MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 105 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 105 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan

3 posters

Go down

Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan Empty Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan

Post by Tom Jerry Fri 11 Feb 2011, 3:33 pm

Tanggapan Etis Terhadap Pembantaian Orang Kanaan

I. Pendahuluan.

Peristiwa pembantaian terhadap orang Kanaan merupakan salah satu masalah khusus yang terdapat dalam kitab Yosua. Dimana dalam kitab Yosua ini, bangsa Israel seolah-olah digambarkan seperti orang yang tak kenal belas kasihan. Yang dengan sadis membantai orang-orang Kanaan, baik tua maupun muda, baik laki-laki maupn perempuan. Tanpa meninggalkan seorang pun untuk dibiarkan hidup.

Sehingga permasalahan ini menimbulkan perdebatan khusus dalam bidang kemanusiaan. Bahkan menimbulkan perdebatan antara para ahli, yang kemudian menimbulkan pendapat bahwa Allah dalam PL berbeda dengan Allah dalam PB. Oleh karena itu saya merasa tertarik dan mencoba untuk membahas masalah pembantaian terhadap orang Kanaan dalam tulisan ini.

II. Teks dan Konteks.

A. Teks.

Sebagai langkah awal untuk membahas permasalahan ini, maka saya merasa perlu untuk membahas teks Alkitab yang berkaitan dengan masalah pembantaian ini.

Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan menuju ke tanah perjanjian yaitu Kanaan, di bawah kepemimpinan Musa. Allah memberikan suatu perintah kepada mereka dalam kitab Ulangan pasal 7:7-11, dan 20:16-18 tentang apa yang harus mereka lakukan terhadap orang Kanaan. Seperti “menghalau, ... memukul, ... menumpas, jangan mengadakan perjanjian, jangan mengasihani, ...dsb.

Dan perintah ini merupakan perintah yang secara langsung diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Di mana dalam perintah ini disebutkan secara jelas siapa-siapa saja yang harus dibantai, yaitu tujuh bangsa yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada bangsa Israel.

Sehingga untuk lebih memahami masalah etis pembantaian ini, saya menggunakan pendekatan dari perspektif Allah dan perspektif sejarah. Yang dikaitkan dengan konteks budaya pada masa itu. Dan oleh karena itu, akan lebih dimengerti bila juga dibahas kondisi geografi dan kebudayaan orang Kanaan pada masa itu.

B. Konteks Sejarah.

1. Kondisi Geografis.

Kanaan merupakan suatu wilayah dari daerah pantai Suriah-Palestina, yang secara khusus disebut Fenisia. Daerah ini merupakan daratan yang subur, karena tanah setengah lingkaran yang sempit ini menerima cukup embun untuk bercocok tanam. Dan merupakan daratan yang menjadi jembatan antara benua Asia dan Afrika.

Sehingga karena terletak di lokasi yang strategis, daerah ini memiliki banyak kelebihan dan keuntungan yang dapat dikembangkan dalam hal perdagangan, kesenian, dan kesusasteraan yang tidak lepas dari pengaruh bangsa lain yang ada di sekitar mereka.

2. Budaya Kanaan.

Kesenian dan Kesusasteraan.

Kesenian dan kesusasteraan orang Kanaan diperkaya oleh kesenian dan kesusasteraan bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar mereka. Di mana kesusasteraan orang Kanaan ini berisikan syair kepahlawanan Baal-dewa mereka.
Agama.

Kehidupan agama orang Kanaan tidak jauh berbeda dengan bangsa-bangsa lain yang menyembah ilah-ilah palsu. Dimana mereka mengembangkan agama Pantheon, yang dikepalai oleh El. Dan dalam kuil-kuil dewa orang Kanaan tersebut, terdapat perempuan-perempuan yang mempersembahkan dirinya untuk menjadi pelacur di dalam kuil tersebut. Dan ini merupakan bagian dari agama orang Kanaan yang tidak dapat dipisahkan. Dan seperti ciri-ciri agama penyembah berhala pada umumnya, yang mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi mereka -seperti binatang atau bahkan manusia. Ada kemungkinan orang Kanaan juga melakukan hal ini. Sehingga dalam artikelnya mengenai Kanaan, K.A.Kitchen mengatakan:
“Setelah menyadari sikap agama Kanaan itu maka menjadi makin jelaslah, bahwa secara jasmani dan rohani kekasaran-kekasaran kebudayaan Kanaan yang sedang mengalami keruntuhan itu dan kemunculan Israel dengan tugasnya yang khusus dan khas itu, tak dapat berada bersama-sama.”

III. Pembahasan Teks.

Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, bahwa saya menggunakan 2 perspektif untuk membahas masalah ini, yaitu:

Perspektif Allah.

1. Kedaulatan Allah.

Di dalam kedaulatan-Nya, Allah telah menciptakan dunia ini beserta segala isinya. Dan memelihara hasil ciptaan-Nya tersebut. Dan di dalam kedaulatan-Nya, Ia menjalankan pemerintahan-Nya, kehendak-Nya dan rencana-Nya di bumi ini. Dan ini berarti:
Dunia beserta segala isinya adalah milik Allah. Dan Ia mempunyai hak penuh atas segala ciptaan-Nya. Dan bila dikaitkan dengan tanah Kanaan, yang merupakan ciptaan Allah. Berarti bahwa tanah Kanaan adalah milik Allah dan Allah mempunyai hak penuh atas tanah tersebut. Sehingga Ia dapat memberikan tanah itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan berhak menentukan bagaimana semestinya tanah itu dipergunakan menurut wewenang moral-Nya.

Allah dapat memakai siapa dan apa saja untuk menyatakan kehendak-Nya dan menjalankan rencana-Nya di bumi ini. Sehingga dapat dipahami bahwa bangsa Israel dipakai oleh Allah dalam kedaulatan-Nya, untuk menyatakan kehendak-Nya kepada orang Kanaan. Yang berupa penghukuman kepada mereka, karena dosa yang mereka perbuat di hadapan Allah. Akan tetapi ini tidak berarti Allah pilih kasih, karena bangsa Israel pun tidak terlepas dari prinsip universal ini.

Dan sehubungan dengan kehendak Allah yang berupa perintah pemusnahan terhadap orang Kanaan. Denis Green berpendapat bahwa perintah tersebut mempunyai 2 segi, yaitu:
Sebagai tugas pelayanan bagi umat Israel sebagai alat Tuhan untuk menghukum kejahatan orang-orang Kanaan tersebut. (Ulangan 9:4)
Dan, sebagai penjagaan terhadap kemurnian iman bangsa Israel.

2. Karakter Allah.

Allah kita selain adalah Allah yang berdaulat dan bijaksana, Ia juga adalah Allah yang kudus, benar, adil, dan kasih. Dan karakter yang ada dalam diri Allah ini adalah satu kesatuan dan tidak akan pernah berubah sampai selama-lamanya. Dan ini berarti setiap keputusan yang Dia buat pasti merupakan keputusan yang adil, benar, bijak, dan tidak akan bertentangan dengan diri-Nya sendiri.

Sehingga bila dikaitkan dengan keputusan untuk memusnahkan orang Kanaan, maka keputusan itu pasti sesuai dengan karakter Allah tersebut. Dimana keputusan ini merupakan konsekwensi dari dosa yang telah diperbuat orang Kanaan. Mengenai hal ini David M. Howard, Jr berpendapat:
“Mengenai dosa, pertama harus kita catat bahwa dari perspektif Allah semua manusia telah berdosa dan kurang kemuliaan di hadapan-Nya (Roma 3:23) karena itu patut menerima hukuman berat (Roma 6:23). Sampai tahap ini, bangsa Kanaan hanya menerima hukuman seperti yang harus ditanggung semua manusia, dan jika ada bangsa-bangsa tertentu yang dikasihani itu hanya karena anugrah Allah semata.”

Dan ini menunjukkan bahwa untuk menilai benar atau salah setiap keputusan yang dibuat Allah bukanlah suatu hal yang mudah. Karena tidak dapat dinilai berdasarkan pertimbangan-pertimbangan etis manusia.

3. Janji Allah.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dari perspektif Allah ialah perjanjian Allah kepada Abraham –nenek moyang bangsa Israel. William Van Gemeren berpendapat bahwa perjanjian Allah kepada Abraham mengandung 4 janji, yaitu:
-Keturunan.
-Tanah.
-Kehadiran Tuhan.
-Berkat bagi bangsa-bangsa.


Sehingga ini menunjukkan bahwa penaklukan tanah Kanaan itu merupakan penggenapan dari janji-janji Allah kepada Abraham. Karena Allah telah berjanji untuk memberikan tanah kepada mereka. Dan mengenai pembantaian terhadap orang Kanaan dari perspektif Allah ini, Walter Kaiser menggambarkannya demikian:
“Sama seperti seorang ahli bedah tidak ragu-ragu mengamputasi anggota badan yang membusuk, sekalipun harus mengerat sejumlah daging yang sehat, demikianlah Allah harus melakukan yang sama. Ini bukanlah berbuat kejahatan agar muncul yang baik, ini adalah menyingkirkan kanker yang bisa menginfeksi seluruh masyarakat dan akhirnya menghancurkan sisa yang masih baik itu.”
Sehingga dengan membantai orang Kanaan, kekudusan dan kemurnian bangsa Israel tetap terjaga. Dan bangsa Israel dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sebab orang Kanaan selain berdosa kepada Allah, mereka juga mencoba menjerat bangsa Israel untuk mengikuti kebiasaan agama mereka.

Perspektif Sejarah.

Pembantaian bangsa Kanaan oleh bangsa Isarel merupakan sebuah fakta sejarah yang benar-benar terjadi. Walaupun ada beberapa ahli yang menganggap bahwa penaklukan tanah Kanaan tidak seperti yang digambarkan dalam Alkitab. Karena menurut mereka yang terjadi adalah sebaliknya. Dimana bangsa Israel memasuki negeri itu secara perlahan-lahan. Dan gambaran dalam pembantaian orang Kanaan tersebut hanya merupakan khayalan penulis-penulis yang kemudian. Yang telah memutarbalikkan berbagai kejadian sejarah.

Dan untuk memahami masalah ini dari perspektif sejarah, maka kita perlu memperhatikan kembali kebudayaan pada masa itu. Di mana orang Kanaan pada masa itu mempunyai budaya perang yang berkembang di antara mereka. Karena hal itu menunjukkan kekuatan dewa-dewi yang mereka sembah. Dan inilah yang dijumpai bangsa Israel ketika memasuki tanah Kanaan.

Dan yang masih erat kaitannya dengan budaya perang tersebut, yaitu kebiasaan pada masa itu. Dimana “pengkhususan” semacam itu merupakan hal yang biasa terjadi dalam agama pada masa itu. Karena banyak bangsa di Timur Tengah kuno yang mempunyai kebiasaan untuk mempersembahkan manusia dan harta benda serta tawanan kepada dewa-dewa mereka.
Sehingga kebiasaan itu dapat menolong kita untuk memahami mengapa bangsa Israel tidak menganggap pembantaian orang Kanaan itu salah.

IV. Kesimpulan.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada bagian pendahuluan, bahwa pembantaian terhadap orang Kanaan ini merupakan permasalahan yang serius karena menimbulkan etis. Maka dari apa yang telah dipaparkan dalam paper ini, saya berkesimpulan bahwa pembantaian terhadap orang Kanaan ini merupakan sebuah tindakan yang berbentuk kasuistik. Sehingga tidak dapat menjadi alasan untuk melakukan hal yang serupa di kemudian hari.

Karena pada akhirnya, setelah bangsa Israel menetap di Kanaan, tidak pernah lagi tindakan seperti itu dilanjutkan kembali. Sebab pemusnahan itu dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang diberikan Allah kepada bangsa Israel dalam mengadakan perang suci, yang terdapat dalam Ulangan 20.

Di mana dari pembatasan seperti itu -dan dari PB- kita dapat mengetahui bahwa prinsip pemusnahan tidak boleh dijalankan dalam perang manapun juga. Tetapi hanya pada saat itu dalam sejarah, pemusnahan menjadi cara Allah untuk mengajar umat-Nya.

Namun bila dikaitkan dengan Perjanjian Baru. Maka seolah-olah ada sesuatu pertentangan yang muncul antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dimana dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus mengajarkan prinsip kasih dalam hidup orang percaya, terutama kepada musuh-musuh kita. Dan perang merupakan suatu problem yang cukup serius dalam perspektif Perjanjian Baru.
Mengenai hal ini, Tremper Longman III berpendapat:
“Tuhan dari Perjanjian Lama bukan seorang figur yang sembarangan dan gelap, dan Yesus bukan seluruhnya bunga, terang, dan kebaikan yang lemah lembut. YHWH tidak pernah berubah-ubah atau dengan sembrono menghukum seseorang. Sebaliknya kesaksian dari Perjanjian Lama adalah konsisten bahwa Ia adalah ‘Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya’ (Kel. 34:6). Ia menghukum hanya setelah pemberontakan yang berulang-ulang dan peringatan yang terus menerus.”

Jadi, sesungguhnya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak pernah bertentangan. Melainkan justru terdapat kesinambungan/kontinuitas dari dua perjanjian tersebut. Dan untuk memahami kesinambungan/kontinuitas ini lebih baik lagi, maka harus dilihat dari prinsip penting yang merupakan pusat dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yaitu prinsip kasih. Dimana taurat Musa maupun ajaran Tuhan Yesus semuanya ditopang oleh kasih. Karena keduanya memerintah orang saleh untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati (band. Ulangan 6:5 dan Matius 22:37), dan mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (band. Imamat 19:18 dan Matius 22:39). Sehingga oleh karena itu, berperang dalam Perjanjian Lama demi kebenaran dan keadilan untuk membela Allah dan sesama manusia, merupakan ungkapan kasih dan tidak bertentangan dengan etika Yesus.
Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7251
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan Empty Tempat Ibadah Muslim Prancis 'Digugat'

Post by hamba tuhan Fri 11 Feb 2011, 3:39 pm

REPUBLIKA.CO.ID, LYON--Kehidupan muslim di Eropa tidak akan pernah tenang. Baik dari intimidasi, hingga gangguan saat melakukan ibadah. Salah satunya, seperti yang dialami umat muslim di Prancis. Beberapa tempat ibadah umat muslim di Prancis 'digugat'.

Adalah Putri Jean-Marine Le Pen, Pemimpin Front Nasional ekstrem kanan di Perancis, Marine Le Pen, yang mengatakan bahwa 10 dari 50 tempat di Prancis yang di dalamnya tempat kaum muslim beribadah, seperti di jalan adalah wilayah yang diduduki.

"Untuk mereka yang ingin membahas lebih banyak terkait Perang Dunia II, jika itu tentang pendudukan, dan kita juga dapat membicarakan itu (Muslim beribadah di jalan), karena itu merupakan wilayah pendudukan," ujarnya, di Lyon Minggu (12/12) kemarin.

"Ini merupakan bagian dari wilayah yang diduduki, kabupaten di mana hukum-hukum agama berlaku. Itu merupakan pendudukan," tegasnya lagi.

"Jelas tidak ada tank, tidak juga ada tentara, suatu pekerjaan dan penduduk setempat merasakan keberatannya," tutur perempuan berumur 42 tahun tersebut.

Komentarnya tersebut, dinilai dapat memicu kontroversi hingga sanksi atas dirinya dari politisi dan Presiden Nicolas Sarkosy partai UMP, yang merupakan partai yang berkuasa saat ini dan dari oposisi adalah Partai Sosialis dan Partai Hijau.

"Ini adalah wajah sesusungguhnya dari partai ekstrem kanan, dimana tidak berubah sedikit pun, dan Marine Le pen sama berbahanya seperti Jean-Marie Le Pen," ujar Jurubicara Partai Sosialis Benoit Hamon.

Jean-Marie Le Pen, adalah sosok rasis dan anti-Semit, ia mengejutkan Eropa pada 2002 lalu, yang ketika itu datang untuk kedua kalinya dalam pemilihan presiden Perancis.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/12/13/151935-tempatibadahmuslimprancisdigugat

Apakah minoritas kristen di indonesia mau kayak muslim diperancis yg mayoritas kristen??????
hamba tuhan
hamba tuhan
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15881
Registration date : 2010-09-20

Back to top Go down

Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan Empty Re: Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan

Post by Tom Jerry Fri 11 Feb 2011, 3:43 pm

PEMBINASAAN ORANG KANAAN

Yosua 6:21 "Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai."

1) Sebelum bangsa Israel memasuki tanah perjanjian, Allah sudah memberikan pengarahan yang saksama mengenai apa yang harus mereka lakukan kepada penduduk Kanaan -- mereka harus dimusnahkan sama sekali. "Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apa pun yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu" (Ulangan 20:16-17; Bilangan 33:51-53).

2) Tuhan mengulangi perintah itu setelah bangsa Israel menyeberang Sungai Yordan memasuki Kanaan. Beberapa kali penulis kitab Yosua menyatakan pemusnahan kota-kota dan orang-orang Kanaan oleh Israel merupakan perintah Tuhan (Yosua 6:2; 8:1-2; 10:8 ). Orang percaya yang hidup di bawah perjanjian baru sering kali bertanya-tanya bagaimana mungkin perintah untuk membunuh manusia secara besar-besaran bisa selaras dengan penyataan kasih, kebenaran, dan kebencian Allah akan kejahatan yang dinyatakan bagian Alkitab lainnya.

3) Pembinasaan Yerikho menjadi kisah hukuman Allah yang adil atas bangsa yang amat jahat yang dosanya kini telah mencapai puncak (Kejadian 15:16; Ulangan 9:4-5). Dengan kata lain, Allah memusnahkan penduduk kota itu dan penghuni Kanaan lainnya di Kanaan karena mereka telah berserah sepenuhnya kepada keburukan moral. Arkeologi menunjukkan bahwa orang Kanaan terlibat dalam semua bentuk penyembahan berhala, pelacuran okultisme, kekerasan, membakar anak-anak sebagai korban yang dipersembahkan kepada dewa-dewa, dan spiritisme (bd. Ulangan 12:31; Ulangan 18:9-13; Yosua 23:12).

4) Pemusnahan orang Kanaan secara menyeluruh diperlukan agar Israel dilindungi dari pengaruh dosa dan penyembahan berhala Kanaan. Allah tahu jikalau bangsa- bangsa fasik itu dibiarkan hidup, mereka akan "mengajar kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian yang dilakukan mereka bagi allah mereka, sehingga kamu berbuat dosa kepada Tuhan, Allahmu" (Ul 20:18); ayat ini mengungkapkan prinsip alkitabiah yang tetap berlaku bahwa umat Allah harus senantiasa memisahkan diri dari masyarakat jahat di sekeliling mereka (Ulangan 7:2-4; 12:1-4).

5) Pembinasaan kota-kota dan penduduk Kanaan menunjukkan suatu prinsip dasar hukuman Allah: ketika dosa suatu bangsa mencapai titik puncak, kemurahan Allah diganti dengan hukuman-Nya (bd. Yosua 11:20). Dahulu Allah telah menerapkan prinsip yang sama pada zaman air bah (Kej 6:5,11-12) dan pemusnahan kota-kota Sodom dan Gomora yang jahat itu (Kejadian 18:20-33; 19:24-25).

6) Sejarah Israel selanjutnya memperkuat pentingnya prinsip ini dan perintah Allah bahwa semua bangsa kafir dimusnahkan. Bangsa Israel sebenarnya tidak menaati perintah Allah dan tidak sama sekali menghalau semua orang yang tinggal di Kanaan. Akibatnya, mereka mulai mengikuti cara hidup keji mereka dan menyembah dewa-dewa mereka
(lihat cat. --> Hakim-hakim 1:28; 2:2; 2:17).
Kitab Hakim-Hakim mengisahkan apa yang dilakukan Tuhan sebagai tanggapan atas kemurtadan ini.

7) Akhirnya, pemusnahan angkatan bangsa-bangsa Kanaan itu menjadi lambang dan pertanda dari hukuman Allah yang terakhir atas ketidakbenaran pada akhir zaman. Yosua kedua dan sejati, yaitu Yesus Kristus, akan datang kembali dalam kebenaran dengan bala sorga untuk menghakimi dan memerangi semua orang fasik (Wahyu 19:11-21). Semua yang telah menolak tawaran kasih karunia dan keselamatan-Nya dan terus hidup di dalam dosa akan binasa sebagaimana halnya orang-orang Kanaan. Allah akan menggulingkan setiap kuasa duniawi dan mendirikan kerajaan-Nya yang benar di atas bumi ini (Wahyu 18:20-21; 20:4-10; 21:1-4).
Tom Jerry
Tom Jerry
SILVER MEMBERS
SILVER MEMBERS

Male
Number of posts : 1829
Location : Jakarta
Job/hobbies : Cari kebenaran
Reputation : 11
Points : 7251
Registration date : 2010-09-21

Back to top Go down

Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan Empty Re: Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan

Post by Theleb_boy Sun 13 Feb 2011, 12:01 am

Tom Jerry wrote:Tanggapan Etis Terhadap Pembantaian Orang Kanaan

I. Pendahuluan.

Peristiwa pembantaian terhadap orang Kanaan merupakan salah satu masalah khusus yang terdapat dalam kitab Yosua. Dimana dalam kitab Yosua ini, bangsa Israel seolah-olah digambarkan seperti orang yang tak kenal belas kasihan. Yang dengan sadis membantai orang-orang Kanaan, baik tua maupun muda, baik laki-laki maupn perempuan. Tanpa meninggalkan seorang pun untuk dibiarkan hidup.

Sehingga permasalahan ini menimbulkan perdebatan khusus dalam bidang kemanusiaan. Bahkan menimbulkan perdebatan antara para ahli, yang kemudian menimbulkan pendapat bahwa Allah dalam PL berbeda dengan Allah dalam PB. Oleh karena itu saya merasa tertarik dan mencoba untuk membahas masalah pembantaian terhadap orang Kanaan dalam tulisan ini.

II. Teks dan Konteks.

A. Teks.

Sebagai langkah awal untuk membahas permasalahan ini, maka saya merasa perlu untuk membahas teks Alkitab yang berkaitan dengan masalah pembantaian ini.

Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan menuju ke tanah perjanjian yaitu Kanaan, di bawah kepemimpinan Musa. Allah memberikan suatu perintah kepada mereka dalam kitab Ulangan pasal 7:7-11, dan 20:16-18 tentang apa yang harus mereka lakukan terhadap orang Kanaan. Seperti “menghalau, ... memukul, ... menumpas, jangan mengadakan perjanjian, jangan mengasihani, ...dsb.

Dan perintah ini merupakan perintah yang secara langsung diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Di mana dalam perintah ini disebutkan secara jelas siapa-siapa saja yang harus dibantai, yaitu tujuh bangsa yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada bangsa Israel.

Sehingga untuk lebih memahami masalah etis pembantaian ini, saya menggunakan pendekatan dari perspektif Allah dan perspektif sejarah. Yang dikaitkan dengan konteks budaya pada masa itu. Dan oleh karena itu, akan lebih dimengerti bila juga dibahas kondisi geografi dan kebudayaan orang Kanaan pada masa itu.

B. Konteks Sejarah.

1. Kondisi Geografis.

Kanaan merupakan suatu wilayah dari daerah pantai Suriah-Palestina, yang secara khusus disebut Fenisia. Daerah ini merupakan daratan yang subur, karena tanah setengah lingkaran yang sempit ini menerima cukup embun untuk bercocok tanam. Dan merupakan daratan yang menjadi jembatan antara benua Asia dan Afrika.

Sehingga karena terletak di lokasi yang strategis, daerah ini memiliki banyak kelebihan dan keuntungan yang dapat dikembangkan dalam hal perdagangan, kesenian, dan kesusasteraan yang tidak lepas dari pengaruh bangsa lain yang ada di sekitar mereka.

2. Budaya Kanaan.

Kesenian dan Kesusasteraan.

Kesenian dan kesusasteraan orang Kanaan diperkaya oleh kesenian dan kesusasteraan bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar mereka. Di mana kesusasteraan orang Kanaan ini berisikan syair kepahlawanan Baal-dewa mereka.
Agama.

Kehidupan agama orang Kanaan tidak jauh berbeda dengan bangsa-bangsa lain yang menyembah ilah-ilah palsu. Dimana mereka mengembangkan agama Pantheon, yang dikepalai oleh El. Dan dalam kuil-kuil dewa orang Kanaan tersebut, terdapat perempuan-perempuan yang mempersembahkan dirinya untuk menjadi pelacur di dalam kuil tersebut. Dan ini merupakan bagian dari agama orang Kanaan yang tidak dapat dipisahkan. Dan seperti ciri-ciri agama penyembah berhala pada umumnya, yang mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi mereka -seperti binatang atau bahkan manusia. Ada kemungkinan orang Kanaan juga melakukan hal ini. Sehingga dalam artikelnya mengenai Kanaan, K.A.Kitchen mengatakan:
“Setelah menyadari sikap agama Kanaan itu maka menjadi makin jelaslah, bahwa secara jasmani dan rohani kekasaran-kekasaran kebudayaan Kanaan yang sedang mengalami keruntuhan itu dan kemunculan Israel dengan tugasnya yang khusus dan khas itu, tak dapat berada bersama-sama.”

III. Pembahasan Teks.

Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, bahwa saya menggunakan 2 perspektif untuk membahas masalah ini, yaitu:

Perspektif Allah.

1. Kedaulatan Allah.

Di dalam kedaulatan-Nya, Allah telah menciptakan dunia ini beserta segala isinya. Dan memelihara hasil ciptaan-Nya tersebut. Dan di dalam kedaulatan-Nya, Ia menjalankan pemerintahan-Nya, kehendak-Nya dan rencana-Nya di bumi ini. Dan ini berarti:
Dunia beserta segala isinya adalah milik Allah. Dan Ia mempunyai hak penuh atas segala ciptaan-Nya. Dan bila dikaitkan dengan tanah Kanaan, yang merupakan ciptaan Allah. Berarti bahwa tanah Kanaan adalah milik Allah dan Allah mempunyai hak penuh atas tanah tersebut. Sehingga Ia dapat memberikan tanah itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan berhak menentukan bagaimana semestinya tanah itu dipergunakan menurut wewenang moral-Nya.

Allah dapat memakai siapa dan apa saja untuk menyatakan kehendak-Nya dan menjalankan rencana-Nya di bumi ini. Sehingga dapat dipahami bahwa bangsa Israel dipakai oleh Allah dalam kedaulatan-Nya, untuk menyatakan kehendak-Nya kepada orang Kanaan. Yang berupa penghukuman kepada mereka, karena dosa yang mereka perbuat di hadapan Allah. Akan tetapi ini tidak berarti Allah pilih kasih, karena bangsa Israel pun tidak terlepas dari prinsip universal ini.

Dan sehubungan dengan kehendak Allah yang berupa perintah pemusnahan terhadap orang Kanaan. Denis Green berpendapat bahwa perintah tersebut mempunyai 2 segi, yaitu:
Sebagai tugas pelayanan bagi umat Israel sebagai alat Tuhan untuk menghukum kejahatan orang-orang Kanaan tersebut. (Ulangan 9:4)
Dan, sebagai penjagaan terhadap kemurnian iman bangsa Israel.

2. Karakter Allah.

Allah kita selain adalah Allah yang berdaulat dan bijaksana, Ia juga adalah Allah yang kudus, benar, adil, dan kasih. Dan karakter yang ada dalam diri Allah ini adalah satu kesatuan dan tidak akan pernah berubah sampai selama-lamanya. Dan ini berarti setiap keputusan yang Dia buat pasti merupakan keputusan yang adil, benar, bijak, dan tidak akan bertentangan dengan diri-Nya sendiri.

Sehingga bila dikaitkan dengan keputusan untuk memusnahkan orang Kanaan, maka keputusan itu pasti sesuai dengan karakter Allah tersebut. Dimana keputusan ini merupakan konsekwensi dari dosa yang telah diperbuat orang Kanaan. Mengenai hal ini David M. Howard, Jr berpendapat:
“Mengenai dosa, pertama harus kita catat bahwa dari perspektif Allah semua manusia telah berdosa dan kurang kemuliaan di hadapan-Nya (Roma 3:23) karena itu patut menerima hukuman berat (Roma 6:23). Sampai tahap ini, bangsa Kanaan hanya menerima hukuman seperti yang harus ditanggung semua manusia, dan jika ada bangsa-bangsa tertentu yang dikasihani itu hanya karena anugrah Allah semata.”

Dan ini menunjukkan bahwa untuk menilai benar atau salah setiap keputusan yang dibuat Allah bukanlah suatu hal yang mudah. Karena tidak dapat dinilai berdasarkan pertimbangan-pertimbangan etis manusia.

3. Janji Allah.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dari perspektif Allah ialah perjanjian Allah kepada Abraham –nenek moyang bangsa Israel. William Van Gemeren berpendapat bahwa perjanjian Allah kepada Abraham mengandung 4 janji, yaitu:
-Keturunan.
-Tanah.
-Kehadiran Tuhan.
-Berkat bagi bangsa-bangsa.


Sehingga ini menunjukkan bahwa penaklukan tanah Kanaan itu merupakan penggenapan dari janji-janji Allah kepada Abraham. Karena Allah telah berjanji untuk memberikan tanah kepada mereka. Dan mengenai pembantaian terhadap orang Kanaan dari perspektif Allah ini, Walter Kaiser menggambarkannya demikian:
“Sama seperti seorang ahli bedah tidak ragu-ragu mengamputasi anggota badan yang membusuk, sekalipun harus mengerat sejumlah daging yang sehat, demikianlah Allah harus melakukan yang sama. Ini bukanlah berbuat kejahatan agar muncul yang baik, ini adalah menyingkirkan kanker yang bisa menginfeksi seluruh masyarakat dan akhirnya menghancurkan sisa yang masih baik itu.”
Sehingga dengan membantai orang Kanaan, kekudusan dan kemurnian bangsa Israel tetap terjaga. Dan bangsa Israel dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sebab orang Kanaan selain berdosa kepada Allah, mereka juga mencoba menjerat bangsa Israel untuk mengikuti kebiasaan agama mereka.

Perspektif Sejarah.

Pembantaian bangsa Kanaan oleh bangsa Isarel merupakan sebuah fakta sejarah yang benar-benar terjadi. Walaupun ada beberapa ahli yang menganggap bahwa penaklukan tanah Kanaan tidak seperti yang digambarkan dalam Alkitab. Karena menurut mereka yang terjadi adalah sebaliknya. Dimana bangsa Israel memasuki negeri itu secara perlahan-lahan. Dan gambaran dalam pembantaian orang Kanaan tersebut hanya merupakan khayalan penulis-penulis yang kemudian. Yang telah memutarbalikkan berbagai kejadian sejarah.

Dan untuk memahami masalah ini dari perspektif sejarah, maka kita perlu memperhatikan kembali kebudayaan pada masa itu. Di mana orang Kanaan pada masa itu mempunyai budaya perang yang berkembang di antara mereka. Karena hal itu menunjukkan kekuatan dewa-dewi yang mereka sembah. Dan inilah yang dijumpai bangsa Israel ketika memasuki tanah Kanaan.

Dan yang masih erat kaitannya dengan budaya perang tersebut, yaitu kebiasaan pada masa itu. Dimana “pengkhususan” semacam itu merupakan hal yang biasa terjadi dalam agama pada masa itu. Karena banyak bangsa di Timur Tengah kuno yang mempunyai kebiasaan untuk mempersembahkan manusia dan harta benda serta tawanan kepada dewa-dewa mereka.
Sehingga kebiasaan itu dapat menolong kita untuk memahami mengapa bangsa Israel tidak menganggap pembantaian orang Kanaan itu salah.

IV. Kesimpulan.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada bagian pendahuluan, bahwa pembantaian terhadap orang Kanaan ini merupakan permasalahan yang serius karena menimbulkan etis. Maka dari apa yang telah dipaparkan dalam paper ini, saya berkesimpulan bahwa pembantaian terhadap orang Kanaan ini merupakan sebuah tindakan yang berbentuk kasuistik. Sehingga tidak dapat menjadi alasan untuk melakukan hal yang serupa di kemudian hari.

Karena pada akhirnya, setelah bangsa Israel menetap di Kanaan, tidak pernah lagi tindakan seperti itu dilanjutkan kembali. Sebab pemusnahan itu dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang diberikan Allah kepada bangsa Israel dalam mengadakan perang suci, yang terdapat dalam Ulangan 20.

Di mana dari pembatasan seperti itu -dan dari PB- kita dapat mengetahui bahwa prinsip pemusnahan tidak boleh dijalankan dalam perang manapun juga. Tetapi hanya pada saat itu dalam sejarah, pemusnahan menjadi cara Allah untuk mengajar umat-Nya.

Namun bila dikaitkan dengan Perjanjian Baru. Maka seolah-olah ada sesuatu pertentangan yang muncul antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dimana dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus mengajarkan prinsip kasih dalam hidup orang percaya, terutama kepada musuh-musuh kita. Dan perang merupakan suatu problem yang cukup serius dalam perspektif Perjanjian Baru.
Mengenai hal ini, Tremper Longman III berpendapat:
“Tuhan dari Perjanjian Lama bukan seorang figur yang sembarangan dan gelap, dan Yesus bukan seluruhnya bunga, terang, dan kebaikan yang lemah lembut. YHWH tidak pernah berubah-ubah atau dengan sembrono menghukum seseorang. Sebaliknya kesaksian dari Perjanjian Lama adalah konsisten bahwa Ia adalah ‘Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya’ (Kel. 34:6). Ia menghukum hanya setelah pemberontakan yang berulang-ulang dan peringatan yang terus menerus.”

Jadi, sesungguhnya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak pernah bertentangan. Melainkan justru terdapat kesinambungan/kontinuitas dari dua perjanjian tersebut. Dan untuk memahami kesinambungan/kontinuitas ini lebih baik lagi, maka harus dilihat dari prinsip penting yang merupakan pusat dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yaitu prinsip kasih. Dimana taurat Musa maupun ajaran Tuhan Yesus semuanya ditopang oleh kasih. Karena keduanya memerintah orang saleh untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati (band. Ulangan 6:5 dan Matius 22:37), dan mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (band. Imamat 19:18 dan Matius 22:39). Sehingga oleh karena itu, berperang dalam Perjanjian Lama demi kebenaran dan keadilan untuk membela Allah dan sesama manusia, merupakan ungkapan kasih dan tidak bertentangan dengan etika Yesus.

Copas mulu, bosen ahh
Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan 414775 Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan 414775 Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan 414775 Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan 414775

Saran dikit aja Mas Tomm, kalau Copas Mbok dikasih Link-nya gitu.
Biar saya bisa cek ke sumbernya.
Theleb_boy
Theleb_boy
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 733
Location : Indonesia
Job/hobbies : Reading
Humor : Yhowsua Yang Malang
Reputation : 2
Points : 5783
Registration date : 2010-10-27

Back to top Go down

Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan Empty Re: Pemusnahan Tujuh Bangsa Kanaan

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top


 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum