Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 91 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 91 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
IPTEK DAN AGAMA
3 posters
Page 1 of 1
IPTEK DAN AGAMA
Perkembangan Iptek yang begitu mengagumkan,ternyata mampu menyentuh masalah penciptaan, suatu masalah yang sebelumnya bukan merupakan kajian ilmu pengetahuan. Pada waktu ilmu pengetahuan masih menggunakan teori Newtonian, masalah penciptaan sama sekali tidak pernah disinggung. Ilmu pengetahuan pada waktu itu menyatakan bahwa, alam atau universe itu kekal dan ada dengan sendirinya, tidak terbatas dan tidak akan hancur.
Sedang astrofisika yang lahir dari paradigma probabilistic justru menyatakan bahwa, jagad raya itu ada saat awalnya yang di sebut penciptaan, ada saat kejadiannya, dan alam semestinya akan mengalami akhir pula yang diperkirakan seratus milyard tahun mendatang. Demikian pula dengan ditemukannya ilmu biologi mokuler, ilmu pengetahuan yang mampu berbicara tentang nasib, sesuatu yang dahulunya merupakan monopoli bidang keagamaan.
Contoh yang lain adalah tentang dunia lain, yang merupakan kajian keagamaan. Dengan adanya Ilmu Fisika Kuantum, adanya dunia lain tersebut sudah mulai dapat dikuak oleh ilmu pengetahuan. Perhitunga fisika kuantum menjelaskan adanya dimensi ruang-waktu yang lain selain dimensi ruang-waktu kita. Menurutnya, terdapat tujuh dimensi ruang-waktu yang lain selain dimensi ruang-waktu yang lain selain ruang-waktu yang kita diami. Kita ini sekarang berada pada dimensi ruang-waktu yang dikenal jagad raya dan seisinya. Dan dunia di sini bukanlah planet, tapi dunia yang dimaksudkan adalah bumi ini serta universe.
Contoh-contoh diatas merupakan contoh-contoh yang sangat dekat dengan pandangan keagamaan dan lebih-lebih lagi agama islam. Maka tak aneh, jika dua orang yang masing-masingpakar dalm fisika inti, Prof. Abdulsalam yang memenangkan hadiah Nobel Fisika tahun 1979 dan Prof. Ahmad Baiquni, sangat tertarik untuk menggunakan temuan-temuan baru di bidang Astrofisika, fisika kuantum bahkan biologi mokuler untuk menafsirkan ayai-ayat Qur’aniyah yang berkenaan dengan penciptaan alam semesta maupun yang berkenaan dengan ayat-ayat kauniyah lain yang terdapat di dalam al-qur’an.
Big-bang theory yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya dentuman besar ruang alam dan waktu adalah satu, berupa singularitas, maka menurut Baiquni ini sesuai dengan pernyataan di dalam ayat 30 surat al- anbiya’ yang menyatakan:
“Dan tidaklah orang-orang kafir itu mengetahui bahwa sama’(langit yang berarti ruang alam) dan ardh(bumu, materi, alam)itu dahulunya sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan keduanya”
Adanya tujuh dimensi ruang-waktu yang lain, seperti yang dijelaskan melalui perhitungan fisika kuantum, hal ini pun telah disinggung oleh al-qur’an didalam surat al-thalaq ayat 12:
“Allah yang telah menciptakan tujuh langit (sama’) dan (ardl)seperti itu pula”
Itulah dintara dimensi-dimensi yang telah bisa dikuak dengan pendekatan paradigma pribabilita. Lalu, apakah paradigma probabilita itu bisa punah? Tidak. Hal ini karena masing-masing paradigma saling melengkapi, paradigma probabilita tidak bisa meninggalkan semuanya dari paradigma mekanistik –ditermistik. Tetapi untuk masalah –masalah yang sangat krusial yang menyangkut dunia-dunia yang paling halus itu pasti dengan probabilita. Hal ini disebabkan, probabilistic-relatifistik yang paling dekat dengan ketuhan-an.
Meskipun demikian masih terdapat keraguan, jika dengan ilmu pengetahuan kita mampu membuktikan tuhan. Akan sangat berat untuk membuktikan tuhan. Membuktikan ciptaan tuhan yang namanya universe saja membutuhkan evolusi yang begitu lama, dan itu pun belum tuntas. Hal ini sama dengan komputer untuk membuktikan adanya manusia. Sehingga wajar bila kebebasan otak manusia itu akan terbentur kalau kita sudah membicarakan masalah-masalah ketuhanan.
Sehubungan dengan manusia, sebetulnya ilmu pengetahuan sejak paradigma Newtonian telah banyak menyorotinya. Namun masih terbatas dalam arti manusia sebagai body. Stuktur manusia masih dipelajari dalam anatomi, proses kejadian metabolisme dipelajari dalam fisiologi. Bagian-bagian dari manusia yang dikatakan nyawa ataupun kata hati tidak sampai jangkauan ilmu pengetahuan. Apakah ilmu pengetahuan dan teknologi dengan paradigma yang baru itu akan sampai kesana? Jawabnya wallahu a’lam. Tetapi bahwa fisika kuantum sekarang sudah menjangkau masalah-masalah yang metafisis. Materi yang paling kecil yang kita kenal sebagai atom ternyata masih bisa di belah menjadi proton dan electron; masih bisa dibelah lagi menjadi quark, masih bisa lagi dibelah kecil, kecil, kecil. Yang akhirnya ada suatu materi yang masanya atau beratnya itu adalah 0,001 atau praktis nol. Dan materi dengan masa yang sekecil itulah yang memungkinkan kita bisa melihat apa saja, tapi bisa dideteksi tentangnya dengan alat tertentu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah mulai bersinggungan dengan masalah-masalah yang sebelumnya merupakan aras keagamaan. Hal tersebut seharusnya menarik perhatian para ulama atau peminat keagamaan. Mengapa demikian? Karena temuan-temuan ilmiah baru itu sangat mencocoki dengan pernyataan-pernyatan Qur’aniah dan, oleh karena itu, dapat ikut membantu dalam memahami ayat-ayat Qur’aniah,yang sebelumnya belum ditafsirkan dengan tepat. Hal ini bukan suatu langkah untuk mencocok-cocokan ataupun apologetik, tetapi kita lihat. Tetapi untuk menyakinkan kita akan kebenaran yang terdapat didalam al-qur’an. Dan juga sebagai pengendali dari perkembangan iptek yang begitu pesat, sehingga akan didapatkan perkembangan iptek yang terikat oleh nilai-nilai etik agama, yang akhirnya tidak akan terdapat penyelewengan ilmu.
Sedang astrofisika yang lahir dari paradigma probabilistic justru menyatakan bahwa, jagad raya itu ada saat awalnya yang di sebut penciptaan, ada saat kejadiannya, dan alam semestinya akan mengalami akhir pula yang diperkirakan seratus milyard tahun mendatang. Demikian pula dengan ditemukannya ilmu biologi mokuler, ilmu pengetahuan yang mampu berbicara tentang nasib, sesuatu yang dahulunya merupakan monopoli bidang keagamaan.
Contoh yang lain adalah tentang dunia lain, yang merupakan kajian keagamaan. Dengan adanya Ilmu Fisika Kuantum, adanya dunia lain tersebut sudah mulai dapat dikuak oleh ilmu pengetahuan. Perhitunga fisika kuantum menjelaskan adanya dimensi ruang-waktu yang lain selain dimensi ruang-waktu kita. Menurutnya, terdapat tujuh dimensi ruang-waktu yang lain selain dimensi ruang-waktu yang lain selain ruang-waktu yang kita diami. Kita ini sekarang berada pada dimensi ruang-waktu yang dikenal jagad raya dan seisinya. Dan dunia di sini bukanlah planet, tapi dunia yang dimaksudkan adalah bumi ini serta universe.
Contoh-contoh diatas merupakan contoh-contoh yang sangat dekat dengan pandangan keagamaan dan lebih-lebih lagi agama islam. Maka tak aneh, jika dua orang yang masing-masingpakar dalm fisika inti, Prof. Abdulsalam yang memenangkan hadiah Nobel Fisika tahun 1979 dan Prof. Ahmad Baiquni, sangat tertarik untuk menggunakan temuan-temuan baru di bidang Astrofisika, fisika kuantum bahkan biologi mokuler untuk menafsirkan ayai-ayat Qur’aniyah yang berkenaan dengan penciptaan alam semesta maupun yang berkenaan dengan ayat-ayat kauniyah lain yang terdapat di dalam al-qur’an.
Big-bang theory yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya dentuman besar ruang alam dan waktu adalah satu, berupa singularitas, maka menurut Baiquni ini sesuai dengan pernyataan di dalam ayat 30 surat al- anbiya’ yang menyatakan:
“Dan tidaklah orang-orang kafir itu mengetahui bahwa sama’(langit yang berarti ruang alam) dan ardh(bumu, materi, alam)itu dahulunya sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan keduanya”
Adanya tujuh dimensi ruang-waktu yang lain, seperti yang dijelaskan melalui perhitungan fisika kuantum, hal ini pun telah disinggung oleh al-qur’an didalam surat al-thalaq ayat 12:
“Allah yang telah menciptakan tujuh langit (sama’) dan (ardl)seperti itu pula”
Itulah dintara dimensi-dimensi yang telah bisa dikuak dengan pendekatan paradigma pribabilita. Lalu, apakah paradigma probabilita itu bisa punah? Tidak. Hal ini karena masing-masing paradigma saling melengkapi, paradigma probabilita tidak bisa meninggalkan semuanya dari paradigma mekanistik –ditermistik. Tetapi untuk masalah –masalah yang sangat krusial yang menyangkut dunia-dunia yang paling halus itu pasti dengan probabilita. Hal ini disebabkan, probabilistic-relatifistik yang paling dekat dengan ketuhan-an.
Meskipun demikian masih terdapat keraguan, jika dengan ilmu pengetahuan kita mampu membuktikan tuhan. Akan sangat berat untuk membuktikan tuhan. Membuktikan ciptaan tuhan yang namanya universe saja membutuhkan evolusi yang begitu lama, dan itu pun belum tuntas. Hal ini sama dengan komputer untuk membuktikan adanya manusia. Sehingga wajar bila kebebasan otak manusia itu akan terbentur kalau kita sudah membicarakan masalah-masalah ketuhanan.
Sehubungan dengan manusia, sebetulnya ilmu pengetahuan sejak paradigma Newtonian telah banyak menyorotinya. Namun masih terbatas dalam arti manusia sebagai body. Stuktur manusia masih dipelajari dalam anatomi, proses kejadian metabolisme dipelajari dalam fisiologi. Bagian-bagian dari manusia yang dikatakan nyawa ataupun kata hati tidak sampai jangkauan ilmu pengetahuan. Apakah ilmu pengetahuan dan teknologi dengan paradigma yang baru itu akan sampai kesana? Jawabnya wallahu a’lam. Tetapi bahwa fisika kuantum sekarang sudah menjangkau masalah-masalah yang metafisis. Materi yang paling kecil yang kita kenal sebagai atom ternyata masih bisa di belah menjadi proton dan electron; masih bisa dibelah lagi menjadi quark, masih bisa lagi dibelah kecil, kecil, kecil. Yang akhirnya ada suatu materi yang masanya atau beratnya itu adalah 0,001 atau praktis nol. Dan materi dengan masa yang sekecil itulah yang memungkinkan kita bisa melihat apa saja, tapi bisa dideteksi tentangnya dengan alat tertentu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah mulai bersinggungan dengan masalah-masalah yang sebelumnya merupakan aras keagamaan. Hal tersebut seharusnya menarik perhatian para ulama atau peminat keagamaan. Mengapa demikian? Karena temuan-temuan ilmiah baru itu sangat mencocoki dengan pernyataan-pernyatan Qur’aniah dan, oleh karena itu, dapat ikut membantu dalam memahami ayat-ayat Qur’aniah,yang sebelumnya belum ditafsirkan dengan tepat. Hal ini bukan suatu langkah untuk mencocok-cocokan ataupun apologetik, tetapi kita lihat. Tetapi untuk menyakinkan kita akan kebenaran yang terdapat didalam al-qur’an. Dan juga sebagai pengendali dari perkembangan iptek yang begitu pesat, sehingga akan didapatkan perkembangan iptek yang terikat oleh nilai-nilai etik agama, yang akhirnya tidak akan terdapat penyelewengan ilmu.
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14635
Registration date : 2010-04-16
Re: IPTEK DAN AGAMA
kalo kristen yah kitabnya jelas melenceng jauh bro...sundul aja bwt nais trit ini bro...
gusti_bara- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 1550
Location : samping yesus
Job/hobbies : yang penting seneng
Humor : pantaskah saya menjadi anak yesus?
Reputation : -11
Points : 7467
Registration date : 2010-04-29
Re: IPTEK DAN AGAMA
gusti_bara wrote:kalo kristen yah kitabnya jelas melenceng jauh bro...sundul aja bwt nais trit ini bro...
Thanks atas sundulannya bro ....
agus- SILVER MEMBERS
-
Number of posts : 8588
Location : Everywhere but no where
Job/hobbies : Baca-baca
Humor : Shaggy yang malang
Reputation : 45
Points : 14635
Registration date : 2010-04-16
Re: IPTEK DAN AGAMA
yups :04:
sun-moon- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 548
Reputation : 5
Points : 5237
Registration date : 2011-07-17
Similar topics
» TIDAK ADA RAHASIA IPTEK DLM ALQURAN Cucu saya yg masih SD semisal ngomong: "Satu batang bisa jadi dua." Kemudian kata-katanya ini dicatat dan dikultuskan. Kira-kira sepuluh atau seratus tahun kemudian (anggap saja dunia Iptek kita belum semaju sekara
» Klaim Bohong Iptek Al-Qur'an : Embriologi
» Bualan Muslim: Quran penuh Rahasia IPTEK. Is it True?
» Klaim Bohong Iptek Al-Qur'an : Embriologi
» Bualan Muslim: Quran penuh Rahasia IPTEK. Is it True?
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN