Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 70 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 70 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Malam yang lebih baik dari seribu bulan
Page 1 of 1
Malam yang lebih baik dari seribu bulan
Bagaimana cara membuktikan kalau sesuatu lebih baik dari yang lain? Kita tentunya membandingkan antara hal yang diklaim lebih baik tersebut dengan lawannya.
Sebagai contoh, buku saya lebih baik dari bukumu. Bagaimana membuktikannya?
1. Tentukan terlebih dahulu lebih baik dalam hal apa?
2. Bagaimana menentukan ukurannya?
3. Ukur untuk benda A dan benda B
4. Bandingkan
Segampang itu. Secara ilmiah ia disebut studi komparatif. Kemudian saya ditawarkan seorang teman untuk menguji sebuah klaim tentang sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Anehnya, metode komparatif ini sama sekali tidak diikuti oleh klaim ini.
Jadi kita tidak bisa menilai mana yang lebih baik. Tapi okelah, kita melihat pada metodenya menjabarkan saja. Klaim lengkapnya anda bisa temukan disini : Fakta Ilmiah Kenapa Malam Lailatul Qodar Lebih Baik dari 1000 Bulan
Alur pemikiran artikel ini kacau, butuh waktu lama bagi saya untuk melihat pola logikanya. Begini klaim Intinya:
1. 1 tahun hijriah setara 11.7 bulan Masehi
2. Radiasi matahari yang bersiklus dalam 1 tahun hijriah adalah 800
3. Radiasi ini masih aman
4. Radiasi bulan purnama 0.7 – 0.8
5. Radiasi bersiklus 1 tahun hijriah setara 1000 kali radiasi bulan purnama
6. Radiasi ini jatuh pada satu malam di Bulan Ramadhan
7. Jadi Malam Inilah Malam yang lebih baik dari 1000 bulan!
Dengan pola argumentasi seperti ini, ia telah elegan. Artinya to the point dan tidak membingungkan pembaca.
Siklus radiasi matahari terjadi sekitar 10.7 tahun per siklus
Anyway. Karena klaim ini menyebut dirinya Fakta Ilmiah maka ia harus memiliki referensi ilmiah untuk mendukung klaimnya. Point 1 adalah pengetahuan umum. Referensi untuk point 2 – 4 katanya didukung oleh data dari NOAA. Point 5 adalah konsekuensi matematis dari point 2 dan 4. Point 6 tanpa referensi ilmiah. Point 7 kesimpulan.
Disini masalah utamanya. Klaim intinya justru tanpa dukungan fakta ilmiah sama sekali! Adakah ditunjukkan bukti hasil penelitian kalau di malam lailatul kadar ada tingkat radiasi 800? Tidak. Tanpa bukti ini, seluruh status klaim ini sebagai fakta ilmiah tidak memiliki landasan kuat. Kalau radiasi 800 itu tidak jatuh di malam Lailatul Kadar di bulan ramadhan, otomatis seluruh argumen menjadi runtuh.
Secara matematis, saya belum melihat ke fakta ilmiah, kemungkinan kalau radiasi tersebut jatuh di malam lailatul Qadar adalah 1 : 708. Nilai 708 itu didapat dengan mengalikan dua jumlah hari dalam setahun hijriah, karena malam dihitung setengah hari saja. Ini nilai yang cukup kecil dan saya yakin anda tidak mau bertaruh dengan kemungkinan menang sekecil itu.
Walau demikian, narasi Lailatul Qadar cukup kabur sehingga seseorang bisa menempatkan malam lailatul Qadar dimanapun asal di bulan Ramadhan. Tanya saja pengklaim, dia sendiri tidak tahu malam lailatul qadar itu kapan dalam 30 hari di bulan Ramadan. Karenanya asalkan detektornya menangkap radiasi 800 di salah satu malam bulan Ramadan, hey, inilah malam lailatul Kadar. Dengan cara seperti ini, nilai taruhannya membengkak menjadi 30 : 708. Ini sekitar 4%. Lumayan. Dari pada tadi hanya 0.1%.
Sekarang secara ilmiah. Kita akan memeriksa klaimnya berdasarkan fakta ilmiah yang ada.
Radiasi matahari
Penggunaan radiasi matahari sebagai “fakta ilmiah” dalam artikel tersebut memiliki beberapa hal yang tidak dapat diterima berdasarkan fakta ilmiah sesungguhnya. Berikut beberapa fakta ilmiah yang menyangkalnya.
Orbit Bumi berbentuk Lonjong
Ilmuan menggunakan perekam sinar matahari, piranometer atau pirheliometer untuk mengukur radiasi yang datang dari arah matahari. Radiasi ini tidak tetap, tergantung pada faktor orbit bumi mengelilingi matahari. Orbit bumi berbentuk lonjong, akibatnya ada satu titik di mana bumi paling dekat dengan matahari, yang disebut perihelion. Di titik perihelion inilah radiasi matahari paling deras. Jelas karena ia posisi terdekat dengan matahari. Bumi melintasi perihelion setiap tanggal 3 Januari.
Sayangnya, kalender Hijriah dibangun bukan berbasis matahari, tapi berbasis bulan! Bukan hanya ini menyebabkan kenapa bulan ramadan selalu bergeser 11 hari setiap tahunnya, ini juga berarti posisi bumi di orbit saat bulan Ramadan akan berbeda-beda. Sangat kecil kemungkinan kalau ramadan tahun ini radiasi tinggi, kemudian tahun depan radiasinya sama tingginya. Ia sudah berbeda lokasinya!
Bumi berbentuk Bulat
Masalah yang lebih parah lagi muncul dari geometri Bumi sendiri. Bumi berbentuk bulat, bukannya datar. Akibatnya terdapat perbedaan radiasi di Jakarta dan Sukabumi, walaupun keduanya pada jam yang sama. Radiasi matahari tergantung pada lintang di bumi. Bila memakai istilah pengklaim, jika radiasi 800 itu jatuh di Jakarta, maka malam lailatul kadar terjadi di Jakarta, tidak terjadi di Sukabumi.
Awan bergerak
Radiasi juga tergantung pada awan dan cuaca secara umum. Fenomena atmosfer akan menghambat radiasi matahari sehingga semakin tebal awan, semakin sedikit radiasi yang diterima. Radiasi 800 akibatnya tidak turun di daerah yang awannya tebal.
Orbit bumi berbentuk lonjong, bukannya bulat
Siklus Radiasi
Oke, hal di atas belum menjelaskan tentang siklus radiasi. Namun ada masalah dalam seluruh argumentasi tentang siklus radiasi tahunan tersebut. Siklus tersebut tidak ada!
Pengklaim menyimpangkan makna dari grafik tersebut. Garis horisontal adalah penunjuk frekuensi bukannya penunjuk siklus. Artinya tidak ada yang namanya siklus 11 bulan, tapi radiasi sebesar 800 kemungkinannya jatuh sekali dalam 11 bulan. Jika ia penunjuk siklus, tentu ada entah berapa ratus ribu siklus radiasi yang bisa anda cocok-cocokkan di tabel ini dengan menggeser-geser penggaris. Contoh siklus 45 tahun, siklus 24 tahun, siklus 56 tahun, siklus 34,767 tahun. Dst
Tingkat radiasi (Mev partikel s-1 ster-1 cm-2) | Frekuensi terjadinya dalam satu siklus matahari (11.7 tahun) | Dampak biologis |
100,000 | Kurang dari 1 kali per siklus | Bencana radiasi tinggi bagi astronot yang berada di luar kendaraan, ekspos radiasi sangat berbahaya bagi penumpang dan kru pesawat di atmosfer atas |
10,000 | Tiga kali per siklus | Bencana radiasi bagi astronot yang berada di luar kendaraan, ekspos radiasi berbahaya bagi penumpang dan kru pesawat di atmosfer atas |
1,000 | 10 kali per siklus | Bahaya radiasi bagi astronot, ekspos radiasi beresiko bagi penumpang dan kru pesawat di atmosfer atas |
100 | 25 kali per siklus | Resiko radiasi sedang bagi penumpang dan kru pesawat di atmosfer atas |
10 | 50 kali per siklus | Tidak ada dampak |
Sumber : NOAA Space Weather Scales
Lihat tabel di atas. Kolom kedualah yang diterjemahkan pengklaim sebagai siklus. Nilai 800 diambil dari antara 100 dan 1000. Nilai 800 tentu saja dipilih agar cocok dengan 1 tahun Hijriah. Masalahnya, ini bukan siklus. Ini nilai probabilitas. 10 kali per siklus artinya bukan 11,7 tahun dibagi 10 jadi 1,7 tahun sekali. Tapi kemungkinan. Yang namanya kemungkinan, ya tidak dapat anda bilang pasti. Bagaimana kalau kebetulan 800 terjadi dua kali dalam satu tahun hijriah? Apakah itu berarti Lailatul Qadar dua kali? Bagaimana kalau tidak ada sama sekali? Bagaimana kalau radiasi 800 terjadi tidak pada bulan Ramadan? Apakah ini berarti ulama salah menentukan waktu Ramadan?
Sungguh, radiasi berukuran 800 yang diberikan datanya oleh NOAA tahun 2000 menunjukkan kalau radiasi ini jatuh tanggal 15 Juli 2000 sementara Ramadan tahun 2000 jatuh pada Desember 2000! Lihat warna oranye di grafik di bawah
Masih mau bukti? Tenang saja, sang pengklaim tidak perlu sibuk meneliti, NOAA telah mengarsipkan seluruh data radiasi di Bumi setiap hari disini : Space Weather Alerts Archives
Perhatikan kalau tingkat radiasi tertinggi pada bulan Ramadan kemarin tidak satupun yang mencapai skala S3 (100 – 1000). Skala yang menurut pengklaim aman, sementara menurut NOAA tidak aman (yang aman dibawah 10, lihat tabel)
Variasi radiasi harian selama tiga tahun
Kesimpulan
Klaim tentang malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini tidak didukung sama sekali oleh fakta ilmiah. Ia paling baik hanyalah cocologi dan paling buruk adalah manipulasi data ilmiah.
pengacau dunia persilatan- KAFIRUN
-
Number of posts : 36
Reputation : 0
Points : 5031
Registration date : 2010-11-06
Similar topics
» Gereja yang Lebih Baik itu Tidak Ada! Yang Lebih "Mahal", Banyak!
» qoran;bintang lebih dekat dari bumi dibandingkan bulan dari bumi
» Muhammad: Di dunia ngeseks, di surga pun ngeseks
» qoran;bintang lebih dekat dari bumi dibandingkan bulan dari bumi
» Muhammad: Di dunia ngeseks, di surga pun ngeseks
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN