MALAYSIA : Muslimah dilarang Murtad Jadi Hindu

MALAYSIA : Muslimah dilarang Murtad Jadi Hindu

http://www.newsone.ca/westfallweeklynews/stories/index.php?action=fullnews&id=23625
Terlahir sebagai Muslimah & Sekarang Memeluk Hindu

SHAH ALAM, Malaysia - Seorang wanita yang terlahir sebagai Muslimah dipaksa masuk rehabilitasi Islam selama 6 bulan karena dia ingin memeluk agama Hindu. Demikian dilaporkannya di hari Jum'at setelah dia dibebaskan dan dia bersumpah tidak akan kembali memeluk agama aslinya (Islam).

“Karena kelakuan mereka, aku jadi bertambah benci pada Islam sekarang,” demikian dikatakannya kepada para wartawan. “Mereka katakan tempat itu adalah sekolah, padahal hanyalah penjara saja.”

Malaysia dianggap satu dari negara-negara Muslim yang paling toleran, dan dalam keadaan damai antar ras selama hampir 4 dekade. Tapi Malaysia menganut dua hukum agama. Hukum Pengadilan Islam Sharia mengatur masalah-masalah pribadi bagi Muslim, sedangkan Pengadilan pemerintah mengatur orang-orang Hindu, Kristen, Budah, dan agama lainnya.

Departemen Agama Islam di sebelah selatan negara bagian Malaka menangkap Revathi, yang berasal dari ras India, di bulan Januari dan mengirimnya ke konseling agama setelah petugas pengamat Islam mengetahui dia menikah dengan pria Hindu.

Tuah Atan, pengacara yang mewakili Departemen Agama Islam berkata petugas pengamat Islam tetap berharap Revathi kembali ke Islam. Revathi lahir dari orangtua Muslim India yang memberinya nama Muslimah, yakni Siti Fatimah. Dia dibesarkan secara Hindu oleh neneknya, dan mengganti namanya di tahun 2001, tapi di KTP tetap tertulis dia beragama Islam.

Pejabat-pejabat Islam menyita anak perempuan Revathi dan suami Hindunya yang berusia 18 bulan di bulan Maret dan memberikan anak ini kepada ibu Revathi yang Muslim.

Lim Kit Siang, ketua partai oposisi Democratic Action Party berkata di hari Jum'at bahwa moderat Muslim harus mengamati kasus-kasus seperti ini karena menjelekkan citra Malaysia yang menunjukkan “wajah Islam yang bengis dan tidak toleran.”

http://www.mercurynews.com/breakingworldnews/ci_6311642?nclick_check=1

WANITA YANG LAHIR SEBAGAI MUSLIM INGIN JADI HINDU
By JULIA ZAPPEI
07/06/2007

SHAH ALAM, Malaysia — Wanita yang ingin murtad dan dipaksa melewati proses rehabilitasi Islam selama 6 bulan, ia ingin hidup sebagai HINDU dan tidak akan pernah lagi mau balik masuk Islam.


Hanya negara Muslim sanggup memaksa wanita-wanita Hindu agar masuk islam secara paksa

Revathi Masoosai, 29, mengatakan, ia dipaksa solat, mengenakan jilbab dan makan daging kerbau, sesuatu yang haram dalam agama Hindu.

“Karena kelakuan mereka, saya malah semakin BENCI Islam,” katanya kepada wartawan. “Mereka mengatakan, ini hanya sebuah sekolah, padahal lebih seperti penjara.”

Kasusnya adalah salah satu dari konflik yang semakin menjalar di Malaysia antara kebebasan beragama dan kebijakan pro Islam pemerintah. Konflik ini semakin meruncing hubungan etnis dalam negara multikultural itu.

Menurut hukum Islam, seseorang yang lahir sebagai Muslim tidak dapat pindah ke agama lain.

Departemen Agama Islam di negara bagian selatan itu menahan Revathi, wanita etnik Indian, pada bulan Januari dan mewajibkannya ikut penataran agama setelah petugas mengetahui bahwa ia telah menikahi seorang lelaki Hindu.

Pengacaranya mengatakan, bahwa mereka akan membawa kasus ini ke pengadilan untuk dijadikan preseden bagi kasus-kasus di masa depan.

Tuah Atan, pengacara yang mewakili departemen agama Islam, mengatakan, petugas OPTIMIS bahwa Revathi akan kembali pada Islam. “Dari fakta kasus, penguasa percaya kuat bahwa ia masih bisa direformasi,” kata Tuah.

Revathi lahir dari orang tua India Muslim yang memberikannya nama Muslim, Siti Fatimah. Ia dibesarkan sebagai Hindu oleh neneknya dan mengganti namanya tahun 2001, namun KTPnya masih menyatakannya sebagai Muslim.

Revathi menikahi Suresh Veerappan pada tahun 2004 menurut adat Hindu dan melahirkan seorang puteri tahun 2005. Namun perkawinan itu tidak dapat dicatat negara karena menurut Hukum Syariah Malaysia, Suresh harus masuk Islam terlebih dahulu.

Penguasa Syariah menyita bayi 18 bulan itu dari ayah Hindunya, bulan maret lalu dan memberikannya kepada ibu Revathi yang Muslim.

Revathi mengatakan, ia diperintahkan agar tinggal dirumah ibunya dan terus menghadiri penataran (counseling).

Lim Kit Siang, ketua oposisi, Democratic Action Party, mengatakan, Muslim moderat seharusnya mengkhawatirkan dan menyayangkan kasus-kasus macam ini karena ini bisa merusak image Islam sebagai agama yang “picik dan intoleran.”