Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 42 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 42 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
MUI: KRISTEN HALMAHERA BRENGSEK
Page 1 of 1
MUI: KRISTEN HALMAHERA BRENGSEK
(ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku
Utara membeberkan pembantaian warga Muslim dalam kerusuhan
bernuansa SARA akhir Desember lalu di Tobelo, Galela, Ibu,
Jailolo, Sahu dan Loloda Pulau Halmahera Utara (Maluku Utara).
"Konflik agama, antara kelompokk minoritas dan mayoritas di
bumi Halmahera Utara itu, mengakibatkan 2.604 jiwa warga
Muslim tewas, ratusan lainnya luka-luka," kata Ketua MUI
Maluku Utara Syarief Syahfin kepada wartawan di Ternate,
Jumat.
Menurut dia, sebagian besar warga Muslim yang dibantai pada
pasca kerusuhan di Halmahera Utara adalah anak-anak dan
perempuan, terutama di desa Togoliuwa, Popilo dan desa Gamhoku
di Kecamatan Tobelo.
"Yang lebih tragis lagi, dari 254 warga desa Togoliuwa (lokasi
penempatan transmigran) yang tewas itu, 216 orang di antaranya
dibantai di dalam Mesjid," jelasnya.
MUI Maluku Utara masih terus berupaya menghimpun data-data
korban di kawasan yang sementara ini dikuasai kelompok
minoritas itu. Aparat keamanan tidak perlu menutup-nutupi
korban pembantaian di Pulau Halmahera Utara, karena banyak
saksi mata pembantaian yang datang mengadu ke Majelis Ulama
Indonesia.
Korban sementara yang di inventaris MUI sebanyak 2.064 orang
dan akan terus berupaya menghimpun data-data aktual tentang
pertikaian yang banyak menewaskan warga Muslim guna
disampaikan kepada MUI pusat dan pemerintah.
"Ini bukan data simpang siur lagi, karena MUI juga memiliki
bukti-bukti foto pembantaian di luar maupun di dalam mesjid
An-nur di desa Togoliuwa kecamatan Tobelo," ujar Syahfin.
Bahkan salah satu saksi mata tragedi itu, yakni Yani Sabi (21)
menerangkan, segenap anggota keluarganya di bakar massa
penyerang bersama ratusan korban pembantaian lainnya. Itu baru
di desa Togoliuwa, katanya, belum termasuk di desa-desa di
kecamatan lain yang dilanda kerusuhan bernuansa SARA itu.
Kalau aparat kepolisian menyatakan, korban meninggal di Maluku
Utara tercatat 754 orang silahkan saja. "Namun khusus Tobelo
saja korban jiwa sesuai laporan kepolisian sebanyak 464 orang,
tetapi data MUI angka itu pasti lebih banyak lagi," kata
mantan Staf Kantor Departemen Agama Maluku Utara itu.
Ia mencontohkan di desa Togoliuwa, salah satu kawasan
pemukiman transmigran di pedalaman Pulau Halmahera Utara sudah
terdapat 254 warga muslim yang tewas. "Lalu di desa Popilo dan
desa Gamhoku yang menjadi sasaran utama kelompok minoritas di
sana tidak diungkapkan," tambahnya.
Yang lebih menyedihkan sedikitnya 76.234 jiwa warga muslim di
kawasan itu, tercabut dari tanah kelahirannya dan mereka
sekarang terpaksa menjadi bagian dari gelombang pengungsi
terbesar di Indonesia dewasa ini.
MUI menolak
Syahfin menyatakan, prihatin terhadap tragedi kemanusiaan dan
situasi di propinsi termuda di Indonesia itu, namun MUI Maluku
Utara secara tegas "menolak rekonsiliasi".
Itu adalah suara warga muslim yang kini menjadi korban dalam
pertikaian di bagian Utara pulau Halmahera itu. Jika MUI
menyuarakan rekonsiliasi maka pihaknya akan menjadi sasaran
utama umatnya. "Proses rekonsiliasi bisa jalan, apabila
seluruh harta benda dan tanah milik umat Islam di kuasai umat
agresor harus dikembalikan," tegas Ketua MUI.
Kerusuhan di Pulau Halmahera Utara, menurutnya, adalah murni
kasus SARA, bukan persoalan perebutan batas wilayah Kecamatan
Kao dan Kecamatan Malifut seperti yang dihembuskan para elite
politik dan aparat di Jakarta itu.
"Tidak sedikit umat Islam yang menjadi korban pembantaian di
bumi Halmahera. Bila ada yang mengatakan konflik di Halmahera
adalah persoalan batas wilayah, itu adalah bohong dan tidak
benar," tegasnya.
Utara membeberkan pembantaian warga Muslim dalam kerusuhan
bernuansa SARA akhir Desember lalu di Tobelo, Galela, Ibu,
Jailolo, Sahu dan Loloda Pulau Halmahera Utara (Maluku Utara).
"Konflik agama, antara kelompokk minoritas dan mayoritas di
bumi Halmahera Utara itu, mengakibatkan 2.604 jiwa warga
Muslim tewas, ratusan lainnya luka-luka," kata Ketua MUI
Maluku Utara Syarief Syahfin kepada wartawan di Ternate,
Jumat.
Menurut dia, sebagian besar warga Muslim yang dibantai pada
pasca kerusuhan di Halmahera Utara adalah anak-anak dan
perempuan, terutama di desa Togoliuwa, Popilo dan desa Gamhoku
di Kecamatan Tobelo.
"Yang lebih tragis lagi, dari 254 warga desa Togoliuwa (lokasi
penempatan transmigran) yang tewas itu, 216 orang di antaranya
dibantai di dalam Mesjid," jelasnya.
MUI Maluku Utara masih terus berupaya menghimpun data-data
korban di kawasan yang sementara ini dikuasai kelompok
minoritas itu. Aparat keamanan tidak perlu menutup-nutupi
korban pembantaian di Pulau Halmahera Utara, karena banyak
saksi mata pembantaian yang datang mengadu ke Majelis Ulama
Indonesia.
Korban sementara yang di inventaris MUI sebanyak 2.064 orang
dan akan terus berupaya menghimpun data-data aktual tentang
pertikaian yang banyak menewaskan warga Muslim guna
disampaikan kepada MUI pusat dan pemerintah.
"Ini bukan data simpang siur lagi, karena MUI juga memiliki
bukti-bukti foto pembantaian di luar maupun di dalam mesjid
An-nur di desa Togoliuwa kecamatan Tobelo," ujar Syahfin.
Bahkan salah satu saksi mata tragedi itu, yakni Yani Sabi (21)
menerangkan, segenap anggota keluarganya di bakar massa
penyerang bersama ratusan korban pembantaian lainnya. Itu baru
di desa Togoliuwa, katanya, belum termasuk di desa-desa di
kecamatan lain yang dilanda kerusuhan bernuansa SARA itu.
Kalau aparat kepolisian menyatakan, korban meninggal di Maluku
Utara tercatat 754 orang silahkan saja. "Namun khusus Tobelo
saja korban jiwa sesuai laporan kepolisian sebanyak 464 orang,
tetapi data MUI angka itu pasti lebih banyak lagi," kata
mantan Staf Kantor Departemen Agama Maluku Utara itu.
Ia mencontohkan di desa Togoliuwa, salah satu kawasan
pemukiman transmigran di pedalaman Pulau Halmahera Utara sudah
terdapat 254 warga muslim yang tewas. "Lalu di desa Popilo dan
desa Gamhoku yang menjadi sasaran utama kelompok minoritas di
sana tidak diungkapkan," tambahnya.
Yang lebih menyedihkan sedikitnya 76.234 jiwa warga muslim di
kawasan itu, tercabut dari tanah kelahirannya dan mereka
sekarang terpaksa menjadi bagian dari gelombang pengungsi
terbesar di Indonesia dewasa ini.
MUI menolak
Syahfin menyatakan, prihatin terhadap tragedi kemanusiaan dan
situasi di propinsi termuda di Indonesia itu, namun MUI Maluku
Utara secara tegas "menolak rekonsiliasi".
Itu adalah suara warga muslim yang kini menjadi korban dalam
pertikaian di bagian Utara pulau Halmahera itu. Jika MUI
menyuarakan rekonsiliasi maka pihaknya akan menjadi sasaran
utama umatnya. "Proses rekonsiliasi bisa jalan, apabila
seluruh harta benda dan tanah milik umat Islam di kuasai umat
agresor harus dikembalikan," tegas Ketua MUI.
Kerusuhan di Pulau Halmahera Utara, menurutnya, adalah murni
kasus SARA, bukan persoalan perebutan batas wilayah Kecamatan
Kao dan Kecamatan Malifut seperti yang dihembuskan para elite
politik dan aparat di Jakarta itu.
"Tidak sedikit umat Islam yang menjadi korban pembantaian di
bumi Halmahera. Bila ada yang mengatakan konflik di Halmahera
adalah persoalan batas wilayah, itu adalah bohong dan tidak
benar," tegasnya.
segoromayit- SPAMMER
- Number of posts : 307
Location : gang dolly, tempat yesus dilahirkan
Job/hobbies : ngencingi wajah kermit
Humor : menjadikan forum MK semakin 'bermutu'
Reputation : -1
Points : 5161
Registration date : 2012-02-21
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN