MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 55 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 55 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD????????????

Go down

BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD???????????? Empty BENARKAH QURAN YANG KALIAN BACA SAAT INI PERSIS DENGAN ZAMAN MUHAMAD????????????

Post by muhamadmenangis Tue 19 Jan 2010, 12:59 am

Muslim Mengkritisi Sejarah Al'Quran

Dari Faithfreedompedia

Langsung ke: navigasi, cari





Apa yg dipercayai sbg Quran mushaf Usman, disimpan di Kairo.

Sumber:

  • Faith Freedom Indonesia


Tulisan ini adalah hasil revisi dan pengembangan lebih lanjut dari tulisan yang pernah diposting oleh sdr. brw dan bersumber dari karya tulis Professor Hossein Modarresi dari Princeton University, New Jersey, Amerika. Beliau meneliti hasil karya ulama-ulama kuno mulai dari kumpulan hadis Bukhari Sahih (816 M – 870 M), Muslim Sahih (828 M – 883 M), Tirmidhi Sunan (824 M – 892 M), Ibn Maja Sunan (824 M – 887) dan Abu Dawud Sunan (817 M – 889 M) hingga era Suyuthi (1445 M – 1505 M). Selain itu Prof Modarresi juga mengutip dari hasil karya Arthur Jeffrey.

Daftar isi

[sembunyikan]

  • 1 Pendahuluan
  • 2 Klaim Hebat Umat Muslim
  • 3 2. QUR’AN Saat Nabi Muhammad Meninggal

    • 3.1 QUR’AN BELUM DIKUMPULKAN
    • 3.2 2.2. QUR’AN Sudah Dikumpulkan

  • 4 Pencatatan AL-QUR’AN
  • 5 Pengumpulan Pertama

    • 5.1 Alasan Pengumpulan
    • 5.2 Beragam Versi Pengumpulan
    • 5.3 NASIB MUSHAF PERTAMA
    • 5.4 VALIDITAS PENGUMPULAN PERTAMA

  • 6 PENGUMPULAN KEDUA

    • 6.1 KISAH PENGUMPULAN
    • 6.2 Validitas Tim Pengumpul
    • 6.3 VALIDITAS SUMBER YANG DIGUNAKAN
    • 6.4 VALIDITAS PERAN ZAID BIN TSABIT

  • 7 Cacat Dalam Pengumpulan

    • 7.1 Laporan Umar
    • 7.2 AYAT RAJAM
    • 7.3 Laporan Aisyah
    • 7.4 LAPORAN ANAS BIN MALIK
    • 7.5 LAPORAN ABDULLAH BIN UMAR
    • 7.6 LAPORAN UBAY BIN KA’AB
    • 7.7 LAPORAN HUDHAYFA
    • 7.8 LAPORAN ABU MUSA
    • 7.9 LAPORAN IBN ABBAS
    • 7.10 LAPORAN MASLAMA
    • 7.11 LAPORAN IBN MAS’UD
    • 7.12 LAPORAN USMAN
    • 7.13 LAPORAN ALI BIN ABI THALIB
    • 7.14 LAPORAN IBN AL-NADIM

  • 8 PENUTUP

Pendahuluan

Beberapa hasil karya ulama kuno yang dikutip adalah dari:

Ahmad Ibn Hanbal
Hidup 780 M –855 M,
Seorang ahli hukum dan ahli agama. Salah satu karya utamanya adalah Musnad yang merupakan koleksi hadis.


Muhammad Ibn Sa’d
Lahir di Basrah 783 M dan meninggal tahun 845 M. Belajar agama dari Muhammad ibn Umar al-Waqidi. Dalam pencariannya terhadap ilmu, Ibn Sa’d belajar hingga ke Kufa dan Madina. Otoritasnya diakui oleh ulama belakangan yaitu : Ibn Hajar, adh-Dhahabi, al-Khatib al-Baghdadi dan Ibn Khallikan.


Abd Allah ibn Muslim ibn Qutayba
Lahir 835 M dan meninggal 898 M. Seorang penghafal hadis, ahli bahasa dan orang yan g sangat terpelajar. Namun ulama-ulama kuno berbeda dalam pandangan mereka terhadap Ibn Qutayba. Suyuthi menyatakan Qutayba dapat dipercaya dan memiliki pengetahuan luas.

Ibnu Jarir at Tabari
Lahir di Thabrastan tahun 839 M, meninggal di Baghdad 932 M. Seorang ahli sejarah yang terkemuka, ahli tafsir dan seorang imam. Kitab tafsirnya telah menjadi rujukan bagi segala ulama tafsir.


Ibn al Nadim
Mengarang buku yang sangat terkenal yaitu Fihrist yang berisi ulasan tentang buku-buku kuno Islam yang ditulis sebelumnya. Buku ini diselesaikannya pada tahun 987/988 M. Meninggal pada 17 September 995


Imam Al Bayhaqi
Abu Bakr Ahmad ibn al-Hussayn al-Bayhaqi, seorang imam dan memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentang hadis. Lahir di Bayhaq (Asia Tengah) tahun 1006 M.

Abi Bakr ibn Faraj al Qurtubhi
Lahir di Kordoba tahun 1093 M, meninggal di Maushul tahun 1172 M. Seorang pakar tafsir yang terkenal dan sangat menguasai ilmu qiraat dan hadis.


Ibn Asakir
Ibn `Asakir al-Dimashqi al-Shafi`i al-Ash`ari (lahir 1121 M – meninggal 1193 M), adalah seoram imam dan penghafal hadis dan sejarawan dari Damascus yang sangat terpercaya. Mulai belajar agama saat berusia 6 tahun.


Imam Ibn Kathir
Namanya Abul Fida Ismail ibn Abi Hafs Shihabuddin Omar ibn Kathir ibn Daw ibn Kathir. Lahir di Busra (Syria) tahun 1302 M, meninggal 1373 M. Mengarang kitab tafsir yang diakui oleh muslim sebagai satu yang terbaik.

Badruddin Zarkashi
Mengarang buku yang sangat terkenal yaitu al Burhan fi Ulum al Qur’an pada tahun 1345 M


Jalaludin as Suyuthi
Lahir 1445 M dan meninggal 1505 M. Seorang imam, ahli penyelidik yang ternama, hafizh yang terkemuka, pakar sejarah dan ahli bahasa Arab. Telah menulis lebih dari 500 buku.

Terlihat bahwa sumber-sumber yang digunakan oleh Prof Modareshi adalah sumber-sumber yang sangat valid.



Klaim Hebat Umat Muslim

Muslim senantiasa menyatakan bahwa :

  • Al-Qur’an yang sekarang adalah sama persis dengan apa yang diterima oleh nabi SAW.
  • Telah dihafalkan dengan sempurna oleh sangat banyak sahabat-sahabat nabi SAW.
  • Tidak pernah ada kesalahan dalam penulisannya
  • sangat cermat dalam penyusunannya


Apakah klaim tersebut benar? Ataukah hanya perwujutan keimanan yang membuta saja?

Uniknya jika dibaca dari tulisan-tulisan ulama-ulama kuno, justru hal yang sebaliknya yang terjadi yaitu :

  • banyak bagian qur’an yang telah hilang
  • banyak sahabat yang terlupakan ayat-ayat quran




2. QUR’AN Saat Nabi Muhammad Meninggal

QUR’AN BELUM DIKUMPULKAN

Laporan sumber-sumer tradisi Islam tentang pengumpulan qur’an menyatakan bahwa qur’an belum dikumpulkan dalam satu mushaf hingga setelah nabi SAW meninggal ditahun 11 H / 632 M.

Sumber :

  • Ibn Sa'd, Kitab al Tabaqat al Kabir, vol 3 p 211, 281
  • Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10
  • Ibn Babawayh, Kamal ad Din, p 31-32
  • Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 147-8
  • Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 262
  • Ibn al Hadid, Sharah of Nahj al Balagha. vol 1 p 27
  • Ibn Juzayy, al Tashil li ulum al tanzil, vol 1 p 4
  • Suyuti, Al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202
  • Ibrahim al Harbi, Gharib al hadith, vol 1 p 270


Dikutip dari :
Fath al Bari 13th vol
Ahmad b. Ali b. Muhammad al 'Asqalani, ibn Hajar
Cairo 1939, vol. 9, p.9
[Zaid b. Thabit berkata:] "Nabi wafat dan Qur’an belum dikumpulkan dalam satu tempat "


2.2. QUR’AN Sudah Dikumpulkan

Namun laporan ini ternyata berseberangan dengan beberapa laporan yang mengindikasikan bahwa nabi SAW telah mengumpulkan satu quran selama hidupnya. Kemungkinan terbesar adalah saat tahun-tahun awalnya di Madina.

Sumber :

  • Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235, 237-38, 256, 258
  • Suyuti, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 212-13, 216


Bahkan disebutkan nabi SAW sendiri yang memberitahukan tempat penyimpanan qur’an kepada Ali. Dikutip dari :
Az-Sanjani, Tarikh, p 66
Diriwayatkan bahwa nabi SAW pernah berkata kepada Ali : “Hai Ali, al-Qur’an ada dibelakang tempat tidurku, (tertulis) di atas suhuf, sutera dan kertas. Ambil dan kumpulkanlah. ……… Ali menuju ketempat itu dan membungkus bahan-bahan tersebut dengan kain berwarna kuning


Jika Al-Qur’an yang dikumpulkan sendiri oleh nabi SAW ini memang ada, tampaknya sudah ikut dimusnahkan oleh Usman karena tidak ada catatan ulama kuno mengenai keberadaan Qur’an kumpulan dari nabi SAW ini. Kalau ini yang terjadi sungguh sangat berani Usman.

Pencatatan AL-QUR’AN

Dikisahkan pencatat-pencatat wahyu biasa mencatat dengan cepat ayat-ayat segera setelah nabi SAW menerima wahyu dan mendiktekannya. Yang lain biasa menghafalkannya, dan ada juga yang mencatat di bahan-bahan yang seadanya yang tersedia. Pakar-pakar yang mendukung pandangan bahwa qur’an belum dikumpulkan beralasan karena saat itu nabi SAW masih hidup sehingga selalu ada kemungkinan ayat-ayat tambahan, ayat-ayat yang dihapuskan, penempatan ayat-ayat yang dirubah.

Alasan ini terasa sangat janggal. Al-Qur’an diturunkan dalam unit-unit wahyu yang jumlahnya hanya beberapa ayat setiap turun (ada yang berpendapat setiap turun 5 ayat, 10 ayat dll) dan isinya tentang satu permasalahan tertentu, sehingga :

  • Kalau ada penambahan ayat tidaklah mungkin akan ditambahkan diantara satu unit wahyu karena itu akan sangat mengacak kontinuitas pesan dalam 1 unit wahyu tersebut.
  • Kalau toh ada ayat yang dibatalkan / dihapuskan tidaklah mungkin akan menghapus misalkan 2 ayat saja dari 1 unit wahyu / pesan yang terdiri dari misalkan 5 ayat karena akan sangat merusak pesan yang akan disampaikan. Namun kalau toh ini terjadi, sebetulnya juga tidak ada masalah karena nabi SAW cukup menyuruh mencoret saja ayat –ayat yang dihapuskan tersebut.
  • Kalau toh ada ayat yang dipindah tempat tidaklah mungkin memindah 1 atau 2 ayat saja dari 1 unit wahyu yang berisi pesan tertentu. Tidak masuk akal jika orang membaca 1 kesatuan ayat yang misalkan terdiri dari 5 ayat harus melompat sana melompat sini.


Lagipula penulisan Qur’an kan tidak langsung dijilid rapi seperti buku melainkan 1 unit wahyu ditulis dalam gulungan sendiri-sendiri sehingga jika terjadi revisi dapat dilakukan :

  • Jika ada penambahan ayat-ayat, cukup dituliskan dalam gulungan terpisah dan kemudian disisipkan diantara gulungan yang ada ditempat yang ditentukan oleh Allah SWT
  • Jika ada 1 unit wahyu ayat yang dibatalkan cukup diambil saja 1 gulungan unit wahyu tersebut dan dimusnahkan
  • Jika ada ayat-ayat tertentu saja dalam 1 unit wahyu dibatalkan cukup dicoret saja ayat-ayat yang dibatalkan tersebut, Gulungan tetap diposisikan ditempat semula
  • Jika ada 1 unit wahyu yang dipindah tempat tinggal pindahkan saja gulungan yang berisi unit wahyu tersebut ke tempat barunya.


Jadi, sebetulnya Al-Qur'an bisa dibukukan pada saat nabi SAW hidup!

Semua tulisan-tulisan yang ada belum dapat dikatakan mushaf yang lengkap. Banyak orang yang telah menghafalkan sebagian besar qur’an, yang mereka ulang-ulang saat berdoa dan mereka diktekan kepada sahabat-sahabat mereka. Selama nabi masih hidup, tidak diperlukan keberadaan satu kitab.

Sumber :

  • Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 154
  • Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235, 262
  • Suyutim Al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202
  • Ahmad al Naraqi, Manahij al ahkam, p 152


Pengumpulan Pertama

Alasan Pengumpulan

Namun keadaan ini berubah setelah nabi SAW meninggal ditambah dengan kejadian-kejadian yang menimpa muslim saat itu. Kisah yang terekam dalam laporan adalah sbb : Dua tahun setelah nabi SAW meninggal, muslim terlibat dalam pertempuran berdarah di Yamama. Banyak penghafal qur’an yang meninggal.

Sumber :

  • Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 15, menyatakan kebanyakan penghafal qur’an meninggal selama peperangan. Keseluruhan, sekitar 360 muslim meninggal diantaranya adalah sahabat-sahabat nabi SAW yang terdekat
  • Tabari, Tarikh, vol 3 p 296
  • Ibn al Jazari, al Nashr, p 7, melaporkan yang tewas adalah 500 orang.
  • Ibn Kathir, Tafsir al Quran, vol 7 p 439
  • Qurtubi, al Jami li Ahkam al Quran, vol 1 p 50
  • Abd al Qahir al Baghdadi, Usul al Din p 283, menyebutkan yang tewas adalah 1200 orang.


Dikutip dari:
Muqadimah Al-Qur’an Halaman 23


Diantara peperangan-peperangan itu yang terkenal adalah peperangan Yamamah. Tentara Islam yang ikut dalam peperangan ini kebanyakan terdiri dari para sahabat dan para penghafal Al-Qur’an. Dalam peperangan ini telah gugur 70 orang penghafal Al-Qur’an. Bahkan sebelum itu gugur pula hampir sebanyak itu dari penghafal Al-Qur’an di masa nabi pada suatu pertempuran di sumur Ma’unah dekat kota Madinah

Ada beberapa hal yang menarik untuk diperdebatkan :

  • Dalam beberapa laporan, disebutkan jumlah penghafal al-Qur’an yang tewas mencapai 500 orang dari keseluruhan korban tewas 1200 orang. Namun jika diteliti dari daftar nama 1200 muslim orang yang meninggal dalam perang ini, ternyata hanya 2 orang yang bisa dikatakan memiliki pengetahuan yang memadai akan al-Qur’an, yaitu Salim ibn Maqil dan Abdullah ibn Hafsh ibn Ganim
  • Perang Yamama terjadi di Asia Tengah dan dilakukan oleh kaum muslim yang baru memeluk Islam, apakah mereka dapat telah menghafalkan al-qur’an sedemikian banyak sehingga dikuatirkan sebagian al-qur’an akan lenyap?


Dalam beberapa laporan disebutkan seolah-olah puluhan / ratusan orang telah hafal qur’an dengan lengkap dan sempurna.

Dikutip dari:
Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, halaman70


Kata Ibnu Atsir Al Jazary dlam kitab an Nasyr : Sahabat yang menghafal al Qur’an di masa nabi masih banyak yang hidup. Mereka tidak perlu menulis al Qur’an karena mereka sangat baik hafalannya. Diantara sahabat yang hafal al Qur’an seluruhnya adalah : Dari golongan muhajirin : (1) Abu Bakar, (2) Umar, (3) Usman, (4) Ali bin Abi Thalib, (5) Thalhah, (6) Sa’ad, (7) Hudzaifah, ( Salim (meninggal di Yamama), (9) Abu Huraira, (10) Ibn Masud, (11) Abdullah ibn Umar, (12) Abdullah ibn Abbas, (13) Amar ibn Ash, (14) Abdullah ibn Amar ibn Ash, (15) Muawiyah, (16) Ibnu Zubair, (17) Aisha, (1 Hafsa, (19) Ummu Salamah

Dari golongan Anshar:
(20) Ubay bin Ka’b, (21) Muadz bin Jabal, (22) Zaid bin Tsabit, (23) Abu Darda, (24) Abu Zaid, (25) Haritsah, (26) Anas ibn Malik.


Selain itu terdapat pula beberapa shahaby, yaitu : (27) Ubadah ibn Shamit, (2 Fudalah bin Ubaid, (29) Maslamah bin Khalid, (30) Qais Abu Shashah, (31) Tamim Ad Dhary, (32) Uqbah bin Amir, (33) Salamah bin Makhlad, (34) Abu Musa al Asyhari

Jadi dari 34 nama yang dituliskan oleh Atsir bin Jazary, hanya 1 yang meninggal yaitu Salim. Jadi toh sebetulnya masih ada 33 orang yang diklaim hafal seluruh al-Qur’an. Kenapa khalifah Abu Bakar, atau Umar harus merasa khawatir hilangnya al-Qur’an jika mereka berdua saja dan 31 orang lainnya masih hafal seluruh al Qur’an?

Atau memang laporan bahwa begitu banyak orang yang hafal quran adalah satu hal yang dilebih-lebihkan?

Jika perang Yamamah terjadi sekitar tahun 11/12 H, berikut diinformasikan tahun meninggal beberapa sahabat yang diklaim hafal seluruh Al-Qur’an.

  1. Abu Bakar : 13 H
  2. Umar bin Khattab : 23 H
  3. Usman bin Affan : 35 H
  4. Ali bin abi Thalib : 40 H
  5. Muawiyah : 60 H
  6. Abdullah bin Umar (putra Umar) : masih hidup saat pembunuhan Usman (35 H)
  7. Thalhah : meninggal dalam perang Jamal (36 H)
  8. Zubair : meninggal dalam perang Jamal (36 H)
  9. Hudzaifah : masih hidup saat penaklukan Irak (14 H)
  10. Abu Huraira : meninggal 59 H
  11. Ibn Mas’ud : meninggal 33 H
  12. Ubay bin Kaab : meninggal 19 H / 22 H
  13. Abdullah ibn Abbas : meninggal 68 H
  14. Abu Musa : meninggal 42 H


Sumber :

  • 1 – 5 : Sejarah Islam, Ahmad Al-Usairy
  • 6 - 9 : Sejarah Islam, Rasul Ja’farian, 324, 325, 133
  • 10 : Dictionary of Islam, Thomas P Hughes
  • 11 – 14 : Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, Taufik Adnan Amal, 169, 161, 182, 180


Terlihat bahwa begitu banyak “penghafal Al-Qur’an” yang masih hidup bertahun-tahun setelah perang Yamamah. Jadi alasan pengumpulan pertama sungguh patut diragukan keabsahannya dan kebenaran apakah memang ada pengumpulan pertama tersebut.



Beragam Versi Pengumpulan

Tentang siapa yang mempunyai ide pengumpulan pertama ini dan pelaksananya juga ada beberapa laporan yang berbeda-beda.

1). Versi Pertama :
Ide pengumpulan berasal dari Umar
Versi ini yang paling umum diterima dimana menyebutkan bahwa ide pengumpulan adalah berasal dari Umar yang dia sampaikan kepada Abu Bakar.


Dikutip dari :
Bukhari, Volume 006, Buku 061, Hadis nomor 509
Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : Abu Bakar memberitahukan kepadaku tentang orang yang gugur dalam pertempuran Yamamah, sementara Umar berada disisinya. Abu Bakar berkata : “Umar telah datang kepadaku menceritakan bahwa peperangan Yamamah telah mengakibatkan gugurnya banyak penghafal Al-Qur’an, dan Umar khawatir akan berguguran pula para penghafal lainnya dalam peperangan-peperangan lain sehingga mungkin banyak bagian Al-Qur’an akan hilang. Umar minta agar aku memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Lalu aku katakan kepada Umar : Bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah


2). Versi Kedua
Ide berasal dari Abu Bakar.Khawatir jika sebagian besar qur’an lenyap bersamaan dengan meninggalnya penghafal, Abu Bakar, khalifah pertama memerintahkan pengumpulan qur’an. Sahabat-sahabat nabi dan penghafal qur’an diminta untuk datang dan menginformasikan apa yang mereka ketahui baik bahan tertulis maupun hafalan. Abu Bakar memerintahkan Umar bin Khattab dan Zaid bin Tsabit untuk duduk dimuka pintu masuk masjid di Medina dan menuliskan setiap ayat atau bagian qur’an dimana setidaknya dikuatkan oleh kesaksikan 2 orang. Dalam satu kasus khusus, kesaksian 1 orang dianggap cukup yaitu dalam kasus 2 ayat terakhir dari surah 9 dimana hanya ditemukan pada Abu Khuzaima.

Sumber :

  • Bukhari, Sahih, vol 3 p 392-93
  • Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 346-47
  • Abu Bakr al Marwazi, Musnad Abi Bakr al Siddiq, p 97-99, 102-4
  • Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 6-7, 9, 20
  • Ibn al Nadim, Fihrist, p 27
  • al Khatib al Baghdadi, Mudih awham al jam wa l tafrig, vol 1 p 276
  • Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 149-50


3) Versi Ketiga :
Pengumpulan dilakukan oleh Ali
Ada juga banyak laporan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Ali bersumpah untuk tidak keluar dari rumah hingga berhasil mengumpulkan seluruh qur’an dalam satu mushaf. Ali bahkan tidak hadir saat pelantikan Abu Bakar sebagai khalifah pengganti kepemimpinan nabi SAW.


Ikrima melaporkan bahwa Ali bin Abi Thalib tinggal di rumahnya hingga setelah selesai pelantikan Abu Bakar. Dikabarkan bahwa Ali tidak senang dengan terpilihnya Abu Bakar. Maka Abu Bakar kemudian menemui Ali dan berkata, “Apakah engkau tidak senang dengan pelantikanku?” Ali menjawab, Tidak, demi Tuhan!” Abu Bakar bertanya kembali, “Kalau begitu apa yang menyebabkan engkau tidak hadir dalam pelantikanku?” Ali menjawab, “Aku melihat bahwa Al-qur’an telah ditambahkan, sehingga aku bernasar : “Aku tidak akan menggunakan jubahku kecuali untuk sembahyang, hingga aku bisa mengumpulkan Al-Qur’an.” Abu Bakar berkata, “Itu adalah hal yang sangat mulia.”

Sumber :

  • Ibn Sa’d, Kitab al Tabaqat al Kabir, vol 2 p 338
  • Ibn Abi Shayba, vol 6 p 148
  • Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
  • Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 10
  • Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
  • Abu Hilal al Askari, vol 1 p 219-20
  • Abu Buaym, vol 1 p 67
  • Ibn Abd al Barr, al Istiab, p 333-34
  • Ibn Juzay, vol 1 p 4
  • Ibn Abi al Hadid, vol 1 p 27
  • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204, 248
  • Kulayni, al Kafi, vol 8 p 18


Setelah berhasil menyusun mushafnya, Ali menunjukkannya kepada sahabat-sahabat nabi, namun mereka menolaknya sehingga Ali harus membawanya pulang kembali. Sumber :

  • Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 72, 108
  • Basair al Darajat, p 193
  • Kulayni, al Kafi, vol 2 p 633
  • Abu Mansur al Tabrisi, vol 1 p 107, 255-28
  • Ibn Shahrashub, Manaqib Al Abi Talib, vol 2 p 42
  • Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135-6


Variasi cerita beragam, berikut diberikan lagi dari sumber syiah.
Dikutip dari :
Syi'ah dan Al Qur'an
Dr. Ihsan Ilahi Zhahier
http://media.isnet.org/islam/Etc/SQ1.html


Dalam riwayat yang dikemukakannya itu seorang ahli hadist Syi'ah mengatakan, bahwa menurut riwayat dari Abu Dzar Al-Ghifariy, ketika Rasul Allah s.a.w. wafat, Ali (bin Abi Thalib) mengumpulkan ayat-ayat suci Al-Qur'an kemudian diberikan kepada kaum Muhajirin dan Anshar, sebagaimana yang telah diwasiatkan kepadanya oleh Rasul Allah s.a.w. Ketika Al Qur'an yang dihimpun oleh Ali itu dibuka oleh Abu Bakar, pada halaman pertama ia menemukan ayat-ayat yang mengungkapkan keburukan golongannya. Melihat hal itu Umar naik pitam lalu berkata kepada Ali, "Hai Ali, ambillah Qur'an itu, kami tidak membutuhkannya!" Himpunan ayat-ayat itu lalu diambil kembali oleh Ali, kemudian ia pergi. Umar memanggil Zaid bin Tsabit, seorang penghafal Al-Qur'an. Kepadanya Umar berkata, "Ali datang kepadaku membawa Al Qur'an, di dalamnya terdapat ayat-ayat yang menjelek-jelekkan kaum Muhajirin dan Anshar. Kami berpendapat lebih baik kita menghimpun Al Qur'an dan menghilangkan ayat-ayat yang menjelek-jelekan kaum Muhajirin dan Anshar." Beberapa hari kemudian Zaid datang membawa Al-Qur'an yang dikarang atas permintaan Umar. Ia berkata kepada Umar, "Jika kita telah selesai membuat Al Qur'an yang anda minta, kemudian Ali memperlihatkan Al Qur'an yang dihimpunnya sendiri, apakah semua yang telah anda kerjakan itu tidak akan sia-sia?" Umar berkata, "Lantas bagaimanakah cara untuk mengatasinya?" Zaid menjawab, "Tidak ada jalan lain kecuali kita harus membunuhnya agar kita dapat beristirahat dari gangguannya!". Umar lalu merencanakan pembunuhan Ali dengan menggunakan tangan Khalid bin Al Walid, tetapi gagal.

4. Versi Keempat :
Pengumpul pertama adalah Salim
Laporan lainnya menyatakan bahwa orang pertama yang mengumpulkan Qur’an adalah Salim, salah satu pelanggan Abu Hudayfa. Dilaporkan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Salim bersumpah untuk tidak menggunakan jubahnya hingga berhasil mengumpulkan Qur’an dalam satu mushaf. Kisah ini sangat mirip dengan kisah Ali diatas, hanya beda subyeknya saja. Salim kemudian meninggal di pertempuran Yamama.


Sumber: Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 205,
mengutip dari Ibn Ashta Kitab al Masahif


5) Versi Kelima :
Murni oleh Umar - diselesaikan oleh Umar Laporan bersumber dari Noeldeke, Geschichte, halaman 17 yang mengutip dari Yaqubi, Kitab al Tarikh. Laporan menyatakan bahwa Karena Abu Bakar menolak mengumpulkan Al-Qur’an dengan alasan nabi tidak pernah melakukannya, maka Umar mengambil inisiatif sendiri untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan menuliskannya sendiri. Kemudian Umar memerintahkan 25 orang Quraish dan 50 orang Anshar untuk menyalinnya dan mengajukannya kepada Said ibn al Ash. Jadi disini tidak ada peran Usman dan Zaid bin Tsabit sama sekali.


6) Versi Keenam:
Ide oleh Umar - Penyelesaian oleh Usman
Akibatnya muncullah laporan lain untuk menyelaraskan pertentangan ini dengan menyebutkan bahwa pengumpulan dilakukan oleh khalifah Umar, namun beliau meninggal sebelum pengumpulan selesai. Tugas ini kemudian dilanjutkan oleh Usman yang berhasil mengumpulkan quran yang resmi dalam satu mushaf.


Dikutip dari:
Abu Hilal al Askari, vol 1 p 219Umar ibn Khattab memutuskan mengumpulkan Al-Qur’an. Ia berdiri ditengah manusia dan berkata : “Barang siapa yang menerima bagian Al-Qur’an apapun langsung dari Rasulullah, bawalah kepada kami.” Mereka telah menulis yang mereka dengar (dari Rasulullah) di atas lembaran-lembaran, luh-luh dan pelepah-pelepah kurma. Umar tidak menerima sesuatupun dari seseorang hingga dua orang menyaksikan (kebenarannya). Tetapi ia terbunuh ketika tengah melakukan pengumpulannya. Usman bin Affan bangkit (melanjutkannya) dan berkata : “Barang siapa memiliki sesuatu dari Kitab Allah, bawalah kepada kami ..........

7). Versi Ketujuh:
Ide pengumpulan oleh Usman
Namun, beberapa laporan menolak pendapat bahwa telah ada perintah resmi pengumpulan quran sebelum masa khalifah Usman. Pengumpulan dilakukan oleh khalifah Usman. Jadi dalam hal ini sama sekali tidak ada peran dari Abu Bakar dan Umar dalam proses pengumpulan Al-qur’an


Sumber :

  • Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 170
  • Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 241


Laporan ini diperkuat dengan beberapa kesaksian dari komunitas muslim awal.

Sumber :

  • Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235
  • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol1 p 211
  • Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 243-46


Jadi setidaknya ada 7 versi pengumpulan pertama Al-Qur’an dan ke 4 khalifah pertama (Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan dan Ali) semuanya mendapat bagian untuk diceritakan sebagai pengumpul Al-Qur’an yang pertama.

NASIB MUSHAF PERTAMA

Menurut versi mayoritas yaitu versi pertama, semua bahan-bahan yang diperoleh Zaid bin Tsabit kemudian dituliskan dalam lembaran kertas atau perkamen namun belum dikumpulkan dalam satu mushaf dan disimpan oleh Abu Bakar. Sumber :

  • Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
  • Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 p 185, 207, 208


Kemudian, lembaran-lembaran qur’an ini tidak dipublikasikan kepada umum. Sebagian muslim tetap memiliki qur’an dalam bentuk yang tercerai-berai. Lembaran-lembaran ini tetap dalam pemilikan Abu Bakar dan kemudian Umar. Setelah Umar meninggal suhuf kemudian disimpan oleh Hafsa (putri Umar).

Dikutip dari :
Muqadimah Al-Qur’an, halaman 24


Dengan demikian Al-Qur’an dan seluruhnya telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran dan diikatnya dengan benang, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar. Mushaf ini tetap ditangan Abu Bakar sampai ia meninggal, kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khattab dan tetap ada di sana selama masa pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, puteri Umar, istri Rasulullah sampai masa pengumpulan dan penyusunan Al-qur’an di masa khalifah Umar.

Namun ironisnya, mushaf “asli” yang menjadi dasar penyusunan mushaf Usman inipun pada akhirnya dimusnahkan oleh Marwan bin Al-Hakam.
Dikutip dari :
Studi Ulumul Qur'an, Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah
Pustaka Setia, Juni 2003, halaman 40


Sepulangnya dari mengiring jenasah Hafsa, Marwan ibn Al-Hakam mengirim surat kepada saudara Hafsah, Abdulah ibn Umar, untuk mengirimkan mushaf-mushaf itu kepada Marwan dan menyuruhnya untuk merobek-robek mushaf tersebut......... Dia berkata, "Saya lakukan hal ini karena khawatir, ketika zaman berlalu atau dikemudian hari, manusia akan meragukan keadaan ini."

Catatan tambahan tentang mushaf Abu Bakar :

  1. Kenapa mushaf ini akhirnya HANYA DISIMPAN ABU BAKAR, UMAR dan HAFSAH putri Umar dan TIDAK DIPUBLIKASIKAN sama sekali padahal Abu Bakar dan Umar adalah pemimpin Islam saat itu?
  2. Kenapa mushaf tidak disebarluaskan untuk membantu lebih banyak lagi muslim yang akan menghafal al-qur’an, bukankah motif pengumpulannya karena mengingat kekuatiran akan berkurangnya penghafal qur’an dan hilangnya banyak bagian al-qur’an akibat peperangan?
  3. Kenapa mushaf ini pada akhirnya harus dimusnahkan juga kalau Zaid bin Tsabit hanya sekedar mengcopynya? Jawaban yang masuk akal adalah :

    1. Mushaf Hafsah tidaklah sempurna, ini berarti mitos hafalan sempurna tidaklah benar dan sekedar klaim bohong.
    2. Zaid bin Tsabit telah melakukan perubahan dalam mushaf yang disusunnya diera Usman





VALIDITAS PENGUMPULAN PERTAMA

Keabsahan cerita-cerita pengumpulan pertama oleh Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit memang sangat meragukan. Cerita tentang keterlibatan mereka dalam pengumpulan Qur’an tidak pernah muncul dalam tulisan sebelum sekitar tahun 850 an M (sekitar 220 tahun setelah nabi SAW meninggal).

Sebagai contoh, cerita keterlibatan mereka tidak ada dalam :
1). kitab Tabaqat karya Ibn Sa’d (meninggal 845 M) dalam bagian yang membahas tentang Abu Bakar, Umar dan Zaid. Mustahil jika Ibn Sa’d tidak menuliskan keterlibatan mereka dalam pengumpulan jika hal itu memang terjadi. 2). kitab Musnad Ahmad bin Hanbal (meninggal 855 M) yang telah mengumpulkan begitu banyak laporan tentang jasa-jasa para sahabat nabi.


Jadi laporan dari Ibn Asakir dan Zarkasyi tentang tidak adanya usaha pengumpulan sebelum Usman tampaknya sangat masuk akal. Kisah-kisah pengumpulan oleh Abu Bakar dan Umar tampaknya diciptakan kemudian dengan tujuan :
1). untuk memberikan legitimasi tambahan bagi mushaf Usman 2). untuk memberikan kesan bahwa Al-Qur’an sudah dikumpulkan dengan sempurna segera setelah Muhammad SAW meninggal.




PENGUMPULAN KEDUA

KISAH PENGUMPULAN

Kisah pengumpulan kedua ini umumnya diterima secara mayoritas. Kisahnya adalah sebagai berikut.
Dikutip dari :
Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 510 :
Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
Hudhaifa bin Al-Yaman menghadap Usman. Ia tengah memimpin penduduk Siria dan Irak dalam suatu ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan. Hudhaifa merasa cemas oleh pertengkaran mereka (penduduk Siria dan Irak) tentang bacaan Al-qur’an. Maka berkatalah Hudhaifa kepada Usman : “Wahai Amir Al-Mu’minin, selamatkanlah umat ini sebelum mereka bertikai tentang Kitab (Allah), sebagaimana yang telah terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani pada masa lalu.” Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsa dengan pesan : “Kirimkanlah kepada kami shuhuf yang ada ditanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan dikembalikan kepadamu.” Hafsah mengirim shuhufnya kepada Usman. Usman kemudian memerintahkan Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham untuk menulis ulang manuskrip dengan sempurna. Usman berkata kepada ketiga orang Quraish, “Jika kamu berbeda pendapat dengan Zaid bin Thabit, maka tulislah dalam dialek Quraish karena Qur’an diturunkan dalam dialek tersebut. Mereka melakukannya dan kemudian membuat beberapa copy. Usman mengembalikan mushaf asli kepada Hafsah. Mushaf-mushaf salinan yang ada kemudian dikirim Usman ke setiap provinsi dengan perintah agar seluruh rekaman tertulis al Qur'an yang ada - baik dalam bentuk fragmen atau kodeks - dibakar habis. Zaid bin Thabit berkata, “Satu ayat dari sura Ahzab hilang olehku saat kami mengcopy Qur’an dan aku biasa mendengar Rasulullah membacanya. Maka kami mencari ayat tersebut dan menemukannya pada Khuzaimah bin Thabit Al ansari. Ayat tersebut adalah : “Diantara orang-orang mumin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. (33 : 23)


Jadi Usman saat menjabat khalifah meminjam suhuf dari Hafsa dan kemudian menyalinnya dan menjilid dalam satu buku qur’an. Usman membuat beberapa copy dan dikirim ke beberapa daerah Islam dan kemudian memerintahkan pembakaran semua salinan qur’an yang lainnya dimanapun ditemukan.
Sumber :


  • Bukhari, vol 3 p 393-94,
  • Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 347-8
  • Abu Bakr al Marwazi, Musnad Abu Bakr al Siddiq, p 99-101
  • Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 18-21
  • Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 15051
  • Abu Hilal Askari, Kitab al Awail, vol 1 p 218


Tindakan Usman membakar salinan Al-Qur'an ini tidaklah disetujui secara aklamasi oleh komnitas muslim awal. Berikut diberikan kutipan dari Abi Dawud.
Sumber :
Abi Dawud Kitab al-Masahif; dan al-Tabari, buku 1, chpt. 6, no. 2952 : Proses pembakaran terhadap salinan Qur’an yang ditulis oleh para saksi mata oleh Usman ini tidaklah disetujui oleh komunitas muslim secara umum. Mereka menyatakan bahwa Usman telah memusnahkan kitab Allah karena sesungguhnya qur’an adalah dalam banyak bentuk, dan Usman telah memusnahkan semuanya kecuali satu.

muhamadmenangis
MURTADIN
MURTADIN

Number of posts : 254
Reputation : -17
Points : 5560
Registration date : 2010-01-09

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum