Penyesalan Tante Yu Lan

by feifei_fairy Tue 17 Aug 2010, 12:59 am

Penyesalan Tante Yu Lan

Berdasarkan sebuah kisah nyata dari penuturan seorang sahabatku di Bandung…

Penyesalan Tante Yu Lan Cry

Ketika dulu aku berumur 10 tahun masih duduk di bangku SD, aku mengenal seorang seorang teman sekelas yang sangat nakal bernama Irvan (nama samaran). Perawakannya kurus, matanya besar, dan berkulit agak gelap. Dia luar biasa nakalnya, bahkan terbilang sangat kurang ajar, dan sering berucap kata-kata kotor. Sampai-sampai hampai setiap hari wali kelas kami mesti memarahinya. Aku pernah sebulan disuruh duduk sebangku dengan dia oleh wali kelasku. Anak ini sangat aneh bagiku, walau dia masih berumur 10 tahun, namun sering mengoceh tentang hubungan sex kepadaku. Aku sangat muak. Rasanya sangat menjengkelkan bersebelahan dengan anak nakal seperti ini, sampai-sampai aku mencurahkan kekesalanku pada mamaku.

Ketika menceritakan tentang kenakalan Irvan, rupanya mamaku mengenal orang tua dari anak tersebut. Ibu dari Irvan bernama Yu Lan 玉兰 (nama samran). Dia adalah rekan satu kantor mama ku ketika masih bekerja pada sebuah perusahan di Bandung. Bahkan mama dan tante Yu Lan tinggal di rumah kos yang sama. Hampir semua penghuni di tempat kos mama ku adalah wanita Tionghoa, hanya mamaku saja yang berdarah Sunda. Namun karena warna kulit mamaku putih dan berparas cantik, juga sejak kecil di lingkungan sekolah swasta, maka akhirnya mamaku menjalin cinta dengan papaku seorang lelaki Tionghoa Konghu.

Kata mamaku ketika masih muda tante Yu Lan memiliki wajah yang cantik dan memiliki postur yang langsing mungil. Boleh dibilang wanita yang tercantik di kos mereka. Sampai-sampai seorang teman ayahku pernah tergila-gila kepada tante Yu Lan. Namun sangat disayangkan, sewaktu muda tante Yu Lan dia adalah tipe wanita muda yang terlibat dalam pergaulan nakal, sering berpergian dengan lelaki yang berbeda-beda. Ketika kedua orang tuaku menikah, mama tidak tinggal lagi di kos itu. Sejak saat itu mama tidak pernah bertemu Tante Yu Lan lagi, sampai akhirnya bertemu kembali dengan tante Yu Lan di sekolahan SD ku, karena anaknya juga bersekolah di sana.

Ketika kembali bertemu dengan mamaku di sekolahan SD, tante Yu Lan terlihat sangat kurus dan stress, jauh dari cerita mama yg mengatakan sewaktu muda dia cantik. Rupanya tante Yu Lan curhat kepada mamaku sahabat lamanya. Dia mencerikan lembaran hitam dalam hidupnya setelah mamaku meninggalkan kos. Karena kenakalan remajanya saat itu, dia akhirnya terjerumus hubungan percintaan dengan lelaki Jawa.

Sebenarnya andai saja saat itu tante Yu Lan mau menuruti semua nasihat kedua orang tua nya, maka hidupnya tak akan berantakan seperti ini. Orang tua tante Yu Lan berkali-kali menentang hubungan percintaan dengan lelaki Jawa tersebut, namun Yu Lan malah membenci orang tuanya. Malah balik menghina kedua orang tuanya terlalu rasis, totok, dan kolot. Baginya kehidupan liberal tanpa aturan paling cocok untuk anak muda. Entah sebuah gombalan cinta apa yg diucapakan kekasih tante Yu Lan kepadanya, akhirnya membuat mereka berdua nekat kabur ke Jakarta. Disanalah mereka menikmati kehidupan asmara dan sex bebas tanpa gangguan orang tua tante Yu Lan yang dicap “totok rasis”. Dari hubungan itu, tante Yu Lan melahirkan seorang anak lelaki berwajah polinesia yang bernam Irvan, walau mereka belum resmi menikah. Lelaki Jawa kekasihnya itu meminta tante Yu Lan mengumpulkan dana untuk pernikahan resmi. Namun setelah Irvan berusia sebulan, sikan kekasihnya malah menjadi-jadi kasar, sering mabuk dan bermain perempuan nakal, dan malah suatu hari dia kabur membawa uang tante Yu Lan tanpa pernah tau diamana keberadaanya.

Sakit hati, stess, dan penyesalan sangat dirasakan oleh tante Yu Lan. Ia menyesal andai saja dulu ia mau menjalin asmara dengan pemuda Tionghoa sahabat papaku yang pernah ia tolak cintanya. Karena ditinggal kekasih, tante Yu Lan hampir menjadi gila di Jakarta, sesekali pernah mencoba bunuh diri, hingga akhirnya ia kembali ke rumah orang tuanya. Beruntung kedua orang tuanya masih mau menerima tante Yu Lan dan bersedia mengurus Irvan, anak haram pemberian lelaki Jawa kekasihnya. Kekesealan dan kekecewaan tante Yu Lan nampaknya belum berakhir. Ia menceritakan kepada mamaku, kalau Irvan tumbuh menjadi seorang anak bengal yang susah diatur. Sifat kasar, kurang ajar, dan pembangkang Irvan persis seperti ayahnya. Apalagi goresan wajah Irvan yang benar-benar mirip ayahnya, sering membuat tante Yu Lan teringat akan peristiwa hitam masa lalunya. Sampai-sampai suatu hari tante Yu Lan memukul Irvan dan membuat bocah tersebut nekat kabur dari rumah selama semingu. Memang aku pun ingat saat itu Irvan pernah bolos sekolah selama seminggu, ternyata inilah kisahnya.

Semenjak duduk di bangku SMP sampai SMA, aku sudah tidak satu sekolah lagi dengan Irvan. Sehingga akhirnya aku dan mamaku jarang lagi bertemu langsung dengan Irvan ataupun tante Yu Lan. Ketika aku memasuki bangku kuliah, mamaku kembali bertemu Tante Yu Lan di sebuah pusat perbelanjaan. Ia meminta mamaku untuk sesekali bertamu ke rumah barunya.

Saat beberapa tahun yang lalu aku dan mamaku berkunjung ke rumahnya, kini kehidupan tante Yu Lan mulai membaik. Kini ia sudah menikah dengan seorang duda Tionghoa bertubuh tambun dan mempunyai usaha rumah makan. Namun dari pembicaraan mama dan tante Yu Lan, aku masih mendengar tante Yu Lan mengungkapkan penyesalan masa mudanya. Boleh dibilang ia merasa sedikit ‘iri’ dengan mamaku yang berdarah Sunda, namun memiliki seorang anak berdarah Tionghoa yang berkuliah arsitektur di sebuah kampus swasta ternama. Belum lagi saat mamaku menceritakan kalau aku adalah seorang anak yang tidak pernah mengabaikan budaya dan bahasa leluhur Tionghoa. Saat mamaku balik menanyakan kabar Irvan, tante Yu Lan hanya mampu menjawab dengan lemas kalau anak itu sekarang hanya menjadi seorang pengangguran tanpa kuliah, karena ia tidak pernah menyelesaikan sekolah SMA-nya. Di antara pembicaraan mereka, aku sempat mendengar tante Yu Lan berkata kepada mamaku, “Kita berdua sama-sama wanita yang mempunyai pasangan berbeda ras, namun jika boleh kembali memilih, aku ingin menjadi seperti kamu seorang wanita pribumi yang menikah dengan lelaki Tionghoa, daripada menjadi seorang wanita Tionghoa yang menikah dengan lelaki pribumi !!!” Namun nasi telah menjadi bubur. Penyesalan pasti datang saat semuanya terlambat. Di balik kisah tragis tante Yu Lan, yang pasti aku bersyukur dan bangga kepada mamaku yang telah membesarkan aku menjadi seorang yang berprestasi. Ia adalah seorang ibu yang hebat dalam mendidikku. Walau dia bukan Tionghoa, namun ia bisa mendidikku menjadi seorang yang berkarakter Tionghoa. I love you Mama.

by agus Fri 22 Apr 2011, 11:46 pm

by hakeem Sat 23 Jul 2011, 7:40 am

makanya, jadi anak jangan durhaka sama orang tua
juga kalau cari jodoh, jangan hanya terpengaruh cinta buta
makan tuh cinta
Penyesalan Tante Yu Lan 76436

by lusifer Fri 07 Sep 2012, 1:55 am

gak semua laki laki pribumi busuk ^^, kenapa qm berpikiran seperti itu karena qm tinggal di indonesia jika qm berada di RRC pasti ceritanya pun berbeda Smile

)

by poligami Tue 06 Nov 2012, 10:04 pm

yups g setuju sam lusifer he he he yg bejat agamanya ISLAM Penyesalan Tante Yu Lan 433215

by Sponsored content

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Penyesalan Tante Yu Lan

Penyesalan Tante Yu Lan

Re: Penyesalan Tante Yu Lan

Re: Penyesalan Tante Yu Lan

Re: Penyesalan Tante Yu Lan

Re: Penyesalan Tante Yu Lan

Re: Penyesalan Tante Yu Lan