Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 33 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 33 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Penyakit Kronis Islam
Page 1 of 1
Penyakit Kronis Islam
Penyakit Kronis Islam
Adalah sebuah ironi ketika begitu banyak tindakan-tindakan teror di berbagai belahan dunia dilakukan dengan pembenaran yang mengatasnamakan ISLAM. Terorisme bernuansa islami memang dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi keprihatinan mendalam semua orang beradab. Ikon terorisme Islam di jaman modern yang begitu membekas mungkin adalah tragedi 9/11 (WTC) di New York.
Agama yang seharusnya membawa perdamaian sekarang menjadi sosok yang mengancam perdamaian. Nama Islam, suka atau tidak suka, kini memang erat kaitannya dengan terorisme dan kekerasan. Seandainya dibuat sebuah polling tentang agama yang terkait tindak kekerasan dan terorisme maka saya yakin Islam akan menjadi pemenangnya.
Apakah ini sekedar penafsiran Islam yang keliru atau memang inilah wajah Islam yang sesungguhnya? Tentu saja golongan Islam moderat yang merasa malu dan tercoreng wajahnya selalu mengatakan Islam adalah agama damai yang menentang kekerasan. Tapi kaum jihadis toh terus tumbuh makin banyak dan tetap menafsirkan ajaran Islam sebagai pembenaran tindakan-tindakan teror mereka.
Islam Moderat, Sang 'PR'
Kesibukan cendekiawan dan ulama Islam moderat yang mencoba meyakinkan dunia tentang wajah Islam yang damai justru menguntungkan kaum jihadis. Sementara dunia berusaha memahami Islam menurut penafsiran moderat, kaum fundamentalis terus menjalankan rencana-rencana terornya tanpa ada satu pihakpun yang bisa menghentikan mereka. Sayangnya kaum cendekiawan dan ulama moderat hanya sibuk berusaha berbicara pada dunia untuk mengubah persepsi dunia tentang Islam, bukannya pada kaum jihadis yang seharusnya mereka ubah cara berpikirnya.
Pada kenyataannya kaum Islam moderat seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholis Majid, Jalaludin Rahmat,dll memang tidak mampu berbuat apa-apa mengatasi masalah ini, mereka tidak punya kekuasaan dan superioritas apapun untuk memaksakan penafsiran Islam moderat pada para jihadis. Apapun penafsiran dan ajaran para kaum moderat, tidak akan pernah didengar oleh kaum jihadis karena mereka sudah punya ulama otoritatif yang menafsirkan Islam sejalan dengan ideologi mereka.
Singkatnya yang dilakukan oleh golongan Islam moderat tidak lebih dari upaya mengubah persepsi orang lain tentang Islam. Para kaum moderat tidak lebih dari petugas PR dalam agama Islam.
Islam Dan Kekerasan
Ironisnya, ajaran yang menganjurkan penggunaan kekerasan itu memang ada di dalam Islam, meski ini memiliki batasan-batasan tertentu. Ajaran-ajaran tersebut bertebaran di Alquran dan Hadis. Apa yang dilakukan cendekiawan dan ulama moderat cuma berusaha mengabaikan ayat-ayat keras ini, atau menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan makna yang bersifat rohani, bukan fisik. Tapi sesungguhnya di dalam Islam tidak ada yang bisa memaksakan penafsiran lembut semacam ini. Bahkan sebagian orang menganggap arti harafiahnya yang keras lebih kuat dari pada penafsiran lembut.
Harus diakui upaya kaum moderat selalu gagal untuk membuat perubahan yang permanen. Mereka hanya mampu mengubah trend pemikiran yang bersifat sementara, dan kemudian Islam akan selalu kembali pada wajah aslinya. Tampaknya kekerasan memang sudah menjadi karakter dasar Islam yang tidak dapat diubah dan ditutupi oleh siapapun.
Bagi kaum jihadis, ayat-ayat pedang lebih mudah diterima apa adanya tanpa perlu penafsiran yang rumit. Dengan cara ini mereka dengan mudah mengakomodasi nafsu-nafsu kekerasan dengan pembenaran ajaran Islam untuk mencapai tujuan, entah politis entah religius. Terlebih lagi ini ditunjang dengan contoh-contoh aplikasi ajaran keras tersebut pada jaman Muhamad, nabi mereka. Penafsiran yang diberikan golongan moderat bagi mereka tidak lebih hanya sebuah alternatif yang sama sekali tidak menarik. Tidak ada kewajiban apapun untuk menerima penafsiran kaum moderat. Setiap upaya kaum moderat akan selalu berakhir sia-sia.
Saya ambil contoh sebuah ayat Alquran:
Q 9:29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah ataupun kepada Hari Kiamat, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab (Yahudi dan Kristen) kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Islam moderat akan berusaha mengatakan bahwa ayat ini tidak relevan untuk diterapkan pada masa kini karena umat Islam tidak berperang melawan siapapun melainkan bersama-sama dengan umat lain membangun dunia yang damai. Sebuah pandangan yang menyejukkan dan membuat orang percaya bahwa Islam itu membawa damai.
Tapi kaum jihadis dan ulama-ulamanya melihat dunia dengan cara lain, mereka melihat Islam yang sedang dipinggirkan dan menjadi korban ketidakadilan. Oleh karena itu mereka memandang ayat tersebut sebagai perintah Tuhan untuk memerangi negara atau kelompok yang mereka anggap sebagai musuh-musuh Islam. Pandangan inilah yang sedang tumbuh dengan subur sementara dunia masih terbuai oleh penafsiran Islam moderat.
Penafsiran mana yang benar? Tidak ada seorangpun yang bisa menentukannya.Masing-masing golongan mendapat dukungan ulama-ulamanya sendiri.
Relativisme penafsiran memang menjadi masalah pelik bagi Islam. Sambil mengagung-agungkan Islam sebagai agama yang paling sempurna, tidak ada satu pihakpun yang bisa menentukan bagaimana 'agama yang sempurna' itu harus ditafsirkan. Semua orang yang entah bagaimana asal mulanya mendapat predikat ulama bisa menafsirkan Islam dengan cara apapun yang mereka inginkan.
Akibatnya ajaran Islam menjadi begitu fleksibel, bisa ditafsirkan untuk tujuan apapun. Termasuk untuk tujuan-tujuan kekerasan yang dibungkus dengan dalih 'pembelaan terhadap agama'. Dengan demikian dalam Islam akan selalu ada golongan yang memilih melakukan penafsiran yang keras untuk mengakomodasi kepentingan kelompoknya sendiri dan tidak ada satu golonganpun yang bisa mencegahnya.
Membongkar mitos dan menampilkan Islam apa adanya.
Lalu bagaimana solusinya? Islam sudah terlanjur dimitoskan sebagai ajaran yang sempurna, tak ada apapun yang dapat dilakukan manusia untuk mengubah Islam tanpa mengundang protes dan pertentangan. Setiap upaya perubahan Islam akan selalu ditolak. Kaum Islam liberal dan moderat tidak akan pernah bisa menghentikan siapapun yang ingin menafsirkan Islam secara keras. Siapapun di dunia tidak akan bisa mencegah orang menafsirkan ayat-ayat keras guna melakukan tindakan teror yang merusak kedamaian. Adanya unsur kekerasan dalam ajaran Islam dan relativisme penafsiran adalah persoalan dilematis dalam Islam. Ini sebuah penyakit kronis yang tidak mungkin disembuhkan lagi. Ini adalah sebuah kesalahan mendasar yang mungkin tidak disadari pendiri Islam. Dan penyakit itu sekarang mulai menebarkan terornya pada dunia.
Buat saya tidak ada solusi lain selain mengungkapkan Islam apa adanya termasuk memperlihatkan sisi Islam yang keras. Dengan demikian orang akan menyadari wajah Islam yang sesungguhnya dan akan berpikir untuk meninggalkan Islam. Karena Islam dengan segala cacat bawaannya sudah tidak mungin diperbaiki lagi, maka jalan satu-satunya adalah mengajak sebanyak mungkin pengikut Islam yang masih merindukan kedamaian untuk segera meninggalkan Islam. Ini solusi terbaik.
Gambaran Islam yang lembut dan damai dari kaum Islam moderat harus dikritisi dan dianggap sebagai upaya untuk mengelabui manusia dari kenyataan Islam yang sebenarnya. Saya pribadi menyadari betul adanya cacat produk dari agama bernama Islam ini. Oleh karena itu saya tidak pernah bersimpati dengan upaya-upaya para golongan Islam moderat untuk 'menetralisir' kondisi Islam yang sesungguhnya. Sama seperti saya tidak pernah bersimpati dengan para juru bicara perusahaan pelaku pembalakan liar ataupun pengacara para koruptor. Sekalipun saya tahu orang-orang Islam moderat semacam Gus Dur atau Nurcholis Madjid mungkin tidak berniat jahat dan mengelabui publik. Mereka hanyalah orang-orang tulus yang terlanjur terjebak sebagai orang Islam dan ingin mencoba menunjukkan sisi baik Islam.
Bagi saya, mitos-mitos yang mengatakan Islam sebagai agama damai harus dibongkar dan kenyataan seperti apa Islam sesungguhnya harus diungkapkan. Biarkan semua orang melihat Islam apa adanya, tanpa polesan apapun. Orang harus disadarkan bahwa Islam memang memiliki kesalahan yang mendasar dalam ajarannya yang sama sekali tidak dapat diperbaiki lagi. Islam adalah agama rusak yang sejak awal tidak layak untuk menjadi agama manusia. Tetapi sekeras dan sekejam apapun ajaran Islam, tidak akan berarti apa-apa lagi bagi dunia kalau sudah tidak ada pengikutnya. Saya percaya pada akhirnya kebenaran akan mengalahkan Islam.
Adalah sebuah ironi ketika begitu banyak tindakan-tindakan teror di berbagai belahan dunia dilakukan dengan pembenaran yang mengatasnamakan ISLAM. Terorisme bernuansa islami memang dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi keprihatinan mendalam semua orang beradab. Ikon terorisme Islam di jaman modern yang begitu membekas mungkin adalah tragedi 9/11 (WTC) di New York.
Agama yang seharusnya membawa perdamaian sekarang menjadi sosok yang mengancam perdamaian. Nama Islam, suka atau tidak suka, kini memang erat kaitannya dengan terorisme dan kekerasan. Seandainya dibuat sebuah polling tentang agama yang terkait tindak kekerasan dan terorisme maka saya yakin Islam akan menjadi pemenangnya.
Apakah ini sekedar penafsiran Islam yang keliru atau memang inilah wajah Islam yang sesungguhnya? Tentu saja golongan Islam moderat yang merasa malu dan tercoreng wajahnya selalu mengatakan Islam adalah agama damai yang menentang kekerasan. Tapi kaum jihadis toh terus tumbuh makin banyak dan tetap menafsirkan ajaran Islam sebagai pembenaran tindakan-tindakan teror mereka.
Islam Moderat, Sang 'PR'
Kesibukan cendekiawan dan ulama Islam moderat yang mencoba meyakinkan dunia tentang wajah Islam yang damai justru menguntungkan kaum jihadis. Sementara dunia berusaha memahami Islam menurut penafsiran moderat, kaum fundamentalis terus menjalankan rencana-rencana terornya tanpa ada satu pihakpun yang bisa menghentikan mereka. Sayangnya kaum cendekiawan dan ulama moderat hanya sibuk berusaha berbicara pada dunia untuk mengubah persepsi dunia tentang Islam, bukannya pada kaum jihadis yang seharusnya mereka ubah cara berpikirnya.
Pada kenyataannya kaum Islam moderat seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholis Majid, Jalaludin Rahmat,dll memang tidak mampu berbuat apa-apa mengatasi masalah ini, mereka tidak punya kekuasaan dan superioritas apapun untuk memaksakan penafsiran Islam moderat pada para jihadis. Apapun penafsiran dan ajaran para kaum moderat, tidak akan pernah didengar oleh kaum jihadis karena mereka sudah punya ulama otoritatif yang menafsirkan Islam sejalan dengan ideologi mereka.
Singkatnya yang dilakukan oleh golongan Islam moderat tidak lebih dari upaya mengubah persepsi orang lain tentang Islam. Para kaum moderat tidak lebih dari petugas PR dalam agama Islam.
Islam Dan Kekerasan
Ironisnya, ajaran yang menganjurkan penggunaan kekerasan itu memang ada di dalam Islam, meski ini memiliki batasan-batasan tertentu. Ajaran-ajaran tersebut bertebaran di Alquran dan Hadis. Apa yang dilakukan cendekiawan dan ulama moderat cuma berusaha mengabaikan ayat-ayat keras ini, atau menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan makna yang bersifat rohani, bukan fisik. Tapi sesungguhnya di dalam Islam tidak ada yang bisa memaksakan penafsiran lembut semacam ini. Bahkan sebagian orang menganggap arti harafiahnya yang keras lebih kuat dari pada penafsiran lembut.
Harus diakui upaya kaum moderat selalu gagal untuk membuat perubahan yang permanen. Mereka hanya mampu mengubah trend pemikiran yang bersifat sementara, dan kemudian Islam akan selalu kembali pada wajah aslinya. Tampaknya kekerasan memang sudah menjadi karakter dasar Islam yang tidak dapat diubah dan ditutupi oleh siapapun.
Bagi kaum jihadis, ayat-ayat pedang lebih mudah diterima apa adanya tanpa perlu penafsiran yang rumit. Dengan cara ini mereka dengan mudah mengakomodasi nafsu-nafsu kekerasan dengan pembenaran ajaran Islam untuk mencapai tujuan, entah politis entah religius. Terlebih lagi ini ditunjang dengan contoh-contoh aplikasi ajaran keras tersebut pada jaman Muhamad, nabi mereka. Penafsiran yang diberikan golongan moderat bagi mereka tidak lebih hanya sebuah alternatif yang sama sekali tidak menarik. Tidak ada kewajiban apapun untuk menerima penafsiran kaum moderat. Setiap upaya kaum moderat akan selalu berakhir sia-sia.
Saya ambil contoh sebuah ayat Alquran:
Q 9:29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah ataupun kepada Hari Kiamat, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab (Yahudi dan Kristen) kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Islam moderat akan berusaha mengatakan bahwa ayat ini tidak relevan untuk diterapkan pada masa kini karena umat Islam tidak berperang melawan siapapun melainkan bersama-sama dengan umat lain membangun dunia yang damai. Sebuah pandangan yang menyejukkan dan membuat orang percaya bahwa Islam itu membawa damai.
Tapi kaum jihadis dan ulama-ulamanya melihat dunia dengan cara lain, mereka melihat Islam yang sedang dipinggirkan dan menjadi korban ketidakadilan. Oleh karena itu mereka memandang ayat tersebut sebagai perintah Tuhan untuk memerangi negara atau kelompok yang mereka anggap sebagai musuh-musuh Islam. Pandangan inilah yang sedang tumbuh dengan subur sementara dunia masih terbuai oleh penafsiran Islam moderat.
Penafsiran mana yang benar? Tidak ada seorangpun yang bisa menentukannya.Masing-masing golongan mendapat dukungan ulama-ulamanya sendiri.
Relativisme penafsiran memang menjadi masalah pelik bagi Islam. Sambil mengagung-agungkan Islam sebagai agama yang paling sempurna, tidak ada satu pihakpun yang bisa menentukan bagaimana 'agama yang sempurna' itu harus ditafsirkan. Semua orang yang entah bagaimana asal mulanya mendapat predikat ulama bisa menafsirkan Islam dengan cara apapun yang mereka inginkan.
Akibatnya ajaran Islam menjadi begitu fleksibel, bisa ditafsirkan untuk tujuan apapun. Termasuk untuk tujuan-tujuan kekerasan yang dibungkus dengan dalih 'pembelaan terhadap agama'. Dengan demikian dalam Islam akan selalu ada golongan yang memilih melakukan penafsiran yang keras untuk mengakomodasi kepentingan kelompoknya sendiri dan tidak ada satu golonganpun yang bisa mencegahnya.
Membongkar mitos dan menampilkan Islam apa adanya.
Lalu bagaimana solusinya? Islam sudah terlanjur dimitoskan sebagai ajaran yang sempurna, tak ada apapun yang dapat dilakukan manusia untuk mengubah Islam tanpa mengundang protes dan pertentangan. Setiap upaya perubahan Islam akan selalu ditolak. Kaum Islam liberal dan moderat tidak akan pernah bisa menghentikan siapapun yang ingin menafsirkan Islam secara keras. Siapapun di dunia tidak akan bisa mencegah orang menafsirkan ayat-ayat keras guna melakukan tindakan teror yang merusak kedamaian. Adanya unsur kekerasan dalam ajaran Islam dan relativisme penafsiran adalah persoalan dilematis dalam Islam. Ini sebuah penyakit kronis yang tidak mungkin disembuhkan lagi. Ini adalah sebuah kesalahan mendasar yang mungkin tidak disadari pendiri Islam. Dan penyakit itu sekarang mulai menebarkan terornya pada dunia.
Buat saya tidak ada solusi lain selain mengungkapkan Islam apa adanya termasuk memperlihatkan sisi Islam yang keras. Dengan demikian orang akan menyadari wajah Islam yang sesungguhnya dan akan berpikir untuk meninggalkan Islam. Karena Islam dengan segala cacat bawaannya sudah tidak mungin diperbaiki lagi, maka jalan satu-satunya adalah mengajak sebanyak mungkin pengikut Islam yang masih merindukan kedamaian untuk segera meninggalkan Islam. Ini solusi terbaik.
Gambaran Islam yang lembut dan damai dari kaum Islam moderat harus dikritisi dan dianggap sebagai upaya untuk mengelabui manusia dari kenyataan Islam yang sebenarnya. Saya pribadi menyadari betul adanya cacat produk dari agama bernama Islam ini. Oleh karena itu saya tidak pernah bersimpati dengan upaya-upaya para golongan Islam moderat untuk 'menetralisir' kondisi Islam yang sesungguhnya. Sama seperti saya tidak pernah bersimpati dengan para juru bicara perusahaan pelaku pembalakan liar ataupun pengacara para koruptor. Sekalipun saya tahu orang-orang Islam moderat semacam Gus Dur atau Nurcholis Madjid mungkin tidak berniat jahat dan mengelabui publik. Mereka hanyalah orang-orang tulus yang terlanjur terjebak sebagai orang Islam dan ingin mencoba menunjukkan sisi baik Islam.
Bagi saya, mitos-mitos yang mengatakan Islam sebagai agama damai harus dibongkar dan kenyataan seperti apa Islam sesungguhnya harus diungkapkan. Biarkan semua orang melihat Islam apa adanya, tanpa polesan apapun. Orang harus disadarkan bahwa Islam memang memiliki kesalahan yang mendasar dalam ajarannya yang sama sekali tidak dapat diperbaiki lagi. Islam adalah agama rusak yang sejak awal tidak layak untuk menjadi agama manusia. Tetapi sekeras dan sekejam apapun ajaran Islam, tidak akan berarti apa-apa lagi bagi dunia kalau sudah tidak ada pengikutnya. Saya percaya pada akhirnya kebenaran akan mengalahkan Islam.
i_gede_manuke- KAFIRUN
- Number of posts : 181
Reputation : -3
Points : 5631
Registration date : 2008-12-24
Similar topics
» TERNYATA ILMUWAN ISLAM PERINTIS PENGOBATAN PENYAKIT JIWA
» PENYAKIT YANG DITIMBULKAN KARENA MAKAN BABI
» perbedaan islam dan kristen......go islam go islam go go (bag:1 kata INSYA ALLAH)
» PENYAKIT YANG DITIMBULKAN KARENA MAKAN BABI
» perbedaan islam dan kristen......go islam go islam go go (bag:1 kata INSYA ALLAH)
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN