Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 55 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 55 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Al-Ma’arii
Page 1 of 1
Al-Ma’arii
Al-Ma’arii Abu ‘L-ala Ahmad b. Abdallah al-Ma’arri (973-1057)[1], kadang dijuluki Lucretius dari Timur, adalah zindiq terbesar ketiga dalam Islam. Muslim sejati tidak ada yang merasa nyaman akan puisi2nya karena skeptisisme dia terhadap agama pada umumnya dan Islam pada khususnya. Lahir di Syria tidak jauh dari Aleppo, pada masa kecilnya Al-Ma’arii terserang yang mengakibatkan kebutaan total. Dia sekolah di Aleppo, Antiokhia dan kota2 Syria lain sebelum kembali kekampung halamannya, Maara. Ketika dia mulai terkenal sebagai seorang penyair, Al-Ma’arii tertarik akan kemasyuran Baghdad. Dia berangkat kesana tahun 1008 tapi hanya selama delapan bulan saja. Ketika pulang, dia hidup setengah pensiun utk lima puluh tahun berikutnya hingga dia meninggal. Tapi begitu terkenalnya dia hingga orang2 berduyun2 ke Maara utk mendengarkan kuliahnya dalam bidang puisi dan tata bahasa. Puisinya sangat terpengaruhi oleh pesimisme yg mendalam. Dia terus menerus membicarakan kematian sbg sesuatu yang sangat didambakan dan menganggap prokreasi (beranak cucu) sebagai sebuah dosa. Kadang, dia menyangkal kebangkitan: 1 Kami tertawa. meskipun itu sendu Layaklah kami menangis dengan tersedu Dengan hati yang pecah seperti kaca remuk Hancur dan tak lagi dibentuk Konon katanya dia ingin puisi berikut ditulis pada nisannya: 2 Dosa ini, ayahku yang lakukan Padaku, pada yang lain tak pernah kulakukan Dengan kata lain dia mengatakan alangkah baiknya jika ia tidak dilahirkan: 3 Lebih baik buat Adam dan yang dihasilkan dari rusuknya Adam dan dia, yg belum lagi lahir, tak pernah diciptakan! Saat tubuhnya hanya debu dan tulang ditanah Ah, apa dia rasakan yang dilihat dan diderita anak2nya. Sedang utk agama, semua manusia tanpa tanya menerima dalil2 kebiasaan ayah mereka, tak mampu membedakan yg benar dari yang salah: 4 Kadang kau temukan orang yang ahli dagang, sempurna dalam kecerdikan dan argumen, tapi ketika masuk dalam masalah agama dia menjadi bodoh dan keras kepala, begitulah dia ikuti alur2 tua itu. Kebaikan tertanam dalam sifat alami manusia; tempat yang pasti. Ajaran utk anak yg berasal dari mulut orang2 tua akan tinggal didalam mereka sepanjang hidup. Rahib2 dibiara dan ulama di mesjid menerima dalil seakan seperti sebuah kisah dari yang menceritakannya, tanpa membedakan tafsir sejati dan palsu. Jika ini sampai pada sanak saudara kaum Magian, atau kaum Sabian, dia akan mengumumkan dirinya sebagai orang Magian, atau diantara Kaum Sabian dia akan menjadi mirip seperti mereka. Buat al-Ma’arri, agama adalah sebuah ‘dongeng yang diciptakan orang2 jaman dulu’, tak berguna kecuali bagi mereka yang berniat mengeksploitasi massa: 5 Jadi, begitu pula iman manusia: ia menang Lalu gagal ; ketika iman lain datang Saat iman lain berjaya; ay, dunia benar2 merindu Selalu ingin dongeng terbaru Dilain waktu dia menyebut agama2 sebagai “rumput berbisa”: 6 Disela reruntuhan iman diatas unta buluh dimainkan Dan diseru orang-orangnya – “Mari kita pergi! Penuh rumput berbisa padang disini." Jelas dia mensejajarkan Islam dengan iman2 kepercayaan lain dan dia tidak mempercayai satu patah katapun dari semua itu. 7 Para Hanif (muslim) berguguran, Kristen tersesatkan Yahudi kebingungan, Magian salah jalan Hanya ada dua macam manusia tak kekal Begundal berhikmat atau fanatik bebal 8 Apakah agama itu? Gadis yg dekat tapi tak boleh dipandang; Ongkos nikah dan maharnya membuat susah para peminang Kudengar dari mimbar semua doktrin kebaikan Tak sepatahpun hati pernah mengabulkan 9 Perang jihad oleh pejuang muslim ditarungi Pekerjaan Suci oleh para kristen diarungi Dan juga keyakinan para Yahudi dan Sabian Keberanian mereka tidak menjangkau kebaikan orang indian Darimana kefanatikan dan pesona religi terilhami Keatas tumpukan bara tubuh mereka dilempari Tetap saja kematian adalah tidur panjang yang pasti Dan sepanjang hidupnya terjaga diatas kematian kami Sholat didirikan, ucapan putus asa dilantunkan; Dan disanalah kami berbaring, tak pernah beringsut lagi Haruskah aku begitu takut semayam di ibu Pertiwi? Betapa empuknya terbuai dibuah dada Pertiwi! Ketika semangat buta dariku telah sirna. Oleh hujan biarkan tulang tak segarku dibusukkan! Disini, di nomor 9, al-Ma’ari membuat kutipan yang mengagumi kebaikan orang Indian (India) daripada orang muslim dan juga mengagumi adat India dalam hal kremasi, ia tetap berkeras bahwa kematian bukanlah hal yang menakutkan, hanya sebuah keadaan jatuh tertidur. Dalam kumpulan puisinya yang dikenal dengan “Luzumiyyat”, al-Ma’arri jelas lebih suka dikremasi daripada dikubur cara muslim. Pada hari kiamat, menurut kepercayaan muslim ada dua malaikat, Munkar dan Nakir yang membuka kuburan orang mati dan menanyai iman mereka dengan cara yang kejam. Mereka yang tidak beriman didorong kembali kedalam kubur utk menunggu masuk neraka. Tak heran al-Ma’arri lebih suka dikremasi. Tentu saja, para muslim menganggap ide kremasi ini sangat menjijikan: 10 Dan kematian seperti India aku tak khawatir Menghadap Ilahi dalam nyala api; yang berkobar Malaikat api lebih halus gigi dan mulutnya Lebih baik dari Munkar dan Nakir yg mengerikan Margoliouth telah menyusun sentimen berikut dari puisi2nya al-Ma’arri:[2] 11 Jangan anggap pernyataan2 para nabi itu benar; semuanya karangan. Manusia hidup nyaman sampai mereka datang dan merusak. “Kitab Suci” hanya sekumpulan dongeng pengangguran yg mudah dan sudah pernah dibuat oleh anak kecil sekalipun. Inkonsistensi seperti apa Tuhan yang melarang mengambil nyawa, tapi Dia sendiri mengirim dua malaikat pencabut nyawa! Dan seiring janji kehidupan kedua – jiwa bisa saja kehilangan dua kehidupannya sekaligus. Pemikiran lebih lanjut tentang para nabi mengungkapkan bahwa al-Ma’arri tidak menganggap mereka itu lebih dari para ulama tukang bohong: 12 Nabi2 juga, yg datang diantara kita utk mengajari Sama saja dengan mereka yang di mimbar mendakwahi Mereka berdoa dan membunuh dan terbunuh, tapi tetap saja Penderitaan kita seperti pasir ditep pantai Islam tidak punya monopoli dalam hal kebenaran: 13 Muhammad atau Messiah! Kalian dengarkan saya Seluruh kebenaran tidak disini tidak juga disana Bagaimana bisa Tuhan yang mencipta matahari dan bulan Memberi semua cahayaNya pada seorang yang tak bisa kupandang Sedang bagi para alim ulama, al-Ma’arri membenci mereka secara total : 14 Dengan Tuhan sebagai saksi, jiwa manusia itu tanpa akal, seperti jiwa para ngengat Mereka katakan “Orang suci!” tapi sang suci tidak jujur suka berdalih dan kata2nya melukai 15 Demi tujuan akhir kotornya Ke mimbar dia mendaki Dan meski tak percaya kebangkitan Dia buat semua pendengar gemetar Sementara dia mengucap kebohongan Tentang kiamat yang menyengat ingatan 16 Mereka lantunkan Kitab Suci, meski fakta padaku berkata Bahwa semua itu fiksi dari awal sampai akhirnya O Akal, kau (sendiri) yang menyuarakan kebenaran Lalu binasakan sitolol yang memalsukan hadis dan menafsirkan! Al-Ma’arri adalah seorang rasionalis sejati yang kemana-mana menegaskan bahwa “hak memakai akal adalah melawan klaim2 kebiasaan, tradisi dan otoritas.” 17 Oh, gantungkan dirimu dijalan akal, kebenaran kau pastikan Jangan biarkan harapan digantungkan kecuali pada sang Pemelihara! Dan padamkan sinar sang Maha Kuasa, karena Lihatlah, Dia telah berikan semua Sebuah cahaya akal utk dipakai dan dinikmati Kulihat umat manusia tersesat dalam kebodohan: bahkan mereka yg Berumur muda mengira-ngira, layaknya anak2 bermain mora Mora = permainan tebak2an anak2 18 Hadis datang dari masa lalu, penting sangat jika itu betul Ay, tapi betapa lemah untaian mereka yang meriwayatkan Pakai akal dan biarkan kutukan membawa yang tidak memakai Dari semua, pertemuan akal yang terbaik akan mengawal Keraguan kecil lebih baik daripada kepercayaan total. 19 Dengan takut pada yang kupercayai, kutemukan jalanku Menuju kebenaran; dengan percaya penuh aku dikhianatkan Percaya pada kebijaksanaan; jauh lebih baik adalah keraguan Yang membawa kepalsuan menuju sinar terang. (Pemikiran dalam quatrain 19 ini bisa dibandingkan dengan karya Tennyson : “Ada banyak kebenaran dalam keraguan yg tulus Percaya padaku daripada semua kepercayaan.”) Al-Ma’arri menyerang banyak dogma-dogma dari islam, khususnya tentang ibadah haji yang dia sebut sebagai “perjalanan penyembah berhala.” “Al-Ma’arri menganggap islam, dan agama pada umumnya, sebagai institusi manusiawi. Sehingga palsu dan busuk sampai keinti-intinya. Para pendirinya berusaha mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan bagi diri mereka sendiri, para ulamanya mengejar tujuan2 duniawi, para pembelanya bersandarkan pada dokumen2 palsu yang mereka katakan dari utusan2 yang terilhami, dan para pengikutnya menerima seperti robot apapun yang mereka katakan utk percaya.”[3] 20 O Bodoh, bangunlah! Ritual yang kau pandang keramat Tak lain hanyalah tipuan oleh orang2 dahulu Yang bersyahwat utk kekayaan dan berusaha memenuhi hasrat Dan mati dalam kehinaan – dan hukum mereka menjadi abu 21 Puji tuhan dan bersholat Berjalan tujuhpuluh bukannya tujuh kali, Kabah diputari Tapi tetap tak beriman Kesalehan hanya dia seorang, yang ketika dia bisa Melahap keinginan, ditemukan Keteguhan utk berpantang 22 Pahala dibagikan, batu dihampiri disentuh tangan dan diciumi Seperti Batu Suci atau Dua Malaikat Qurayshi Namun tetap keduanya hanya batu yang dulu ditendangi Yang dimaksud al-Ma’arri adalah dua sudut Kabah di Mekah dimana dipasang Batu Hitam dan batu yang katanya menjadi nisan Ismael. 23 Aneh cara Quraish dan orang2nya membersihkan diri juga muka mereka dalam bau-bauan yang menakutkan; Dan seru kristen, O God Almighty Disiksa, dihina dan disalibkan Yang Esa harusnya yg Yahudi gambarkan Yang suka akan bau tubuh dipanggang; Dan tetap saja aneh para muslim jauh berjalan Hanya utk mencium batu yg katanya hebat dan berwarna hitam Almighty God! Akankah semua ras manusia Tersesat membuta dari altar kebenaran? 24 Mereka tidak mendasarkan agama pada dasar logis apa2, dg jalan mana mereka barangkali memutuskan Sunni dan Shia. Dalam pendapat sebagian yang aku tidak sebutkan, Batu Hitam hanya sisa berhala sembahan dan batu altar pengorbanan. Disini pada syair no.24 al-Ma’arri menghubungkan pendapat dengan sebuah kritik, dg begitu ia menghindari dirinya dari tuduhan penghujatan, tapi kita tahu dari kutipan 22 dan 23 bahwa dia menganggap ibadah haji termasuk mencium batu Hitam adalah takhyul tak masuk akal. Agama-agama tidak hanya menghasilkan kefanatikan dan pertumpahan darah, dimana sekte berperang dengan sekte, orang2 fanatik memaksakan kepercayaannya pada orang lain dengan pedang. Semua agama bertentangan dengan akal dan pikiran waras: 25 Jika orang menilai memakai akalnya, Dia pandang rendah macam2 keyakinan dan membencinya Ambil daripadanya sebanyak yg akal bawakan Dan jangan biarkan ketidak-pedulian menceburkanmu kedalam kolam kebekuan 26 Jika saja mereka dibiarkan memakai akal, mereka tidak akan menerima kebohongan yang disampaikan; tapi cambuk telah diangkat (utk mereka). Hadis telah dibawakan pada mereka, dan mereka diperintahkan utk bicara “Kebenaran telah disampaikan”; dan jika mereka menolaknya, pedang akan bermandikan darah mereka. Mereka ngeri akan sarung pedang penuh bencana, dan tergoda oleh mangkuk penuh meluapkan pahala 27 Kepalsuan telah begitu merusak seluruh dunia Tak pernah teman sejati mereka yang terbagi sekte Tapi elemen alami Manusia bukanlah kebencian Gereja2 dan mesjid2 bangkit bersisian Keterbatasaan tempat pada buku ini membatasi kami memaparkan contoh2 Al Ma'arri lainnya yg menyerang tanpa ampun segala macam ketakhyulan – astrologi, nujum, percaya akan pertanda2; kebiasaan menyerukan “Alhamdulillah” ketika bersin; mitos seperti umur ratusan tahun dari kakek moyang, mukjijat2 dll. Al-Ma’arri lebih jauh menyinggung perasaan Muslim dengan menyusun parodi kacau dari Quran dan tulisnya “menurut penilaian penulis, inferioritas Quran adalah karena belum dibuat mengkilap oleh jilatan pembacanya selama empat abad.” Seakan belum cukup, al-Ma’arri menggabungkan ‘kesalahan2nya’ dimata kaum ortodoks dalam karyanya yang berjudul “the Epistle of Forgiveness”. Nicholson, yang pertama menerjemahkannya kedalam bahasa inggris diawal abad ini merangkum isinya dengan baik: Disini, surga orang beriman (muslim) menjadi sebuah ruangan yang dihuni oleh para penyair kafir yang telah dimaafkan – lihat judulnya – dan diterima diantara orang2 yang diberi pahala. Gagasan ini dilukiskan dengan cerdik dan dengan semangat mengejek yang berani yang mengingatkan kita pada Lucian. Para penyair menampilkan serangkaian pembicaraan khayal dengan seseorang bernama Shaykh Ali b. Mansur, pada siapa buku ini ditujukan, melantunkan dan menjelaskan ayat2 mereka, berdebat diantara mereka dan bertingkah seperti seniman sastra umumnya.[4] Keistimewaan menakjubkan lain dari pemikiran al-Maari adalah dia percaya bahwa tak satupun makhluk hidup boleh dilukai dengan cara apapun. Dlm 30 thn terakhir hidupnya, ia pantang daging dan menjadi seorang vegetarian dan membenci semua pembunuhan binatang, baik itu utk makanan atau utk olah raga. Von Kremer berpendapat al-Ma’arri terpengaruh oleh kaum Ja'in dari India yg memuliakan semua makhluk hidup. Dlm puisinya, al-Ma’arri dengan teguh menganjurkan pantangan makan daging, ikan, susu, telur dan madu dengan dasar bahwa itu adalah tindakan tidak adil terhadap binatang. Binatang bisa merasakan sakit, dan sangat tidak bermoral jika melukai sesama makhluk hidup. Yang lebih mengagumkan adalah al-Ma’arri protes akan penggunaan kulit binatang utk pakaian, menyarankan memakai sepatu kayu dan mencela para wanita yang memakai baju kulit binatang. Von Kremer menyatakan bahwa pemikirna al-Ma’arri meloncat satu abad. Selama hidupnya al-Ma’arri dituduh murtad, menghujat, tapi dia tidak diadili, tidak juga menderita hukuman karena alasan2 yang dianalisa Von Kremer dan Nicholson secara teliti. Al-Ma’arri sendiri bilang adalah bijak utk mendisimulasi puisi2nya; ia menggunakan banyak ayat ortodoks yang maksud sebenarnya adalah utk mengalihkan perhatian para penuduh murtad. Dihatinya, dia sepenuhnya skeptis & menertawakan hampir semua dogma dalam islam! HIDUP AL-MA’ARRI!! ------------------------- [1] Satu Bab ini didasarkan pada karya dari Nicholson, R.A. Studies in Islamic Poetry. Cambridge, 1921. Terjemahannya dilakukan oleh Nicholson dan muncul dalam bukunya tsb. [2] Margoliouth, D.S. “Atheism (Muhammadan).” Dalam Encyclopaedia of Religion and Ethics. [3] Nicholson, R.A. Studies in Islamic Poetry. Cambridge, 1921. Hal.173 [4] Nicholson, R.A. Literary History of the Arabs. Cambridge, 1930. Hal.318-19 |
_________________ Para Muslim tidaklah bodoh. Mereka bisa melihat bahwa Islam adalah salah. Mereka tahu ayat2 Quran bertentangan satu sama lain. Mereka tahu Islam bertentangan dengan kecerdasan manusia dan tidak masuk akal, tapi mereka begitu terjebak di dalamnya sehingga mereka tidak bisa meninggalkannya. Mereka memaksa diri mereka untuk percaya, karena tanpa itu, mereka bagaikan tersesat. - Ali Sina |
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN