Kenafa ya teroris2 muslim itu sebagian besar malah sangat rajin beribadah ???

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan  Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

F-22 wrote:Kenafa ya muslim2 dungu itu semakin mendekatkan diri kpd oloh lewat ibadah malah semakin ndak mengetahui kalo eslam itu AGAMA DAMAI ???

F-22 wrote:Kenafa ya muslim2 dungu itu semakin mendekatkan diri kpd oloh lewat ibadah malah semakin ndak mengetahui kalo eslam itu AGAMA DAMAI ???

F-22 wrote:

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

taek_kabeh wrote:waduh, untung ak gk salah pilih agama. coba kalo salah pilih agama, bisa jadi pembunuh kyk para tero.

Zhapents81 wrote:

taek_kabeh wrote:waduh, untung ak gk salah pilih agama. coba kalo salah pilih agama, bisa jadi pembunuh kyk para tero.

oh tambahan dari teman saya, kenapa teroris islam kok rajin beribadah ya karena mereka teroros islam coba kalau teroris kristen mereka pasti rajin nyanyi-nyanyi di gereja

Piss wrote:

Zhapents81 wrote:

taek_kabeh wrote:waduh, untung ak gk salah pilih agama. coba kalo salah pilih agama, bisa jadi pembunuh kyk para tero.

oh tambahan dari teman saya, kenapa teroris islam kok rajin beribadah ya karena mereka teroros islam coba kalau teroris kristen mereka pasti rajin nyanyi-nyanyi di gereja

huahahaha...

masalahnya jadi teroris dan sekaligus beragama kristen itu sangat sulit..
yang ada gw malah diajarin mengasihi sesama manusia seperti gw mengasihi diri gw sendiri....
sesama manusia lagi...bukan cuma sesama pemeluk agama kristen..
tapi juga harus mengasihi manusia yang beragama islam, hindu, budha..yahh semuanyalah....

tapi kalo diajaran memet kan, alloh cuma sayang muslim, manusia lain alloh bilang kapir...
bunuh juga halal..huahahaha..
gampang deh jadi teroris di sini...

huahahaha...


istilah bekennya gini:
hardwarenya mah sama, tapi softwarenya beda...
huahahahaha....

kermit katak lucu wrote:



Somehow this Muslim police employee had gotten the crazy, Islamophobic notion that Islamic law and British law were not compatible. Meanwhile, yet another convert to Islam misunderstands his new, peaceful religion, and yet everyone nonetheless continues happily believing the Orwellian lies the mainstream media and Western governments purvey. More on this story. "White Muslim one of six arrested over ‘terror plot,'" by Tom Whitehead, Martin Evans and Sam Marsden for the Telegraph, July 5 (thanks to John):

White Muslim convert Richard Dart and a former police community support officer were among six people arrested for allegedly plotting a terror attack in Britain.
Richard Dart, 29, is a white Muslim convert who featured in a BBC documentary last year filmed by his own brother about his conversion.

A former PCSO and two of his brothers, who were living just over a mile from the Olympic site in Stratford, were also among those detained during the police and MI5 operation to prevent a suspected terror assault....

The Daily Telegraph understands the police moved over fears that a group had obtained a sword which could potentially be used in a terrorist attack.

Mr Dart, 29, the son of Dorset teachers, featured in a BBC documentary last year filmed by his own brother about his conversion. During the film, called My Brother the Islamist, he was seen protesting about British soldiers in Afghanistan and accused them of being “murderers”.

He also called for Sharia law to be established in Britain, as well as saying that one of his friends used to be “in the police”, but is not any more. Mr Dart has changed his name to Salahuddin al Britani.

Oh, brother.

Salahuddin comes from the medieval leader who drove King Richard I from Jerusalem during the Crusades.
It emerged last year that the former BBC security guard was living off state benefits in a luxury flat in Mile End, east London.

Anjem Choudary said he had converted Mr Dart but had not been in contact with him for more than a year.

The six, which included one woman, were arrested on suspicion of the commission, preparation or instigation of acts of terrorism after police raids during the early hours of Thursday, July 5.

Neighbours in Stratford said one of the brothers was Jahangir Alom, 26, who served as a former Metropolitan community support officer between May 2007 and September 2009. He is understood to also go under the name of Abu Khalid.

bule kena virus arab

you7tube7com wrote:

F-22 wrote:Kenafa ya muslim2 dungu itu semakin mendekatkan diri kpd oloh lewat ibadah malah semakin ndak mengetahui kalo eslam itu AGAMA DAMAI ???

Setuju..... anda betul sekali.... mereka adl muslim2 dungu..... Islam adalah agama damai.....
Mereka rajin beribadah... karena mereka anggap bhw tindakan mereka adl yg dibenarkan dalam ajaran Islam.... padahal SALAH sama sekali....

Zhapents81 wrote:

Piss wrote:

Zhapents81 wrote:

taek_kabeh wrote:waduh, untung ak gk salah pilih agama. coba kalo salah pilih agama, bisa jadi pembunuh kyk para tero.

oh tambahan dari teman saya, kenapa teroris islam kok rajin beribadah ya karena mereka teroros islam coba kalau teroris kristen mereka pasti rajin nyanyi-nyanyi di gereja

huahahaha...

masalahnya jadi teroris dan sekaligus beragama kristen itu sangat sulit..
yang ada gw malah diajarin mengasihi sesama manusia seperti gw mengasihi diri gw sendiri....
sesama manusia lagi...bukan cuma sesama pemeluk agama kristen..
tapi juga harus mengasihi manusia yang beragama islam, hindu, budha..yahh semuanyalah....

tapi kalo diajaran memet kan, alloh cuma sayang muslim, manusia lain alloh bilang kapir...
bunuh juga halal..huahahaha..
gampang deh jadi teroris di sini...

huahahaha...


istilah bekennya gini:
hardwarenya mah sama, tapi softwarenya beda...
huahahahaha....

loh gak tahu ya agama kami mengajarkan kasih sayang,yg halal dibunuh ya cuma orang kafir yg memerangi Islam ,klo gak memerangi ya gak boleh dibunuh....

lu terlalu banyak ditipu oleh pendeta lo,... jadi hanya beberapa ayat yg kamu dengar bukan keseluruhan

F-23 wrote:@Zhapents81



mendingan kamu gak usah aktif disini. disini perjuangan kamu sia2 soalnya yg dilawan sampah2 semua

mendingan kamu gabung disini aja: http://laskarislam.indonesianforum.net/

semua penghuni yg ada disini udh pindah disana semua

Piss wrote:

Zhapents81 wrote:

Piss wrote:

Zhapents81 wrote:

taek_kabeh wrote:waduh, untung ak gk salah pilih agama. coba kalo salah pilih agama, bisa jadi pembunuh kyk para tero.

oh tambahan dari teman saya, kenapa teroris islam kok rajin beribadah ya karena mereka teroros islam coba kalau teroris kristen mereka pasti rajin nyanyi-nyanyi di gereja

huahahaha...

masalahnya jadi teroris dan sekaligus beragama kristen itu sangat sulit..
yang ada gw malah diajarin mengasihi sesama manusia seperti gw mengasihi diri gw sendiri....
sesama manusia lagi...bukan cuma sesama pemeluk agama kristen..
tapi juga harus mengasihi manusia yang beragama islam, hindu, budha..yahh semuanyalah....

tapi kalo diajaran memet kan, alloh cuma sayang muslim, manusia lain alloh bilang kapir...
bunuh juga halal..huahahaha..
gampang deh jadi teroris di sini...

huahahaha...


istilah bekennya gini:
hardwarenya mah sama, tapi softwarenya beda...
huahahahaha....

loh gak tahu ya agama kami mengajarkan kasih sayang,yg halal dibunuh ya cuma orang kafir yg memerangi Islam ,klo gak memerangi ya gak boleh dibunuh....

lu terlalu banyak ditipu oleh pendeta lo,... jadi hanya beberapa ayat yg kamu dengar bukan keseluruhan

masalahnya nak....
semua kapir dianggap musuh islam huahahaha...
kan islam satu-satunya agama yang menyatakan punya musuh...MUSUH ISLAM huahahaha...
otomatis yang namanya musuh itu, posisinya konfrontatif...atau dianggap dlm posisi menyerang
huahahahahaha....


Kalo bener yang loe tulis diatas..
kasih tau dong ke ntu teroris...
tuh orang-orang yang di dibom di bali lagi senang-senang, bukan lagi mau perang...
tuh orang-orang di wtc, 9/11, lagi mau kerja..bukan mau perang..

huahahahahaha...

loe yang kebanyakan ditipu..dibilangin islam damailah, indahlah, rahmatan lil alamin lah...
huahahaha..
musibah!!!!
huahahahaha..

buka mata
buka telinga.
lihat sekitar kita....

Piss wrote:masalahnya nak....
semua kapir dianggap musuh islam huahahaha...
kan islam satu-satunya agama yang menyatakan punya musuh...MUSUH ISLAM huahahaha...
otomatis yang namanya musuh itu, posisinya konfrontatif...atau dianggap dlm posisi menyerang
huahahahahaha....

F-22 wrote:

Piss wrote:masalahnya nak....
semua kapir dianggap musuh islam huahahaha...
kan islam satu-satunya agama yang menyatakan punya musuh...MUSUH ISLAM huahahaha...
otomatis yang namanya musuh itu, posisinya konfrontatif...atau dianggap dlm posisi menyerang
huahahahahaha....

Mantep bro, izin copas ke forum sebelah.

F-22 wrote:

you7tube7com wrote:

F-22 wrote:Kenafa ya muslim2 dungu itu semakin mendekatkan diri kpd oloh lewat ibadah malah semakin ndak mengetahui kalo eslam itu AGAMA DAMAI ???

Setuju..... anda betul sekali.... mereka adl muslim2 dungu..... Islam adalah agama damai.....
Mereka rajin beribadah... karena mereka anggap bhw tindakan mereka adl yg dibenarkan dalam ajaran Islam.... padahal SALAH sama sekali....

Satu2nya kedunguan mereka adalah menjadi muslim. Kalo ndak jadi muslim mereka ndak akan jadi teroris !

Piss wrote:

F-23 wrote:@Zhapents81



mendingan kamu gak usah aktif disini. disini perjuangan kamu sia2 soalnya yg dilawan sampah2 semua

mendingan kamu gabung disini aja: http://laskarislam.indonesianforum.net/

semua penghuni yg ada disini udh pindah disana semua

huahahaha...
betul itu....

ente bisa lihat gambar pasukan berkuda dan berpedang di halaman depan situs itu...
menggambarkan betapa damainya islam huahahaha....

dan memang semua udah pindah
kecuali F23

huahahahaha....

tapi kalo ente mau debat yang cerdas...
apple-to-apple yah disini tempatnya..
tapi kalo cuma mau muja-muji islam
yah memang disana tempatnya...

huahahaha...

Zhapents81 wrote:

F-22 wrote:

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

karena semakin kau cinta kepada Allah semakin berat cobaan yg kau terima, harus diakui kalau mereka melakukan kesalahan dengan meneror negara Indonesia yg mayoritas adalah Islam,tetapi aku lebih mendukung Umar Patek yg meneror Philipina karena dia memperjuangkan Hak umat Islam di sana,

barabasmurtad77 wrote:

Zhapents81 wrote:

F-22 wrote:

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

karena semakin kau cinta kepada Allah semakin berat cobaan yg kau terima, harus diakui kalau mereka melakukan kesalahan dengan meneror negara Indonesia yg mayoritas adalah Islam,tetapi aku lebih mendukung Umar Patek yg meneror Philipina karena dia memperjuangkan Hak umat Islam di sana,

ANEH JUGA YA KENAPA HARUS MEMPERJUANGKAN HAK UMAT ISLAM DI PHILIPINA, PADAHAL ISLAM HANYA AGAMA PENDATANG DI SANA; AGAMA2 LAIN JUGA GA ADA YANG MEMPERJUANGKAN HAK MEREKA KARENA YAKIN BAHWA ALLAH ITU SUDAH MEMBERIKAN PORSI MASING2.
APAKAH DENGAN MEMPERJUANGKAN HAK AGAMA ISLAM, LALU NEGARA ITU JADI NEGARA ISLAM???? ATAU MEMANG BERTUJUAN UNTUK MENJADIKAN SEMUA NEGARA DI DUNIA MENJADI BERAGAMA ISLAM SUPAYA RAME2 IKUT SAMA AWLOHNYA ISLAM????

F-22 wrote:

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

Zhapents81 wrote:

barabasmurtad77 wrote:

Zhapents81 wrote:

F-22 wrote:

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

karena semakin kau cinta kepada Allah semakin berat cobaan yg kau terima, harus diakui kalau mereka melakukan kesalahan dengan meneror negara Indonesia yg mayoritas adalah Islam,tetapi aku lebih mendukung Umar Patek yg meneror Philipina karena dia memperjuangkan Hak umat Islam di sana,

ANEH JUGA YA KENAPA HARUS MEMPERJUANGKAN HAK UMAT ISLAM DI PHILIPINA, PADAHAL ISLAM HANYA AGAMA PENDATANG DI SANA; AGAMA2 LAIN JUGA GA ADA YANG MEMPERJUANGKAN HAK MEREKA KARENA YAKIN BAHWA ALLAH ITU SUDAH MEMBERIKAN PORSI MASING2.
APAKAH DENGAN MEMPERJUANGKAN HAK AGAMA ISLAM, LALU NEGARA ITU JADI NEGARA ISLAM???? ATAU MEMANG BERTUJUAN UNTUK MENJADIKAN SEMUA NEGARA DI DUNIA MENJADI BERAGAMA ISLAM SUPAYA RAME2 IKUT SAMA AWLOHNYA ISLAM????

lo kristen juga agama pendatang di indonesia, yg lebih awal kan islam lalu kristen masuk melalui penjajahan bangsa eropa,.. di sana bukan berjuang demi negara islam,islam gak mengenal negara bro,...mereka hanya berjuang agar haknya diakui

kuku bima wrote:

Zhapents81 wrote:

barabasmurtad77 wrote:

Zhapents81 wrote:

F-22 wrote:

http://id.berita.yahoo.com/hn-tersangka-teroris-bali-dikenal-ramah-dan-taat-063335081.html

TRIBUNNEWS.COM, TRIBUN - Kakak dari istri HN, Hamid Tuho, mengatakan HN, tersangka teroris di Bali itu memiliki sifat pendiam, baik, dan rajin beribadah. Setelah menikah, HN meminta istrinya, yakni AH, supaya tidak pernah menanggalkan jilbabnya. Namun, HN dikenal sebagai warga yang kurang bersosialisasi baik dengan para tetangganya.
"Cuma 3 bulan setelah menikah, HN dan AH tinggal di rumah itu. Setelahnya, mereka pindah ke rumah kontrakan di Cimindi Cimahi. Terakhir, mereka pindah ke kontrakan di Buahbatu. Saya tidak tahu persis dimana alamatnya," kata Hamid saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2012).
HN, ujarnya, jarang mengobrol dengan tetangga atau keluarga AH. Kalaupun mengobrol, seringnya hanya membicarakan keluarga dan ibadah.
AH, ucapnya, kini dibawa ke Jakarta bersama anak dari hasil pernikahannya dengan HN untuk melakukan tes DNA. Untuk memastikan bahwa HN adalah suami AH.

http://www.lazuardibirru.org/berita/news/dengar-suara-sesal-keluarga-teroris/

Harapan orangtua terdakwa tindak pidana terorisme Yuda Anggoro, Sriyanto, agar anaknya mendapatkan hukuman seringan-ringannya kandas. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis, 08/12/2011 telah menjatuhkan vonis 5 tahun penjara bagi putranya.

Yudo baru duduk di kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Klaten. Kini masa depan pendidikannya terbelangkai.

Hakim menyatakan bahwa Yuda Anggoro telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sehari sebelumnya, Sriyanto, seperti dikutip laman tribunnews (08/12/2011), berharap hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya kepada putra sulungnya. Ia yakin Yudo tidak mengetahui jika perbuatannya termasuk dalam tindak pidana terorisme.

Sriyanto melihat putranya sebagai sosok yang sangat sopan, penurut, rajin ibadah, dan pandai bergaul dengan rekan-rekan seusianya di desanya.

Barangkali pergaulan para terpidana teror ini tidak tersadari oleh keluarga bakal menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan besar. Hingga menyebabkan masa depan menjadi tak jelas. Secara ukhrawi (hukum akhirat) pun belum tentu langkah-langkah teroris yang berlabe agama ini benar.

Tentu tidak saja keluarga yang merasa kecolongan hingga menimbulkan penyesalan. Lingkunganpun bakal dirugikan bila tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap kehadiran orang-orang yang dapat menyeret generasi muda ke dalam gerakan dan paham terorisme ini.

Ketika Yudo ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, pria berusia 43 tahun ini tidak tahu apa penyebabnya. Sriyanto baru mengetahui, kalau Yudo terlibat dalam jaringan teroris Klaten melalui berita TV swasta.

"Tiga hari kemudian, saya baru menerima surat penangkapan Yuda. Saya sangat sedih dan sangat terpukul atas hal ini. Apa boleh buat, saya pasrah," ujarnya.

Kesedihan yang sama juga diutarakan kakak kandung terpidana Joko Lelono yang divonis 5 tahun penjara, Hariyanto. Ia menegaskan, hingga saat ini dirinya belum yakin kalau adiknya yang dikenal sangat pendiam dan sopan terlibat dalam jaringan teroris Klaten.

"Kami sekeluarga kaget, teman-temannya juga kaget dan tidak menyangka dia terlibat teroris. Satu desa mengenal dia sebagai pemuda yang sopan dan sangat rajin mengaji," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, dirinya datang ke pengadilan guna memberikan dukungan moril kepada adiknya agar tabah menghadapi semua cobaan. “Ayah dan ibu tidak bisa hadir karena tidak ada biaya," ujarnya.

Pada Kamis 08/12/2011, 5 terdakwa teroris kelompok Klaten yakni Yuda Anggoro, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, Nugroho Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso divonis oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat hukuman penjara selama 5 tahun.

Sedangkan Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo, yang dianggap sebagai otak kelompok tersebut diganjar hukuman 6 tahun penjara.

Satu anggota kelompok ini yaitu, Arga Wiratama sudah lebih dulu menjalani persidangan (karena masih di bawah umur) dan divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Klaten.

http://berita.liputan6.com/read/331367/

Liputan6.com, Jakarta: Mantan bos Pepi Fernando tersangka perakit bom buku dan bom Serpong, Maman Suherman, mengaku tak percaya Pepi menjadi otak teror bom. Pasalnya, ia mengenal Pepi sebagai sosok yang kreatif dan sangat toleran dalam beragama.

Saat ditemui di Jakarta, Senin (25/4), Maman yang juga bos rumah produksi Avicom itu mengatakan Pepi dikenal sebagai pribadi yang tekun beribadah namun jauh dari perilaku radikal. Bahkan, ia bersahabat dengan teman yang beda agama. Menurutnya, teman-temannya di Avicom pun tak percaya jika Pepi berubah sangat drastis bahkan hingga mengotaki aksi terorisme.

Maman menambahkan Pepi pernah mengajukan proposal naskah skenario film dokumenter berjudul "Dalam Genggaman-Mu". Namun, naskah skenario dokumenter religi itu akhirnya tak pernah diproduksi karena tak ada satu pun televisi swasta yang mau membelinya. Menurutnya, tak ada yang istimewa dari proposal tersebut, kecuali soal tulisan Pepi pada cover skenario menyebut hak cipta milik yang Maha Perkasa.

Sementara terkait penangkapan jurnalis Global TV berinisial IF, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tugas penting jurnalis adalah melindungi masyarakat dan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang justru membahayakan keselamatan masyarakat, meski atas alasan mendapatkan eksklusifitas berita. Ia pun menegaskan Dewan Pers tidak akan memberi bantuan hukum karena peristiwa yang dialami IF tak terkait dengan tugas jurnalistik.

Hingga kini, teka-teki dugaan keterlibatan IF dalam jaringan teror bom buku dan bom pipa gas Serpong Tangerang memang belum jelas. Polisi masih terus memeriksa secara intensif para tersangka.

karena semakin kau cinta kepada Allah semakin berat cobaan yg kau terima, harus diakui kalau mereka melakukan kesalahan dengan meneror negara Indonesia yg mayoritas adalah Islam,tetapi aku lebih mendukung Umar Patek yg meneror Philipina karena dia memperjuangkan Hak umat Islam di sana,

ANEH JUGA YA KENAPA HARUS MEMPERJUANGKAN HAK UMAT ISLAM DI PHILIPINA, PADAHAL ISLAM HANYA AGAMA PENDATANG DI SANA; AGAMA2 LAIN JUGA GA ADA YANG MEMPERJUANGKAN HAK MEREKA KARENA YAKIN BAHWA ALLAH ITU SUDAH MEMBERIKAN PORSI MASING2.
APAKAH DENGAN MEMPERJUANGKAN HAK AGAMA ISLAM, LALU NEGARA ITU JADI NEGARA ISLAM???? ATAU MEMANG BERTUJUAN UNTUK MENJADIKAN SEMUA NEGARA DI DUNIA MENJADI BERAGAMA ISLAM SUPAYA RAME2 IKUT SAMA AWLOHNYA ISLAM????

lo kristen juga agama pendatang di indonesia, yg lebih awal kan islam lalu kristen masuk melalui penjajahan bangsa eropa,.. di sana bukan berjuang demi negara islam,islam gak mengenal negara bro,...mereka hanya berjuang agar haknya diakui

HAK APA BRO......PENDATANG MINTA HAK....SAYA MINTA PADA PEMERINTAH SETIAP PENGUNGSI IRAN DAN NEGARA -ISLAM UNTUK SEGERA DI HANYUTKAN LAGI KELAUT...NANTI LAMA-LAMA NUNTUK HAK....

faktanya ajaran Kristen sudah lama sekali jauh lebih dulu masuk ke Indonesia (Nusantara) melalui Sumatera dan Jawa dari pada ajaran Islam yaitu sekitar abad ke 7.


Jadi sudah jelas dari kelima agama terdahulu yang diakui di Indonesia sebelum Kong Hu Cu, Saksi Yehova dll, Islam adalah agama yang paling yunior....


Sumber :
Dr. Alwi Shihab Phd. Buku Membendung Arus : Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, Mizan, Bandung, 1998. halaman 30-31, ISBN : 979-433-478-3

alwi-shihab-membendung-arus-vt2076.html#p10995


Dr. Alwi Shihab, menulis dalam bukunya (disertasinya) menjelaskan kepada kita bahwa Agama Kristen lebih dulu masuk ke wilayah kepulauan Nusantara sejak periode Bapa-bapa Kristen awal.



Kutipan :
Beberapa Sarjana Kristen berpendapat bahwa utusan Kristus kemungkinan sudah tiba di wilayah yang kini disebut Indonesia pada periode Bapa-bapa Kristen awal. Dr. Kurt Koch menyatakan bahwa penginjil Thomas (salah satu murid Kristus), yang bekerja di India, mungkin saja berlayar ke Indonesia bersama para pedagang India (reff : Kurt Koch, The Revival in Indonesia, Michigan : Kregel Publication 1972, halaman 13).

Dalam bukunya Church History in Indonesia, Muller Kruger menyatakan bahwa, menurut sumber-sumber Arab kuno, apda pertengahan abad ke 7 sebuah komunitas umat kristen hidup di Sibolga, Sumatera, dan emmbangun gereja. Sementara itu rute perdagangan darat dan laut dari Asia Tengah ke Asia Timur dilewati orang-orang Eropa, yang beberapa diantara mereka adalah misionaris.

Menurut Cosmas (Indicopleustes), seorang pendeta asal mesir yang emnulis pada sekitar 547 Masehi dalam The Christian Topography, penerjemah : JW Mc. Crindle (London : The Hakluyt Society, 1897), pada sekitar abad ke-lima Masehi terdapats ebuah gereja orang-orang Kristen Persia "Sielediba" (Cylon), dengan seorang presbiter yang ditunjuk dari Persia. penuturan ini memperkuat hipotesis bahwa beberapa orang Kristen sudah datang ke kepulauan Nusantara pada abad-abad pertama munculnya Agama Kristen (Reff : Wolter B Sidjabat, Religius Tolerance and The Christian Faith, Jakarta : Badan Penerbit Kristen, 1965, halaman 30).

Namun demikian, nasip agama Kristen tidak begitu jelas di wilayah ini. (Untuk paparan mendetail mengenai kedatangan awal agama Kristen di Indonesia, lihat Theodor Muller Kruger, Sejarah Geredja di Indonesia, Jakarta : Badan Penerbitan kristen, 1959, halaman 7-21)