MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 60 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 60 Guests :: 3 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang"

2 posters

Go down

Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" Empty Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang"

Post by feifei_fairy Tue 07 Dec 2010, 10:36 am


Seluruh isi Kitab Perjanjian Lama telah dijuruskan kepada kedatangan seorang Nabi yang dijuluki Sang Mesias (Al-Masih). Dan itu adalah janji Allah kepada umat Israel lewat begitu banyak nubuatan Alkitab. Ketika Yesus datang, Ia mengklaim bahwa Dialah Sang Mesias yang dinubuatkan itu. Dan Dia membuktikan apa yang diklaim olehNya. Disamping datang untuk memenuhi nubuat, Yesus pun sempat menubuatkan bahwa Ia akan mengutus Penghibur, yaitu Roh Kebenaran, yang akan memimpin umatNya ke dalam seluruh kebenaran, serta yang akan memberitakan tentang hal-hal yang akan datang kepada mereka. Jadi Alkitab memperlihatkan ada dua jenis nubuat bagi 2 sosok keilahian yang dinanti-nantikan:
a) Nubuat para nabi Perjanjian Lama (PL, termasuk Taurat) tentang akan datangnya Sang Mesias. Ini digenapi oleh Firman Tuhan (Anak Tuhan) yang turun berinkarnasi menjadi manusia Yesus.
b) Nubuat Yesus (dalam Injil) tentang akan datangnya Roh Kebenaran (Roh Kudus) yang akan memenuhi/membaptiskan semua murid-muridNya di Yerusalem (Yohanes 16:7-15; Kisah Para Rasul 1:4; Lukas 24:48).
Tetapi sungguh aneh bahwa 600 tahun kemudian, Quran dan Muhammad datang dengan mengklaim kemesiasan/kerasulan agung ini pula bagi diri AHMAD yang maksudnya adalah Muhammad sendiri:
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad."
...(pengikut) Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka... (Qs 61:6, dan 7:157)
Dalam hal ini, Quran tampaknya menyama-ratakan nubuat Alkitab untuk dua sosok yang saling berlainan menjadi satu sosok yang sama, yaitu Muhammad sendiri! Dua sosok yang sebenarnya bersifat Ilahi itu juga ditetapkan lain, menjadi satu manusia! Alangkah beraninya si pembawa wahyu ini "meluruskan" nubuat Alkitab dan Yesus yang tak pernah meleset itu! Sejak kapankah Jibril atau Muhammad mempunyai reputasi dalam bernubuat? Bukankah Quran mengakui keistimewaan Isa Al-Masih dalam pengetahuan akan hal-hal yang ghaib (Qs 3:49), dimana Muhammad serentak mengakui pula akan ketidak-berdayaannya untuk mengetahui hal-hal yang ghaib?
Sekalipun dengan pergeseran dan perubahan yang teramat berani ini, tetaplah "kemesiasan AHMAD" tidak tercari dalam seluruh Taurat dan Injil. Tetapi pihak Muslim segera masuk dalam disain Jibril, yaitu dengan jalan pintas meletakkan tuduhan bahwa para pastor dan antek-anteknya telah menghilangkan nama "Ahmad" dari Taurat dan Injil yang seharusnya ada ternubuat di dalamnya.
Pihak-pihak yang tidak tahu menahu dan yang tidak dikuasai oleh pra-asumsi, pasti prihatin atas tuduhan yang naif dan sepihak ini. Mari kita perhatikan beberapa detil dan liku-liku ayat diatas dengan lebih seksama agar tidak sembarangan menuduh atau kelak malah menjadi tertuduh.
Pertama-tama, kita perlu mengingatkan bahwa suatu klaim adalah pernyataan kebenaran sepihak yang belum/tanpa bukti terhadap sesuatu. Dan kalau itu menyangkut diri sendiri itu namanya kesaksian diri. Suatu nubuat lebih berliku, dan akan kita bahas sambil membedakan nubuat Alkitab terhadap Quran seperti dibawah ini:
(1). Kesaksian tentang diri sendiri, sekalipun ia nabi, tidak otomatis menjadi absah. "Nubuat" nama AHMAD, walau mengatas namakan Isa (dan Allah dan Jibril); itu tetap keluar dari mulut Muhammad sendiri yang rupa-rupanya ingin memperebutkan pengakuan akan kenabian-nya sendiri yang belum pernah disahkan oleh siapapun, sehingga "nubuat pinjam mulut" orang lain itu tetap bersifat KLAIM pribadi Muhammad. Dan karenanya keabsahannya menurut hukum Allah harus disaksikan oleh pihak-pihak lain. Yesus berkata: "Kalau Aku bersaksi tentang diriKu sendiri, maka kesaksianKu itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku" (Yohanes 5:31-32). Sayang bahwa Muhammad yang mengatasnamakan nubuat Isa, namun tidak menghadirkan Isa atau siapa-lainnya sebagai saksinya, sehingga keabsahan AHMAD sungguh kosong dan belum tersokong. Sebaliknya, ketika Yesus berkata, "Musa telah menulis tentang Aku" (Yohanes 5:46), Yesus dengan otoritasNya sungguh mendatangkan Musa dan Elia untuk berbincang-bincang dengan Dia di atas sebuah gunung. Dan ini disaksikan lagi oleh 3 orang muridNya (Lukas 9:28-36).
(2). Nubuat harus mengungkapkan ciri-ciri dan keterangan tentang yang dinubuatkan. Amat banyak nubuatan-nubuatan yang disampaikan Tuhan Alkitab kepada manusia dengan beberapa maksud: a) untuk memperlihatkan betapa Maha-Tahu Allah akan masa depan dan karenanya bisa diandalkan; b) betapa kuasaNya dalam mengontrol sejarah kehidupan; c) agar manusia dapat menemukan Tuhan yang benar lewat nubuat yang bisa dicari dan diverifikasi oleh manusia.
Jadi nubuat Allah sebenarnya tidak cukup berisikan sekedar satu nama sebutan manusia tanpa ciri kuat yang memadai untuk menemukannya "Ummi" (buta hurufnya Muhammad) sempat didalilkan sebagai ciri, tetapi tentu bukan ciri yang berarti jikalau mayoritas komunitasnya sendiri justru ummi. Ciri yang diajukan "Allah SWT" ini justru terkesan "kehabisan ciri"! Bandingkan dengan ciri Isa-Almasih yang dilahirkan oleh seorang perawan! Bagaimanapun "nubuat" AHMAD dimaksudkan untuk menjadi "kabar gembira" bagi seluruh bangsa, maka tidak ada alasan sama sekali bagi Allah untuk tidak mempersiapkan ciri-kuat sehingga mempersulit pencaharian sosok Ahmad dalam kitabNya. Namun kenyataan berbicara lain: Ahmad yang tidak diberi ciri-ciri dan keterangan memadai (sehingga tidak tercari dalam Taurat dan Injil), kini menjadi misteri dan tuduhan kanan-kiri yang mendatangkan "kabar TIDAK gembira".
(3). Nubuatan kedatangan Sang Mesias /Rasul harus dialamatkan kepada umatNya pertama-tama, tidak cross country. Kedatangan Sang Mesias atau Nabi yang Terbesar adalah peristiwa puncak rencana Tuhan bagi penyelamatan manusia dan karenanya peristiwa ini tidak bisa dan tidak akan nyelonong diam-diam masuk dalam sejarah begitu saja (Amos 3:7; Yesaya 42:9; 48:3,5). Itu adalah sebuah Injil atau Kabar Baik (istilah Quran, Kabar Gembira) bagi segenap alam. KedatanganNya akan diberitahukan terlebih dahulu agar umatNya menanti, bersyukur dan siap-siap menyambut Kabar BaikNya. Itu yang terjadi dengan Umat Israel, yang berharap dan siap-siap dalam penantian mereka. Itu sebabnya seluruh orang Israel menantikan kedatangan Al-Masih yang dimaksud. Sampai-sampai seorang perempuan pezinah Samaria juga menantikan Sang Mesias ini dan berkata: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang...apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami" (Yohanes 4:25).
Hana, seorang nabi perempuan juga telah berbicara dengan penanti-penanti Mesias: "(Hana) berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menanti akan kelepasan untuk Yerusalem" (Lukas 2:38). Bahkan nubuat khusus Yesus tentang Roh Kudus juga sudah ditunggu-tunggu oleh murid-muridNya di Yerusalem.
Maka tidak ada keraguan bahwa "kabar-gembira" tentang datangnya Rasul Ahmad tentu harus ditujukan utamanya kepada "Umat dari kaum Ahmad" itu pula. Namun adakah tercatat bahwa bangsa Arab pernah siap-siap menantikan kedatangan seorang Rasul Agung yang akan membawa kabar gembira seperti yang dimaksudkan Tuhan? Bila tidak ada, jelas bahwa Tuhan memang tidak pernah mewahyukan kedatangan AHMAD kepada umat Arab yang seharusnya dipersiapkan untuk menyongsongnya. Jadi jelas sekali "Ahmad" itu dimunculkan setelah ada fakta, bukan sebelumnya, sehingga terbukti ia itu bukan sebuah nubuat, melainkan klaim pribadi Muhammad memperebutkan pengakuan kenabiannya!
Pertanyaan susul menyusul, apakah orang Arab inferior dimata Tuhan sehingga "kabar-gembira AHMAD" ini tidak dikabarkan kepada mayoritas dan sekaligus tuan-rumah, melainkan hanya ekslusif diperuntukkan kepada minoritas orang Yahudi? DAN kenapa harus lewat mulut Isa yang tidak tahu-menahu tentang Arab? Dan tidak menegaskan/mengkonfirmasi ciri Arabianya, kecuali ummi? Bukankah lebih pas dan relevan bila Tuhan meminjam mulut Nabi Ibrahim dan Ismael untuk menubuatkan AHMAD ini, misalnya, semata-mata karena Ibrahim katanya telah berkali-kali pergi ke Mekah menjumpai Ismael, bahkan mendirikan Baitullah disana? Seperti yang dipersiapkan Tuhan bagi pematangan sejarah dan sosial-budaya dari anak-cucu Ishak/Yakub di tanah Israel, tentu tidak ada masalah bagi Allah untuk mengatur dan mempersiapkan hal yang sama bagi anak-cucu Ismail, sehingga cukup matang untuk menyambut Kabar-Gembira kedatangan Ahmad menjelang waktunya.
(4). Penggenapan nubuat tentang kedatangan Sang Mesias/Rasul harus dikonfirmasi dan di-validasi-kan oleh diriNya, ketika Ia datang. Tidak ada gunanya Tuhan bersusah payah mendisain suatu nubuat besar tentang kedatangan sang Mesias ummi jauh-jauh hari sebelumnya, apabila ia sendiri tidak mengkonfirmasikan/memvalidasikan hal tersebut ketika ia betul-betul datang memenuhi nubuatan tersebut. Kepada perempuan Samaria yang sedang menanti-nantikan seorang Mesias, Yesus segera mengkonfirmasikan diriNya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau". Dan kepada orang-orang Yahudi Ia berkata: "Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepadaKu, sebab ia telah menulis tentang Aku" (Yohanes 5:46). Perhatikan betapa konfirmasi yang sudah terdukung dengan nubuat dan mujizat ini, namun Yesus masih merasa perlu mengokohkannya dengan membacakan secara terbuka dihadapan umum terhadap ayat nubuatan yang jelas menunjuk kepada jati diriNya yang mesianis:
Ia (Yesus) masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. KepadaNya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas dimana ada tertulis: "Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah MENGURAPI Aku (yaitu "Yang diurapi", Al-Masih, Mesias), untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan TAHUN RAHMAT TUHAN TELAH DATANG". Kemudian Ia menutup kitab itu...Lalu Ia memulai mengajar mereka, kataNya:"Pada hari ini GENAPLAH nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Lukas 4:18-21).
Sayang, terwahyu Muhammad hanya sampai melemparkan isu "Ahmad" namun tidak menerangkan bagaimana dan dalam hal apa dirinya menggenapi nubuat Isa itu. Bahkan secara tekstual, kitapun sesungguhnya tidak diberi konfirmasi oleh Muhammad: "Akulah Ahmad". Tak ada ahli yang tahu kenapa Allah perlu membedakan nama Muhammad menjadi Ahmad, yang sebenarnya sudah sangat mirip dalam arti-kata, bahkan bunyi suku kata terakhirnyapun sudah sama? Mengapa Allah memilih nama Ahmad dan bukan Muhammad yang lebih dikenal, jelas, dan tidak perlu dikaburkan kepada siapa-siapa selain Muhammad itulah! Ingat bahwa para teroris yang tertangkap atau tertembak mati, karena memiliki banyak nama samaran, masih satu persatu dicocokkan dengan nama utamanya atau DNA-nya. Tidak ada jawaban logis Ahmad dimunculkan atas nama Muhammad; dan tentu saja hal demikian turut melorotkan bobot ketepatan nubuatan yang ditujukan untuk Muhammad.
Sebenarnya Muhammad cuma memerlukan selangkah saja untuk mengajak orang-banyak menyaksikan kebenaran teks nama-Ahmad pada Taurat dan Injil yang ada disisi mereka (Qs 7:157), yaitu dengan memerintahkan seperti yang pernah dilakukannya, "...maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah..." (Qs 3:93). Apalagi dikisahkan bahwa setiap bulan Ramadhan Jibril datang mengunjungi Muhammad untuk mereview setiap ayat dan surat yang terturun, serta menetapkan susunan yang seharusnya. Kenapa Muhammad lolos mereview ayat "AHMAD" yang begitu penting itu (bagi pembuktian kenabiannya) dengan menanyakan apa bunyi ayat Taurat dan Injil yang mencantumkan namanya, dan ada di Kitab mana, agar ia bisa mengaji-kannya ulang dalam Quran (atau paling tidak sebagai Hadis Nabi) yang mengkonfirmasikan Taurat/Injil? Namun sulit dimengerti kenapa Allah mengokohkan pembuktian Yesus (dengan melantunkan Kitab Yesaya dimuka umum), namun membiarkan Muhammad melewatkan begitu saja peluang emas (dan sekaligus tanggung jawabnya) untuk membuktikan kepada umum bahwa ayat AHMAD—nama dirinya sendiri—itu benar-benar terdapat dalam Taurat dan Injil. Dengan pernahnya ke-mesias-an Yesus itu dikokohkan oleh Allah maka sepantasnya Allah makin "berpengalaman" untuk lebih mengokohkan pembuktian nama AHMAD! Tetapi faktanya tidak!
(5). Nubuat kedatangan Sang Mesias? Rasul Terbesar haruslah disambut oleh banyak nabi, dan digenapi secara definitif. Sebenarnya inilah kriteria yang paling tajam untuk menemukan Mesias/Rasul yang sejati. KedatanganNya sebagai "Nabi segala Nabi" yang membawa Kabar Baik bagi segenap alam harus ditandai oleh penantian dan sambutan dari para nabi dan raja dan umatNya. Bilamana hal itu tidak terjadi, bahkan tidak tahu-menahu akan datangnya event luar biasa itu, maka ragulah kita bahwa ia benar Mesias/Rasul yang dinantikan! Yesus menjelaskan betapa para nabi dan raja memang telah menunggu-nunggu untuk menyaksikan kedatangan dan hari-hari Sang Mesias di bumi ini: "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hariKu..." (Yohanes 8:56). "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu (murid-murid Yesus) lihat. Karena aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya..." (Luk 10:23-24).
Tidak sampai disitu, bentuk sambutan lain masih ditambahkan dengan pelbagai nubuatan mesianis yang digerakkan oleh Tuhan. Dan ini menjadi sangat istimewa karena Alkitab mencatat sedikitnya ada 60 nubuatan demikian! Yang semuanya dipenuhi secara definitif oleh Yesus dengan segala ajaibnya. Kita cuplikan disini beberapa saja nubuat mesianis diantara 60 nubuat kolektif tersebut.
Cuplikan pertama, terambil dari nubuat Yakub, bahwa Mesias akan datang dari keturunan Yehuda, yaitu salah satu anak Yakub (Kejadian 49:10). Disini Tuhan sekaligus menyingkirkan kemungkinan Mesias dilahirkan dari garis keturunan Ismael.
Cuplikan kedua, bahwa Mesias adalah keturunan Daud (2 Samuel 7:12-14). Kembali ini menyingkirkan darah Ismael.
Cuplikan ketiga, bahwa seorang utusan lain akan berdampingan mempersiapkan jalan bagi Mesias. Ia-lah Yohanes Pembaptis (Maleakhi 3:1; Yesaya 40:3). Dengan nubuat ini nabi yang datang secara solo (sendirian) telah disingkirkan dari sosok Mesias.
Cuplikan keempat, bahwa Mesias akan dilahirkan di kota Betlehem (Mikha 5:1). Ayat inilah yang dicari-cari oleh raja Herodes karena Mesias-bayi itu hendak dibunuhnya (Matius 2:13), karena dikhawatirkan mengancam tahtanya kelak. Dengan nubuat lokasi ini, Tuhan sekaligus menyingkirkan kemungkinan Mesias dilahirkan dari Mekah, Roma atau Jakarta!
Cuplikan kelima, bahwa Mesias dilahirkan dari seorang perempuan perawan!(Yesaya 7:14) suatu nubuat yang hanya bisa dipenuhi oleh hanya satu orang saja di seluruh sejarah dunia!
Dengan demikian, nubuat Taurat yang diklaim dan dicirikan oleh Muhammad kepada seorang Nabi yang "ummi" (Qs 7:157), pasti tertelan oleh kepastian nubuat, sambutan para nabi, dan keajaiban ciri-ciri sosok Sang Mesias yang tidak ada taranya ini! Tanda dan alamatnya hanya bisa dipenuhi Yesus, tidak menyisakan peluang apapun bagi pihak lainnya, sekalipun pihak tersebut tidak malu-malunya mengatas namakan lagi diri Yesus!
Kini, kelalaian dan ketiadaan pembuktian AHMAD dari pihak Muslim sendiri malahan menjadi sumber fitnahan seolah pihak Kristiani dan Yahudi-lah yang menghapuskan kata Ahmad itu dari Kitab-kitab mereka. Kapan Yahudi bisa bersekongkol dengan Kristen untuk duduk semeja mengatur kesepakatan untuk merubah Buku Suci mereka masing-masing dalam menghadapi Islam? Tidakkah teman Muslim tahu bahwa Yahudi justru selalu menyanggah bahkan sampai menganiaya Kristen karena soal Yesus Al-Masih? Dan karenanya, keduanya saling memasang mata agar Kitab-kitab Suci mereka jangan sampai dijahili secuilpun oleh pihak lawannya? Jadi tentu saja penuduhan pihak Islam tentang penjahilan "Ahmad" itu patut disesalkan, karena Kitab Suci Allah yang sempat dibenarkan oleh Quran berkali-kali itu tidak seharusnya dijadikan ajang penfitnahan yang begitu kotor.
feifei_fairy
feifei_fairy
KAFIRUN
KAFIRUN

Female
Number of posts : 802
Reputation : -14
Points : 7254
Registration date : 2008-12-20

https://www.facebook.com/Feifeifairy

Back to top Go down

Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" Empty Re: Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang"

Post by hamba tuhan Tue 07 Dec 2010, 2:04 pm

yesus berkata : Mesias bukan anak Daud, melainkan tuannya” (Matius22:44-46; Markus 12:35-37; Lukas 20:41-44).

Matius 1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

Sebutan “Anak Daud” diberikan kepada Yesus yang berarti bahwa Yesus adalah keturunan Daud. Berarti yesus bukanlah mesias, karena dia(yesus) anak/ keturunan daud


Sebutan “Barnasha” atau “Anak Manusia”, adalah bukan gelar seperti “Mesias” yang dapat diterapkan pada setiap nabi, imam tinggi, dan raja yang telah diurapi (mesias artinya yang diurapi), melainkan ia adalah sebuah kata benda nama diri ( proper noun ) yang secara khusus untuk nabi terakhir.

Para ahli ramal dan kaum bijak Yahudi, dan para Apocalyptist menggambarkan Anak Manusia yang akan datang pada waktu yang ditetapkan oleh Tuhan untuk membebaskan Israel dan Yerusalem dari penindasan kaum penyembah berhala dan menegakkan kerajaan yang permanen untuk “orang-orang kudus milik Yang Maha Tinggi” (Daniel pasal tujuh).
Para ahli ramal, kaum bijak, meramalkan lahirnya sang Pembebas yang kuat. Mereka melihat dia – hanya dalam penglihatan, wahyu, dan keimanan – dengan segala kekuatan dan keagungannya.

Tidak ada Nabi atau Sophee pernah mengatakan bahwa dia sendiri adalah “Anak Manusia”, dan bahwa dia akan “datang lagi pada Hari Akhir untuk menghakimi yang hidup dan yang mati” sebagaimana dikatakan dalam syahadat konsili Nicea yang dianggap bersumber dari ucapan Yesus.

Penggunaan yang sering atas julukan yang sedang dibicarakan ini oleh para penginjil menunjukkan, sangat pasti, pengetahuan mereka akan Apocalypse Yahudi, sebagaimana juga keyakinan yang kuat akan keasliannya sebagai yang berasal dari Tuhan. Jelas sekali bahwa Apocalypse yang mengemban nama Enoch, Musa, Baruch, dan Ezra ditulis jauh sebelum kitab-kitab Injil, dan bahwa nama “Barnasha” yang disebut didalamnya dipinjam oleh para pengarang kitab-kitab Injil, kalau tidak, maka penggunaannya yang sering itu merupakan suatu hal baru yang mengundang teka-teki dan tidak dapat dipahami, atau kalau bukan tidak berarti.

Oleh karena itu, konsekuensi Yesus meyakini dirinya sebagai “Anak Manusia” Apocalyptic, atau kalau tidak, ia tahu Anak Manusia adalah seseorang yang jelas-jelas bukan dirinya. Jika ia meyakini dirinya sebagai Anak Manusia, maka konsekuensinya dia atau, kalau tidak, kaum Apocalyptist keliru. Dan bagaimanapun argumen itu jelas sekali bertentangan dengan Yesus.

Tentu saja, alasan yang dilematis ini akan menggiring kita kepada suatu kesimpulan akhir yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Yesus dari pencemaran ini adalah melihat dia seperti apa yang digambarkan oleh al-Qur’an kepada kita.

Sebelum membahas lebih jauh pokok bahasan ini, “Anak Manusia” seperti digambarkan dalam Apocalypse Yahudi, beberapa fakta harus dipertimbangkan secara seksama.

Pertama , Apocalypse ini tidak hanya berasal dari konun alkitab Yahudi, tetapi juga tidak termasuk diantara Apocrypha atau yang disebut kitab-kitab “Deutro-canonical” dari Perjanjian Lama.

Kedua , pengarangnya tidak dikenal. Mereka mencantumkan nama Enoch, Musa, Baruch, Ezra, tetapi pengarang atau editor mereka tampaknya sudah mengetahui kehancuran terakhir Yerusalem dan pembubaran bangsa Yahudi dibawah kekuasaan Romawi. Nama-nama samaran ini dipilih, bukan untuk tujuan yang curang, tetapi karena motif baik para Sophee atau ahli ramal yang menyusunnya. Bukankah Plato meletakkan segala pandangannya dan dialektikanya kedalam mulut Sokrates?

Ketiga , “kitab-kitab” ini menurut Grand Rabbin Paul Haguenauer dalam bentuk membingungkan, mistis, supernatural, mencoba menjelaskan rahasia-rahasia alam, asal-usul Tuhan, masalah kebaikan dan kejahatan, keadilan dan kebahagiaan, masa lalu dan masa yang akan datang. Mengenai semua permasalahan ini, Apocalypse membuat beberapa wahyu yang melampaui pemahaman manusia. Tokoh-tokoh utama mereka adalah Enoch, Musa, Baruch, dan Ezra.

Tulisan-tulisan ini jelas merupakan produk dari zaman agama Yahudi yang menyakitkan dan mendatangkan malapetaka ( Manuel de Litterature Juive . Nancy , 1927). Konsekuensinya mereka tidak bisa sepenuhnya dipahami lagi sebagai Apocalypse yang mengemban nama rasul Yohanes.

Keempat , Apocalypse ini telah ditambah-tambah oleh kaum Kristen. Dalam kitab Enoch “Anak Manusia” juga disebut “Anak dari Perempuan” dan “Anak Tuhan”, sehingga menambah teori inkarnasi versi Gereja. Tentu saja, tidak ada ahli ramal Yahudi akan menuliskan “Anak Tuhan” (karena Yahudi berkeyakinan Tuhan hanya ada satu).

Kelima , perlu diketahui bahwa doktrin mesianik adalah sebuah perkembangan yang belakangan dari nubuat-nubuat lama tentang nabi-Nya terakhir, seperti yang diramalkan oleh Yaqub dan nabi-nabi lainnya. Hanya dalam Apocrypha dan Apocalypse, dan khususnya, dalam tulisan-tulisan Rabbinical, bahwa sang Pembebas ini diklaim sebagai keturunan Daud.

Benar ada nubuat-nubuat setelah penangkapan orang Babylonia, dan bahkan setelah pendeportasian sepuluh suku bani Israel ke Assyria, tentang seorang “Anak Daud” yang akan datang untuk mengumpulkan semua orang Israel yang dibubarkan. Tetapi prediksi-prediksi ini terpenuhi hanya sebagian dibawah Zorobabel (salah seorang keturunan Daud). Kemudian setelah invasi Yunani, prediksi-prediksi yang sama disebarkan dan diumumkan, dan kita hanya melihat seorang Yudas Maqbaya yang berjuang dengan sedikit keberhasilan melawan Antiochus Epiphanes. Disamping itu, keberhasilan ini hanya bersifat sementara dan bukan permanen.

Apocalypse yang membawa penglihatan-penglihatan mereka hingga masa setelah penghancuran Yerusalem oleh Titus dan Vespian, meramalkan “Anak Manusia” akan muncul dengan membawa kekuatan besar untuk menghancurkan kekuatan Romawi dan musuh-musuh Israel lainnya.

Dua puluh abad telah berlalu sebelum Kekaisaran Romawi Barat dihancurkan oleh bangsa Barbar Germania yang dipimpin oleh Odoakar dengan memasuki kota Roma pada tahun 476 M. Dan Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium (yang merupakan Kekaisaran Romawi terakhir) ditaklukan oleh seorang Sultan beragama Islam, Fatih Muhammad II yang berhasil menduduki kota Konstantinople pada tahun 1453 M. Dan kekuasaan Romawi terakhir ini dipastikan hancur dan wilayah-wilayah yang terbentang dari Sungai Nil sampai dengan Sungai Eufrat telah dikuasai oleh umat Islam.

Masih ada dua observasi lagi yang tidak dapat diabaikan dalam kaitan ini.

Seandainya kita adalah seorang Zionis Yahudi yang bernafsu atau seorang rabbi yang terpelajar, maka kita akan mengkaji lagi persoalan Mesianik ini sedalam dan seobyektif mungkin. Dan kemudian dengan penuh semangat kita akan mendesak sesama orang Yahudi untuk tidak lagi meninggalkan harapan ini selamanya. Bahkan seandainya “Anak Daud” harus muncul diatas bukit Zion dan meniup terompet dan mengklaim sebagai “Mesias”, maka kita akan menjadi orang pertama yang mengatakan kepadanya dengan tegas, “Silahkan Bapak! Anda sangat terlambat! Jangan mengganggu keseimbangan di Palestina! Jangan menumpahkan darah! Betapapun berhasilnya petualangan-petualangan Bapak, saya khawatir mereka tidak akan mengungguli petualangan-petualangan para leluhurmu, seperti Daud, Zoroabel, Yudas Maccabaeus (Maqbaya)!”

Penakluk Yahudi yang hebat bukanlah Daud, tetapi Yesus bar Nun (Yoshua). Ia adalah Mesias yang pertama, yang bukannya mengubah suku-suku pagan Kanaan yang telah menunjukkan keramahtamahan kepada Ibrahim, Ishaq, Yaqub, malah tanpa belas kasih membantai mereka secara besar-besaran. Dan Yoshua, tentu saja, adalah (diyakini sebagai) seorang nabi dari kalangan bani Israel dan mesias dizamannya.

Setiap Hakim bangsa Israel selama periode tiga abad atau lebih adalah seorang Mesias dan Pembebas. Dengan demikian kita menemukan bahwa dalam setiap malapetaka nasional, khususnya bencana alam, seorang mesias diramalkan, dan biasanya pembebasan terjadi akibat bencana dan benar-benar dalam kadar yang tidak sesuai.

Adalah ciri khas kaum Yahudi bahwa hanya mereka lah yang memiliki cita-cita kebangsaan untuk melakukan penaklukan-penaklukan yang luar biasa yang dipimpin oleh seorang keturunan Daud, mengejar dominasi universal atas penduduk bumi. Kecerobohan dan kelembaman mereka sangat cocok dengan keyakinan mereka yang tidak tergoyahkan akan kelahiran “Singa Yudas”. Dan itulah barangkali alasannya mereka tidak pernah mengkonsentrasikan semua sumberdaya, energi, dan kekuatan nasional mereka dan melakukan upaya bersama untuk menjadi sebuah bangsa yang berpemerintahan sendiri.

Kini kepada umat Kristen yang mengklaim Yesus sebagai Anak Manusia berdasarkan nubuat, kita terpaksa mengatakan: Jika ia adalah sang Pembebas Israel yang diharapkan itu maka ia akan sudah membebaskan bangsa itu dari penindasan penjajah Romawi, tidak peduli apakah bangsa Israel mempercayainya atau tidak. Pertama pembebasan, kemudian barulah ucapan terima kasih dan loyalitas. Dan bukan sebaliknya. Seseorang harus lebih dahulu dibebaskan dari kekuasaan orang yang menahannya dengan membunuhnya atau menakuti mereka, dan kemudian diharapkan untuk menunjukkan kasih sayang dan kesetiaannya yang permanen terhadap si Pembebas.

Kaum Yahudi bukanlah penghuni sebuah rumah sakit yang harus dirawat oleh para dokter dan perawat. Mereka hampir-hampir merupakan tawanan yang diikat dan membutuhkan seorang pahlawan untuk membebaskan mereka. Keyakinan mereka pada Tuhan dan pada hukum-Nya adalah sama sempurnanya dengan keyakinan para leluhur mereka di Gunung Sinai ketika Tuhan menyampaikan kepada Musa. Mereka tidak membutuhkan seorang nabi yang memiliki mukjizat, karena seluruh sejarah mereka berjalinan dengan keajaiban dan mukjizat.

Penghidupan kembali seorang Lazarus yang sudah mati, pembukaan mata Bartimaeus yang buta, atau penyembuhan penyakit kusta, tidak memperkuat keyakinan kaum Yahudi dan tidak juga mengenyangkan kehausan mereka akan kemerdekaan dan kebebasan.

Kaum Yahudi menolak Yesus, tidak karena ia bukan “Anak Manusia” atau “Mesias” yang dikabarkan oleh Apocalypse (tidak disebabkan ia bukan seorang nabi, karena mereka tahu benar bahwa ia tidak mengklaim dirinya sebagai Anak Manusia, dan bahwa ia adalah seorang nabi), tetapi disebabkan kebencian mereka kepada Yesus karena ucapannya: Mesias bukan anak Daud, melainkan tuannya” (Matius22:44-46; Markus 12:35-37; Lukas 20:41-44). Pengakuan dari Injil-injil Synoptic ini memperkuat pernyataan dalam Injil Barnabas (Barnabas 43:4-5 dan Barnabas pasal 44), dimana Yesus dilaporkan telah menyatakan bahwa yang dijanjikan akan terpenuhi dengan “Syiloah” (Rasul Allah/Rasulullah) yang akan datang setelah kepergian Yesus adalah berasal dari keturunan Ismail. Karena alasan inilah kaum Talmud menggambarkan Yesus sebagai “Balaam kedua” (yaitu nabi yang bernubuat demi kepentingan kaum penyembah berhala dengan mengorbankan “orang-orang pilihan”)

Oleh karena itu, sangatlah jelas bahwa penerimaan atau penolakan kaum Yahudi atas Yesus bukanlah syarat sine qua non (harus ada) untuk menentukan sifat misinya. Jika ia adalah sang Pembebas terakhir maka ia akan sudah membuat kaum Yahudi tunduk kepadanya, nolens volens , seperti yang dilakukan Muhammad.

Tetapi kontras antara keadaan-keadaan dimana masing-masing dari dua nabi itu berada, dan pekerjaan mereka, tidak mengenal ukuran dan batas. Cukup dikatakan bahwa Muhammad mengubah sekitar sepuluh juta Arab pagan menjadi orang-orang beriman kepada Tuhan sejati yang paling tulus dan bersemangat, dan sama sekali melenyapkan penyembahan berhala di negeri-negeri dimana kemusyrikan telah mengakar. Ia berhasil, karena disatu tangan ia memegang Hukum (al-Qur’an) dan ditangan lainnya ia memegang tongkat (kekuasaan dan pemerintahan). Ia dibenci, dilecehkan, disiksa oleh suku Arab paling mulia yang merupakan sukunya, dan terpaksa melarikan diri, namun dengan kekuasaan Allah, ia menyelesaikan tugas terbesar demi agama sejati yang tidak sanggup dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya.


Sekarang kita akan meneruskan dengan menunjukkan bahwa “Anak Manusia” yang dinubuatkan oleh Apocalypse tidak lain adalah Muhammad.

Bukti yang paling meyakinkan dan penting bahwa Barnasha menurut Apocalypse adalah Muhammad, digambarkan secara menakjubkan dalam penglihatan Daniel (Daniel pasal tujuh) yang sudah dibahas dalam artikel sebelumnya. Bagaimanapun, gambaran tentang Barnasha didalamnya, tidak dapat diidentifikasikan dengan pahlawan Maccabees ataupun dengan Yesus. Selain itu, Binatang Buas mengerikan yang benar-benar dibunuh dan dihancurkan oleh Anak Manusia itu tidak mungkin prototipe Epiphanes atau Kaisar Romawi yang bernama Nero.

Kejahatan yang memuncak dari Binatang Buas yang menakutkan itu adalah sang “Tanduk Kecil” yang melontarkan hujatan-hujatan terhadap Yang Maha Tinggi dengan menyekutukan-Nya kedalam tiga oknum yang sama hakikat-Nya dan dengan rangkaian penyiksaan terhadap orang-orang yang mempertahankan keesaan Tuhan yang mutlak. Konstantin adalah orang yang digambarkan sebagai Tanduk yang mengerikan itu yang menghina Tuhan (mempersekutukan-Nya) dalam Konsili Nicea.

Apocalypse Enoch [1] meramalkan kemunculan Anak Manusia pada saat ketika sekawanan kecil Domba, meskipun dengan penuh semangat dibela oleh seekor domba jantan, akan diserang dengan dahsyat oleh burung-burung pemangsa dari atas dan oleh binatang-binatang karnivora diatas tanah. Diantara musuh-musuh kawanan kecil itu dilihat banyak kambing dan domba lainnya yang telah sesat. Pemilik kawanan itu, sebagai seorang penggembala yang baik, tiba-tiba muncul dan menghantam bumi dengan batang atau tongkat, ia membuka mulutnya dan menelan musuh yang menyerang, memburu dan mengusir dari padang rumput burung-burung dan orang-orang kejam yang merusak. Kemudian sebilah pedang diberikan kepada kawanan itu sebagai lambang kekuasaan dan senjata penghancur. Setelah itu kawanan tersebut tidak lagi dikepalai oleh seekor domba jantan, tetapi oleh seekor sapi jantan yang memiliki dua tanduk hitam besar.

Penglihatan parabolis ini cukup transparan. Dari Yaqub turun ke “orang-orang pilihan” diwakili secara simbolis oleh kawanan domba. Keturunan Esau digambarkan sebagai babi. Kaum dan suku-suku penyembah berhala lainnya diwakili dalam penglihatan itu, menurut karakteristiknya masing-masing, sebagai sejenis gagak ( ravens ), elang ( eagles) , burung hering ( vultures ), dan jenis-jenis keganasan yang berbeda-beda yang semuanya haus untuk menghisap darah domba-domba itu dan lapar untuk melahap mereka.

Hampir semua Ahli Kitab (Kaum Yahudi dan Kristen) sepakat bahwa penglihatan itu menunjukkan masa yang menyakitkan dari kaum Maccabee dan perjuangan berdarah mereka dengan pasukan Antiochus Epiphanes sampai kematian Yohanes Hurcanus (John Hurcanus) pada 110 (?) SM.

Metode untuk menafsirkan penglihatan ini sama sekali salah, dan menyebabkan kitab itu secara keseluruhan menjadi tidak bernilai. Bahwa seorang nabi atau seorang ahli ramal yang kuno harus menggambarkan sejarah ras manusia dari sudut pandang keagamaan, dimulai dengan Adam, dibawah Simbol Sapi Jantan Putih, dan diakhiri dengan Yohanes Hurcanus (John Hurcanus) atau saudaranya Yudas Maccabaeus (Maqbaya) sebagai Sapi Jantan Putih terakhir, dan kemudian membiarkan kawanan “kaum beriman” itu untuk dilahap lagi oleh bangsa Romawi, umat Kristen, dan umat Islam sampai hari ini adalah sangat menggelikan dan mengejutkan!

Sebenarnya, peperangan yang dilakukan kaum Maccabees dan konsekuensi-konsekuensinya tidak begitu berarti dalam sejarah agama Tuhan sebagai ujung penghabisan dari perkembangan. Tidak ada satu pun orang Maccabee yang menjadi nabi, dan tidak juga ada yang menjadi pendiri apa yang disebut “Pemerintahan Mesianik” yang dalam kitab-kitab Injil disebut “Kerajaan Tuhan”.

Disamping itu, penafsiran dan penglihatan ini tidak konsisten dengan ciri-ciri yang digambarkan dalam drama dibawah simbol-simbol kiasan dari pemilik kawanan domba, tongkat ditangan, sang domba jantan, dan sapi betina putih, dan kemudian dengan dengan pedang besar yang diberikan kepada para penggembala yang mereka gunakan untuk membunuh atau mengusir binatang-binatang dan burung-burung yang kotor.

Selanjutnya, penafsiran versi Kristen atas Apocalypse Enoch ini tidak menjelaskan transplantasi mistis atau pemindahan Yerusalem ke sebuah negeri yang letaknya jauh disebelah selatan, dan makna apa yang dapat diberikan kepada Bait Allah yang baru dibangun ditempat Bait yang lama, lebih besar dan lebih tinggi daripada bangunan besar pertama yang suci, terhadap mana kawanan domba tidak hanya sebagai domba yang beriman (kaum Yahudi yang setia) tetapi juga berbagai macam bangsa pagan yang telah memeluk agama sang Anak Manusia yang menghancurkan musuh-musuhnya dengan tongkat atau batangny! Karena semua perbuatan dan gambaran khusus ini dilihat dan digambarkan dalam penglihatan yang dramatis tersebut. Rantai yang menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam bahasa kiasan ini dimulai dari Adam dan berakhir pada sosok nabi dari Mekkah!

Ada beberapa argumen yang meyakinkan untuk membenarkan kebenaran dari pernyataan tegas ini:

Dua pembagian domba menunjukkan pengikut kitab suci, apakah Yahudi atau Kristen, yang diantara mereka ada orang yang beriman pada tauhid (keesaan Tuhan), namun ada pula diantara mereka yang menjadikan Yesus dan Roh Kudus memiliki konsubstansial (memiliki substansi, sifat, dan hakikat yang sama) dengan Tuhan. Ahli ramal membedakan antara orang yang beriman dan orang yang ingkar.

Kitab-kitab Injil melaporkan bahwa pada Hari Kiamat “domba akan dipisahkan dari kambing” (Matius 25:32-46) yang menunjukkan pandangan yang sama.

Adapun mengenai Domba Jantan simbolis, kita bisa memahami dengan cara demikian Arius [2] atau pemimpin Unitarian (Ahlultauhid) untuk kaum Nasrani sejati dan Rabbi Yahudi yang beriman, karena mereka berdua memiliki musuh yang sama. Jika kita mengidentifikasi Konstantin dengan Tanduk Kecil yang jahat, maka kita bisa secara tepat mengidentifikasi Arius sebagai sang Domba Jantan.

Sebenarnya Arius berhak mendapatkan kehormatan ini, karena ia mengepalai kelompok dalam Dewan Nicea dan dengan penuh semangat membela agama yang benar dari doktrin-doktrin Trinitas dan Gereja-gereja Sakramentarian.

Dari sudut pandang Muslim yang keras, dimulai sejak kaum Yahudi menolak kenabian dan berusaha menghukum mati Yesus, maka gelar mereka berhenti menjadi “umat pilihan”, dan bahwa gelar kehormatan diberikan hanya kepada orang-orang yang beriman pada kenabiannya.

Anak Manusia yang menyelamatkan kawanan domba dari musuh-musuhnya untuk siapa ia harus turun menjadi anggota bumi dengan menemukan tongkat penggembalaan dia diatasnya, dan memberikan pedang yang kuat kepada domba untuk menyembelih hewan-hewan pemangsa, maka tidak lain bahwa Anak Manusia adalah pasti Muhammad.

Sceptre (dalam bahasa Ibrani “ shebet” – batang, tongkat) adalah lambang kekuasaan, hukum, dan pemerintahan. Tongkat kecil yang diberikan Tuhan kepada suku Yehuda (Kejadian 49:10) diambil, dan tongkat yang lebih kuat dan besar hanya diberikan kepada Rasul Allah (“Shiloah”) sebagai gantinya. Hal itu sebenarnya mengagumkan, karena betapa penglihatan nubuat benar-benar terpenuhi ketika tongkat Muhammad menjadi lambang kekuasaan kaum Muslim atas seluruh negeri (di Mesir, Assyria, Khaldea, Syria, dan Arabia) dimana kaum beriman disiksa oleh para penguasa pagan negeri-negeri tersebut dan oleh kekuasaan penjajah asing pagan dari Medo-Persia, Yunani, dan Romawi!

Sungguh suatu pemenuhan penglihatan yang agung ketika kawanan domba, yang selama beberapa abad telah terbuka terhadap serangan paruh dan cakar burung-burung pemangsa yang tak kenal ampun dan terhadap gigi-gigi dan cakar Binatang Buas yang mengerikan, sekarang diperlengkapi dengan sebilah pedang besar untuk mempertahankan diri yang dilakukan oleh setiap muslim sampai darah para Shalihin – orang shaleh – dan – syuhada – ditebus dengan pantas (Injil Wahyu 6:9-11).

Sapi Jantan Putih . Sampai dengan Ismail, semua nabi digambarkan sebagai sapi jantan putih. Tetapi dari Yaqub sampai turun ketokoh-tokoh dari umat pilihan muncul dalam bentuk domba jantan. Agama universal telah dijadikan agama nasional dan kaisar telah menjadi seorang kepala yang kecil saja.

Disinilah sekali lagi pemenuhan nubuat yang mengagumkan lainnya dari penglihatan dimasa Muhammad. Para pemimpin Patriarkh dari agama internasional kuno digambarkan sebagai sapi-sapi jantan putih, dan para Pemimpin kaum beriman (Amirul Mukminin) juga sebagai sapi jantan putih. Satu-satunya perbedaan adalah Amirul Mukminin mempunyai tanduk hitam yang besar, lambang kekuasaan ganda yakni material dan spiritual.

Dari semua Binatang berkaki empat yang bersih maka tidak ada yang lebih mulia daripada Sapi Jantan Putih, dan lebih-lebih lagi, khususnya, ketika dimahkotai dengan sepasang tanduk hitam besar. Sehingga nampak agung dan anggun.

Dalam hubungan ini yang perlu diketahui adalah bahwa semua darah yang tertumpah dalam Perang Badar, Perang Uhud, dan operasi militer lainnya yang dipimpin langsung oleh nabi Muhammad saw, tidak melebihi seperseratus darah yang ditumpahkan oleh Yoshua. Namun, tidak satupun contoh kekejaman atau ketidakadilan dapat dibukikan pada Rasul Allah itu. Dia toleran, mulia, murah hati, dan pemaaf. Itulah sebabnya hanya dia diantara umat manusia yang digambarkan dalam semua penglihatan nubuat Anak Manusia, seperti halnya manusia pertama sebelum kejatuhannya!


Anak Manusia mendirikan Kerajaan Perdamaian yang ibukotanya bukan lagi Yerusalem, melainkan Yerusalem Baru – “Darussalam” ( kota perdamaian).

Sophee atau ahli ramal dalam penglihatan gaib ini menceritakan bagaimana Yerusalem di bumi diangkat dan dipindahkan kesebuah negeri diselatan, tetapi sebuah Bait yang baru, lebih luas dan lebih tinggi dari Bait pertama, dibangun diatas puing-puing bangunan lama! Ya Allah! Sungguh hebat semua ini yang semuanya telah diselesaikan oleh Muhammad hamba-Mu yang paling termasyhur dan kudus!

Yerusalem Baru tidak lain adalah Mekkah, karena ia berada dinegeri sebelah selatan, dua bukit di Mekkah yakni Marwa dan Safa, menyandang nama yang sama dengan nama Moriah dan Zion , memiliki sumber dan signifikansi yang sama, tetapi bermula lebih awal. “Irushalem” atau “Urshalem” Lama menjadi kota “Cahaya dan Kedamaian”.

Karena alasan ini jugalah Mekkah sebagai tempat Ka’bah yang suci dan menjadi kiblat (arah) kemana kaum Muslim menghadap ketika shalat (sembahyang). Di Mekkah inilah setiap tahun (yakni pada hari Idul Adha) puluhan ribu peziarah dari semua negeri tempat kaum muslim berkumpul untuk mengunjungi Ka’bah yang suci dan melaksanakan korban.

Tidak hanya Mekkah, tetapi juga Madinah dan wilayah disekeliling kedua kota itu telah menjadi suci dan tidak dapat diganggu gugat, dan terlarang bagi kaum non-Muslim! Dalam penglihatan Enoch juga lah bahwa Khalifah kedua, Umar bin Khatab membangun kembali Bait suci di atas puing-puing Bait Sulaiman di Yerusalem.

Semua ini secara mengagumkan membuktikan bahwa penglihatan itu disaksikan oleh seorang ahli ramal yang mendapat ilham dari Tuhan, yang dapat melihat rangkaian peristiwa Kaum Muslim dimasa yang akan datang. Dapatkah kota Roma atau kota Byzantium (Konstantinople) mengklaim sebagai Yerusalem Baru? Dapatkah Paus atau setiap partiarch yang kerjanya memecah belah umat mengklaim sebagai Sapi Jantan Putih dalam Apocalypse yang memiliki tanduk hitam besar? Dapatkah agama Kristen mengklaim sebagai Kerajaan Perdamaian (Salam/Syalom/Islam), sementara ia menjadikan Yesus dan Roh Kudus konsubstansial dengan Tuhan? Sangat pasti, TIDAK!


Dalam bab-bab yang membicarakan Kerajaan Perdamaian itu, sang Mesias disebut Anak Manusia. Tetapi dalam gambaran Hari Kiamat ia disebut “Anak dari Perempuan” dan “Anak Tuhan”, dan bersama-sama dengan Tuhan dalam Pengadilan Dunia.

Diakui oleh semua sarjana bahwa pernyataan-pernyataan yang berlebih-lebihan dan bodoh tersebut tidak berasal dari kaum Yahudi (yang jelas meyakini satu Tuhan), melainkan dari imajinasi kaum Kristen Trinitas yang disisipkan dan ditambahkan oleh mereka.


Apocalypse lainnya, yang menyandang nama Musa, Baruch, Ezra, Jubilee, Oracula Sibyliana, haruslah dikaji secara obyektif, karena setelah itulah baru mereka, seperti Apocalypse Daniel dan Enoch, maka tidak hanya akan dipahami tetapi juga membuktikan terpenuhi dalam MUHAMMAD dan ISLAM.
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15886
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" Empty Re: Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang"

Post by hamba tuhan Tue 07 Dec 2010, 6:22 pm

KENAPA NABI ISA DIJULUKI AL-MASIH ?
1. Al-Masih karena ia mengusap bumi dan membersihkannya serta usahanya untuk menyelamatkan agama dari fitnah di zaman itu karena saking hebatnya kebohongan orang-orang Yahudi kepadanya dan bagaimana usaha mereka untuk menciptakan dusta padanya dan kepada ibunya
2. Al-Masih dari kata saaha, yaitu karena sering berpindah tempat atau banyak berjalan kaki.
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15886
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang" Empty Re: Injil Digugat Karena Hilangnya Nubuat Bagi "Rasul Yang Akan Datang"

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum