Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 61 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 61 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
TUHAN vs ATHEISME
Page 1 of 1
TUHAN vs ATHEISME
Materialisme sebagai dasar dalam pandangan atheistik memiliki argumen ilmiah yang mengatakan bahwa asal-usul kehidupan dan juga proses evolusi sebagai kelanjutannya adalah hasil dari kebetulan-kebetulan belaka. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa manusia dan makhluk-makhluk hidup lainnya, dalam pandangan ideologi materialisme ilmiah, merupakan produk dari rangkaian kebetulan belaka. Oleh karena itu, mereka tidak memerlukan Tuhan sebagai perancangnya.
Paradigma Materialisme Ilmiah :
Kepastian atau Ketidakpastian?
Teori Relativitas yang dikemukakan Albert Einstein merupakan lawan dari Teori Kuantum yang dirumuskan pertama kali secara komprehensif oleh Werner Heisenberg. Kedua teori ini mempunyai dampak historis yang sangat luas dimana Teori Relativitas berujung pada penemuan bom atom yang menjadikan paruh kedua abad lalu sebagai lapangan balap menuju kehancuran, ketika dua negara adidaya berlomba-lomba mengembangkan senjata nuklir. Sedangkan aplikasi Teori Kuantum menghasilkan akselerasi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, juga pada paruh abad yang sama, yang berujung pada tergelarnya Internet yang membongkar batas-batas antarnegara. Aplikasi teknik kedua teori itu memang dahsyat. Namun, lebih dahsyat lagi implikasinya pada pemikiran filosofis manusia tentang dirinya dan alamnya. Teori Relativitas berujung pada gambaran alam semesta terbatas dalam ruang dan berkembang meluas tak terhindarkan bermula pada satu peristiwa besar ketika jagat raya lahir dalam suatu Dentuman Besar di awal semesta. Teori Kuantum berujung pada gambaran bahwa pada skala terkecil benda-benda, termasuk jagat raya di awal hidupnya, peristiwa-peristiwa fisik merupakan kebetulan tanpa sebab. Dalam bahasa sehari-hari, teori relativitas berujung pada keniscayaan atau kepastian, sedangkan teori kuantum berujung pada kebetulan atau ketidakpastian. Dalam bahasa filsafat, kedua teori ini berujung pada bangkitnya kembali perdebatan antara aliran determinisme dan indeterminisme : pandangan serba pasti dan pandangan serba tak pasti.
Indeterminisme biologis : Kemerdekaan manusia dari keacakan mutasi genetik
Pandangan determinisme mengatakan segala sesuatu, termasuk perbuatan manusia, mengikuti hukum sebab akibat yang pasti, ketika masa depan, jika kita mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masa kini, dapat dihitung dan diramalkan. Sedangkan pandangan indeterminisme memandang segalanya serba tak pasti. Kebebasan manusia menunjukkan ketidakpastian itu dengan jelas. Dalam pandangan umum sebelum munculnya teori kuantum, satu-satunya katakpastian adalah kebebasan manusia, dan ini merupakan keunggulan manusia dari benda-benda lain termasuk makhluk-makhluk hidup lainnya. Teori kuantum meruntuhkan pandangan ini karena semua benda, pada skala terkecil, merupakan lapangan ketidakpastian. Namun, dalam skala besar ketidakpastian dalam skala kecil itu hilang melalui rata-rata statistik. Dengan demikian, kebebasan manusia adalah suatu paradoks jika dilihat dalam perspektif materialisme. Materialisme telah meninggalkan roh yang merupakan esensi manusia sebagai kebebasannya. Eksistensialisme menggantinya dengan ketiadaan. Dengan demikian kebebasan manusia setara dengan kebetulan-kebetulan bendawi. Jacques monod memperkukuh teori ini dengan meletakkan kebebasan manusia dalam rangkaian kebetulan-kebetulan teori evolusi. Tampaknya evolusi biologis merupakan proses pendahuluan untuk melahirkan kebebasan manusia. Dengan demikian, paradoks "ketidakpastian-dalamkepastian" itu selesai dalam teori evolusi. Evolusi biologis adalah semacam penguat ketidakpastian dari skala mikroskopik atom ke skala makroskopik mausia. Itulah sebabnya banyak orang berpandangan bahwa roh manusia tak diperlukan lagi sebagai penjelas asal-usul kebebasannya. Dengan demikian, materialisme mendapat dukungan ilmiah.
Indeterminisme kosmologis : Keberadaan Alam Semesta dari Fluktuasi Vakum Kuantum
Akan tetapi, materialisme tetap menemui jalan buntu dalam soal asal-usul jagat raya. Soalnya, bagi materialisme, keberhinggaan waktu di masa lalu merupakan sebuah paradoks karena mereka berpandangan bahwa materi ada dalam keabadian bersama alam semesta. Paradoks ini memperkukuh lawan materialisme, yakni pandangan teisme, yang mengatakan hanya Tuhan yang abadi dan materi diciptakan oleh Tuhan pada awal penciptaan alam semesta. Materialisme berusaha menghapus gambar "hantu" Tuhan dari gambar mesin alam setelah berhasil menghapus gambar roh dari gambar mesin manusia dengan teori evolusi. Tampaknya mereka akan berhasil. Soalnya, sebuah teori baru tentang asal-usul jagat raya melengkapi pandangan serba kebetulan materialisme untuk menolak argumen perlunya pencipta alam semesta. Solusi mereka terletak pada kenyataan bahwa di awal semesta, ukuran alam raya sangatlah kecil sehingga prinsip ketidakpastian Heisenberg dalam teori kuantum juga berlaku pada keseluruhan alam semesta. Argumen mereka tentang peristiwa terjadinya Dentuman Besar adalah bukan sebagai proses penciptaan yang berencana, melainkan sebagai peristiwa gejolak acak pada kehampaan, tanpa materi dan energi, yang melahirkan pasangan partikel/antipartikel. Biasanya Partikel dan antipartikel akan melebur kembali. Namun, sebuah perusakan simetri terjadi sehingga jumlah partikel yang terbentuk lebih banyak daripada jumlah antipartikel, lalu menyisakan kumpulan partikel biasa yang kemudian berkembang meluas menjadi sebesar jagat raya yang sekarang. Secara Teknis, gejolak ini disebut flutuasi vakum yang tanpa sebab. Namun, vakum kuantum adalah kehampaan ruang yang penuh dengan energi. Jadi, tak dapat dikatakan bahwa alam muncul dari ketiadaan.
ARGUMENTASI I
Jika memang teori kosmologi kuantum itu benar, timbul pertanyaan : dimanakah hukum-hukum alam yang dinyatakan oleh persamaan matematika teori tersebut berada sebelum alam semesta muncul? Tentunya tidak dalam ketiadaan karena hal itu kontradiksi logis. Tak mungkin sesuatu ada dalam ketiadaan. Dan dengan sendirinya argumen-argumen kaum atheis justru runtuh karena teori kosmologi kuantum karena, menurut mereka, hukum-hukum alam tak lain dari sifat-sifat materi di alam semesta. Hukum-hukum itu tentu ada dalam pikiran Tuhan Yang Maha Pencipta.
ARGUMENTASI II
Interpretasi kaum atheis atas teori evolusi mengatakan bahwa seleksi alam adalah kekuatan yang mengarahkan perkembangan evolusioner dengan menyeleksi variasi hasil mutasi dan rekombinasi acak yang sesuai dengan lingkungan pada akhirnya memilih manusia dengan kesadaran moralnya yang bebas sebagai suatu kebetulan.
Pernyataan bahwa variasi genetik dan seleksi lingkungan adalah acak tanpa tujuan di satu sisi dan kenyataan evolusi menunjukkan peningkatan kompleksitas di sisi lain adalah satu kontradiksi. Oleh karena itu kompleksitas manusia yang berpikir dan kemauan bebas tak mungkin dihasilkan oleh evolusi acak. Kenyataan evolusioner seperti itu hanya bisa dipahami secara logis jika variasi itu dan seleksi itu mempunyai tujuan, yang tentunya melalui bimbingan dari Tuhan Yang Maha Penyabar.
Wassalam....
Paradigma Materialisme Ilmiah :
Kepastian atau Ketidakpastian?
Teori Relativitas yang dikemukakan Albert Einstein merupakan lawan dari Teori Kuantum yang dirumuskan pertama kali secara komprehensif oleh Werner Heisenberg. Kedua teori ini mempunyai dampak historis yang sangat luas dimana Teori Relativitas berujung pada penemuan bom atom yang menjadikan paruh kedua abad lalu sebagai lapangan balap menuju kehancuran, ketika dua negara adidaya berlomba-lomba mengembangkan senjata nuklir. Sedangkan aplikasi Teori Kuantum menghasilkan akselerasi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, juga pada paruh abad yang sama, yang berujung pada tergelarnya Internet yang membongkar batas-batas antarnegara. Aplikasi teknik kedua teori itu memang dahsyat. Namun, lebih dahsyat lagi implikasinya pada pemikiran filosofis manusia tentang dirinya dan alamnya. Teori Relativitas berujung pada gambaran alam semesta terbatas dalam ruang dan berkembang meluas tak terhindarkan bermula pada satu peristiwa besar ketika jagat raya lahir dalam suatu Dentuman Besar di awal semesta. Teori Kuantum berujung pada gambaran bahwa pada skala terkecil benda-benda, termasuk jagat raya di awal hidupnya, peristiwa-peristiwa fisik merupakan kebetulan tanpa sebab. Dalam bahasa sehari-hari, teori relativitas berujung pada keniscayaan atau kepastian, sedangkan teori kuantum berujung pada kebetulan atau ketidakpastian. Dalam bahasa filsafat, kedua teori ini berujung pada bangkitnya kembali perdebatan antara aliran determinisme dan indeterminisme : pandangan serba pasti dan pandangan serba tak pasti.
Indeterminisme biologis : Kemerdekaan manusia dari keacakan mutasi genetik
Pandangan determinisme mengatakan segala sesuatu, termasuk perbuatan manusia, mengikuti hukum sebab akibat yang pasti, ketika masa depan, jika kita mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masa kini, dapat dihitung dan diramalkan. Sedangkan pandangan indeterminisme memandang segalanya serba tak pasti. Kebebasan manusia menunjukkan ketidakpastian itu dengan jelas. Dalam pandangan umum sebelum munculnya teori kuantum, satu-satunya katakpastian adalah kebebasan manusia, dan ini merupakan keunggulan manusia dari benda-benda lain termasuk makhluk-makhluk hidup lainnya. Teori kuantum meruntuhkan pandangan ini karena semua benda, pada skala terkecil, merupakan lapangan ketidakpastian. Namun, dalam skala besar ketidakpastian dalam skala kecil itu hilang melalui rata-rata statistik. Dengan demikian, kebebasan manusia adalah suatu paradoks jika dilihat dalam perspektif materialisme. Materialisme telah meninggalkan roh yang merupakan esensi manusia sebagai kebebasannya. Eksistensialisme menggantinya dengan ketiadaan. Dengan demikian kebebasan manusia setara dengan kebetulan-kebetulan bendawi. Jacques monod memperkukuh teori ini dengan meletakkan kebebasan manusia dalam rangkaian kebetulan-kebetulan teori evolusi. Tampaknya evolusi biologis merupakan proses pendahuluan untuk melahirkan kebebasan manusia. Dengan demikian, paradoks "ketidakpastian-dalamkepastian" itu selesai dalam teori evolusi. Evolusi biologis adalah semacam penguat ketidakpastian dari skala mikroskopik atom ke skala makroskopik mausia. Itulah sebabnya banyak orang berpandangan bahwa roh manusia tak diperlukan lagi sebagai penjelas asal-usul kebebasannya. Dengan demikian, materialisme mendapat dukungan ilmiah.
Indeterminisme kosmologis : Keberadaan Alam Semesta dari Fluktuasi Vakum Kuantum
Akan tetapi, materialisme tetap menemui jalan buntu dalam soal asal-usul jagat raya. Soalnya, bagi materialisme, keberhinggaan waktu di masa lalu merupakan sebuah paradoks karena mereka berpandangan bahwa materi ada dalam keabadian bersama alam semesta. Paradoks ini memperkukuh lawan materialisme, yakni pandangan teisme, yang mengatakan hanya Tuhan yang abadi dan materi diciptakan oleh Tuhan pada awal penciptaan alam semesta. Materialisme berusaha menghapus gambar "hantu" Tuhan dari gambar mesin alam setelah berhasil menghapus gambar roh dari gambar mesin manusia dengan teori evolusi. Tampaknya mereka akan berhasil. Soalnya, sebuah teori baru tentang asal-usul jagat raya melengkapi pandangan serba kebetulan materialisme untuk menolak argumen perlunya pencipta alam semesta. Solusi mereka terletak pada kenyataan bahwa di awal semesta, ukuran alam raya sangatlah kecil sehingga prinsip ketidakpastian Heisenberg dalam teori kuantum juga berlaku pada keseluruhan alam semesta. Argumen mereka tentang peristiwa terjadinya Dentuman Besar adalah bukan sebagai proses penciptaan yang berencana, melainkan sebagai peristiwa gejolak acak pada kehampaan, tanpa materi dan energi, yang melahirkan pasangan partikel/antipartikel. Biasanya Partikel dan antipartikel akan melebur kembali. Namun, sebuah perusakan simetri terjadi sehingga jumlah partikel yang terbentuk lebih banyak daripada jumlah antipartikel, lalu menyisakan kumpulan partikel biasa yang kemudian berkembang meluas menjadi sebesar jagat raya yang sekarang. Secara Teknis, gejolak ini disebut flutuasi vakum yang tanpa sebab. Namun, vakum kuantum adalah kehampaan ruang yang penuh dengan energi. Jadi, tak dapat dikatakan bahwa alam muncul dari ketiadaan.
ARGUMENTASI I
Jika memang teori kosmologi kuantum itu benar, timbul pertanyaan : dimanakah hukum-hukum alam yang dinyatakan oleh persamaan matematika teori tersebut berada sebelum alam semesta muncul? Tentunya tidak dalam ketiadaan karena hal itu kontradiksi logis. Tak mungkin sesuatu ada dalam ketiadaan. Dan dengan sendirinya argumen-argumen kaum atheis justru runtuh karena teori kosmologi kuantum karena, menurut mereka, hukum-hukum alam tak lain dari sifat-sifat materi di alam semesta. Hukum-hukum itu tentu ada dalam pikiran Tuhan Yang Maha Pencipta.
ARGUMENTASI II
Interpretasi kaum atheis atas teori evolusi mengatakan bahwa seleksi alam adalah kekuatan yang mengarahkan perkembangan evolusioner dengan menyeleksi variasi hasil mutasi dan rekombinasi acak yang sesuai dengan lingkungan pada akhirnya memilih manusia dengan kesadaran moralnya yang bebas sebagai suatu kebetulan.
Pernyataan bahwa variasi genetik dan seleksi lingkungan adalah acak tanpa tujuan di satu sisi dan kenyataan evolusi menunjukkan peningkatan kompleksitas di sisi lain adalah satu kontradiksi. Oleh karena itu kompleksitas manusia yang berpikir dan kemauan bebas tak mungkin dihasilkan oleh evolusi acak. Kenyataan evolusioner seperti itu hanya bisa dipahami secara logis jika variasi itu dan seleksi itu mempunyai tujuan, yang tentunya melalui bimbingan dari Tuhan Yang Maha Penyabar.
Wassalam....
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14653
Registration date : 2010-04-16
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN