Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 52 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 52 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
DI MEKAH ADA PELACURAN !
3 posters
Page 1 of 1
DI MEKAH ADA PELACURAN !
DI
MEKAH ADA PELACURAN
!
inalilahi
wa inalililahi roling stones.....
Buat para budak-budak
dan penjilat pantat arab, ada peluang bisnis baru nihh.
Klik-Link
TERPEROSOK
PROSTITUSI DI ARAB SAUDI
CERITA seram tentang nasib
perempuan asing di Arab Saudi kerap jadi oleh-oleh jemaah haji Indonesia.
Kisahnya cukup membikin bergidik handai tolan di kampung. ''Katanya ada perempuan dilarikan
sopir taksi di hadapan suaminya. Sampai kini tak ketahuan nasibnya,'' begitu
bunyi satu cerita, yang tambah seram dibumbui ekspresi takjub
penuturnya.
Cerita berikutnya, ada jemaah haji wanita diperkosa dan
dibunuh di kamar mandi. Pelakunya, menurut cerita tadi, diperkirakan lelaki Arab
yang mengenakan abaya (jubah penutup seluruh tubuh) perempuan. Tapi, ada cerita
lain yang tak kalah mencengangkan: ''Jemaah haji ternyata sering
ditawari berkencan dengan perempuan nakal asal Indonesia''.
Busyeeett!!
Kabar burung tentang perempuan diculik sopir taksi, atau
diperkosa dan dibunuh di kamar mandi, mungkin saja isapan jempol. Setidaknya,
bisa dipastikan kisah itu tak menimpa jemaah haji Indonesia. Lucunya, cerita itu
yang biasanya justru dipercaya.
Tapi
terhadap cerita praktek prostitusi, tidak sedikit yang membelalakkan mata: apa
iya ada pelacuran di sana, melibatkan orang Indonesia pula? Maklum, Arab Saudi
kadung diidentikkan sbg tempat suci. Lagi pula, negeri
minyak itu menerapkan hukuman keras bagi pelaku perzinahan: bisa dirajam! Siapa
yang berani coba-coba?
Logikanya memang begitu. Faktanya, prostitusi yang
melibatkan perempuan Indonesia meruyak di sana. Sebagian saudara kita yang
malang itu terbukti digaruk polisi setempat. Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (pada era presiden Megawati
Sukarno Putri), Jacob Nuwa Wea, menyebutkan, 118
wanita Indonesia ditahan di penjara atas sangkaan prostitusi. Ikut ditahan, tiga
mucikari, juga orang Indonesia. Mereka terjaring razia sejak tahun
lalu. ''Sangat memalukan,'' kata Jacob
kepada Rini Anggraini dari GATRA .
Praktek pelacuran merambah pula ke Mekah dan Madinah.
Kaki tangan germo, biasanya lelaki Indonesia, Pakistan atau Bangladesh, tak
segan menawarkan jasa perempuan pemuas syahwat asal Nusantara. Seorang jemaah
haji Indonesia menuturkan, saat di Mekah, ia sempat ditawari jasa itu, namun
ditampiknya. ''Tadinya saya tidak percaya,''
katanya, masygul.
Diperkirakan, sedikitnya ratusan perempuan Indonesia
terjebak menjadi budak pemuas nafsu kaum lelaki di sana. Kaum hawa itu berusia
20-30 tahun. Ada pula pelacur dari Filipina, Afrika, Syria, Lebanon dan
Yordania. Disinyalir, praktek pelacuran ini mulai marak sejak beberapa puluh
tahun silam. Ketika itu Saudi mengimpor tenaga kerja besar-besaran, termasuk
dari Indonesia.
Pelacur Indonesia
sangat mencolok karena paling banyak dan berkelas jalanan. Sebagian besar
gentayangan di Jedah, kota industri dan perdagangan yang lebih bebas di banding
kota-kota lain di Saudi. Dari sekitar 1,6 juta penduduknya, seperempatnya
ekspatriat mancanegara. Terbanyak berasal dari Indonesia, Filipina, Pakistan,
dan India.
Tidak sulit mengintip
aksi mesum perempuan Indonesia, khususnya di Jedah. Wartawan GATRA melaporkan,
mereka biasanya mejeng di banyak tempat, di antaranya di sekitar toko Bandung
atau Restoran Bali di distrik Syarafiyyah. Para perempuan itu nongol pukul 23.00
menumpang taksi. Mereka mengenakan abaya dan kerudung, namun dibiarkan agak
terbuka menampakkan kepala, rambut, dan leher.
Menurut Mamad, sebut saja begitu, sopir taksi asal
Indonesia di Jedah, abaya dan kerudung terbuka merupakan isyarat tambahan bahwa
si perempuan bisa diajak bermesum. Konon, warga Arab sudah ser-seran dibuatnya.
Maklumlah, hal-hal yang langka memang lebih mengundang rasa ser-seran. Maraknya
peredaran gelap VCD porno juga jadi pendongkrak syahwat.
Para pramu-syahwat tadi tak perlu mejeng
lama-lama. Sejurus berselang, biasanya satu per satu dijemput lelaki hidung
belang, menggunakan taksi atau mobil pribadi. Ke mana mereka bergelut? Kalau si
hidung belangnya Arab, biasanya ''main'' di hotel. Mereka jelas berduit, meski
tak royal.
Bila si lelaki orang Pakistan atau Bangladesh, pasangan
mesum itu biasanya melepas hajat di imarah alias apartemen, mirip rumah susun.
Imarah tadi bisa tempat tinggal lelaki hidung belang bersangkutan, bisa pula
hunian temannya. Si hidung belang ini umumnya sopir taksi atau pekerja
kasar.
Di sana, menyelundupkan
wanita bukan muhrim ke imarah sudah jadi perkara mudah. Peraturan pemerintah
setempat yang mensyaratkan penyewaan apartemen harus dengan bukti ailah
atawa surat keluarga, tidak berlaku ketat. Di samping itu, pemilik imarah juga
jarang mengontrol. Jadilah pasangan-pasangan itu bercinta sesukanya tanpa risih
atau waswas.
Berapa harga keringat
pramu-nikmat tadi? Pelanggan boleh beda,
tapi bayarannya nyaris selalu sama. Untuk kencan singkat, rata-rata
syarmuth Indonesia itu cuma dibayar 50 riyal, atau sekitar Rp 150.000.
Bayaran ini jauh lebih rendah dibanding pelacur Filipina, yang meski sama-sama
kelas jalanan, bayarannya mencapai 200 riyal. Dijajarkan dengan bayaran pelacur
Arab yang 500 riyal sekali kencan singkat, nilai cewek kita makin
melorot. (Astagfirulah… kecian bener cewek
indonesia ya, murah amat.
-adm)
Syarmuth Indonesia juga
sering dipesan semalaman. Tarifnya 200 riyal. Celakanya, sering digambreng oleh
empat lelaki (anjriiitt..), yang masing-masing membayar cuma
50 riyal. ''Itulah liciknya warga Arab,''
ujar seorang sopir taksi yang tahu banyak perihal prostitusi. Herannya, cewek
Indonesia jarang protes.
Memang, ada kalanya syarmuth Indonesia mendapat pelanggan
Arab cukup royal yang mau membayar 100 riyal atau lebih. Itu bila perempuannya
cantik dan pandai merayu. Bagi syarmuth, bayaran ini jelas jauh menggiurkan
dibanding menjadi pembantu rumah tangga yang bergaji 400-600 riyal sebulan
penuh.
Apa boleh buat, pelacur Indonesia di sana telanjur
dikenal sebagai barang murahan. Sampai-sampai melekat julukan melecehkan:
abu khomsin. Dalam bahasa Arab artinya barang seharga 50 riyal.
Dibandingkan dengan harga sebuah jam tangan biasa, ia cuma bernilai
seperempatnya. Kalau dipadankan dengan kudapan di sana, si ''abu khomsin'' hanya
setara lima mangkok bakso.
Tidak jarang, lelaki hidung belang memanggil syarmuth
Indonesia sebagai Siti Rohmah. Sepintas, kedengaran indah,
karena berarti wanita pemberi kasih sayang. Namun, panggilan itu diucapkan
dengan cibiran dalam nada dan makna berkonotasi syahwat.
Menyedihkan.
Sudah begitu, mereka kerap pula dicemooh pelanggan,
menyangkut --maaf-- servis di
kasur. ''Barang wanita Indonesia kecil,
permainannya pelan,'' begitu komentar seorang sopir taksi dari Bangladesh kepada
GATRA, sambil mencibir. Padahal, menurut seorang syarmuth asal Jawa Barat, sebut
saja Yuyun, setiap kali kencan, mereka berupaya maksimal mengimbangi
pasangannya.
Namun Yuyun mengakui, orang Arab, India atau Bangladesh
bertenaga besar. Soal daya tahan? ''Ah, sama saja dengan orang kita,
ada yang lama, ada sebentar,'' kata Yuyun, mesam-mesem. Perempuan 23 tahun ini
mengaku baru beberapa bulan melacur setelah kabur dari majikannya di Mekah.
Katanya sih, ia belum lama menjadi pembantu rumah tangga di sana. Ia kabur atas
bantuan sopir taksi orang Indonesia, yang belakangan justru menjerumuskannya ke
dunia prostitusi. Sayang ia tidak mau cerita lebih banyak.
Menurut keterangan yang dikumpulkan GATRA , tenaga kerja
wanita (TKW) yang kabur dari tempat majikannya sangat berpotensi menjadi
pelacur. Soalnya, si ''dewa penolong'' lebih sering kawanan kaki tangan
mucikari. ''Ada semacam sindikatnya,'' kata
Abdul Wahid Maktub, mantan Konsulat Jenderal RI di Jedah tahun
2001-2002.
Kawanan sindikat itu biasanya sudah mengincar mangsanya
sejak tiba di Kedutaan Besar RI atau kantor konsulat di Arab Saudi. Kawanan ini
dengan mudah memperoleh nomor kontak dan alamat calon majikan si TKW. Beberapa
waktu berselang, si TKW dikontak, ditanyakan bagaimana keadaannya. Jika TKW
tidak betah-bisa lantaran disiksa, gaji tidak dibayar, atau mengalami pelecehan
seksual -- ia dibujuk agar kabur. Si TKW
percaya karena merasa sesama orang Indonesia.
Lalu diaturlah agar TKW membuang sampah, atau berbelanja.
Kemudian dijemput mobil. Pakaian abaya memungkinkan si TKW berlagak sebagai
muhrim sang penjemput. TKW pelarian tadi dibawa ke penampungan milik mucikari.
Biasanya berupa apartemen, atau gedung bekas hotel yang disewa
bulanan. ''Hampir di tiap kota di Saudi ada
penampungan ini,'' kata Wahyu Susilo, Sekretaris Eksekutif Konsorsium Pembela
Buruh Migran Indonesia, kepada Rury Feriana dari GATRA.
Menurut penuturan Syafril Syafei, seorang sopir yang
pernah bekerja di Mekah kepada Yohansyah dari GATRA, dari penampungan itulah
para TKW pelarian tadi dijerumuskan ke dunia prostitusi. Mereka tak berdaya.
Sudah tak ada uang, surat identitas tercecer pula. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja
Indonesia (PJTKI) yang mengirimnya juga tak mau tahu lagi.
Modus
seperti ini berlaku pula bagi TKW yang datang dengan visa umroh. Atau, para TKW
yang nekat kabur begitu saja dari majikannya. Mereka luntang-lantung di negeri
orang, dan akhirnya jatuh ke tangan germo. Sebagian di antaranya memang pernah
menjadi PSK di Tanah Air. Walhasil mereka
gampang nyemplung lagi ke praktek nista itu.
Awalnya, para TKW pelarian menjadi simpanan sopir
penolongnya. Ada yang dinikahi secara sirri, ada pula yang ''ditancap'' begitu
saja. ''Setelah kenyang, dijual ke
temannya dengan bayaran 50 riyal sekali pakai,'' kata Ustadz Fudoili, aktivis
Partai Keadilan (sekarang PKS) di
Arab Saudi, yang banyak memantau
masalah pelacuran ini.
Belakangan, sebagian syarmuth itu lebih suka memilih
pelanggan mukimin (orang asing yang menetap di Arab)
non-Indonesia. ''Sekarang, kalau (main) dengan
orang Indonesia saya malu,'' kata Lulu, nama samaran pelacur asal
Kalimantan.
Aktivitas esek-esek yang ini memang diatur cukup rapi.
Umumnya mucikari melayani pesanan lewat telepon selular (ponsel). Pelanggan
cukup mengirim SMS, syarmuth diantarkan sopir taksi yang dipercaya mucikari.
Tempat ''penjajakan'' dilakukan di pasar swalayan atau di rumah sakit. Bila
cocok, pasangan itu segera menuju apartemen atau hotel.
Tapi, tidak sedikit dijumpai syarmuth Indonesia yang
beroperasi sendiri. Para wanita penghibur ini menggunakan beberapa trik. Bisa
dengan menyebar nomor ponselnya, atau kadang mejeng langsung. Di Madinah,
misalnya, mereka berkeliaran di warung dan pertokoan dengan menyematkan pita
kecil berwarna merah di pundaknya.
Lelaki hidung belang biasanya mahfum. Kalau syur, ia
langsung menggandeng si wanita. Selanjutnya terserah mereka. Kadang, justru si
lelaki yang aktif memberi sinyal bahwa ia butuh cewek. Caranya, berjalan
bolak-balik sembari memainkan jari tangan.
Acap lelaki Arab kelewat agresif. Mengira setiap
perempuan Indonesia adalah pecun, hingga main sosor sembarangan.
Kontributor GATRA Abdullah dan Wahid di Saudi melaporkan, di keramaian sering
terlihat lelaki Arab mengejar setiap perempuan Indonesia sembari menyodorkan
nomor ponselnya. Maksudnya, minta dihubungi guna mengatur
kencan. ''Akibatnya, sering kejadian
saling hardik,'' tutur H. Abdullah Umar, staf Konjen RI di
Jedah.
Sebetulnya, praktek prostitusi ini sudah
lama dan jadi rahasia umum di Saudi. ''Kami sudah tahu sejak 1980-an.
Di Mekah, pelacurnya orang kita semua,'' kata Ustadz Habib Muhammad Rizieq,
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), kepada Luqman Hakim Arifin dari
GATRA. Gusar dia.
Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi
setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung
dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi
main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.
Entah kenapa, baru setahun lalu kepolisian
getol merazia. Ratusan mukimin Indonesia kena garuk. Sebagian karena tidak punya
dokumen keimigrasian lengkap, sebagian lagi -118 wanita plus tiga pria--
disangka terkait prostitusi. Ada yang malah tertangkap basah bermesum. Harian
Okaz yang terbit di Jedah, Februari silam melaporkan perihal seorang wanita
Indonesia digrebek sedang bermesraan dengan lelaki Thailand di Mekah.
Kini para tersangka meringkuk di penjara
briman, Saudi. Menteri Jakob Nuwa Wea telah meminta bantuan KBRI di Riyadh untuk
membantu penyelesaian kasus itu. Namun, sejauh ini pihak KBRI baru mengirim
penerjemah. Bantuan hukum belum diupayakan kongkrit.
Betapa
munafikanya islam!
Di tanah
tempat "Allah" berdiam kok ada pelacuran...
weleh...weleh... weleh...
MEKAH ADA PELACURAN
!
inalilahi
wa inalililahi roling stones.....
Buat para budak-budak
dan penjilat pantat arab, ada peluang bisnis baru nihh.
Klik-Link
TERPEROSOK
PROSTITUSI DI ARAB SAUDI
CERITA seram tentang nasib
perempuan asing di Arab Saudi kerap jadi oleh-oleh jemaah haji Indonesia.
Kisahnya cukup membikin bergidik handai tolan di kampung. ''Katanya ada perempuan dilarikan
sopir taksi di hadapan suaminya. Sampai kini tak ketahuan nasibnya,'' begitu
bunyi satu cerita, yang tambah seram dibumbui ekspresi takjub
penuturnya.
Cerita berikutnya, ada jemaah haji wanita diperkosa dan
dibunuh di kamar mandi. Pelakunya, menurut cerita tadi, diperkirakan lelaki Arab
yang mengenakan abaya (jubah penutup seluruh tubuh) perempuan. Tapi, ada cerita
lain yang tak kalah mencengangkan: ''Jemaah haji ternyata sering
ditawari berkencan dengan perempuan nakal asal Indonesia''.
Busyeeett!!
Kabar burung tentang perempuan diculik sopir taksi, atau
diperkosa dan dibunuh di kamar mandi, mungkin saja isapan jempol. Setidaknya,
bisa dipastikan kisah itu tak menimpa jemaah haji Indonesia. Lucunya, cerita itu
yang biasanya justru dipercaya.
Tapi
terhadap cerita praktek prostitusi, tidak sedikit yang membelalakkan mata: apa
iya ada pelacuran di sana, melibatkan orang Indonesia pula? Maklum, Arab Saudi
kadung diidentikkan sbg tempat suci. Lagi pula, negeri
minyak itu menerapkan hukuman keras bagi pelaku perzinahan: bisa dirajam! Siapa
yang berani coba-coba?
Logikanya memang begitu. Faktanya, prostitusi yang
melibatkan perempuan Indonesia meruyak di sana. Sebagian saudara kita yang
malang itu terbukti digaruk polisi setempat. Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (pada era presiden Megawati
Sukarno Putri), Jacob Nuwa Wea, menyebutkan, 118
wanita Indonesia ditahan di penjara atas sangkaan prostitusi. Ikut ditahan, tiga
mucikari, juga orang Indonesia. Mereka terjaring razia sejak tahun
lalu. ''Sangat memalukan,'' kata Jacob
kepada Rini Anggraini dari GATRA .
Praktek pelacuran merambah pula ke Mekah dan Madinah.
Kaki tangan germo, biasanya lelaki Indonesia, Pakistan atau Bangladesh, tak
segan menawarkan jasa perempuan pemuas syahwat asal Nusantara. Seorang jemaah
haji Indonesia menuturkan, saat di Mekah, ia sempat ditawari jasa itu, namun
ditampiknya. ''Tadinya saya tidak percaya,''
katanya, masygul.
Diperkirakan, sedikitnya ratusan perempuan Indonesia
terjebak menjadi budak pemuas nafsu kaum lelaki di sana. Kaum hawa itu berusia
20-30 tahun. Ada pula pelacur dari Filipina, Afrika, Syria, Lebanon dan
Yordania. Disinyalir, praktek pelacuran ini mulai marak sejak beberapa puluh
tahun silam. Ketika itu Saudi mengimpor tenaga kerja besar-besaran, termasuk
dari Indonesia.
Pelacur Indonesia
sangat mencolok karena paling banyak dan berkelas jalanan. Sebagian besar
gentayangan di Jedah, kota industri dan perdagangan yang lebih bebas di banding
kota-kota lain di Saudi. Dari sekitar 1,6 juta penduduknya, seperempatnya
ekspatriat mancanegara. Terbanyak berasal dari Indonesia, Filipina, Pakistan,
dan India.
Tidak sulit mengintip
aksi mesum perempuan Indonesia, khususnya di Jedah. Wartawan GATRA melaporkan,
mereka biasanya mejeng di banyak tempat, di antaranya di sekitar toko Bandung
atau Restoran Bali di distrik Syarafiyyah. Para perempuan itu nongol pukul 23.00
menumpang taksi. Mereka mengenakan abaya dan kerudung, namun dibiarkan agak
terbuka menampakkan kepala, rambut, dan leher.
Menurut Mamad, sebut saja begitu, sopir taksi asal
Indonesia di Jedah, abaya dan kerudung terbuka merupakan isyarat tambahan bahwa
si perempuan bisa diajak bermesum. Konon, warga Arab sudah ser-seran dibuatnya.
Maklumlah, hal-hal yang langka memang lebih mengundang rasa ser-seran. Maraknya
peredaran gelap VCD porno juga jadi pendongkrak syahwat.
Para pramu-syahwat tadi tak perlu mejeng
lama-lama. Sejurus berselang, biasanya satu per satu dijemput lelaki hidung
belang, menggunakan taksi atau mobil pribadi. Ke mana mereka bergelut? Kalau si
hidung belangnya Arab, biasanya ''main'' di hotel. Mereka jelas berduit, meski
tak royal.
Bila si lelaki orang Pakistan atau Bangladesh, pasangan
mesum itu biasanya melepas hajat di imarah alias apartemen, mirip rumah susun.
Imarah tadi bisa tempat tinggal lelaki hidung belang bersangkutan, bisa pula
hunian temannya. Si hidung belang ini umumnya sopir taksi atau pekerja
kasar.
Di sana, menyelundupkan
wanita bukan muhrim ke imarah sudah jadi perkara mudah. Peraturan pemerintah
setempat yang mensyaratkan penyewaan apartemen harus dengan bukti ailah
atawa surat keluarga, tidak berlaku ketat. Di samping itu, pemilik imarah juga
jarang mengontrol. Jadilah pasangan-pasangan itu bercinta sesukanya tanpa risih
atau waswas.
Berapa harga keringat
pramu-nikmat tadi? Pelanggan boleh beda,
tapi bayarannya nyaris selalu sama. Untuk kencan singkat, rata-rata
syarmuth Indonesia itu cuma dibayar 50 riyal, atau sekitar Rp 150.000.
Bayaran ini jauh lebih rendah dibanding pelacur Filipina, yang meski sama-sama
kelas jalanan, bayarannya mencapai 200 riyal. Dijajarkan dengan bayaran pelacur
Arab yang 500 riyal sekali kencan singkat, nilai cewek kita makin
melorot. (Astagfirulah… kecian bener cewek
indonesia ya, murah amat.
-adm)
Syarmuth Indonesia juga
sering dipesan semalaman. Tarifnya 200 riyal. Celakanya, sering digambreng oleh
empat lelaki (anjriiitt..), yang masing-masing membayar cuma
50 riyal. ''Itulah liciknya warga Arab,''
ujar seorang sopir taksi yang tahu banyak perihal prostitusi. Herannya, cewek
Indonesia jarang protes.
Memang, ada kalanya syarmuth Indonesia mendapat pelanggan
Arab cukup royal yang mau membayar 100 riyal atau lebih. Itu bila perempuannya
cantik dan pandai merayu. Bagi syarmuth, bayaran ini jelas jauh menggiurkan
dibanding menjadi pembantu rumah tangga yang bergaji 400-600 riyal sebulan
penuh.
Apa boleh buat, pelacur Indonesia di sana telanjur
dikenal sebagai barang murahan. Sampai-sampai melekat julukan melecehkan:
abu khomsin. Dalam bahasa Arab artinya barang seharga 50 riyal.
Dibandingkan dengan harga sebuah jam tangan biasa, ia cuma bernilai
seperempatnya. Kalau dipadankan dengan kudapan di sana, si ''abu khomsin'' hanya
setara lima mangkok bakso.
Tidak jarang, lelaki hidung belang memanggil syarmuth
Indonesia sebagai Siti Rohmah. Sepintas, kedengaran indah,
karena berarti wanita pemberi kasih sayang. Namun, panggilan itu diucapkan
dengan cibiran dalam nada dan makna berkonotasi syahwat.
Menyedihkan.
Sudah begitu, mereka kerap pula dicemooh pelanggan,
menyangkut --maaf-- servis di
kasur. ''Barang wanita Indonesia kecil,
permainannya pelan,'' begitu komentar seorang sopir taksi dari Bangladesh kepada
GATRA, sambil mencibir. Padahal, menurut seorang syarmuth asal Jawa Barat, sebut
saja Yuyun, setiap kali kencan, mereka berupaya maksimal mengimbangi
pasangannya.
Namun Yuyun mengakui, orang Arab, India atau Bangladesh
bertenaga besar. Soal daya tahan? ''Ah, sama saja dengan orang kita,
ada yang lama, ada sebentar,'' kata Yuyun, mesam-mesem. Perempuan 23 tahun ini
mengaku baru beberapa bulan melacur setelah kabur dari majikannya di Mekah.
Katanya sih, ia belum lama menjadi pembantu rumah tangga di sana. Ia kabur atas
bantuan sopir taksi orang Indonesia, yang belakangan justru menjerumuskannya ke
dunia prostitusi. Sayang ia tidak mau cerita lebih banyak.
Menurut keterangan yang dikumpulkan GATRA , tenaga kerja
wanita (TKW) yang kabur dari tempat majikannya sangat berpotensi menjadi
pelacur. Soalnya, si ''dewa penolong'' lebih sering kawanan kaki tangan
mucikari. ''Ada semacam sindikatnya,'' kata
Abdul Wahid Maktub, mantan Konsulat Jenderal RI di Jedah tahun
2001-2002.
Kawanan sindikat itu biasanya sudah mengincar mangsanya
sejak tiba di Kedutaan Besar RI atau kantor konsulat di Arab Saudi. Kawanan ini
dengan mudah memperoleh nomor kontak dan alamat calon majikan si TKW. Beberapa
waktu berselang, si TKW dikontak, ditanyakan bagaimana keadaannya. Jika TKW
tidak betah-bisa lantaran disiksa, gaji tidak dibayar, atau mengalami pelecehan
seksual -- ia dibujuk agar kabur. Si TKW
percaya karena merasa sesama orang Indonesia.
Lalu diaturlah agar TKW membuang sampah, atau berbelanja.
Kemudian dijemput mobil. Pakaian abaya memungkinkan si TKW berlagak sebagai
muhrim sang penjemput. TKW pelarian tadi dibawa ke penampungan milik mucikari.
Biasanya berupa apartemen, atau gedung bekas hotel yang disewa
bulanan. ''Hampir di tiap kota di Saudi ada
penampungan ini,'' kata Wahyu Susilo, Sekretaris Eksekutif Konsorsium Pembela
Buruh Migran Indonesia, kepada Rury Feriana dari GATRA.
Menurut penuturan Syafril Syafei, seorang sopir yang
pernah bekerja di Mekah kepada Yohansyah dari GATRA, dari penampungan itulah
para TKW pelarian tadi dijerumuskan ke dunia prostitusi. Mereka tak berdaya.
Sudah tak ada uang, surat identitas tercecer pula. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja
Indonesia (PJTKI) yang mengirimnya juga tak mau tahu lagi.
Modus
seperti ini berlaku pula bagi TKW yang datang dengan visa umroh. Atau, para TKW
yang nekat kabur begitu saja dari majikannya. Mereka luntang-lantung di negeri
orang, dan akhirnya jatuh ke tangan germo. Sebagian di antaranya memang pernah
menjadi PSK di Tanah Air. Walhasil mereka
gampang nyemplung lagi ke praktek nista itu.
Awalnya, para TKW pelarian menjadi simpanan sopir
penolongnya. Ada yang dinikahi secara sirri, ada pula yang ''ditancap'' begitu
saja. ''Setelah kenyang, dijual ke
temannya dengan bayaran 50 riyal sekali pakai,'' kata Ustadz Fudoili, aktivis
Partai Keadilan (sekarang PKS) di
Arab Saudi, yang banyak memantau
masalah pelacuran ini.
Belakangan, sebagian syarmuth itu lebih suka memilih
pelanggan mukimin (orang asing yang menetap di Arab)
non-Indonesia. ''Sekarang, kalau (main) dengan
orang Indonesia saya malu,'' kata Lulu, nama samaran pelacur asal
Kalimantan.
Aktivitas esek-esek yang ini memang diatur cukup rapi.
Umumnya mucikari melayani pesanan lewat telepon selular (ponsel). Pelanggan
cukup mengirim SMS, syarmuth diantarkan sopir taksi yang dipercaya mucikari.
Tempat ''penjajakan'' dilakukan di pasar swalayan atau di rumah sakit. Bila
cocok, pasangan itu segera menuju apartemen atau hotel.
Tapi, tidak sedikit dijumpai syarmuth Indonesia yang
beroperasi sendiri. Para wanita penghibur ini menggunakan beberapa trik. Bisa
dengan menyebar nomor ponselnya, atau kadang mejeng langsung. Di Madinah,
misalnya, mereka berkeliaran di warung dan pertokoan dengan menyematkan pita
kecil berwarna merah di pundaknya.
Lelaki hidung belang biasanya mahfum. Kalau syur, ia
langsung menggandeng si wanita. Selanjutnya terserah mereka. Kadang, justru si
lelaki yang aktif memberi sinyal bahwa ia butuh cewek. Caranya, berjalan
bolak-balik sembari memainkan jari tangan.
Acap lelaki Arab kelewat agresif. Mengira setiap
perempuan Indonesia adalah pecun, hingga main sosor sembarangan.
Kontributor GATRA Abdullah dan Wahid di Saudi melaporkan, di keramaian sering
terlihat lelaki Arab mengejar setiap perempuan Indonesia sembari menyodorkan
nomor ponselnya. Maksudnya, minta dihubungi guna mengatur
kencan. ''Akibatnya, sering kejadian
saling hardik,'' tutur H. Abdullah Umar, staf Konjen RI di
Jedah.
Sebetulnya, praktek prostitusi ini sudah
lama dan jadi rahasia umum di Saudi. ''Kami sudah tahu sejak 1980-an.
Di Mekah, pelacurnya orang kita semua,'' kata Ustadz Habib Muhammad Rizieq,
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), kepada Luqman Hakim Arifin dari
GATRA. Gusar dia.
Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi
setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung
dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi
main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.
Entah kenapa, baru setahun lalu kepolisian
getol merazia. Ratusan mukimin Indonesia kena garuk. Sebagian karena tidak punya
dokumen keimigrasian lengkap, sebagian lagi -118 wanita plus tiga pria--
disangka terkait prostitusi. Ada yang malah tertangkap basah bermesum. Harian
Okaz yang terbit di Jedah, Februari silam melaporkan perihal seorang wanita
Indonesia digrebek sedang bermesraan dengan lelaki Thailand di Mekah.
Kini para tersangka meringkuk di penjara
briman, Saudi. Menteri Jakob Nuwa Wea telah meminta bantuan KBRI di Riyadh untuk
membantu penyelesaian kasus itu. Namun, sejauh ini pihak KBRI baru mengirim
penerjemah. Bantuan hukum belum diupayakan kongkrit.
Betapa
munafikanya islam!
Di tanah
tempat "Allah" berdiam kok ada pelacuran...
weleh...weleh... weleh...
muhammad_pedhophilia- MURTADIN
- Number of posts : 208
Reputation : -6
Points : 5711
Registration date : 2009-01-04
Re: DI MEKAH ADA PELACURAN !
Postingan yg ga bermutu!!!!!harusnya dibuang aja postingan ini....Hubunganya apaaaaa coba?????kalo mo nyerang ISLAM ,serang dg tulisan yg bermutu dong!!!Lah kalo pelacuran mah dimana ada peradapan disitu pasti ada!!ini mo nyerang ISLAM,apa mo ekspos perempuan Indonesia yg jadiTKW?
ReevaL- MUSLIM
- Number of posts : 2
Reputation : 0
Points : 5220
Registration date : 2010-01-14
Pelacuran
Wong ndeso berpendapat
Di Mekahpun ada pelacuran, itu judul posting yang saya baca.
Posting itu, tidak harus ilmiah, beritapun dapat di tampilkan melalui internet. Itu gunanya internet.
Dengan adanya berita itu, mohon para netter, jangan berang dulu. Kita harus ingat bahwa pelacuran itu sudah ada sejak awal peradaban manusia.
Tanggapi saja dengan dingin. Karena pelacuran itu ada dimana saja, baik secara terbuka maupun secara terselubung. Yang terjadi di negara kita justru pelacuran terselubung lebih marak dan ngetrend.
Peace and peace, Bro. OK ?
Di Mekahpun ada pelacuran, itu judul posting yang saya baca.
Posting itu, tidak harus ilmiah, beritapun dapat di tampilkan melalui internet. Itu gunanya internet.
Dengan adanya berita itu, mohon para netter, jangan berang dulu. Kita harus ingat bahwa pelacuran itu sudah ada sejak awal peradaban manusia.
Tanggapi saja dengan dingin. Karena pelacuran itu ada dimana saja, baik secara terbuka maupun secara terselubung. Yang terjadi di negara kita justru pelacuran terselubung lebih marak dan ngetrend.
Peace and peace, Bro. OK ?
Walit Elu- KAFIRUN
- Number of posts : 103
Age : 35
Location : Batu - Malang
Job/hobbies : Driver
Reputation : -16
Points : 5317
Registration date : 2010-01-06
Similar topics
» TANGGAPAN ATAS BUKU COMBAT KIT AHMED DEEDAT
» Perkawinan Islam dan Penghalalan Pelacuran
» sorga kristen adalah lokalisasi pelacuran terbesar sejagat raya, hahahaha
» Perkawinan Islam dan Penghalalan Pelacuran
» sorga kristen adalah lokalisasi pelacuran terbesar sejagat raya, hahahaha
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN