Jemaat HKBP Nommensen Rusuh

Tolak Pelantikan Pendeta

Medan-andalas Ratusan
jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen Resort Pulo
Brayan, Jalan Rumah Sakit nomor 4 Pulo Brayan Medan, ricuh. Pasalnya,
jemaat menolak pelantikan pendeta baru di gereja yang mempunyai sekitar
700 jemaat tersebut.

Informasi yang diperoleh di lokasi,
seperti biasanya sekira pukul 9.00 WIB jemaat HKBP Nommensen hendak
mengikuti ibadah. Tiba-tiba datang pihak Praeses Distrik 10 Medan-Aceh
Pdt Sabam Marpaung, MTh untuk melantik pendeta yang baru, yakni Pdt
Togar Purba.

Kedatangan Sabam Marpaung membuat jemaat
terkejut. Lalu, salah seorang jemaat menanyakan maksud kedatangan
Praeses ke gereja mereka. Karena praeses tidak menjawab pertanyaan
jemaat, maka para jemaat curiga. Setelah dicari tahu, ternyata
kedatangan praeses untuk melantik pendeta yang baru.

Para jemaat yang mengetahui akan adanya
pelantikan pendeta baru, sontak ricuh. Jemaat sempat menahan sebuah
mobil Rush BK 1681 JP yang ditumpangi Praeses. Sementara para rombongan
praeses yang berada di belakang juga tertahan. Aksi penolakan pelantikan
pendeta baru itu dipicu karena tidak transparannya praeses dalam
mengganti pendeta lama, Petrus Simangunsong.

“Pergantian pendeta sah-sah saja, namun
harus jelas surat keputusannya. Jangan asal ganti saja,” ujar salah
seorang jemaat bermarga Simanggunsong.

Hokkop Simamora yang juga jemaat
menjelaskan, sesuai dengan kesepakatan, bahwa rapat pergantian pendeta
sudah diputuskan seusai Sinode Godang.

“Tapi mengapa hari ini Praeses datang
hendak melantik pendeta yang baru. Ada apa ini, kok dipaksakan. Apalagi
masa jabatan pendeta lama (Petrus Simangunsong) masih ada 2 tahun lagi,"
ucap Simamora.

Yang lebih mencurigakan lagi, katanya,
surat keputusan pengangakatan pendeta baru yang diberikan kepada pendeta
lama perlu diragukan keasliannya.

"SK yang benar adalah tanda tangan
pimpinan HKBP di depan dan Sekjen HKBP di belakang, Namun SK yang
diberikan ke pendeta lama tidak ada terlampir. Kan ada keganjilan di
pelantikan ini," terangnya sambil memperlihatkan bukti SK.

Menurutnya, biasanya pergantian pendeta
dilakukan kalau sudah pensiun atau habis masa jabatan atau meninggal
dunia. Bukan di tengah periode seperti ini. “Ini membuat malu jemaat
HKBP saja," tandasnya.

Sementara itu, Sabam Marpaung selaku
Praeses Distrik 10 Medan-Aceh mengatakan, peristiwa ini tidak perlu
terjadi jika jemaat satu hati.

“Mengenai penerbitan SK jabatan pendeta,
dapat dilakukan kapan saja, tanpa menunggu habis masa jabatan,” ucap
Sabam saat berada di dalam mobilnya. (ACO)


http://harianandalas.com/Medan-Kita/Jemaat-HKBP-Nommensen-Ricuh

kirain ribut soal akidah
ternyata cuman soal organisasi

jimatkalimasada wrote:kirain ribut soal akidah
ternyata cuman soal organisasi

Kalo muslim sering rusuh sudah pasti karena masalah akidah, ini itu dianggap sesaat.
Kalo mencari organisasi kristen yang ribut banyak diberita, tapi itu dikarenakan personal dan organisasi bukan tentang keimanan yang diributkan.
Udah stress ya slim..