MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 71 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 71 Guests :: 3 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi

3 posters

Go down

Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi Empty Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi

Post by admin Sun 12 Sep 2010, 8:04 pm

Diterjemahkan dari: http://www.randi.org/jr/072503.html
Halaman minggu ini akan disediakan seluruhnya untuk agama. Saya telah mencapai satu titik dimana saya harus membongkar subyek ini, yang sampai saat ini saya rasakan diluar masalah yang ditangani JREF (James Randi EF). Karena agama tampak sebagai bagian dari demikian banyak argument yang mendukung pernyataan-pernyataan fantastik, saya ingin menunjukkan kepada anda bahwa ia mencakup sifat yang sama sebagaimana penerimaan terhadap astrologi, ESP, ramalan, dowsing, dan banyak kepercayaan aneh lainnya yang kita tangani disini setiap hari. Sebelumnya, saya telah memaafkan diri saya sendiri dari melibatkan diskusi dalam ide yang demikian meresap ini, dengan dasar bahwa hal itu tidak menawarkan bukti yang dapat diperiksa, seperti kepercayaan supernatural lainnya – meskipun pemeriksaan tersebut selalu menunjukkan hasil yang negatif. Orang-orang religius tidak dapat diajak berargumen secara logis, karena mereka mengklaim bahwa kepercayaan meraka adalah sesuatu yang tidak dapat diperiksa, tapi telah demikian adanya.
Daripada berargumen atau mencoba untuk menggunakan rasio dengan standar mereka, saya telah setuju untuk menunjukkan, secara singkat, betapa tak mungkin, tak masuk akal, aneh, dan fantastiknya klaim dasar mereka, sebagian besar berkaitan dengan yang saya kenal, dari pengalaman pribadi.
Saya seringkali menerima kritik dari penganut agama yang merasa terserang dalam hal psikis dan dogma religius, menuduh saya sebagai seorang "materialis", atau tidak dapat menerima keajaiban yang mereka pilih untuk dipeluk karena saya "terkunci pada" pandangan-duniawi yang hanya menerima versi ilmiah yang "keras hati" dan "ortodoks" tentang bagaimana alam bekerja. Kata-kata dalam tanda kutip diambil langsung dari celaan terakhir yang saya terima.
Pertama-tama, kata "keras hati" tidak mungkin dapat digunakan dalam pandangan ilmiah yang murni. Definisi singkat favorit saya mengenai sains, yang saya nyatakan saya temukan, yaitu:
Sains adalah pencarian kebenaran dasar tentang Alam Semesta, pencarian yang mengembangkan pernyataan-pernyataan untuk menjelaskan bagaimana Alam Semesta bekerja, tetapi merupakan subyek koreksi, revisi, penyesuaian, atau bahkan penolakan seketika, berdasarkan pemunculani dari bukti yang lebih baik atau bertentangan.
Sains adalah disiplin yang seringkali memberi hasil ketika berupaya untuk mendekati tujuan elusif yang disebut "kebenaran", tetapi mengetahui bahwa setiap kesimpulan yang dapat dicapainya hanyalah yang terbaik pada saat itu. Setiap pernyataan – s=ut + 1/2at2, misalnya – adalah "benar" ketika diterapkan pada bola kanon yang dijatuhkan dari menara miring, namun itu tidak menjelaskan secara akurat bagi interaksi yang sangat kecil atau obyek yang sangat besar seperti elektron atau galaksi. Hal itu tidak membuatnya "salah", itu hanya membuatnya terbatas. Pernyataan yang lebih komprehensif seperti relativitas atau konsep kuantum, lebih baik dalam menjelaskan spectrum lebih besar atau interaksi fisik, namun terpendam dalam pernyataan tingkat lanjut tersebut pernyataan awal yang lebih sederhana – yang saya percayakan bagi pembaca untuk mengenalinya sebagai sesuatu yang diberikan kepada kita oleh seseorang bernama Newton.
Struktur Sains itu sendiri juga dalam keadaan perkembangan tetap; idealnya, sains tidak memiliki keadaan "ortodoks" dimana ia tinggal mapan secara menyenangkan dan puas diri. Hanya perlu sesuatu seperti standar statistik yang baru atau inovasi dalam pengamatan untuk mengubah pendekatannya pada suatu kejadian atau keputusan yang sebelumnya – secara sementara – memuaskan, tetapi ilmuwan sejati tidak menyesali atau menolak perbaikan semacam itu dalam pendekatan atau teknis, namun menghadapi dan menyesuaikan dengan pemahaman yang baru-dan–lebih baik mengenai dunia yang kini tersedia. Agama, sebaliknya, terancam oleh keraguan yang jujur, lebih suka pada penerimaan yang naïf dan tanpa pertanyaan.
Adalah kemauan untuk menyesuaikan yang memberikan kemuliaan sesungguhnya pada Sains, menurut pendapat amatir saya. Hal ini berlawanan jelas dengan aksioma agama, yang dengan bangga memamerkan "kebenaran" kaku mereka untuk menunjukkan bahwa mereka "tahu" hal-hal tertentu dengan kepastian. Meski demikian, Bumi adalah bulat, tidak datar, juga bukan pusat Alam Semesta; terbukanya rahasia tersebut diterima, diserap, dan diterapkan pada sains – seprimitif apapun itu dalam ukuran waktu sejarah – dan tak ada luka yang dirasakan oleh mereka yang menerimanya dalam pandangan dunia mereka, meskipun dalam banyak kasus tentu terdapat sejumlah ketidaknyamanan dan rasa terkejut, diikuti dengan kegembiraan.
Eppur, si muove." Bahkan jika ia tidak mengatakannya, saya yakin ia ingin…
Ya, saya materialis. Saya ingin ditunjukkan bahwa salah, tapi hal itu tak terjadi – belum. Dan saya menyatakan bahwa alasan saya tak dapat menerima pernyataan dari psikis, okult, dan/atau keajaiban supernatural adalah karena saya terkunci pada pandangan-dunia yang meminta bukti daripada iman buta, pandangan yang menuntut peniruan semua eksperimen – khususnya yang tampak dapat menunjukkan penyimpangan dari dunia rasional – dan pandangan yang mewajibkan pemeriksaan terbuka atas metode yang digunakan untuk melakukan eksperiman tersebut. Keputusan untuk menjadi materialis adalah saya sendiri, Saya membuatnya setelah pertimbangan bertahun-tahun atas apa yang saya amati, dan setelah membaca Bertrand Russel dan lainnya. Karena hal itu bukan hanya sekedar reaksi dari informasi yang datang, tetapi hasil dari memeriksa informasi tersebut, saya bangga akan keputusan saya.
(Catatan: saya bangga menjad orang Amerika, skeptik, dan bright. Saya hanya bangga pada hal-hal yang saya capai, bukan yang berasal dari kelahiran atau pemberian. Saya memilih untuk menjadi orang Amerika, dan saya patut mendapatkannya, saya menjadi dan akan tetap skeptik meskipun hal itu sulit dan masih memberikan saya masalah, dan menjadi bright adalah terbang di depan jutaan yang menyebut saya inferior karena saya tidak bertakhyul seperti mereka. Saya tidak peduli; saya tahu dan menerima dunia nyata.)
Sebagai anak-anak, saya didongengi untuk percaya bahwa orang primitif dihukum untuk mendidih dalam belerang yang meleleh jika mereka tidak menerima dewa yang "penuh kasih" yang digambarkan pada saya, bahkan jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui tentang dia! Dewa tersebut, dari yang diceritakan pada saya, menderita banyak kekurangan yang saya diminta untuk mengdihindarinya. Ia tak terduga, tidak aman, iri hati, pembalas dendam, sadis, kejam, dan meminta pujian terus menerus, pengorbanan, pemujaan, dan dukungan ego-, atau hukuman akan sangat keras. Saya menemukan, pada masa awal pengamatan saya, bahwa orang religius sangat penuh rasa takut, gemetar dan bertanya-tanya apakah mereka telah melakukan suatu ipelanggaran dari banyak aturan yang harus mereka ikuti tersebut. Mereka dulu – dan sekarang – diatur oleh rasa takut. Itu buka gaya saya.
Namun yang membuat saya terhentak dalam ketidakpercayaan adalah kisah luar biasa yang diceritakan kepada saya. Misalnya, mereka mengatakan bahwa sekitar 2000 tahun yang lalu seorang perawan Timur Tengah diisi oleh sejenis roh, dan sebagai akibatnya menghasilkan anak lelaki yang dapat berjalan di atas air, menghidupkan orang mati, mengubah air menjadi anggur, roti dan ikan. Ditambah menghalau setan-setan. Ia mengharapkan dan menerima kematian yang brutal dan sadis – dan kemudian bangkit dari kematian.
Masih ada banyak, banyak lagi. Adam dan Hawa, kata mereka, adalah manusia pertama, dicemplungkan di dalam taman untuk memulai spesies kita. Tapi saya tidak mengerti, dan masih tidak, bahwa mereka hanya memiliki dua anak, keduanya lelaki – dan satu diantaranya membunuh yang lainnya – dan bagaimanapun mereka menghasilkan cukup manusia untuk memenuhi Bumi, tanpa incest, yang merupakan larangan besar! Kemudian seorang nabi atau lainnya membuat Bumi berhenti berputar, tentara meniup terompet hingga sebuah dinding rubuh, seseorang bernama Musa membuat Laut Merah terbelah dua, dan membuat katak jatuh dari langit….
Saya tidak perlu meneruskan. Dan itu hanya bagian permulaan kecil dari satu agama! The Wizard of Oz lebih dapat dipercaya. Dan lebih menyenangkan
Saya terus mendengar, dari parapsikologis, orang religius, dan penganut okult, tentang ketidakmauan yang mereke tunjukkan ini, keengganan terhadap sikap skeptis tertentu untuk memperimbangkan bukti-bukti. Mungkin ada skeptik disana yang memenuhi penjelasan tersebut, tapi saya tidak tahu. Saya telah mendengar bahwa skeptic mendalilkan penolakan untuk percaya, sejalan dan bahkan melebihi pengabdian dari peminat reinkarnasi yang sangat rajin sekalipun, pembengkok sendok, atau penggemar UFO . Saya juga telah melihat upaya untuk melukiskan landasan yang tidak rasional yang mendasari posisi ekstrim tersebut.
Cukup benar jika dikatakan, bahwa jiwa manusia perlu membentuk gambaran yang dapat dipahami tentang alam semesta dimana ia hidup; pencarian pola adalah teknik dasar survival yang tertanam pada kita. Kita juga mencari pemahaman akan eksistensi kita sendiri, dan kita sering menemukan bahwa mengadopsi apa yang disebut sebagai religius atau pandangan –dunia "religiius-metafisika" tampak memudahkan untuk memahami keberadaan/ eksistensi yang dirasakan penuh teka-teki. Saya menemukan bahwa kaum skeptik, pada umumnya, mengelakkan diri dari kepercayaan terhadap hipotesa non-ilmiah, tak teruji dan metafisik, namun mereka yang mudah percaya (kredofil) lebih suka mempercayai bahwa – ketika ditekan – kita para skeptik akan mengakui telah mengadopsi paling tidak beberapa derajat pandangan metafisika. Hal ini hanya merupakan upaya putus asa dan impian para kredofil, pernyataan bahwa mereka tak dapat percaya bahwa tidak setiap orang mudah percaya. Ini hanya sesuatu yang tidak dapat mereka terima.
Begini cara para kredofil melihat kita para skeptik, dan bagaimana mereka berusaha membuat diri mereka tampak rasional, secara kontras dengan cara kita: Mereka akan menyatakan bahwa banyak dari mereka telah mengadopsi posisi religius yang tidak ortodoks – dan mereke mungkin memasukkan dalam daftar ini orang-orangan pemikat kepercayaan yang jelas-jelas menggelikan seperti Theosophy dan Scientology, hanya untuk menunjukkan bahwa mereka tidak kekurangan akal sehat sama sekali. Mereka mengatakan bahwa sementara banyak skeptik menyangkal kecenderungan religius, namun, dengan pemeriksaan yang cermat, mereka (skeptic) pun mungkin sering tampak memiliki kepercayaan mendalam, yang dilihat para kredofil sebagai "doktrin metafisika" yang mereka sebut,"materialisme". Doktrin ini, kata mereka, menyangkal keberadaan entitas seperti pikiran, jiwa, dan roh, dan menegaskan bahwa alam semesta fisik seluruhnya terdiri dari realitas. Mereka menunjuk bahwa sebagaimana materialisme tidak dapat dikatakan secara ilmiah atau filosofis terbukti, posisi kita sebagian mungkin karena reaksi atas kejadian-kejadian dan kecenderungan tertentu dalam sejarah sains.
Menurut pendapat saya, ini adalah kebalikan kereta- dan-kuda. Untuk menyimpang sebentar, biarkan saya berikan pandangan dan pendekatan yang telah saya berikan sebelumnya. Pembaca akan menyadari hadiah jutaan dolar dari JREF. Banyak – mayoritas – dari pemohon hadiah tersebut manantang kami untuk menyanggah klaim mereka. Kami menunjuk bahwa kami tidak membuat pernyataan, dan kami hanya meminta mereka untuk membuktikan (klaim mereka); kami tidak, dan tidak akan, berusaha untuk menyanggah apa yang mereka nyatakan sebagai benar. Sama halnya, skeptik tidak berupaya untuk membuktikan materialisme. Itu hanyalah penjelasan yang terbaik, paling logis, rasional tentang alam semesta. Ini menggunakan parsimony. Dan materialisme dapat diuji – suatu hal yang sering dikatakan para kredofil tidak dapat diterima dan tidak diperlukan dalam pandangan dunia supernatural mereka.
Skeptik tidak mengijinkan temuan yang menyenangkan/ mudah dalam situasi atau entiti yang tak dapat diuji untuk membangun pernyataan, juga tidak menerima bahwa property mental atau spiritual dapat dianggap berasal dari materi fisik, yang merupakan asal mula gagasan lokasi dan relik suci. Gigi Budha, Kain Kafan Turin, Lourdes, Batu Hitam Mekkah, contohnya. Aristotle, yang ajarannya menjadi dasar agama Kristen, mengajarkan bahwa terdapat "Bola Kristal" yang membawa planet-planet dan bintang dalam perjalanan angkasanya, dan bahwa mereka berkaitan dengan "penggerak" yang tak berwujud, tak tertentu, yang memberi tenaga yang membuat benda-benda langit tetap bergerak. Ia berpikir bahwa "penggerak" ini dasarnya adalah spiritual, dan bahwa hubungan antara penggerak dengan bola kristal seperti jiwa bagai tubuh. Pandangan ini dipertegas oleh penafsir Aristoteles kemudian seperti Thomas Aquinas pada abad ke tiga belas yang mengajarkan bahwa materi dasar memiliki sifat/property psikologis.
Jangan keliru dengan menyalahkan Aristoteles dan Harvey sebagai pemikir yang buruk; tidak. Mereka menulis tentang hal-hal lain dengan baik. Tampaknya adalah bahwa jika mereka memiliki akses terhadap pengetahuan yang lebih baik yang berkembang setelah masa mereka hidup, mereka akan menerima dan merayakan hal tersebut; mereka ilmuwan, meskipun disiplin dari profesi tersebut belum ada ketika mereka sampai pada kesimpulannya. Kenyataan bahwa pandangan animistik yang fantastis mengenai materi alam semesta ini lenyap adalah hasil dari perkembangan ilmiah, tidak seharusnya mengarahkan kita untuk merendahkan gagasan kuno; mereka melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan, dan k rena mereka dengan bebas – menciptakan temuan agama mereka - perawan melahirkan dan kisah roti-ikan selalu muncul di pikiran - mereka tidak menemukan kesulitan dengan asumsi mereka yang secara argumen kurang fantastis. Bagaimanapun, ini tampaknya waktu yang sesuai bagi paramormal, okult, dan peminat religius masa kini untuk menerima bahwa asumsi2 mereka sendiri juga tidak lagi dapat diterima. Kita perlu tumbuh dewasa.
Agama melatari begitu banyak tragedi kemanusiaan terbesar. Buku baru Jon Krakauer berjudul "Under the Banner of Heaven: A Story of Violent Faith." (Dibawah Bendera Surga: Sebuah Cerita tentang Keyakinan yang Kejam). Persepsi saat ini akan Islam sebagai agama yang sangat agresif — secara resmi dihembuskan dan dibubuhi untuk membenarkan keberadaan kita di Irak, menurut pendapat saya — melibatkan kenangan-kenangan mengerikan akan kegagalan pemujaan Branch Davidian dan serangan gas beracun Aum Shinricko di kereta api bawah tanah tokyo beberapa tahun lalu, dan pada hari "terkutuk" ditahun 1978 dimana para umat bunuh diri dalam sekte Jim Jones' People's Temple. Ini hanyalah beberapa contoh dramatis atas efek semangat religius yang membuat para umat konservatif mundur dan bahkan mungkin meragukan — untuk sementawa— kebijaksanaan yang ada dalam keyakinan mereka.
Tidak perlu peristiwa-peristiwa high-profile yang tiba2tiba dan berdarah-darah seperti itu untuk membuat kita memperhatikan masalah ini. Hal-hal lain yang lebih dpaat meresap, berbagai situasi yang terus-menerus yang membuat kita menjadi terbiasa karena kehadiran konstan mereka dalam hidup kita, juga menghasilkan tanda peringatan yang sama. Tragedi Israel-Palestina, Perang Katolil-Protestan di Irlandia Utara, permusuhan Tamil-Sinhalese di Sri Lanka, dan kekejaman Hindu-Muslim yang setiap harinya mencabut nyawa dan membawa terror dan penderitaan bagi banyak orang, hanyalah kelanjutan dari konfrontasi-konfrontasi masa lalu antara berbagai delusi religius. Usaha menyedihkan untuk membenarkan — dengan segala cara — peraturan dan kekuatan sistem-sistem religius yang mereka paksakan ada. Cara menuju keselamatan dan kehidupan abadi, yang juga didemonstrasikan dalam Penyelidikan Katolik berdarah yang dihapuskan belum lama ini, juga sama jelasnya menggambarkan betapa banyak konflik yang kita hadapi merupakan akibat langsung dari keberadaan agama. Dan, dalam kasus-kasus kejadian minor seperti pemilihan lokal, kartu agama dapat dan seringkali dimainkan, dengan kesuksesan besar. Kita menghargai kesalahan-kesalahan kita, dan kita melawan mereka. Seringkali sampai pada kematian.
Dan sikap kepercayaan-kepercayaan takhayul seperti agama itu tidak berbahaya, adalah sungguh salah. Richard Dawkins baru-baru ini mengobservasi, menurut www.thehumanist.org/humanist/articles/dawkins.html:
Menurut saya dapat disebutkan sebuah keadaan bahwa keyakinan adalah salah satu kejahatan terbesar dunia, bila dibandingkan dengan virus cacar namun lebih sulit dibasmi. Keyakinan, mempercayai apa yang tidak didasarkan pada bukti, adalah sifat dasar semua agama. Dan siapa, yang setelah melihat Irlandia Utara atau Timur Tengah, masih dapat yakin bahwa virus otak bernama keyakinan bukan sesuatu yang sangat berbahaya?
Saya selalu membedakan antara "keyakinan buta" dan "keyakinan berdasarkan bukti." Mulai sekarang, saya akan menggunakan kata "keyakinan" dan tidak menambahkan "buta." Untuk menggantikan "keyakinan berdasarkan bukti," saya akan menggunakan kata "kepercayaan." Saya percaya akan terbitnya Matahari esok — atau, lebih tepat lagi, perputaran Bumi menghadap ke Matahari! — Dan saya memiliki keyakinan bahwa George W. Bush akan secepatnya berhenti memohon pada seorang dewa atau memohon doa dalam setiap penampilannya di muka umum....
Para credophile berusaha untuk membangun sebuah hubungan paralel antara sains dan agama. Ini adalah pengejaran yang sia-sia; pemikiran-pemikiran ini sama sekali berkebalikan satu sama lainnya. Tidak, seperti juga yang ditulis oleh Dawkins, "Meskipun sains memiliki banyak kebajikan agama, sains tidak memilliki satupun sifat buruk agama. Sains didasarkan atas bukti yang dapat diuji kebenarannya."
Kita menemukan agama dalam banyak sejarah kita, filosifi kita, kehidupan keseharian kita, dan sistem hukum kita. Perkawinan antar suku atau bangsa adalah dilarang berdasarkan aturan-aturan secara Alkitab, perbudakan dibenarkan oleh buku yang sama. Menyenangkan rasanya memiliki sebuah kumpulan peraturan kuno untuk mendukung tingkah dan sikap yang menjijikkan, terutama kalau dapat diargumenkan bahwa sejumlah tertentu "interpretasi" — meskipun tidak pernah penyangkalan yang sama-sekali palsu! — adalah pentIng bagi mereka untuk diaplikasikan secara tepat pada situasi apapun. Dalam hal itu, saya menolak argumen-argumen membosankan yang mencoba untuk membebaskan berbagai kesalahan dan kebodohan agama yang terlihat jelas, dengan memaksakan bahwa "itu bukan arti yang sebenarnya." Artinya jelas, dan tidak sedikitpun alibi maupun penjelasan yang akan membuat saya yakin bahwa mereka tidak bermaksud supaya para umat untuk benar-benar percaya bahwa Alam Semesta diciptakan dalam tujuh hari. Tentukan sikapmu: apakah itu benar, atau salah.
Ingatkan saya pernyataan bahwa kita berhutang budi banyak sekali pada agama atas seni dan budaya; itu adalah salah kaprah. Arsitektur, lukisan, musik dan pahatan terhebat yang terus dituangkan dalam puja-puji akan malaikat, dewa-dewi dan mata airnya, dan kematian yang suci, ditugaskan, disponsori dan didanai secara konstan oleh mereka yang menawarkannya sebagai pengorbanan, penebusan dosa, penghormatan, dan hubungan publik. Tawaran-tawaran itu merupakan materi asuransi, ketenteraman, dan sogokan, untuk menetralkan pelanggaran-pelanggaran atau agar mendapatkan posisi-posisi yang lebih baik. Mereka dibisikkan oleh ketakutan. Saya setuju bahwa kita menjadi lebih kaya karena karya kreatif yang dapat kita berikan sebagai hasil dari ketakutan ini, namun saya seringkali berpikir alangkah lebih baiknya jika karya itu ditujukan kepada, dan diciptakan untuk, spesies kita — bukannya sosok mistis di atas langit atau di bawah tanah..
Yah, saya berterimakasih pada mitologi yang telah memberikan "Messiah" karya Handel kepada saya, tetapi itu tidak sepadan dengan penderitaan, kesedihan, ketakutan, dan jutaan kematian yang sebenarnya tidak perlu....
Pikirkan: seorang pria percaya —tanpa keraguan sedikitpun — bahwa tuhannya adalah satu-satunya tuhan, maha-kuasa dan maha-tahu, telah menciptakan dirinya dan seluruh alam semesta disekitarnya, juga aneh, pencemburu, pendendam, dan kejam. Tuhan yang sama itu menawarkan si pria untuk memilih apakah ia mau terbakar dalam kesakitan abadi di sebuah neraka yang telah sepenuhnya ditegaskan, atau hidup selamanya dalam bermacam-macam surga — beberapa gambaran surga juga melibatkan jalan-jalan emas dan ada surga lain yang melibatkan sejumlah besar persediaan kesenangan akan perawan. Apakah ada pilihan disini? Akankah pria itu gagal melaksanakan perintah atau rengekan apapun dari dewanya? Bagaimana mungkin kita meragukan bahwa agama adalah sebuah sistem wajib yang mutlak mengatur pengikutnya? Itu adalah sebuah tirani, sebuah perangkap, sebuah malapetaka dalam lingkup dan ukuran yang tak terhingga. Saya tidak akan memilih yang manapun.
Periksalah anggapan "tuhan pengasih." Tuhan ini hanya mengasihi anda jika anda mengikuti peraturan-peraturannya. Tidak diperkenankan adanya pertanyaan, keraguan, juga objektivitas. "Karena saya mengatakan demikian, maka itulah sebabnya." Ia mengasihi anda seperti seorang petani menyayangi seekor hewan pekerja; anda berguna, anda patuh, dan anda jinak. Jika anda tersesat, anak pertama anda akan dibunuh, jika anda tidak mematuhi perintah yang aneh, anda akan menjadi patung batu. Inikah "kasih"? Jika memang demikian, saya akan mengabaikannya.
Berbeda dengan orang-orang beragama, yang melakukan semua secara standar sesuai yang diperintahkan kepada mereka, saya bersedia untuk dituntun. Tetapi saya tidak akan menyenangkan pemikiran akan ancaman dan ketakutan, saya tidak akan jatuh pada pengelakan "kami tidak mengetahui apapun", dan saya tidak punya waktu untuk mendebat dongeng-dongeng bersifat anekdot yang sangat digemari oleh orang-orang beriman.
Apa yang saya percayai? Saya percaya pada kebaikan dasar spesies saya, karena itu muncul sebagai taktik dan kualitas positif yang mengarahkan pada kesempatan kelangsungan hidup yang lebih baik — dan meskipun bodoh, tampaknya kita telah bertahan hidup. Saya percaya bahwa sistem penuaan dan pada akhirnya sekarat — sebuah sistem yang merupakan hasil dari proses evolusioner What do I believe in? I believe in the basic goodness of my species, because that appears to be a positive tactic and quality that leads to better chances of survival — and in spite of our foolishness, we seem to have survived. I believe that this system of aging and eventually dying — a system that is the result of the evolutionary process, not of conscious effort — is an excellent process that makes room for hopefully improved members of the species, in an increasingly limited environment. I believe that if we don't smarten up and get a sense of reality and pragmatism, our species will do what they all eventually do: it will cease to exist, prematurely. I also believe that we will get smart, because that's a survival technique, and we're really pretty good at that....
Saya juga percaya akan anak-anak anjing dan mata berbinar seorang anak, pada tawa dan senyum, pada bunga matahari dan kupu-kupu. Pegunungan dan gunung es, bunga es dan awan, semua itu menyenangkan bagi saya. Ya, saya tahu bahwa persepi ini adalah hasil dari pemikiran-keras otak saya, sejalan dengan masukan tambahan dari pengalaman dan asosiasi, tetapi itu tidak mengurangi sedikitpun apresiasi saya akan fenomena. Saya tahu bahwa yang lainnya, baik spesies saya maupun bukan, mungkin tidak merasakaan keterkaguman dan penerimaan seperti yang saya rasakan akan elemen-elemen yang sangat memuaskan saya ini, karena mereka memiliki kebutuhan dan reaksi yang berbeda. Awan adalah sebentuk massa uap air yang berkondensi dalam atmosfer, saya tahu. Namin ia dapat berbentuk kapal layar, iblis, burung rajawali, jika saya membuat diri saya menjadi seorang manusia, dan walaupun banyak yang akan meragukannya, saya sering melakukannya.
Penulis Krakauer dalam bukunya "Under the Banner of Heaven," (Dibawah Bendera Surga) berkutat dengan premis bahwa kekerasan dan fanatisme dapat ditemukan terdapat dalam agama, menulis:
Meskipun wilayah jauh ekstrim dapat menggunakan tarikan memabukkan pada individu-individu mudah terbujuk pada semua kecenderungan, ekstrimisme tampak terutama umum diantara mereka yang tempramental atau dibesarkan kearah pencapaian religius. Keyakinan sangat antithesis terhadap akal, ketidak bijaksanaan sebuah komponen kekritisan akan pengorbanan spiritual. Dan ketika fanatisme religius menggantikan proses pemikiran logis, segala keraguan mendadak padam. Apapun dapat terjadi. Apapun itu. Akal sehat tidak cocok dengan suara Tuhan...
"Keyakinan sangat antithesis terhadap akal, ketidak bijaksanaan sebuah komponen kekritisan akan pengorbanan spiritual." Pernyataan itu telah menjelaskan segalanya.
Minggu depan, tenggorokan saya sudah bersih, saya akan kembali pada topik-topik yang seperti biasanya...

Catatan Tambahan (dari penerjemahan)
Bright adalah seseorang yang terbebas dari pandangan dunia yang bersifat supernatural, mistik dan berpandangan naturalis
admin
admin
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR

Male
Number of posts : 1234
Age : 22
Reputation : -4
Points : 8018
Registration date : 2008-12-18

http://groups.yahoo.com/group/MURTADIN_KAFIRUN/

Back to top Go down

Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi Empty Re: Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi

Post by answering-ff Mon 13 Sep 2010, 10:41 am

admin wrote:Diterjemahkan dari: http://www.randi.org/jr/072503.html
Halaman minggu ini akan disediakan seluruhnya untuk agama. Saya telah mencapai satu titik dimana saya harus membongkar subyek ini, yang sampai saat ini saya rasakan diluar masalah yang ditangani JREF (James Randi EF). Karena agama tampak sebagai bagian dari demikian banyak argument yang mendukung pernyataan-pernyataan fantastik, saya ingin menunjukkan kepada anda bahwa ia mencakup sifat yang sama sebagaimana penerimaan terhadap astrologi, ESP, ramalan, dowsing, dan banyak kepercayaan aneh lainnya yang kita tangani disini setiap hari. Sebelumnya, saya telah memaafkan diri saya sendiri dari melibatkan diskusi dalam ide yang demikian meresap ini, dengan dasar bahwa hal itu tidak menawarkan bukti yang dapat diperiksa, seperti kepercayaan supernatural lainnya – meskipun pemeriksaan tersebut selalu menunjukkan hasil yang negatif. Orang-orang religius tidak dapat diajak berargumen secara logis, karena mereka mengklaim bahwa kepercayaan meraka adalah sesuatu yang tidak dapat diperiksa, tapi telah demikian adanya.
Daripada berargumen atau mencoba untuk menggunakan rasio dengan standar mereka, saya telah setuju untuk menunjukkan, secara singkat, betapa tak mungkin, tak masuk akal, aneh, dan fantastiknya klaim dasar mereka, sebagian besar berkaitan dengan yang saya kenal, dari pengalaman pribadi.
Saya seringkali menerima kritik dari penganut agama yang merasa terserang dalam hal psikis dan dogma religius, menuduh saya sebagai seorang "materialis", atau tidak dapat menerima keajaiban yang mereka pilih untuk dipeluk karena saya "terkunci pada" pandangan-duniawi yang hanya menerima versi ilmiah yang "keras hati" dan "ortodoks" tentang bagaimana alam bekerja. Kata-kata dalam tanda kutip diambil langsung dari celaan terakhir yang saya terima.
Pertama-tama, kata "keras hati" tidak mungkin dapat digunakan dalam pandangan ilmiah yang murni. Definisi singkat favorit saya mengenai sains, yang saya nyatakan saya temukan, yaitu:
Sains adalah pencarian kebenaran dasar tentang Alam Semesta, pencarian yang mengembangkan pernyataan-pernyataan untuk menjelaskan bagaimana Alam Semesta bekerja, tetapi merupakan subyek koreksi, revisi, penyesuaian, atau bahkan penolakan seketika, berdasarkan pemunculani dari bukti yang lebih baik atau bertentangan.
Sains adalah disiplin yang seringkali memberi hasil ketika berupaya untuk mendekati tujuan elusif yang disebut "kebenaran", tetapi mengetahui bahwa setiap kesimpulan yang dapat dicapainya hanyalah yang terbaik pada saat itu. Setiap pernyataan – s=ut + 1/2at2, misalnya – adalah "benar" ketika diterapkan pada bola kanon yang dijatuhkan dari menara miring, namun itu tidak menjelaskan secara akurat bagi interaksi yang sangat kecil atau obyek yang sangat besar seperti elektron atau galaksi. Hal itu tidak membuatnya "salah", itu hanya membuatnya terbatas. Pernyataan yang lebih komprehensif seperti relativitas atau konsep kuantum, lebih baik dalam menjelaskan spectrum lebih besar atau interaksi fisik, namun terpendam dalam pernyataan tingkat lanjut tersebut pernyataan awal yang lebih sederhana – yang saya percayakan bagi pembaca untuk mengenalinya sebagai sesuatu yang diberikan kepada kita oleh seseorang bernama Newton.
Struktur Sains itu sendiri juga dalam keadaan perkembangan tetap; idealnya, sains tidak memiliki keadaan "ortodoks" dimana ia tinggal mapan secara menyenangkan dan puas diri. Hanya perlu sesuatu seperti standar statistik yang baru atau inovasi dalam pengamatan untuk mengubah pendekatannya pada suatu kejadian atau keputusan yang sebelumnya – secara sementara – memuaskan, tetapi ilmuwan sejati tidak menyesali atau menolak perbaikan semacam itu dalam pendekatan atau teknis, namun menghadapi dan menyesuaikan dengan pemahaman yang baru-dan–lebih baik mengenai dunia yang kini tersedia. Agama, sebaliknya, terancam oleh keraguan yang jujur, lebih suka pada penerimaan yang naïf dan tanpa pertanyaan.
Adalah kemauan untuk menyesuaikan yang memberikan kemuliaan sesungguhnya pada Sains, menurut pendapat amatir saya. Hal ini berlawanan jelas dengan aksioma agama, yang dengan bangga memamerkan "kebenaran" kaku mereka untuk menunjukkan bahwa mereka "tahu" hal-hal tertentu dengan kepastian. Meski demikian, Bumi adalah bulat, tidak datar, juga bukan pusat Alam Semesta; terbukanya rahasia tersebut diterima, diserap, dan diterapkan pada sains – seprimitif apapun itu dalam ukuran waktu sejarah – dan tak ada luka yang dirasakan oleh mereka yang menerimanya dalam pandangan dunia mereka, meskipun dalam banyak kasus tentu terdapat sejumlah ketidaknyamanan dan rasa terkejut, diikuti dengan kegembiraan.
Eppur, si muove." Bahkan jika ia tidak mengatakannya, saya yakin ia ingin…
Ya, saya materialis. Saya ingin ditunjukkan bahwa salah, tapi hal itu tak terjadi – belum. Dan saya menyatakan bahwa alasan saya tak dapat menerima pernyataan dari psikis, okult, dan/atau keajaiban supernatural adalah karena saya terkunci pada pandangan-dunia yang meminta bukti daripada iman buta, pandangan yang menuntut peniruan semua eksperimen – khususnya yang tampak dapat menunjukkan penyimpangan dari dunia rasional – dan pandangan yang mewajibkan pemeriksaan terbuka atas metode yang digunakan untuk melakukan eksperiman tersebut. Keputusan untuk menjadi materialis adalah saya sendiri, Saya membuatnya setelah pertimbangan bertahun-tahun atas apa yang saya amati, dan setelah membaca Bertrand Russel dan lainnya. Karena hal itu bukan hanya sekedar reaksi dari informasi yang datang, tetapi hasil dari memeriksa informasi tersebut, saya bangga akan keputusan saya.
(Catatan: saya bangga menjad orang Amerika, skeptik, dan bright. Saya hanya bangga pada hal-hal yang saya capai, bukan yang berasal dari kelahiran atau pemberian. Saya memilih untuk menjadi orang Amerika, dan saya patut mendapatkannya, saya menjadi dan akan tetap skeptik meskipun hal itu sulit dan masih memberikan saya masalah, dan menjadi bright adalah terbang di depan jutaan yang menyebut saya inferior karena saya tidak bertakhyul seperti mereka. Saya tidak peduli; saya tahu dan menerima dunia nyata.)
Sebagai anak-anak, saya didongengi untuk percaya bahwa orang primitif dihukum untuk mendidih dalam belerang yang meleleh jika mereka tidak menerima dewa yang "penuh kasih" yang digambarkan pada saya, bahkan jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui tentang dia! Dewa tersebut, dari yang diceritakan pada saya, menderita banyak kekurangan yang saya diminta untuk mengdihindarinya. Ia tak terduga, tidak aman, iri hati, pembalas dendam, sadis, kejam, dan meminta pujian terus menerus, pengorbanan, pemujaan, dan dukungan ego-, atau hukuman akan sangat keras. Saya menemukan, pada masa awal pengamatan saya, bahwa orang religius sangat penuh rasa takut, gemetar dan bertanya-tanya apakah mereka telah melakukan suatu ipelanggaran dari banyak aturan yang harus mereka ikuti tersebut. Mereka dulu – dan sekarang – diatur oleh rasa takut. Itu buka gaya saya.
Namun yang membuat saya terhentak dalam ketidakpercayaan adalah kisah luar biasa yang diceritakan kepada saya. Misalnya, mereka mengatakan bahwa sekitar 2000 tahun yang lalu seorang perawan Timur Tengah diisi oleh sejenis roh, dan sebagai akibatnya menghasilkan anak lelaki yang dapat berjalan di atas air, menghidupkan orang mati, mengubah air menjadi anggur, roti dan ikan. Ditambah menghalau setan-setan. Ia mengharapkan dan menerima kematian yang brutal dan sadis – dan kemudian bangkit dari kematian.
Masih ada banyak, banyak lagi. Adam dan Hawa, kata mereka, adalah manusia pertama, dicemplungkan di dalam taman untuk memulai spesies kita. Tapi saya tidak mengerti, dan masih tidak, bahwa mereka hanya memiliki dua anak, keduanya lelaki – dan satu diantaranya membunuh yang lainnya – dan bagaimanapun mereka menghasilkan cukup manusia untuk memenuhi Bumi, tanpa incest, yang merupakan larangan besar! Kemudian seorang nabi atau lainnya membuat Bumi berhenti berputar, tentara meniup terompet hingga sebuah dinding rubuh, seseorang bernama Musa membuat Laut Merah terbelah dua, dan membuat katak jatuh dari langit….
Saya tidak perlu meneruskan. Dan itu hanya bagian permulaan kecil dari satu agama! The Wizard of Oz lebih dapat dipercaya. Dan lebih menyenangkan
Saya terus mendengar, dari parapsikologis, orang religius, dan penganut okult, tentang ketidakmauan yang mereke tunjukkan ini, keengganan terhadap sikap skeptis tertentu untuk memperimbangkan bukti-bukti. Mungkin ada skeptik disana yang memenuhi penjelasan tersebut, tapi saya tidak tahu. Saya telah mendengar bahwa skeptic mendalilkan penolakan untuk percaya, sejalan dan bahkan melebihi pengabdian dari peminat reinkarnasi yang sangat rajin sekalipun, pembengkok sendok, atau penggemar UFO . Saya juga telah melihat upaya untuk melukiskan landasan yang tidak rasional yang mendasari posisi ekstrim tersebut.
Cukup benar jika dikatakan, bahwa jiwa manusia perlu membentuk gambaran yang dapat dipahami tentang alam semesta dimana ia hidup; pencarian pola adalah teknik dasar survival yang tertanam pada kita. Kita juga mencari pemahaman akan eksistensi kita sendiri, dan kita sering menemukan bahwa mengadopsi apa yang disebut sebagai religius atau pandangan –dunia "religiius-metafisika" tampak memudahkan untuk memahami keberadaan/ eksistensi yang dirasakan penuh teka-teki. Saya menemukan bahwa kaum skeptik, pada umumnya, mengelakkan diri dari kepercayaan terhadap hipotesa non-ilmiah, tak teruji dan metafisik, namun mereka yang mudah percaya (kredofil) lebih suka mempercayai bahwa – ketika ditekan – kita para skeptik akan mengakui telah mengadopsi paling tidak beberapa derajat pandangan metafisika. Hal ini hanya merupakan upaya putus asa dan impian para kredofil, pernyataan bahwa mereka tak dapat percaya bahwa tidak setiap orang mudah percaya. Ini hanya sesuatu yang tidak dapat mereka terima.
Begini cara para kredofil melihat kita para skeptik, dan bagaimana mereka berusaha membuat diri mereka tampak rasional, secara kontras dengan cara kita: Mereka akan menyatakan bahwa banyak dari mereka telah mengadopsi posisi religius yang tidak ortodoks – dan mereke mungkin memasukkan dalam daftar ini orang-orangan pemikat kepercayaan yang jelas-jelas menggelikan seperti Theosophy dan Scientology, hanya untuk menunjukkan bahwa mereka tidak kekurangan akal sehat sama sekali. Mereka mengatakan bahwa sementara banyak skeptik menyangkal kecenderungan religius, namun, dengan pemeriksaan yang cermat, mereka (skeptic) pun mungkin sering tampak memiliki kepercayaan mendalam, yang dilihat para kredofil sebagai "doktrin metafisika" yang mereka sebut,"materialisme". Doktrin ini, kata mereka, menyangkal keberadaan entitas seperti pikiran, jiwa, dan roh, dan menegaskan bahwa alam semesta fisik seluruhnya terdiri dari realitas. Mereka menunjuk bahwa sebagaimana materialisme tidak dapat dikatakan secara ilmiah atau filosofis terbukti, posisi kita sebagian mungkin karena reaksi atas kejadian-kejadian dan kecenderungan tertentu dalam sejarah sains.
Menurut pendapat saya, ini adalah kebalikan kereta- dan-kuda. Untuk menyimpang sebentar, biarkan saya berikan pandangan dan pendekatan yang telah saya berikan sebelumnya. Pembaca akan menyadari hadiah jutaan dolar dari JREF. Banyak – mayoritas – dari pemohon hadiah tersebut manantang kami untuk menyanggah klaim mereka. Kami menunjuk bahwa kami tidak membuat pernyataan, dan kami hanya meminta mereka untuk membuktikan (klaim mereka); kami tidak, dan tidak akan, berusaha untuk menyanggah apa yang mereka nyatakan sebagai benar. Sama halnya, skeptik tidak berupaya untuk membuktikan materialisme. Itu hanyalah penjelasan yang terbaik, paling logis, rasional tentang alam semesta. Ini menggunakan parsimony. Dan materialisme dapat diuji – suatu hal yang sering dikatakan para kredofil tidak dapat diterima dan tidak diperlukan dalam pandangan dunia supernatural mereka.
Skeptik tidak mengijinkan temuan yang menyenangkan/ mudah dalam situasi atau entiti yang tak dapat diuji untuk membangun pernyataan, juga tidak menerima bahwa property mental atau spiritual dapat dianggap berasal dari materi fisik, yang merupakan asal mula gagasan lokasi dan relik suci. Gigi Budha, Kain Kafan Turin, Lourdes, Batu Hitam Mekkah, contohnya. Aristotle, yang ajarannya menjadi dasar agama Kristen, mengajarkan bahwa terdapat "Bola Kristal" yang membawa planet-planet dan bintang dalam perjalanan angkasanya, dan bahwa mereka berkaitan dengan "penggerak" yang tak berwujud, tak tertentu, yang memberi tenaga yang membuat benda-benda langit tetap bergerak. Ia berpikir bahwa "penggerak" ini dasarnya adalah spiritual, dan bahwa hubungan antara penggerak dengan bola kristal seperti jiwa bagai tubuh. Pandangan ini dipertegas oleh penafsir Aristoteles kemudian seperti Thomas Aquinas pada abad ke tiga belas yang mengajarkan bahwa materi dasar memiliki sifat/property psikologis.
Jangan keliru dengan menyalahkan Aristoteles dan Harvey sebagai pemikir yang buruk; tidak. Mereka menulis tentang hal-hal lain dengan baik. Tampaknya adalah bahwa jika mereka memiliki akses terhadap pengetahuan yang lebih baik yang berkembang setelah masa mereka hidup, mereka akan menerima dan merayakan hal tersebut; mereka ilmuwan, meskipun disiplin dari profesi tersebut belum ada ketika mereka sampai pada kesimpulannya. Kenyataan bahwa pandangan animistik yang fantastis mengenai materi alam semesta ini lenyap adalah hasil dari perkembangan ilmiah, tidak seharusnya mengarahkan kita untuk merendahkan gagasan kuno; mereka melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan, dan k rena mereka dengan bebas – menciptakan temuan agama mereka - perawan melahirkan dan kisah roti-ikan selalu muncul di pikiran - mereka tidak menemukan kesulitan dengan asumsi mereka yang secara argumen kurang fantastis. Bagaimanapun, ini tampaknya waktu yang sesuai bagi paramormal, okult, dan peminat religius masa kini untuk menerima bahwa asumsi2 mereka sendiri juga tidak lagi dapat diterima. Kita perlu tumbuh dewasa.
Agama melatari begitu banyak tragedi kemanusiaan terbesar. Buku baru Jon Krakauer berjudul "Under the Banner of Heaven: A Story of Violent Faith." (Dibawah Bendera Surga: Sebuah Cerita tentang Keyakinan yang Kejam). Persepsi saat ini akan Islam sebagai agama yang sangat agresif — secara resmi dihembuskan dan dibubuhi untuk membenarkan keberadaan kita di Irak, menurut pendapat saya — melibatkan kenangan-kenangan mengerikan akan kegagalan pemujaan Branch Davidian dan serangan gas beracun Aum Shinricko di kereta api bawah tanah tokyo beberapa tahun lalu, dan pada hari "terkutuk" ditahun 1978 dimana para umat bunuh diri dalam sekte Jim Jones' People's Temple. Ini hanyalah beberapa contoh dramatis atas efek semangat religius yang membuat para umat konservatif mundur dan bahkan mungkin meragukan — untuk sementawa— kebijaksanaan yang ada dalam keyakinan mereka.
Tidak perlu peristiwa-peristiwa high-profile yang tiba2tiba dan berdarah-darah seperti itu untuk membuat kita memperhatikan masalah ini. Hal-hal lain yang lebih dpaat meresap, berbagai situasi yang terus-menerus yang membuat kita menjadi terbiasa karena kehadiran konstan mereka dalam hidup kita, juga menghasilkan tanda peringatan yang sama. Tragedi Israel-Palestina, Perang Katolil-Protestan di Irlandia Utara, permusuhan Tamil-Sinhalese di Sri Lanka, dan kekejaman Hindu-Muslim yang setiap harinya mencabut nyawa dan membawa terror dan penderitaan bagi banyak orang, hanyalah kelanjutan dari konfrontasi-konfrontasi masa lalu antara berbagai delusi religius. Usaha menyedihkan untuk membenarkan — dengan segala cara — peraturan dan kekuatan sistem-sistem religius yang mereka paksakan ada. Cara menuju keselamatan dan kehidupan abadi, yang juga didemonstrasikan dalam Penyelidikan Katolik berdarah yang dihapuskan belum lama ini, juga sama jelasnya menggambarkan betapa banyak konflik yang kita hadapi merupakan akibat langsung dari keberadaan agama. Dan, dalam kasus-kasus kejadian minor seperti pemilihan lokal, kartu agama dapat dan seringkali dimainkan, dengan kesuksesan besar. Kita menghargai kesalahan-kesalahan kita, dan kita melawan mereka. Seringkali sampai pada kematian.
Dan sikap kepercayaan-kepercayaan takhayul seperti agama itu tidak berbahaya, adalah sungguh salah. Richard Dawkins baru-baru ini mengobservasi, menurut www.thehumanist.org/humanist/articles/dawkins.html:
Menurut saya dapat disebutkan sebuah keadaan bahwa keyakinan adalah salah satu kejahatan terbesar dunia, bila dibandingkan dengan virus cacar namun lebih sulit dibasmi. Keyakinan, mempercayai apa yang tidak didasarkan pada bukti, adalah sifat dasar semua agama. Dan siapa, yang setelah melihat Irlandia Utara atau Timur Tengah, masih dapat yakin bahwa virus otak bernama keyakinan bukan sesuatu yang sangat berbahaya?
Saya selalu membedakan antara "keyakinan buta" dan "keyakinan berdasarkan bukti." Mulai sekarang, saya akan menggunakan kata "keyakinan" dan tidak menambahkan "buta." Untuk menggantikan "keyakinan berdasarkan bukti," saya akan menggunakan kata "kepercayaan." Saya percaya akan terbitnya Matahari esok — atau, lebih tepat lagi, perputaran Bumi menghadap ke Matahari! — Dan saya memiliki keyakinan bahwa George W. Bush akan secepatnya berhenti memohon pada seorang dewa atau memohon doa dalam setiap penampilannya di muka umum....
Para credophile berusaha untuk membangun sebuah hubungan paralel antara sains dan agama. Ini adalah pengejaran yang sia-sia; pemikiran-pemikiran ini sama sekali berkebalikan satu sama lainnya. Tidak, seperti juga yang ditulis oleh Dawkins, "Meskipun sains memiliki banyak kebajikan agama, sains tidak memilliki satupun sifat buruk agama. Sains didasarkan atas bukti yang dapat diuji kebenarannya."
Kita menemukan agama dalam banyak sejarah kita, filosifi kita, kehidupan keseharian kita, dan sistem hukum kita. Perkawinan antar suku atau bangsa adalah dilarang berdasarkan aturan-aturan secara Alkitab, perbudakan dibenarkan oleh buku yang sama. Menyenangkan rasanya memiliki sebuah kumpulan peraturan kuno untuk mendukung tingkah dan sikap yang menjijikkan, terutama kalau dapat diargumenkan bahwa sejumlah tertentu "interpretasi" — meskipun tidak pernah penyangkalan yang sama-sekali palsu! — adalah pentIng bagi mereka untuk diaplikasikan secara tepat pada situasi apapun. Dalam hal itu, saya menolak argumen-argumen membosankan yang mencoba untuk membebaskan berbagai kesalahan dan kebodohan agama yang terlihat jelas, dengan memaksakan bahwa "itu bukan arti yang sebenarnya." Artinya jelas, dan tidak sedikitpun alibi maupun penjelasan yang akan membuat saya yakin bahwa mereka tidak bermaksud supaya para umat untuk benar-benar percaya bahwa Alam Semesta diciptakan dalam tujuh hari. Tentukan sikapmu: apakah itu benar, atau salah.
Ingatkan saya pernyataan bahwa kita berhutang budi banyak sekali pada agama atas seni dan budaya; itu adalah salah kaprah. Arsitektur, lukisan, musik dan pahatan terhebat yang terus dituangkan dalam puja-puji akan malaikat, dewa-dewi dan mata airnya, dan kematian yang suci, ditugaskan, disponsori dan didanai secara konstan oleh mereka yang menawarkannya sebagai pengorbanan, penebusan dosa, penghormatan, dan hubungan publik. Tawaran-tawaran itu merupakan materi asuransi, ketenteraman, dan sogokan, untuk menetralkan pelanggaran-pelanggaran atau agar mendapatkan posisi-posisi yang lebih baik. Mereka dibisikkan oleh ketakutan. Saya setuju bahwa kita menjadi lebih kaya karena karya kreatif yang dapat kita berikan sebagai hasil dari ketakutan ini, namun saya seringkali berpikir alangkah lebih baiknya jika karya itu ditujukan kepada, dan diciptakan untuk, spesies kita — bukannya sosok mistis di atas langit atau di bawah tanah..
Yah, saya berterimakasih pada mitologi yang telah memberikan "Messiah" karya Handel kepada saya, tetapi itu tidak sepadan dengan penderitaan, kesedihan, ketakutan, dan jutaan kematian yang sebenarnya tidak perlu....
Pikirkan: seorang pria percaya —tanpa keraguan sedikitpun — bahwa tuhannya adalah satu-satunya tuhan, maha-kuasa dan maha-tahu, telah menciptakan dirinya dan seluruh alam semesta disekitarnya, juga aneh, pencemburu, pendendam, dan kejam. Tuhan yang sama itu menawarkan si pria untuk memilih apakah ia mau terbakar dalam kesakitan abadi di sebuah neraka yang telah sepenuhnya ditegaskan, atau hidup selamanya dalam bermacam-macam surga — beberapa gambaran surga juga melibatkan jalan-jalan emas dan ada surga lain yang melibatkan sejumlah besar persediaan kesenangan akan perawan. Apakah ada pilihan disini? Akankah pria itu gagal melaksanakan perintah atau rengekan apapun dari dewanya? Bagaimana mungkin kita meragukan bahwa agama adalah sebuah sistem wajib yang mutlak mengatur pengikutnya? Itu adalah sebuah tirani, sebuah perangkap, sebuah malapetaka dalam lingkup dan ukuran yang tak terhingga. Saya tidak akan memilih yang manapun.
Periksalah anggapan "tuhan pengasih." Tuhan ini hanya mengasihi anda jika anda mengikuti peraturan-peraturannya. Tidak diperkenankan adanya pertanyaan, keraguan, juga objektivitas. "Karena saya mengatakan demikian, maka itulah sebabnya." Ia mengasihi anda seperti seorang petani menyayangi seekor hewan pekerja; anda berguna, anda patuh, dan anda jinak. Jika anda tersesat, anak pertama anda akan dibunuh, jika anda tidak mematuhi perintah yang aneh, anda akan menjadi patung batu. Inikah "kasih"? Jika memang demikian, saya akan mengabaikannya.
Berbeda dengan orang-orang beragama, yang melakukan semua secara standar sesuai yang diperintahkan kepada mereka, saya bersedia untuk dituntun. Tetapi saya tidak akan menyenangkan pemikiran akan ancaman dan ketakutan, saya tidak akan jatuh pada pengelakan "kami tidak mengetahui apapun", dan saya tidak punya waktu untuk mendebat dongeng-dongeng bersifat anekdot yang sangat digemari oleh orang-orang beriman.
Apa yang saya percayai? Saya percaya pada kebaikan dasar spesies saya, karena itu muncul sebagai taktik dan kualitas positif yang mengarahkan pada kesempatan kelangsungan hidup yang lebih baik — dan meskipun bodoh, tampaknya kita telah bertahan hidup. Saya percaya bahwa sistem penuaan dan pada akhirnya sekarat — sebuah sistem yang merupakan hasil dari proses evolusioner What do I believe in? I believe in the basic goodness of my species, because that appears to be a positive tactic and quality that leads to better chances of survival — and in spite of our foolishness, we seem to have survived. I believe that this system of aging and eventually dying — a system that is the result of the evolutionary process, not of conscious effort — is an excellent process that makes room for hopefully improved members of the species, in an increasingly limited environment. I believe that if we don't smarten up and get a sense of reality and pragmatism, our species will do what they all eventually do: it will cease to exist, prematurely. I also believe that we will get smart, because that's a survival technique, and we're really pretty good at that....
Saya juga percaya akan anak-anak anjing dan mata berbinar seorang anak, pada tawa dan senyum, pada bunga matahari dan kupu-kupu. Pegunungan dan gunung es, bunga es dan awan, semua itu menyenangkan bagi saya. Ya, saya tahu bahwa persepi ini adalah hasil dari pemikiran-keras otak saya, sejalan dengan masukan tambahan dari pengalaman dan asosiasi, tetapi itu tidak mengurangi sedikitpun apresiasi saya akan fenomena. Saya tahu bahwa yang lainnya, baik spesies saya maupun bukan, mungkin tidak merasakaan keterkaguman dan penerimaan seperti yang saya rasakan akan elemen-elemen yang sangat memuaskan saya ini, karena mereka memiliki kebutuhan dan reaksi yang berbeda. Awan adalah sebentuk massa uap air yang berkondensi dalam atmosfer, saya tahu. Namin ia dapat berbentuk kapal layar, iblis, burung rajawali, jika saya membuat diri saya menjadi seorang manusia, dan walaupun banyak yang akan meragukannya, saya sering melakukannya.
Penulis Krakauer dalam bukunya "Under the Banner of Heaven," (Dibawah Bendera Surga) berkutat dengan premis bahwa kekerasan dan fanatisme dapat ditemukan terdapat dalam agama, menulis:
Meskipun wilayah jauh ekstrim dapat menggunakan tarikan memabukkan pada individu-individu mudah terbujuk pada semua kecenderungan, ekstrimisme tampak terutama umum diantara mereka yang tempramental atau dibesarkan kearah pencapaian religius. Keyakinan sangat antithesis terhadap akal, ketidak bijaksanaan sebuah komponen kekritisan akan pengorbanan spiritual. Dan ketika fanatisme religius menggantikan proses pemikiran logis, segala keraguan mendadak padam. Apapun dapat terjadi. Apapun itu. Akal sehat tidak cocok dengan suara Tuhan...
"Keyakinan sangat antithesis terhadap akal, ketidak bijaksanaan sebuah komponen kekritisan akan pengorbanan spiritual." Pernyataan itu telah menjelaskan segalanya.
Minggu depan, tenggorokan saya sudah bersih, saya akan kembali pada topik-topik yang seperti biasanya...

Catatan Tambahan (dari penerjemahan)
Bright adalah seseorang yang terbebas dari pandangan dunia yang bersifat supernatural, mistik dan berpandangan naturalis

cobalah jangan omdo saja, minimal ente rendy buat konsep dan konsep itu akan diadu dengan ajaran islam.

konsep islam sudah ada dan pernah diimplementasikan dalam sejarah.

konsep anda bagaimana dan bagaimana implementasinya?

pakai skema implikasi, jika maka (if then) dulu.....

contoh:

if i orang suci maka saya akan mengampuni penjahat yang merampok tetangga saya atau saya akan menghukum penjahat yang merampok tetangga saya?

if i orang suci maka saya akan mengampuni 10 penjahat yang merampok kampung saya atau saya akan melumat 10 penjahat kambuhan tsb yang merampok kampung-kampung lain?

omdo is easy guys!
so what's your solution?
answering-ff
answering-ff
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 3333
Location : ruang humor
Humor : "gile ada yang ngrampok baju gw, Tuhan elu", kata Yesus
Reputation : 10
Points : 8916
Registration date : 2009-11-13

http://www.aboutkutukupret.tk

Back to top Go down

Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi Empty Re: Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi

Post by agoes Mon 13 Sep 2010, 1:29 pm

Kebohongan dari judul thread di atas adalah mengeneralisasi seluruh kepercayaan dan agama. Coba lebih spesifik

1. Anda mengatakan untuk kepercayaan yang mana?
2. Anda mengatakan untuk tuhan apa dan yang mana?
3. Berbicara mengenai sains tentu secara ilmiah tidaklah berkaitan dengan Tuhan secara langsung, anda telah terjerumus dalam
sesat pikir empiris.
agoes
agoes
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 123
Reputation : 12
Points : 5113
Registration date : 2010-09-13

Back to top Go down

Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi Empty Re: Mengapa Saya Menyangkal Agama, Betapa Konyol dan Fantastik Hal Itu, dan mengapa Saya Bright*) yang Berdedikasi oleh James Randi

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum