara yang selalu memperhatikan lampu lalu lintas serta arah jalan.
Melalui salat seorang hamba melakukan berkomunikasi langsung dengan Tuhan tanpa perantara untuk menyampaikan semua sanjungan, syukur, maupun keluh kesahnya.
Salat juga sebuah pengakuan penghambaan manusia di hadapan Tuhannya, pengakuan kelemahan dan tidak keberdayaannya manusia dihadapan-Nya.
Inna Shalatii Wanusuki Wamahyaaya Wamamaati Lillahi Rabbil 'Aalamiina, Bahwa salatku dan totalitas hidupku dipersembahkan hanya pada Allah. Salat juga mengajarkan kesabaran, kekhusyukan dan fokus atau istiqomah.
Re: Shalat Menjaga Orbit Spiritual
TakBerkancut wrote:Berbeda dari perintah puasa, zakat dan haji, perintah salat wajib dilaksanakan setiap hari sebanyak lima waktu. Belum lagi berbagai anjuran salat sunah seperti halnya tarawih di bulan Ramadan.
Beberapa teman non-muslim sering berkomentar, menjadi orang muslim itu berat, terutama melaksanakan perintah salat setiap harinya. Mengapa tidak cukup berdoa saja? Begitulah tanpa dilandasi iman, kesadaran dan disiplin tinggi, sungguh berat menjaga kontinuitas salat.
Tetapi jika kita amati, kalaupun seseorang enggan menjaga konsisteni salat lima waktu, hidup inipun selalu terikat dengan ritual keduniaan yang rutin. Sejak dari mandi, berpakaian, sarapan pagi, membaca koran, nonton televisi, menelepon teman dan sekian ritual keduniaan lain yang juga memakan waktu sebagaimana salat.
Belum lagi ritual mingguan, bulanan dan tahunan, selalu saja manusia kreatif menciptakan dan menjaganya, misalnya pesta ulang tahun kelahiran. Jadi kalau alasan enggan salat karena waktu, sesungguhnya kurang logis karena sebagai contoh untuk melaksanakan salat Isya kurang dari sepuluh menit. Soal tempat pun cukup fleksibel.
Satu di antara dampak positif dari salat adalah seseorang selalu diingatkan dan terikat pada pusat orbit Ilahi. Bayangkan saja, ibarat sebuah pesawat terbang yang menjelajahi ruang angkasa, sang pilot mesti taat pada garis orbitnya agar tidak tersesat dan kehilangan arah.
Begitu pula dalam hidup ini, dari bangun pagi sampai malam hendak tidur, kita bertemu dengan berbagai macam orang, situasi, serta godaan yang potensial menjauhkan diri kita dari orbit kebenaran. Maka idealnya dengan salat seseorang kembali ke orbit yang benar dan berkonsultasi pada Allah menyampaikan laporan rasa syukur, mohon kekuatan serta bimbingan.
Lewat salat diharapkan terjaga keseimbangan hidup untuk meraih kebaikan jasmani maupun rohani.
Dengan menjaga salat yang benar seseorang diharapkan peka dan setia pada rambu-rambu kehidupan yang telah diajarkan para Rasul Tuhan, ibarat pengembara yang selalu memperhatikan lampu lalu lintas serta arah jalan.
Melalui salat seorang hamba melakukan berkomunikasi langsung dengan Tuhan tanpa perantara untuk menyampaikan semua sanjungan, syukur, maupun keluh kesahnya.
Salat juga sebuah pengakuan penghambaan manusia di hadapan Tuhannya, pengakuan kelemahan dan tidak keberdayaannya manusia dihadapan-Nya.
Inna Shalatii Wanusuki Wamahyaaya Wamamaati Lillahi Rabbil 'Aalamiina, Bahwa salatku dan totalitas hidupku dipersembahkan hanya pada Allah. Salat juga mengajarkan kesabaran, kekhusyukan dan fokus atau istiqomah.
Itulah pembeda antara orang beriman dan yang tidak.....
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14637
Registration date : 2010-04-16
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN