Baru Sekarang HAM Melarang Sunat Perempuan

Baru Sekarang HAM Melarang Sunat Perempuan

Masalah akibat2 bukuk dari sunat perempuan sudah banyak diketahui para
dokter dan para ahl2 bedah diseluruh dunia. Namun masalah ini bukan
merupakan berita penting di-negara2 maju yang semuanya bukan beragama
Islam, sehingga masalah ini tidak dianggap penting untuk diumumkan
apalagi dibicarakan dalam masyarakat yang sekuler.

Tetapi, di-negara2 Syariah meskipun ada ahli2 kedokteran yang juga
menyadarinya bahwa hal ini harusnya dilarang, mereka tetap bungkam
karena tidak mau resiko dituduh sebagai memusuhi Islam, dituduh sebagai
murtad yang kita semua umat Islam sama2 paham resiko buruk kalo terkena
tuduhan yang mengerikan ini.

http://us.detiknews.com/read/2010/06/16/073100/1379729/934/hrw-minta-sunat-perempuan-dilarang-di-kurdistan?881101934

Jadi, sebenarnya sangat tepat kalo pernyataan pelarangan ini dikeluarkan
oleh pihak HAM sebagai organisasi Internasional sehingga tidak ada
resiko pribadi dari para ahli dalam negara Syariah perlu menanggung
akibat2 pernyataan seperti ini.

Memang, pernyataan HAM seperti ini sangatlah terlambat, seharusnya dari
dulu pernyataan ini harus sudah dimasyarakatkan di-negara2 Islam.
Tetapi bagi para ulama yang radikal fanatik, hal ini bisa jadi juga
ditolak mentah2, tetapi tidak masalah, meskipun ditolak, tetap
pernyataan tsb harus disebarkan agar masyarakat mengetahuinya, terserah
nantinya, apakah tetap mau melakukannya tidak perlu dilarang apalagi
harus dihukum. Biarkanlah mereka menjadi korban akibat keputusan mereka
sendiri dan negara tidak perlu campur tangan dalam kaitan kepercayaan
mereka.

Kalopun, ada niat pemerintah untuk melarangnya, maka bisa dikeluarkan UU
bahwa sunat untuk perempuan hanya boleh dilakukan setelah umur 18 tahun
dan atas persetujuan yang bersangkutan bukan persetujuan orang tuanya.
Biar bagaimanapun, masalah kepercayaan adalah hak pribadi, oleh karena
itu negara tidak boleh ikut memaksakan, dan juga tentunya orang tua
harus mengerti batasan hak2nya itu hanyalah sebatas melindungi anak2nya
hingga dewasa bukan menentukan harus beragama apa, harus menikahi siapa,
atau harus sekolah dimana. Orang tua tetap boleh memberi anaknya
alternatif tapi tidak berhak untuk menyatakan bahwa ini yang terbaik dan
jangan pilih yang itu.

Hak orang tua hanya sebagai titipan untuk membesarkan anaknya bukan hak
untuk mengcopy-kan kepercayaan ataupun pendapatnya kepada anaknya. Tapi
setelah anak itu dewasa berusia diatas 18 tahun, maka orang tua boleh
menganjurkan tetapi bukan harus dilaksanakan. Jadi kalau ada kemauan
anak2 akibat brainwash orang tuanya, maka kemauan ini tidak boleh
dilaksanakan hingga umur anak mencapai usia dewasa dimana tanggung jawab
setiap tindakannya sudah menjadi tanggung jawab dirinya.

Demikianlah, bukan cuma sebatas sunat perempuan, tapi juga di Amerika
tidak dianjurkan bagi laki2 untuk sunat. Tetapi masalah agama seperti
orang Yahudi dan Kristen banyak yang karena kepercayaan agamanya mereka
melakukan sunat. Meskipun keburukan2nya lebih banyak tidak akan saya
uraikan disini. Malah sebenarnya tidak ada kebaikan2nya, dan adalah
pembohongan dan penipuan di-negara2 Islam bahwa kalo tidak sunat akan
menyebabkan kanker. Karena kanker itu disebabkan rangsangan smegma, dan
smegma ini sering berkumpul dibalik kulub bagi yang tidak sunat.
Tetapi bukan cara sunat untuk membuat smegma itu hilang, dengan cara
mandi bersih setiap haripun tidak akan ada smegma yang terkumpul.

Celaka memang umat Islam di-negara2 Islam yang bertujuan se-mata2
menegakkan Syariah Islam maka cara2 berbohong bagaimanapun digunakan
agar Syariahnya bisa ditegakkan meskipun merugikan umatnya sendiri yang
tidak mengerti tentang kemajuan dunia kedokteran dan dunia kesehatan.

Membersihkan smegma itu memang kewajiban, bukan pada tempatnya agar
smegma tidak mudah terkumpul disekitar penis maka jalan keluarnya adalah
sunat. Sama persis dengan ketombe dirambut kita, untuk menghilangkan
ketombe bukanlah caranya kita digundulin atau dipotong kepalanya.
Banyak cara untuk menghilangkan ketombe, antara lain dengan rajin2
membersihkan rambutnya. Tanpa mandi membersihkan rambutnya, sekalipun
dibotakin tetap aja ketombe-nya akan tetap bersarang.

Demikian juga masalah smegma ini, meskipun disunat kalo tidak rajin
dibersihkan tetap saja smegma yang menjinjikan itu akan mengerak
dikepala penis muslimin yang disunat yang akhirnya juga menyebabkan
tumbuhnya kanker.

Di Amerika dan semua negara2 maju, informasi dan kebebasan memilih
betul2 dijamin UU negara, sehingga setiap orang bisa mengambil keputusan
yang terbaik bagi dirinya. Berbeda bagi negara2 yang terkebelakang
seperti Indonesia maupun negara2 bersyariah Islam lainnya yang
seringkali demi kepentingan ajaran agama mereka tidak segan mengorbankan
kesejahteraan bahkan keselamatan umatnya sendiri.

Sunat terhadap wanita maupun laki2 tak perlu dilarang, namun harus
dijelaskan akibatnya dan kemungkinan2 komplikasinya, jangan cuma
diterangkan kebaikan2nya saja yang tujuannya mengecoh menutupi
keburukan2nya seperti yang selalu dilakukan di-negara2 Islam.

Pada kasus2 kelainan "preputium" memang pengobatannya atau perbaikannya
hanya dengan sunat "Circumcision" tidak ada cara yang lebih baik untuk
dilakukan. Tetapi hal ini bukan berarti setiap laki2 harus disunat
untuk kebaikan, hal ini sama sekali tidak benar dan sangat menyesatkan
umat Islam sendiri.

Di Amerika sekarang ini, generasi Yahudi yang muda2 lebih moderat,
mereka sudah meninggalkan sunat, juga hampir tidak ada lagi umat Kristen
yang bersunat. Sunat hanya dilakukan oleh umat Islam dengan berbagai
komplikasi2nya yang tentunya lebih memperkaya sang dokter katimbang
kebaikan yang didapatkan dari korban2nya.

Menyedihkan di Indonesia, para pasien korban sunat ini tidak berani
menuntut, tidak berani protest, tidak berani mengumumkan apa yang
dialaminya karena takut dimurtadkan dan dituduh sebagai menghina Islam
yang akan lebih parah lagi nasibnya.

Diperkirakan, di Indonesia sebanyak 45% laki2 yang disunat menyesalkan
dirinya kenapa disunat. Cara2 sunat di Indonesiapun sangat bervariasi,
hampir 75% warga atau umat yang disunat tidak melalui cara2 yang benar
secara medis, mereka sudah menganggap sempurna sunatnya apabila
dilakukan dukun, perawat, dan bukan dokter. Bahkan lebih dari 10%
diperkirakan masih melakukannya dengan cara2 tradisional seperti
memotongnya dengan serpihan bambu yang tajam. MENGERIKAN !!!

Ny. Muslim binti Muskitawati.