Bisakah Murtadin Kembali Menjadi Muslim?

Bisakah Murtadin Kembali Menjadi Muslim?
Surat dari seorang murtadin di FFI

Aku sudah tidak mengenakan jilbab selama 4 bulan sekarang. Rekan² yang mengetahui kesaksianku dulu, tentunya tahu bahwa salah seorang saudara lakiku dan juga ayahku tidak lagi mau berhubungan denganku setelah mereka melihatku tanpa jilbab ketika jalan² di tengah kota di bulan September lalu.

Sekarang aku dan saudara lakiku berhubungan lagi. Ayahku sedang berada di kotaku (ayahku sering keluar kota untuk kerja), dan meskipun hubunganku dengannya masih canggung, sudah jelas bahwa ibuku telah bicara padanya sehingga ayah bersikap lebih menerima keputusanku.

Sekarang, inilah maksud tulisanku sebenarnya:
Aku telah mengalami masa berat selama dua bulan terakhir. Aku jadi tidak tertarik lagi dengan hobi²ku, tidak peduli akan kawan²ku, gampang tersinggung, bertengkar terus dengan ibuku setiap hari, benci akan pekerjaanku, benci sekolah, pokoknya tidak senang dengan apapun dalam hidupku. Daftarnya bisa kubuat lebih panjang lagi.

Meskipun aku dan ibuku berantem melulu, dia bisa menyaksikan apa yang terjadi dalam diriku. Biasanya, jika aku mulai meninggikan suara, ibu akan membalas melalukan hal yang sama. Tapi kali ini dia bertindak lain. Dia menjemputku dari kantorku, dan saat itu aku sedang mengalami hari terburuk karena berbagai alasan. Dia tahu ada sesuatu yang menggangguku, dan dia terus mendesak sampai akhirnya aku mengaku.

Aku menjeritkan segala rasa kecewaku tentang hidup pada umumnya. Ibu tidak balas membentak. Dia memandangku dan dengan tenang berkata, “Kembalilah pada Allâh. Dia akan membimbingmu melalui saat yang sukar ini. Aku yakin kau sadar bahwa hidupmu jadi sukar setelah kau meninggalkan Islam. Mulailah sholat, lakukan doa, dan serahkan dirimu dalam tangan Allâh. Aku yakin hidupmu akan jadi lebih baik.” Dia terus mengatakan begitu, tapi aku tidak mau mendengarkannya. Aku tidak menjawab apapun.

Apakah ibu benar² tahu bahwa aku telah murtad? Bagaimana mungkin? Dan ada satu hal lain yang menggangguku…

Sebenarnya yang ibu katakan adalah benar. Hidupku jadi merosot jatuh bergulir dari atas bukit setelah aku tidak percaya lagi akan Islam.

Pernahkah kalian mengalami hal yang sama? Apakah kalian pernah berusaha melupakan segala dusta dalam Islam dan kembali lagi pada Allâh agar hidup jadi lebih tenang?

Aku jadi merasa bersalah karena punya perasaan seperti ini… Aku tahu Islam itu palsu, menurut keterangan yang kudapat dari FFI, dari website² lain, buku², dan perdebatan. Tapi … ayahku hafal semua isi Qur’an, ibuku sangatlah taat, seluruh sanak keluargaku berjalan di jalan Islam, dan hanya aku sendiri yang murtad. Mereka sudah membaca semua kontradiksi dan hal² mengerikan dalam Qur’an, tapi mereka tetap saja tidak murtad. Kenapa, ya? Apakah yang mereka lakukan benar?

Aku ingin menyampaikan perasaanku, terima kasih karena sudah membaca tulisanku.

IamFound.
---------------------------------

Ali Sina:

Wahai IamFound,

Masalah yang kau alami tidak terlalu berhubungan dengan apa yang kau percayai atau tidak. Akar masalah terletak pada kegundahan perasaan akan proses murtad yang kau alami. Mungkin pula kau menderita depresi (tertekan). Emosimu mungkin terganggu karena kenyataan kau harus merahasiakan keputusan murtadmu dari keluargamu yang Muslim taat, fanatis, dan bisa mencelakakan dan membahayakan dirimu.

Pertama-tama, aku memberitahu padamu bahwa kau tidak bisa kembali jadi Muslim. Percayalah; aku telah mencoba melakukan hal ini selama dua tahun. Aku bergulat dengan diri sendiri dan pikiranku, aku sholat, baca buku² agama Islam, berhenti membaca buku² relijius dan kulakukan segala cara untuk mengembalikan iman Islamku, tapi semuanya sia². Aku telah menulis pengalamanku ini dalam artikel berjudul From Belief to Enlightenment.

Kau tidak bisa kembali ke Islam. Jika kau tidak percaya, silakan coba sendiri. Mulailah pakai jilbab lagi, sholat, puasa, doa, dll. Lakukan ini dengan setulus hati dan mintalah Allâh untuk menolongmu. Akhirnya kau akan berpikir kembali: siapa sih sebenarnya yang ingin kau bodohi? Seperti bayi yang telah lahir dan lalu tidak bisa kembali lagi masuk ke dalam kandungan ibunya, setelah kau lahir ke dalam dunia kebenaran, maka kau tidak bisa kembali masuk dunia iman Islam.

Kau tentunya tahu kisah Alkitab Adam dan Hawa. Kakek moyang kita itu makan buah pengetahuan, sehingga mata mereka terbuka dan lalu sadar bahwa mereka telanjang. Tatkala Tuhan melihat mereka mencoba menutupi kemaluan mereka, Dia bertanya pada mereka, “Siapa yang memberitahu kalian bahwa kalian telanjang? Apakah kau telah makan buah terlarang?” Mereka telanjang tapi tidak tahu akan keadaan itu sampai mereka makan buah pengetahuan. Adam menjawab, “Wanita yang kau tempatkan bersamaku di sini – dialah yang memberiku buah dari pohon tersebut, dan aku memakannya.”

Adam menyalahkan orang lain untuk membela dirinya. Hawa diciptakan dari tulang rusuknya dan diberikan padanya sebagai penolong dan teman hidupnya, setelah nyata bahwa para binatang tidak cocok untuk jadi pasangan Adam.

Adam dan Hawa mewakili umat manusia dan kecerdasannya. Kisah ini melambangkan kenyataan bahwa kecerdasan manusia merupakan hasil dari evolusi manusia. Hubungan antar manusia membuat manusia berbeda dengan binatang². Jika disederhanakan, Hawa membujuk Adam untuk maka buah pengetahuan. Bukankah hal serupa juga terjadi pada diri kita setiap hari? Kecerdasan kita terus-menerus membujuk kita untuk mencari tahu hal yang tidak kita ketahui dan mencari jawaban terhadap segala teka-teki yang tersembunyi di alam raya.

Apakah akibat dari keingintahuan dan konsekuensi dari tindakan melawan ini? Tuhan marah dan …

Kejadian 3:17-19
Lalu firman Allah kepada Adam: "Sebab engkau sudah mendengar akan kata istrimu dan sudah makan buah pohon yang telah Kupesan kepadamu jangan engkau makan dia itu maka terkutuklah tanah itu karena sebab engkau maka dengan kesusahan engkau akan makan hasilnya seumur hidupmu.
Maka tanah itu akan menumbuhkan bagimu duri dan onak dan sayur-sayuran di ladang akan menjadi makananmu.
Maka dengan peluh engkau akan makan rezekimu sehingga engkau kembali pula kepada tanah karena dari padanya engkau sudah diambil karena debu tanah juga keadaanmu dan kepada debu tanah pula engkau akan kembali."

Nah, di sinilah tempat kau dan aku menemukan diri kita sendiri. Kita telah melanggar aturan, karena kita telah melanggar hukum atas semua makhluk bernalar, yakni TUNDUK. Kita berani berpikir dan menentang hukum alam nyang menyatakan, “Kau tidak boleh berpikir,” dan atas perintah ini semua binatang menjawab, “Amin.” Tapi manusia malah berontak. Kecerdasan kita membuat kita jadi ingin tahu. Hawa tergerak untuk mengetahui kebenaran dan kita pun melakukan hal yang sama. Akibatnya kita bisa melihat segala kesalahan akan apa yang diajarkan pada kita, mata kita jadi terbuka dan kita menemukan diri kita telanjang. Kita dulu diberitahu kita berpakaian tapi sekarang kita mengetahui bahwa pakaian itu sebenarnya tidak ada. Kita jadi sadar akan segala kebohongan dan tipuan Islam. Karena itulah kita lalu dibuang dari surga kebohongan dan kebodohan.

Kebodohan itu meninabobokan. Begitu kau mengetahui kebenaran, maka kau pun kehilangan ninabobo tersebut. Sekarang setelah kita ditendang keluar dari surga tersebut, buah² kebodohan tidak lagi mempengaruhi kita lagi. Buah² itu hanya punya efek bagi orang² di surga kebodohan, yang masih percaya, yang masih belum makan buah pengetahuan, yang berjalan-jalan tanpa pikir di surga kebodohan yang disebut sebagai iman, dan mereka tidak sadar akan kebenaran dan kenyataan.

Apakah dengan begitu hidup mereka jadi lebih bahagia? Tentu saja. Bukankah kau dulu juga lebih bahagia sewaktu masih jadi anak² dan tidak sadar akan segala masalah yang mempengaruhi dunia, tidak memikirkan bagaimana harus menafkahi diri, dan semua kebutuhanmu disediakan di hadapanmu? Dapatkah kau mendapatkan kembali masa² indah itu? Wah, ternyata tidak bisa lagi. Masa kanak²mu telah berlalu untuk selamanya. Sekarang kau musti banting tulang untuk hidup. Melalui kerja kerasmu kau akan makan, melalui onak dan duri kau akan mendapatkan makananmu, dan dengan keringat bercucuran dari dahimu maka kau akan menghidupi dirimu. Inilah hukumanmu karena kau tumbuh dewasa dan jadi pinter. Sekarang kau sendiri yang bertanggung-jawab atas hidupmu. Andaikan saja kau tetap bodoh dan kekanak-kanakan, maka hidupmu tidak akan jadi sesusah ini. Inilah harga yang harus kau bayar setelah kau tumbuh dewasa. Harga ini disebut sebagai tanggung jawab.

Satu²nya penghiburan yang aku bisa berikan padamu adalah kau tidak sendirian, lho. Semua murtadin seperti kita yang dulu adalah muslim juga mengalami apa yang sedang kau alami saat ini. Proses ini menyakitkan dan sulit dijalani, tapi kami berhasil melampauinya tuh. Kau bisa belajar dari pengalaman kami, menerima kenyataan dirimu yang baru dan berusahalah dengan gigih sampai akhirnya kau bisa menanami kebunmu sendiri. Jika tidak mau menjalani hal ini, maka pilihan lain adalah kembali ke surga penuh kenikmatan yang disebut sebagai iman dan periksa sendiri apakah malaikat penjaga pintu surga akan mengijinkan kau masuk kembali. Aku tahu mereka tidak akan buka pintu bagimu. Aku pun dulu berada di depan pintu tersebut, mengetuk pintu, memohon dengan seluruh ketulusan hati untuk diijinkan masuk, tapi aku tetap saja tidak boleh masuk kembali. Pintu² itu sudah tertutup bagiku, dan bagimu juga. Kau telah menemukan kebenaran. Surga iman itu hanya bagi Muslim yang belum tahu kebenaran. Semakin cepat kau menerima kenyataan ini, semakin cepat pula kau bisa berfungsi kembali dalam hidupmu. Tapi silakan coba sendiri jika kau tak percaya padaku.

Yang kukatakan padamu hanyalah nasehat saja. Pada akhirnya, kau sendirilah yang menentukan apa yang terbaik bagimu. Ingat ya, kau telah ditendang keluar dari surga dan tiada lagi makanan gratis bagimu. Mulai saat ini, tiada yang menunjukanmu “jalan yang benar.” Tanggungjawabmu sendiri untuk menemukannya.

Kuanjurkan agar kamu menemukan tempat tinggal sendiri, hidup mandiri, dan terpisah dari keluargamu. Budaya timur kita itu tidak cocok untuk perkembangan kedewasaan kita. Begitu orang mencapai usia dewasa, maka orang itu harus dibimbing untuk mandiri. Seringkali sanak keluarga yang memanjakan anak yang sudah dewasa malah merusak sikap mandiri anak tersebut. Orang dewasa tidak seharusnya tinggal bersama ortu terus-menerus. Ketergantungan pada ortu ini mencegah perkembangan kedewasaan.

Seorang ahli kebun menanamkan benih² tanaman di tempat persemaian dengan jarak yang berdekatan satu sama lain. Setelah tanaman tumbuh dan mencapai ketinggian tertentu, dia memisahkan mereka dan memberi mereka ruang lebih besar untuk tumbuh dan agar tanaman² tersebut tidak saling berdesakan satu sama lain. Kita umat manusia tentu butuh kasih sayang orangtua dan hubungan antar saudara sampai kita jadi orang dewasa. Setelah mencapai usia 18 tahun, kita harus mulai belajar untuk berdikari dan punya ruang gerak sendiri.

Jika kau punya pekerjaan, maka carilah apartemen atau ajak seorang kawan untuk menyewa apartemen bersama, tapi jangan hidup bersama orangtuamu. Kau bisa saja cari tempat yang dekat dengan rumah ortu, ketemu mereka tiap hari jika kau mau, tapi milikilah ruang gerakmu sendiri. Hal ini tidak hanya akan menolong dirimu untuk tenang, tapi juga untuk memperkuat hubungan antara dirimu dan keluargamu, karena perbedaan jarak dan tempat inilah yang menghilangkan racun pada hubungan kalian.

Aku juga anjurkan kau pergi ke perpustakaan umum dan meminjam buku² untuk menolong diri sendiri. Ini beberapa yang bagus: Reinventing Your Life: The Breakthrough Program to End Negative Behavior…and Feel Great Again by Jeffrey E. Young and Janet S. Klosko. Kau juga bisa mengunjungi dokter untuk memeriksa apakah kau sedang mengalami depresi.

Ayah dan saudara lakimu telah hafal isi Qur’an. Mereka banyak tahu tentang Islam tanpa menyadari isinya. Aku tidak pernah mengaku sebagai ahli Islam. Meskipun begitu, aku telah menantang ahli² Islam terbesar untuk berdebat melawan aku dan aku tetap saja menang debat. Kenapa kok bisa begitu? Jawabnya adalah karena aku menyadari isi Islam, sedangkan mereka hanya banyak tahu aja! Ada perbedaan yang sangat besar antara menyadari dan mengetahui.

Pepatah mengatakan sebuah gambar bermakna ribuan kata. Mari kujelaskan hal ini lewat gambar. Lihat baik² nih gambar air terjun buatan Escher, dan gambar ini cocok sekali untuk mengungkapkan Islam.


Air Terjun oleh Escher

Muhammad menunjukkan gambar ini pada orang² bodoh yang gampang ditipu di sekelilingnya dan menyatakan pada mereka bahwa beginilah caranya mendirikan kerajaan besar yang hebat. Secara sepintas, gambarnya tampak mempesona. Air jatuh ke roda yang mengakibatkan roda bergerak mengalirkan air ke parit dan terjun ke roda yang kemudian memutarkan air kembali. Gerakan beraturan terus-menerus terjadi. “Ini sungguh keajaiban,” begitu kata Muhammad pada umat Islam dan mereka pun percaya padanya dan membayar dengan harga yang sangat mahal. Umat Islam membayar iman mereka dengan nyawa mereka, melakukan peperangan, dan membunuh jutaan orang lainnya. Sampai saat ini, umat Islam masih terus membunuh dan terbunuh dengan harapan suatu hari mereka bisa membangun kerajaan besar Islam. Impian Islam ini lebih besar daripada harga nyawa mereka. Karena perjuangan pengikutnya, maka Muhammad menjadi sangat berkuasa, kaya raya, memenuhi haremnya dengan budak² seks yang muda, cantik, dan menggairahkan.

Banyak Muslim yang sebenarnya mampu melihat ada yang salah pada gambar Islam, bahwa Islam bukanlah muzizat illahi, melainkan hanya tipu daya, ilusi dan kebohongan semata. Tapi mereka tidak berani menyatakan hal itu. Muslim yang berani mempertanyakan Islam dibungkam secara brutal sebagai pelajaran bagi orang lain. Akhirnya semua orang jadi percaya atau terpaksa pura² percaya. Agar tidak tampak sebagai illusi semata, gambar Islam pun diperindah dengan berbagai dekorasi yang detail dan menawan:


Qur’an yang didekorasi agar tampak indah.

Mereka yang melakukan usaha memperindah Islam ini adalah pemikir² Muslim, ahli² Islam, pembela Islam, yang memuji-muji Islam dengan segala tipu-daya. Melalui kekerasan dan indoktrinasi paksa, jutaan Muslim dicuci otaknya untuk percaya pada “muzizat” Islam dan keyakinan iman satu Muslim diperkuat oleh Muslim² lainnya. “Bagaimana mungkin Muslim sebanyak ini bisa salah semua?” begitulah setiap Muslim bertanya pada diri sendiri dan membungkam pikirannya yang mempertanyakan islam. Mereka yang beriman lebih kuat dihujani pujian dan mereka yang meragukan dihardik. Muslim memandangi gambar illusi ini sejak mereka lahir, dari generasi ke generasi berikutnya, sambil menyerukan nilai² luhur Islam, memuji keindahan Islam, dan terkagum-kagum atas apa yang disebut sebagai muzizat Islam. Mereka menghafal setiap ayat Qur’an. Pada akhirnya semua Muslim jadi percaya benar akan Islam. Mereka tidak pernah melihat hal yang begitu indah seperti Islam di dunia ini.

Waktu berlalu, dunia terus berkembang, dan mereka yang tidak jatuh dalam tipu muslihat Islam berhasil mengembangkan kehidupan mereka. Mereka belajar sains, membangun roda kincir air yang benar² berfungsi dan memajukan kehidupan dunia. Mereka tidak bersandar pada illusi, tapi pada sains. Pada akhirnya, mereka menciptakan teknologi yang luar biasa: Internet.

Internet mengijinkan orang seluruh dunia berbicara dan mengungkapkan pendapat mereka secara anonim (tanpa indentitas sebenarnya). Hal ini memberi peluang bagi mereka yang mengetahui kepalsuan Islam untuk mengungkapkan wajah Islam yang sebenarnya. Sekarang mereka bisa mengatakan kritik Islam apapun dan tidak takut kehilangan kepalanya keesokan harinya. Mereka lalu membuang topeng Muhammad untuk menampakkan bahwa dia tidka lain hanyalah pendusta besar. Mereka menunjukkan pada dunia bahwa pendusta besar ini sangatlah jahat, tidak punya nurani atau kemanusiaan. Muhammad bisa jadi besar karena dustanya yang tak kalah besar dan dusta dan janji muluk surganya telah membuat Muslim melakukan tindakan² kriminal yang tersadis. Bagaimana bisa Muslim² yang telah mati itu hidup kembali untuk memberitahu bahwa Muhammad ternyata bohong belaka? Ini sungguh dusta yang terancang dengan sempurna. Melalui Internet, mereka yang bisa melihat dusta Muhammad akan mengungkapkan siapa sebenarnya dia dan menjelaskan tipu dayanya dengan cara yang sama video berikut menjelaskan illusi air terjun Escher:

https://www.youtube.com/watch?v=OHxiYM62 ... -to-islam/

Untuk pertamakalinya, Muslim² mulai menyadari apa Islam sebenarnya dan mendapat keterangan yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Kebenaran ini sangat mengejutkan, tapi fakta tetap tidak terbantahkan. Maka Muslim pun mulai meninggalkan Islam dan apa yang awalnya hanya riak saja mulai membentuk gelombang.

Atas jasa Internet, semakin banyak Muslim yang melihat tipu daya Islam dengan mata mereka sendiri. Begitu kau melihat penipuan, maka kau tidak akan mau lagi untuk tertipu. Begitu Muslim menyadari kebenaran, mereka tidak akan mampu lagi membohongi diri sendiri. Kau tidak bisa menipu diri sendiri untuk percaya kebohongan. Begitu topeng sudah dienyahkan dan kau lihat wajah mengerikan orang yang kau cintai, kau tidak bisa lagi menipu diri sendiri dengan berpura-pura tidak tahu apa yang tersembunyi di balik topeng. Inilah sebabnya aku yakin Islam akan runtuh. Tipu daya Islam telah diungkapkan. Yang sekarang dibutuhkan untuk merubuhkan rumah kartu ini adalah memberitahu dunia tentang Islam yang sebenarnya. Sulitkah melakukan hal itu? Sama sulitnya seperti mengetik keyboard-mu.

Tentu saja menyadarkan orang bukanlah proses yang mudah. Muslim yang telah mengabdikan hidup mereka untuk beriman pada illusi Islam tentunya tidak suka untuk mengetahui mereka telah tertipu. Mereka akan mencoba memeluk Islam lebih erat lagi. Sudah berapa kali kau mendengar pernyataan Muslim ini: “Imanku bertambah besar setelah membaca faithfreedom.org.?” Kita tahu hal itu tidak benar. Bagaimana mungkin iman seseorang bertambah besar setelah mengetahui orang yang mereka puja ternyata adalah pedofil, tukang perkosa, pembunuh masal, perampok, dan penyiksa sadis? Yang sebenarnya terjadi adalah iman mereka goyah. Mereka berusaha setengah mati untuk menyelamatkan iman mereka. Mereka protes, “Betapa beraninya kau menghina iman dan kecerdasan kami?” Kita tidak menghina mereka, tapi kita hanya menunjukkan kebohongan Islam. Mereka sendirilah yang menghina kecerdasan mereka dengan mempercayai dusta besar.

Ayah dan saudara lakimu mungkin tahu detail Islam jauh lebih baik daripada kamu, tapi mereka tidak melihat gambaran besarnya. Kau tidak perlu tahu segala detail Islam untuk menyadari bahwa Islam adalah dusta. Sebenarnya kau malah harus melepaskan pikiranmu dari setiap detail Islam untuk bisa melihat gambaran besarnya. Kau tidak perlu jadi ahli Islam untuk bisa menang debat. Orang² biasa seperti kau dan aku bisa mengungguli ahli Islam manapun. Hal ini karena kita bisa melihat hal yang tidak mampu mereka lihat.

Islam sudah kalah. Islam sudah kalah sejak awal. Islam hanya bisa survive karena Muhamad dan pengikut²nya yang bodoh dengan brutal membungkam kebenaran. Hal ini tidak lagi bisa dilakukan di jaman sekarang. Para Muslim saat ini sedang berusaha melakukan segala hal untuk membungkam kebenaran. Mereka telah meminta Persatuan Eropa untuk menetapkan UU melarang kritik atas Islam dan pihak sayap kiri Eropa yang idiot itu telah melakukan berbagai hal untuk menyenangkan Muslim. Tapi pada akhirnya kita akan menang karena kebenaran tidak lagi bisa ditutupi. Teknologi akhirnya tersedia untuk menyelamatkan kebenaran. Hari² akhir Islam sudah bisa dihitung. Dusta Islam telah diungkapkan. Yang sekarang harus kita lakukan adalah menunjukkannya pada dunia.