Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 65 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 65 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
3 posters
Page 1 of 1
DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
Dosa yang Tidak Dapat Diampuni: Eksposisi Injil Lukas 3:20—30
Oleh: Bernat Siregar, M.Th
Dosa yang Tidak Dapat Diampuni: Eksposisi Injil Lukas 3:20—30
Oleh: Bernat Siregar, M.Th
(20) Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang
banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. (21)
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka dating hendak
mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. (22) Dan ahli-ahli
Taurat dating dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan:
“Dengan penghulu setan ia mengusir setan.” (23) Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat
mengusir Iblis? (24) Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu
tidak dapat bertahan, (25) dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah,
rumah tangga itu tidak dapat bertahan. (26) Demikian juga Iblis berontak
melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat
bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. (27) Tetapi tidak
seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta
bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu
barulah ia dapat merampok rumah itu. (28) Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya,
semua hujat yang mereka ucapkan. (29) Tetapi apabila seorang menghujat
Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah
karena melakukan dosa kekal.” (3) Ia berkata demikian karena mereka
katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
PENDAHULUAN
Kisah “Yesus dan Beelzebul” terdapat dalam ketiga Injil Sinoptik,
yakni Matius 12:22—32, Markus 3:20—30, dan Luk. 11:14—23. Tampaknya,
nats dari ketiga kisah Injil tersebut memiliki kesamaan alur cerita,
namum juga memiliki perbedaan.
Perbedaan yang paling mencolok adalah bahwa dalam Lukas 11:14—23
tidak terdapat ucapan Yesus: “Segala dosa dan hujat anak manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.” (lih.
Mat. 12:31). Dalam Mrk. 3:28, kalimat tersebut memiliki penekanan
penjelas dalam beberapa kata dari ucapan Yesus tersebut (dibandingkan
dengan Mat. 12:31): “Aku berkata kepadamu, sesunguhnya semua dosa dan
hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka
ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat
ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”
Apakah sebenarnya dosa yang tidak dapat diampuni itu? Tuhan Yesus
memperingatkan hal itu dengan tegas sekali. Dari pemaparan perikop ini,
terlihat bahwa yang diberi peringatan adalah orang-orang beragama yang
rajin beribadat (baca: ke rumah ibadat), yaitu ahli-ahli Taurat (baca:
orang-orang Farisi). Itu berarti dosa menghujat Roh Kudus ini adalah
dosa yang serius, tidak sepele. Dosa yang tidak dapat diampuni itu
bukanlah suatu perbuatan atau kelakuan yang kasar, cemar atau jahat, dan
sejenisnya.
Dalam analisis di bawah ini terhadap nats Markus 3:20—30 akan
dipaparkan apa, mengapa, dan bagaimana dosa menghujat Roh Kudus, yakni
dosa yang tidak dapat diampuni tersebut dengan mengupas ayat-ayat atau
bagian-bagian dari perikop Yesus dan Beelzebul. Pada bagian terakhir,
penulis mengajukan sebuah refleksi kritis teologis dan aplikasinya bagi
kehidupan orang percaya masa kini.
ANALISIS
Yesus didatangi oleh orang banyak dan ahli-ahli Taurat (3:20-22)
Ayat pertama dari perikop ini diawali dengan kata “kai”
(dan)Alkitab TBI menerjemahkannya “kemudian”. Hal ini berarti bahwa
peristiwa dari yang dikisahkan oleh perikop ini terjadi setelah beberapa
peristiwa dalam paparan perikop sebelumnya. Setelah menyelesaikan
beberapa pelayanan-Nya, Yesus dan murid-murid masuk dalam sebuah rumah.[1] Mereka baru saja dari perjalanan bersama dengan murid-murid-Nya (lih. 3:7 dan 3:15).
Dalam ayat 22 dijelaskan bahwa keluarga Yesus datang untuk
mengambilnya, sebab katanya Ia tidak waras lagi. Kata “kaum keluarganya”
dalam ayat ini memiliki makna yang sama dengan “saudara-saudaranya”
dalam ayat 31—32. Bahwa mereka itu adalah keluarga dekat Yesus, yakni
ibu dan ayah, dan saudara-saudari Yesus.[2] Mereka mengkhawatirkan keberadaan Yesus, bahkan memandang-Nya sudah tidak waras lagi.[3]
Frase “tidak waras lagi” bukan berarti bahwa Yesus sudah “berubah akal”
atau “gila”. Menurut mereka, Yesus sedang keranjingan keagamaan
sehingga berlaku secara keterlaluan.[4]
Kedatangan ahli Taurat dari Yerusalem disebabkan oleh kebencian dan
iri hati. Mereka menghubungkan pekerjaan Roh Kudus dengan Iblis. Menurut
C.E. Graham Swift, nama Beelzebul tidak dapat dipastikan, baik ejaan
maupun sumbernya. Mungkin nama ini berasal dari 2 Raj. 1:2, 16 di mana
Baal Zebub berarti “Tuhan lalat”. Bisa juga nama ini adalah nama lain
untuk Iblis atau mewakili kuasa jahat yang lebih rendah.[5]
Yesus mengajarkan perumpamaan tentang kuasa Iblis dan pekerjaannya
Tuduhan yang dialamatkan oleh ahli-ahli Taurat kepada Yesus segera
direspons oleh-Nya. Yesus ingin mengklarifikasi dan menyampaikan
kebenaran, karena itu Ia sendiri secara agresif memanggil para ahli
Taurat tersebut. Yesus memanggil mereka untuk menjawab tuduhan mereka,
yakni bahwa kuasa yang Yesus demonstrasikan bukan berasal dari
Beelzebul, penghulu setan, melainkan dari Allah. Dari ketiga Injil
Sinoptik hanya Markus yang mengetengahkan pernyataan pembuka: “Bagaimana
setan dapat mengusir setan?”[6] Tentang bantahan Tuhan Yesus kepada ahli-ahlin Taurat tersebut, R.C.H. Lenski menjelaskan sebagai berikut di bawah ini.
“’If a kingdom is divided against itself that kingdom cannot
stand.’Jesus speks of a kingdom because the scribes had referred to
Beelzebul as the ruler of the demons. What Jesus asserts is the
universal experience of men, which no man would think of contradicting.
With eav (also in v. 25) Jesus assumens a case in which a kingdom
becomes divided against itself, the aorist pointing to actual divisions,
one part fighting against another (the same in v. 25).”[7]
Sebagai jawaban dari tuduhan tersebut, pertama Yesus memberikan
sebuah perumpamaan bahwa betapa keterlaluan tuduhan tersebut, lalu Ia
memperingatkan mereka akan bahaya yang begitu mengerikan dari tindakan
ahli-ahli Taurat yang keterlaluan tersebut. Dalam ayat 24—26,
tingkatan-tingkatannya patut diperhatikan: kerajaan, rumah, Iblis. Makin
kecil persekutuan makin mematikan perpecahannya.
Dosa menghujat Roh Kudus: dosa yang tidak dapat diampuni
Pada ayat 28, Yesus menegaskan bahwa semua dosa yang dilakukan
anak-anak manusia akan diampuni, kecuali dosa menghujat Rudus. Apakah
Yesus memaksudkan bahwa ahli-ahli Taurat telah melakukan penghujatan
terhadap Roh Kudus. Mungkin di antara orang yang mendengarkan perkataan
Tuhan Yesus pada masa itu tidak ada yang memiliki pengertian tentang Roh
Kudus sebagai salah satu Oknum dari Tritunggal. Mereka itu pun tidak
dapat melihat bahwa Tuhan Yesus adalah Oknum kedua dari Tritunggal.
Mungkin mereka hanya mengira bahwa Roh Kudus adalah sebagai kuasa yang
memancar daripada Allah saja. Monoteisme mereka bersifat mutlak, jadi
tidak ada unsur kebhinnekaan yang terkandung dalam keberadaan Allah.[8]
Mengenai Tritunggal barulah dinyatakan sepenuhnya dalam PB dan setelah
para rasul memahami pengajaran Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke
surga.
Para ahli tafsir berbeda pendapat apakah ahli-ahli Taurat telah
melakukan dosa yang tidak dapat diampuni tersebut, sebagaimana
disebutkan oleh Yesus. Menurut C.E. Graham Swift, dalam peristiwa
tersebut ahli Taurat belum melakukan dosa menghujat Roh Kudus. “Yesus
tidak mengatakan bahwa ahli Taurat melakukan dosa itu, hanya bahwa
mereka secara membahayakan mendekatinya.”[9]
Berbeda dengan penjelasan Graham Swiftof, Lenski menegaskan bahwa
ahli-ahli Taurat telah melakukan dosa tersebut. Yesus tidak hanya
sekedar memperingatkan mereka.
“The blasphemous slander of the scribes makes it necessary for Jesus
to tell them about the limitations in regard to finding remission. The
range for pardon is indeed great since it extends over every sin, not
matter what it may be, and includes even blasphemy, mocking, and vicious
utterances that are directly against God. But the scibes must be warned
that one exeption exists, namely the blasphemy against the Holy Spirit .
. . Jesus speaking to the Pharisaic scibes who never believed in him.
Hence the uppardonable sin or the sin against the Holy Ghost may be
committed, not only by former believers . . . but also by men have never
believed.”[10]
J. Sidlow Baxter menjelaskan, peringatan Tuhan Yesus tersebut adalah
ungkapan yang sangat keras, sekalipun orang-orang yang mendengarkannya
itu tidak mengerti akan Oknum Roh Kudus. Berikut di bawah ini komentar
Baxter tentang sikap ahli Taurat tersebut.
“Tapi peringatan Tuhan Yesus itu tidak berkurang hebatnya, sekalipun
orang-orang yang mendengarkannya tidak mengerti akan Oknum Roh Kudus.
Bahkan sebaliknya, peringatan itu lebih hebat lagi, karena mengandung
arti bahwa kita mungkin melakukan dosa yang tak dapat diampuni itu
sekalipun kita tidak mengetahui bahwa Roh Kudus itu adalah satu Oknum
dari Tritunggal.”[11]
Ucapan tentang menghujat Roh Kudus adalah salah satu ucapan Tuhan Yesus yang paling menantang.[12]
Karena disalahtafsirkan maka ucapan itu telah mengakibatkan derita yang
tak terkatakan. Di lain pihak, ucapan itu tidak boleh ditiadakan
artinya. Apakah yang dimaksud Tuhan Yesus dengan dosa menghujat Roh
Kudus? Mengapa dosa tersebut tidak dapat diampuni?
Menurut Baxter, yang disebut “menghujat” atau “menentang” Roh Kudus
adalah suatu perbuatan, yang dengan sadar dan nekad, menghina dan
merendahkan kehormatan Allah.[13]
Sementara menurut Graham Swift, dosa yang tak terampuni ini bukanlah
perbuatan atau ucapan yang terasing tanpa hubungan, melainkan suatu
sikap menentang dan menolak terang yang dilakukan dengan sengaja, sikap
lebih menyukai kegelapan daripada terang (bnd. Yoh. 3:19). Bagaimanakah
cara ahli Taurat merendahkan kehormatan Allah? Mereka berkata bahwa
Tuhan Yesus “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan” (Mat.
12:24). Artinya, mereka mengatakan bahwa anugerah dan pekerjaan Roh
Kudus itu adalah perbuatan setan. Mereka memang belum mengetahui bahwa
Roh Kudus adalah salah satu Oknum Allah. Akan tetapi, dari penuturan
Markus tersebut – dan juga jika dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya
dalam ketiga Injil Sinoptik – dapat dipahami bahwa mereka mengetahui
mujizat-mujizat kesembuhan yang Tuhan Yesus perbuat itu berasal dari
Allah. Meskipun demikian terdorong oleh perasaan dengki dan untuk
mempertahankan pengaruh dan kehormatan mereka di hadapan orang banyak,
maka dengan meremehkan suara hati sendiri, mereka melawan kebenaran dan
terang Allah dengan mengatakan bahwa mujizat-mujizat Allah itu
dikerjakan dengan pertolongan Iblis.
Kata “penghujatan” dan “menghujat” berasal dari akar kata yang sama:
“blasphemia” (blasphemy) dan “blasphemeoo” (to blaspheme, to slander).
Kata menghujat lebih dari sekedar menolak atau meremehkan. Menurut
Baxter, penghujatan adalah suatu tindakan menentang dengan kesadaran
atau kesungguhan hati.[14]
Dalam penjelasan rasul Paulus, jika seseorang menghujat dalam keadaan
tidak tahu (knowfully), maka dosa demikian masih bisa diampuni (lih. 1
Tim. 1:13). Dengan demikian, hujatan yang dilakukan oleh ahli-ahli
Taurat sebagaimana dijelaskan dalam ayat 22, dan bahkan mereka
mengatakan bahwa kuasa yang Yesus gunakan adalah kuasa Iblis, adalah
penghujatan yang sesunguhnya, yakni dengan penuh kesadaran. Memang
mereka belum mengenal Oknum Roh Kudus dan Anak sebagai satu kesatuan
Allah Tritunggal, akan tetapi mereka dengan penuh kesadaran menolak
mujizat yang Yesus kerjakan bahkan mengatakannya dari Iblis. Mereka
menghina Yesus dengan perasaan dengki dan dendam hingga mengesampingkan
fakta yang telah menguncangkan hati nuraninya, karena mereka tidak dapat
melakukan perbuatan seperti yang Yesus lakukan.
Dalam Alkitab terjemahan LAI, Yesus menekankan bahwa dosa ini adalah
dosa kekal: “. . . bersalah karena melakukan dosa kekal.” Kata-kata ini
lebih baik diterjemahkan dengan ‘terlibat’ dalamnya, atau ‘bertanggung
jawab’ atasnya (Yun.: enochos). Sikap yang tidak percaya sedemikian yang
disengaja itu dapat dengan cepat mengeras menjadi suatu keadaan, di
mana pertobatan, dan oleh karenanya juga pengampunan, menjadi tidak
mungkin. Vincent Taylor, dalam Graham Swift (1988), menjelaskan jika
seseorang takut bahwa bahwa ia mungkin melakukan dosa ini, maka justru
ketakutan itu menjadi bukti yang jelas bahwa ia tidak melakukannya.[15]
IMPLIKASI TEOLOGIS
Dalam perkembangan penafsiran teologi kontemporer, dosa ”menghujat
Roh Kudus” diperluas dalam berbagai makna dan cakupan perbuatan
tertentu. Dosa menghujat Roh Kudus tidak hanya dimaknai sebagaimana
dilakukan oleh ahli Taurat (baca: orang Farisi) dalam kisah ketiga Injil
Sinoptik tersebut, yakni menolak pekerjaan yang Allah lakukan dan
mengatakannya dilakukan oleh Iblis. Belakangan ini, beberapa teolog
mendaftarkan bahwa perbuatan murtad juga memiliki kualitas yang sama
dengan tindakan penghujatan terhadap Roh Kudus. Demikian juga dengan
perdukunan, okultisme, dan berbagai dimensi yang lain yang meremehkan
Allah dan segala pekerjaan-Nya. Jika seseorang melakukan dosa tersebut
di atas dengan penuh kesadaran, dan hingga akhir hayatnya, orang
tersebut melakukan dosa (yang setara dengan) menghujat Roh Kudus.
Dalam pengajaran Yesus tentang tiga Oknum Tritunggal dalam Yohanes 14
dan 16, Ia secara sungguh-sungguh mengajarkannya kepada murid-murid-Nya
misteri Tritunggal tersebut. Jika orang percaya yang telah mengerti hal
tersebut melakukan hal yang sama seperti dilakukan oleh ahli-ahli
Taurat itu, maka ia berbuat dosa yang kualitasnya sama dengan perbuatan
para ahli Taurat tersebut.
Pada bagian lain dari Markus 3:20—30 dalam Alkitab, Yesus mengecam
dosa terhadap Roh Kudus, berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang yang
mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi
barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” (Luk. 12:10; )
Ada beberapa interpretasi yang tidak tepat terhadap ayat ini dengan
mengatakan bahwa Roh Kudus memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada
Anak. Padahal, dalam konsep Allah Tritunggal tidak ada Pribadi yang
lebih tinggi atau pun lebih rendah dibanding Pribadi lainnya. Mereka
setara atau sederajat. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Roh Kudus
memiliki sifat yang lebih keras, sehingga tidak mau mengampuni
kesalahan. Sementara Allah Anak mempunyai sifat yang murah hati dan suka
mengampuni. Ini adalah interpretasi yang salah tentang dosa menghujat
Roh Kudus, yang oleh Yesus disebut sebagai dosa yang tidak akan
diampuni.
J. Verkuyl, dalam bukunya Etika Kristen: Bagian Umum, mengatakan
bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang dilakukan dengan kesadaran
yang luar biasa.[16]
Menurut Verkuyl, dosa ini hanya dapat timbul jika manusia di dalam
batinnya yakin sepenuhnya akan kebenaran Injil dan akan arti pribadi dan
pekerjaan Tuhan Yesus. Selanjutnya, Verkuyl menjelaskan bahwa menghujat
Roh Kudus adalah satu-satunya dosa yang tidak akan pernah disesali oleh
orang yang melakukannya, sebab orang yang melakukan dosa ini hatinya
sudah menjadi keras sama sekali, yakni dengan penuh kesadaran mereka
mempertahankan kebencian terhadap Kristus yang diurapi-Nya.[17]Mengapa
dosa ini tidak dapat diampuni? Verkuyl menjelaskan, dosa menghujat Roh
Kudus dilakukan terus-menerus dan dengan penuh kesadaran menolak
kesaksian Roh Kudus mengenai Kristus, Firman-Nya, dan karya-karya-Nya.[18]
Jika dihubungkan dengan Firman Tuhan dalam Surat Ibrani, dijelaskan
bahwa dosa menghujat Roh Kudus dapat terjadi dalam keadaan dimana (1)
mereka yang pernah diterangi hatinya, (2) yang pernah mengecap karunia
sorgawi, (3) pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (4) pernah mengecap
firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
menghujat Allah dengan kesadaran yang tinggi (baca: penuh kesadaran).
Orang percaya yang telah mengalami hal di atas, lalu murtad lagi dan
tidak membuka hatinya untuk dibaharui sekali lagi oleh Roh Kudus,
mempunyai peluang untuk melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus. Dengan
tegas, Rasul Paulus mengatakan: “Mereka telah menyalibkan Anak Allah
untuk kedua kalinya dan menghina-Nya di muka umum” (Ibr. 6:4-6).
Seringkali ada orang yang berpikir bahwa ia kemungkinan telah
melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini. Hal yang dapat menjadi
bukti bahwa seseorang tidak melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini
adalah ketika dalam hatinya ada keinginan untuk memperoleh pengampunan
dosa dan kesediaan untuk bertobat. Tidak ada dosa yang tidak dapat
diampuni selama seseorang bertobat dan datang memohon pengampunan dari
Allah (Yes. 1:18; 1 Yoh. 1:9).
[1]
Hanya Markus yang menuliskan urutan peristiwa ini dengan lebih detail.
Barangkali rumah tersebut adalah Simon dan Andreas di Kapernaum. Lih.
R.C.H. Lenski, The Interpretations of St. Marks Gospel (Minneapolis, Minnesota: Augsburg Publishing House, 1964), hlm. 145.
[2] Ibid., hlm. 146.
[3]
Ada banyak orang Kristen salah memahami hal ini dengan mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan saudara-saudara Yesus adalah mereka yang percaya
kepada-Nya. Akan tetapi, dalam ayat 20-21 dan 31-32 – dalam bahasa
aslinya (Yun. eikon) – tampak dengan jelas bahwa yang dimaksud
dengan keluarga Yesus bukan kerabat dekatnya, melainkan saudara-saudara
kandungnya, atau mungkin termasuk Yusuf dan Maria orangtuanya. Mereka
datang menyaksikan kerumunan orang banyak itu dan memahami dengan lebih
cermat keadaan Yesus yang telah menjadi bahan perbincangan banyak orang.
[4] C.E. Graham Swift, “Markus” dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius—Wahyu
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1982), hlm. 137. Tuduhan
yang sama juga dilancarkan terhadap Paulus lebih dari tiga kali (Kis.
26:24; 2 Kor. 5:13) dan sering dilontarkan kepada orang yang Kristen
yang sungguh-sungguh.
[5] C.E. Graham Swift., op cit., hlm. 137.
[6] R.C.H. Lenski, op cit., hlm. 149.
[7] Ibid., 149—150.
[8] J. Sidlow Baxter, Mengenal Isi Alkitab 3; Matius—Kisah Para Rasul (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988), hlm. 157.
[9] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 138.
[10] R.C.H Lenski, op cit., hlm. 153—154.
[11] J. Sidlow Baxter, op cit., hlm. 157.
[12][12] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 137.
[13] Baxter, op cit., hlm. 158.
[14] Ibid., hlm. 158.
[15] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 138.
[16] J. Verkuyl, Etika Kristen:Bagian Umum. Cet. XIV (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), hlm. 46.
[17] Ibid.
[18] Ibid.
s4n7i- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1658
Reputation : 8
Points : 6257
Registration date : 2011-12-29
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
s4n7i wrote:DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
Dosa yang Tidak Dapat Diampuni: Eksposisi Injil Lukas 3:20—30
Oleh: Bernat Siregar, M.Th
(20) Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang
banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. (21)
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka dating hendak
mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. (22) Dan ahli-ahli
Taurat dating dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan:
“Dengan penghulu setan ia mengusir setan.” (23) Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat
mengusir Iblis? (24) Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu
tidak dapat bertahan, (25) dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah,
rumah tangga itu tidak dapat bertahan. (26) Demikian juga Iblis berontak
melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat
bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. (27) Tetapi tidak
seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta
bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu
barulah ia dapat merampok rumah itu. (28) Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya,
semua hujat yang mereka ucapkan. (29) Tetapi apabila seorang menghujat
Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah
karena melakukan dosa kekal.” (3) Ia berkata demikian karena mereka
katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
PENDAHULUAN
Kisah “Yesus dan Beelzebul” terdapat dalam ketiga Injil Sinoptik,
yakni Matius 12:22—32, Markus 3:20—30, dan Luk. 11:14—23. Tampaknya,
nats dari ketiga kisah Injil tersebut memiliki kesamaan alur cerita,
namum juga memiliki perbedaan.
Perbedaan yang paling mencolok adalah bahwa dalam Lukas 11:14—23
tidak terdapat ucapan Yesus: “Segala dosa dan hujat anak manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.” (lih.
Mat. 12:31). Dalam Mrk. 3:28, kalimat tersebut memiliki penekanan
penjelas dalam beberapa kata dari ucapan Yesus tersebut (dibandingkan
dengan Mat. 12:31): “Aku berkata kepadamu, sesunguhnya semua dosa dan
hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka
ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat
ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”
Apakah sebenarnya dosa yang tidak dapat diampuni itu? Tuhan Yesus
memperingatkan hal itu dengan tegas sekali. Dari pemaparan perikop ini,
terlihat bahwa yang diberi peringatan adalah orang-orang beragama yang
rajin beribadat (baca: ke rumah ibadat), yaitu ahli-ahli Taurat (baca:
orang-orang Farisi). Itu berarti dosa menghujat Roh Kudus ini adalah
dosa yang serius, tidak sepele. Dosa yang tidak dapat diampuni itu
bukanlah suatu perbuatan atau kelakuan yang kasar, cemar atau jahat, dan
sejenisnya.
Dalam analisis di bawah ini terhadap nats Markus 3:20—30 akan
dipaparkan apa, mengapa, dan bagaimana dosa menghujat Roh Kudus, yakni
dosa yang tidak dapat diampuni tersebut dengan mengupas ayat-ayat atau
bagian-bagian dari perikop Yesus dan Beelzebul. Pada bagian terakhir,
penulis mengajukan sebuah refleksi kritis teologis dan aplikasinya bagi
kehidupan orang percaya masa kini.
ANALISIS
Yesus didatangi oleh orang banyak dan ahli-ahli Taurat (3:20-22)
Ayat pertama dari perikop ini diawali dengan kata “kai”
(dan)Alkitab TBI menerjemahkannya “kemudian”. Hal ini berarti bahwa
peristiwa dari yang dikisahkan oleh perikop ini terjadi setelah beberapa
peristiwa dalam paparan perikop sebelumnya. Setelah menyelesaikan
beberapa pelayanan-Nya, Yesus dan murid-murid masuk dalam sebuah rumah.[1] Mereka baru saja dari perjalanan bersama dengan murid-murid-Nya (lih. 3:7 dan 3:15).
Dalam ayat 22 dijelaskan bahwa keluarga Yesus datang untuk
mengambilnya, sebab katanya Ia tidak waras lagi. Kata “kaum keluarganya”
dalam ayat ini memiliki makna yang sama dengan “saudara-saudaranya”
dalam ayat 31—32. Bahwa mereka itu adalah keluarga dekat Yesus, yakni
ibu dan ayah, dan saudara-saudari Yesus.[2] Mereka mengkhawatirkan keberadaan Yesus, bahkan memandang-Nya sudah tidak waras lagi.[3]
Frase “tidak waras lagi” bukan berarti bahwa Yesus sudah “berubah akal”
atau “gila”. Menurut mereka, Yesus sedang keranjingan keagamaan
sehingga berlaku secara keterlaluan.[4]
Kedatangan ahli Taurat dari Yerusalem disebabkan oleh kebencian dan
iri hati. Mereka menghubungkan pekerjaan Roh Kudus dengan Iblis. Menurut
C.E. Graham Swift, nama Beelzebul tidak dapat dipastikan, baik ejaan
maupun sumbernya. Mungkin nama ini berasal dari 2 Raj. 1:2, 16 di mana
Baal Zebub berarti “Tuhan lalat”. Bisa juga nama ini adalah nama lain
untuk Iblis atau mewakili kuasa jahat yang lebih rendah.[5]
Yesus mengajarkan perumpamaan tentang kuasa Iblis dan pekerjaannya
Tuduhan yang dialamatkan oleh ahli-ahli Taurat kepada Yesus segera
direspons oleh-Nya. Yesus ingin mengklarifikasi dan menyampaikan
kebenaran, karena itu Ia sendiri secara agresif memanggil para ahli
Taurat tersebut. Yesus memanggil mereka untuk menjawab tuduhan mereka,
yakni bahwa kuasa yang Yesus demonstrasikan bukan berasal dari
Beelzebul, penghulu setan, melainkan dari Allah. Dari ketiga Injil
Sinoptik hanya Markus yang mengetengahkan pernyataan pembuka: “Bagaimana
setan dapat mengusir setan?”[6] Tentang bantahan Tuhan Yesus kepada ahli-ahlin Taurat tersebut, R.C.H. Lenski menjelaskan sebagai berikut di bawah ini.
“’If a kingdom is divided against itself that kingdom cannot
stand.’Jesus speks of a kingdom because the scribes had referred to
Beelzebul as the ruler of the demons. What Jesus asserts is the
universal experience of men, which no man would think of contradicting.
With eav (also in v. 25) Jesus assumens a case in which a kingdom
becomes divided against itself, the aorist pointing to actual divisions,
one part fighting against another (the same in v. 25).”[7]
Sebagai jawaban dari tuduhan tersebut, pertama Yesus memberikan
sebuah perumpamaan bahwa betapa keterlaluan tuduhan tersebut, lalu Ia
memperingatkan mereka akan bahaya yang begitu mengerikan dari tindakan
ahli-ahli Taurat yang keterlaluan tersebut. Dalam ayat 24—26,
tingkatan-tingkatannya patut diperhatikan: kerajaan, rumah, Iblis. Makin
kecil persekutuan makin mematikan perpecahannya.
Dosa menghujat Roh Kudus: dosa yang tidak dapat diampuni
Pada ayat 28, Yesus menegaskan bahwa semua dosa yang dilakukan
anak-anak manusia akan diampuni, kecuali dosa menghujat Rudus. Apakah
Yesus memaksudkan bahwa ahli-ahli Taurat telah melakukan penghujatan
terhadap Roh Kudus. Mungkin di antara orang yang mendengarkan perkataan
Tuhan Yesus pada masa itu tidak ada yang memiliki pengertian tentang Roh
Kudus sebagai salah satu Oknum dari Tritunggal. Mereka itu pun tidak
dapat melihat bahwa Tuhan Yesus adalah Oknum kedua dari Tritunggal.
Mungkin mereka hanya mengira bahwa Roh Kudus adalah sebagai kuasa yang
memancar daripada Allah saja. Monoteisme mereka bersifat mutlak, jadi
tidak ada unsur kebhinnekaan yang terkandung dalam keberadaan Allah.[8]
Mengenai Tritunggal barulah dinyatakan sepenuhnya dalam PB dan setelah
para rasul memahami pengajaran Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke
surga.
Para ahli tafsir berbeda pendapat apakah ahli-ahli Taurat telah
melakukan dosa yang tidak dapat diampuni tersebut, sebagaimana
disebutkan oleh Yesus. Menurut C.E. Graham Swift, dalam peristiwa
tersebut ahli Taurat belum melakukan dosa menghujat Roh Kudus. “Yesus
tidak mengatakan bahwa ahli Taurat melakukan dosa itu, hanya bahwa
mereka secara membahayakan mendekatinya.”[9]
Berbeda dengan penjelasan Graham Swiftof, Lenski menegaskan bahwa
ahli-ahli Taurat telah melakukan dosa tersebut. Yesus tidak hanya
sekedar memperingatkan mereka.
“The blasphemous slander of the scribes makes it necessary for Jesus
to tell them about the limitations in regard to finding remission. The
range for pardon is indeed great since it extends over every sin, not
matter what it may be, and includes even blasphemy, mocking, and vicious
utterances that are directly against God. But the scibes must be warned
that one exeption exists, namely the blasphemy against the Holy Spirit .
. . Jesus speaking to the Pharisaic scibes who never believed in him.
Hence the uppardonable sin or the sin against the Holy Ghost may be
committed, not only by former believers . . . but also by men have never
believed.”[10]
J. Sidlow Baxter menjelaskan, peringatan Tuhan Yesus tersebut adalah
ungkapan yang sangat keras, sekalipun orang-orang yang mendengarkannya
itu tidak mengerti akan Oknum Roh Kudus. Berikut di bawah ini komentar
Baxter tentang sikap ahli Taurat tersebut.
“Tapi peringatan Tuhan Yesus itu tidak berkurang hebatnya, sekalipun
orang-orang yang mendengarkannya tidak mengerti akan Oknum Roh Kudus.
Bahkan sebaliknya, peringatan itu lebih hebat lagi, karena mengandung
arti bahwa kita mungkin melakukan dosa yang tak dapat diampuni itu
sekalipun kita tidak mengetahui bahwa Roh Kudus itu adalah satu Oknum
dari Tritunggal.”[11]
Ucapan tentang menghujat Roh Kudus adalah salah satu ucapan Tuhan Yesus yang paling menantang.[12]
Karena disalahtafsirkan maka ucapan itu telah mengakibatkan derita yang
tak terkatakan. Di lain pihak, ucapan itu tidak boleh ditiadakan
artinya. Apakah yang dimaksud Tuhan Yesus dengan dosa menghujat Roh
Kudus? Mengapa dosa tersebut tidak dapat diampuni?
Menurut Baxter, yang disebut “menghujat” atau “menentang” Roh Kudus
adalah suatu perbuatan, yang dengan sadar dan nekad, menghina dan
merendahkan kehormatan Allah.[13]
Sementara menurut Graham Swift, dosa yang tak terampuni ini bukanlah
perbuatan atau ucapan yang terasing tanpa hubungan, melainkan suatu
sikap menentang dan menolak terang yang dilakukan dengan sengaja, sikap
lebih menyukai kegelapan daripada terang (bnd. Yoh. 3:19). Bagaimanakah
cara ahli Taurat merendahkan kehormatan Allah? Mereka berkata bahwa
Tuhan Yesus “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan” (Mat.
12:24). Artinya, mereka mengatakan bahwa anugerah dan pekerjaan Roh
Kudus itu adalah perbuatan setan. Mereka memang belum mengetahui bahwa
Roh Kudus adalah salah satu Oknum Allah. Akan tetapi, dari penuturan
Markus tersebut – dan juga jika dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya
dalam ketiga Injil Sinoptik – dapat dipahami bahwa mereka mengetahui
mujizat-mujizat kesembuhan yang Tuhan Yesus perbuat itu berasal dari
Allah. Meskipun demikian terdorong oleh perasaan dengki dan untuk
mempertahankan pengaruh dan kehormatan mereka di hadapan orang banyak,
maka dengan meremehkan suara hati sendiri, mereka melawan kebenaran dan
terang Allah dengan mengatakan bahwa mujizat-mujizat Allah itu
dikerjakan dengan pertolongan Iblis.
Kata “penghujatan” dan “menghujat” berasal dari akar kata yang sama:
“blasphemia” (blasphemy) dan “blasphemeoo” (to blaspheme, to slander).
Kata menghujat lebih dari sekedar menolak atau meremehkan. Menurut
Baxter, penghujatan adalah suatu tindakan menentang dengan kesadaran
atau kesungguhan hati.[14]
Dalam penjelasan rasul Paulus, jika seseorang menghujat dalam keadaan
tidak tahu (knowfully), maka dosa demikian masih bisa diampuni (lih. 1
Tim. 1:13). Dengan demikian, hujatan yang dilakukan oleh ahli-ahli
Taurat sebagaimana dijelaskan dalam ayat 22, dan bahkan mereka
mengatakan bahwa kuasa yang Yesus gunakan adalah kuasa Iblis, adalah
penghujatan yang sesunguhnya, yakni dengan penuh kesadaran. Memang
mereka belum mengenal Oknum Roh Kudus dan Anak sebagai satu kesatuan
Allah Tritunggal, akan tetapi mereka dengan penuh kesadaran menolak
mujizat yang Yesus kerjakan bahkan mengatakannya dari Iblis. Mereka
menghina Yesus dengan perasaan dengki dan dendam hingga mengesampingkan
fakta yang telah menguncangkan hati nuraninya, karena mereka tidak dapat
melakukan perbuatan seperti yang Yesus lakukan.
Dalam Alkitab terjemahan LAI, Yesus menekankan bahwa dosa ini adalah
dosa kekal: “. . . bersalah karena melakukan dosa kekal.” Kata-kata ini
lebih baik diterjemahkan dengan ‘terlibat’ dalamnya, atau ‘bertanggung
jawab’ atasnya (Yun.: enochos). Sikap yang tidak percaya sedemikian yang
disengaja itu dapat dengan cepat mengeras menjadi suatu keadaan, di
mana pertobatan, dan oleh karenanya juga pengampunan, menjadi tidak
mungkin. Vincent Taylor, dalam Graham Swift (1988), menjelaskan jika
seseorang takut bahwa bahwa ia mungkin melakukan dosa ini, maka justru
ketakutan itu menjadi bukti yang jelas bahwa ia tidak melakukannya.[15]
IMPLIKASI TEOLOGIS
Dalam perkembangan penafsiran teologi kontemporer, dosa ”menghujat
Roh Kudus” diperluas dalam berbagai makna dan cakupan perbuatan
tertentu. Dosa menghujat Roh Kudus tidak hanya dimaknai sebagaimana
dilakukan oleh ahli Taurat (baca: orang Farisi) dalam kisah ketiga Injil
Sinoptik tersebut, yakni menolak pekerjaan yang Allah lakukan dan
mengatakannya dilakukan oleh Iblis. Belakangan ini, beberapa teolog
mendaftarkan bahwa perbuatan murtad juga memiliki kualitas yang sama
dengan tindakan penghujatan terhadap Roh Kudus. Demikian juga dengan
perdukunan, okultisme, dan berbagai dimensi yang lain yang meremehkan
Allah dan segala pekerjaan-Nya. Jika seseorang melakukan dosa tersebut
di atas dengan penuh kesadaran, dan hingga akhir hayatnya, orang
tersebut melakukan dosa (yang setara dengan) menghujat Roh Kudus.
Dalam pengajaran Yesus tentang tiga Oknum Tritunggal dalam Yohanes 14
dan 16, Ia secara sungguh-sungguh mengajarkannya kepada murid-murid-Nya
misteri Tritunggal tersebut. Jika orang percaya yang telah mengerti hal
tersebut melakukan hal yang sama seperti dilakukan oleh ahli-ahli
Taurat itu, maka ia berbuat dosa yang kualitasnya sama dengan perbuatan
para ahli Taurat tersebut.
Pada bagian lain dari Markus 3:20—30 dalam Alkitab, Yesus mengecam
dosa terhadap Roh Kudus, berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang yang
mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi
barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” (Luk. 12:10; )
Ada beberapa interpretasi yang tidak tepat terhadap ayat ini dengan
mengatakan bahwa Roh Kudus memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada
Anak. Padahal, dalam konsep Allah Tritunggal tidak ada Pribadi yang
lebih tinggi atau pun lebih rendah dibanding Pribadi lainnya. Mereka
setara atau sederajat. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Roh Kudus
memiliki sifat yang lebih keras, sehingga tidak mau mengampuni
kesalahan. Sementara Allah Anak mempunyai sifat yang murah hati dan suka
mengampuni. Ini adalah interpretasi yang salah tentang dosa menghujat
Roh Kudus, yang oleh Yesus disebut sebagai dosa yang tidak akan
diampuni.
J. Verkuyl, dalam bukunya Etika Kristen: Bagian Umum, mengatakan
bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang dilakukan dengan kesadaran
yang luar biasa.[16]
Menurut Verkuyl, dosa ini hanya dapat timbul jika manusia di dalam
batinnya yakin sepenuhnya akan kebenaran Injil dan akan arti pribadi dan
pekerjaan Tuhan Yesus. Selanjutnya, Verkuyl menjelaskan bahwa menghujat
Roh Kudus adalah satu-satunya dosa yang tidak akan pernah disesali oleh
orang yang melakukannya, sebab orang yang melakukan dosa ini hatinya
sudah menjadi keras sama sekali, yakni dengan penuh kesadaran mereka
mempertahankan kebencian terhadap Kristus yang diurapi-Nya.[17]Mengapa
dosa ini tidak dapat diampuni? Verkuyl menjelaskan, dosa menghujat Roh
Kudus dilakukan terus-menerus dan dengan penuh kesadaran menolak
kesaksian Roh Kudus mengenai Kristus, Firman-Nya, dan karya-karya-Nya.[18]
Jika dihubungkan dengan Firman Tuhan dalam Surat Ibrani, dijelaskan
bahwa dosa menghujat Roh Kudus dapat terjadi dalam keadaan dimana (1)
mereka yang pernah diterangi hatinya, (2) yang pernah mengecap karunia
sorgawi, (3) pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (4) pernah mengecap
firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
menghujat Allah dengan kesadaran yang tinggi (baca: penuh kesadaran).
Orang percaya yang telah mengalami hal di atas, lalu murtad lagi dan
tidak membuka hatinya untuk dibaharui sekali lagi oleh Roh Kudus,
mempunyai peluang untuk melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus. Dengan
tegas, Rasul Paulus mengatakan: “Mereka telah menyalibkan Anak Allah
untuk kedua kalinya dan menghina-Nya di muka umum” (Ibr. 6:4-6).
Seringkali ada orang yang berpikir bahwa ia kemungkinan telah
melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini. Hal yang dapat menjadi
bukti bahwa seseorang tidak melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini
adalah ketika dalam hatinya ada keinginan untuk memperoleh pengampunan
dosa dan kesediaan untuk bertobat. Tidak ada dosa yang tidak dapat
diampuni selama seseorang bertobat dan datang memohon pengampunan dari
Allah (Yes. 1:18; 1 Yoh. 1:9).
[1]
Hanya Markus yang menuliskan urutan peristiwa ini dengan lebih detail.
Barangkali rumah tersebut adalah Simon dan Andreas di Kapernaum. Lih.
R.C.H. Lenski, The Interpretations of St. Marks Gospel (Minneapolis, Minnesota: Augsburg Publishing House, 1964), hlm. 145.
[2] Ibid., hlm. 146.
[3]
Ada banyak orang Kristen salah memahami hal ini dengan mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan saudara-saudara Yesus adalah mereka yang percaya
kepada-Nya. Akan tetapi, dalam ayat 20-21 dan 31-32 – dalam bahasa
aslinya (Yun. eikon) – tampak dengan jelas bahwa yang dimaksud
dengan keluarga Yesus bukan kerabat dekatnya, melainkan saudara-saudara
kandungnya, atau mungkin termasuk Yusuf dan Maria orangtuanya. Mereka
datang menyaksikan kerumunan orang banyak itu dan memahami dengan lebih
cermat keadaan Yesus yang telah menjadi bahan perbincangan banyak orang.
[4] C.E. Graham Swift, “Markus” dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius—Wahyu
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1982), hlm. 137. Tuduhan
yang sama juga dilancarkan terhadap Paulus lebih dari tiga kali (Kis.
26:24; 2 Kor. 5:13) dan sering dilontarkan kepada orang yang Kristen
yang sungguh-sungguh.
[5] C.E. Graham Swift., op cit., hlm. 137.
[6] R.C.H. Lenski, op cit., hlm. 149.
[7] Ibid., 149—150.
[8] J. Sidlow Baxter, Mengenal Isi Alkitab 3; Matius—Kisah Para Rasul (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988), hlm. 157.
[9] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 138.
[10] R.C.H Lenski, op cit., hlm. 153—154.
[11] J. Sidlow Baxter, op cit., hlm. 157.
[12][12] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 137.
[13] Baxter, op cit., hlm. 158.
[14] Ibid., hlm. 158.
[15] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 138.
[16] J. Verkuyl, Etika Kristen:Bagian Umum. Cet. XIV (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), hlm. 46.
[17] Ibid.
[18] Ibid.
Malahan roH kudus ane masak OPOR ntar Buka puasa :
Mrk_1:10 Begitu Yesus keluar dari sungai itu, Ia melihat langit terbuka dan Roh Allah turun seperti burung merpati ke atas-Nya.
putramentari- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 982
Reputation : 2
Points : 5799
Registration date : 2011-04-02
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:s4n7i wrote:DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
Dosa yang Tidak Dapat Diampuni: Eksposisi Injil Lukas 3:20—30
Oleh: Bernat Siregar, M.Th
(20) Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang
banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. (21)
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka dating hendak
mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. (22) Dan ahli-ahli
Taurat dating dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan:
“Dengan penghulu setan ia mengusir setan.” (23) Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat
mengusir Iblis? (24) Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu
tidak dapat bertahan, (25) dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah,
rumah tangga itu tidak dapat bertahan. (26) Demikian juga Iblis berontak
melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat
bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. (27) Tetapi tidak
seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta
bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu
barulah ia dapat merampok rumah itu. (28) Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya,
semua hujat yang mereka ucapkan. (29) Tetapi apabila seorang menghujat
Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah
karena melakukan dosa kekal.” (3) Ia berkata demikian karena mereka
katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
PENDAHULUAN
Kisah “Yesus dan Beelzebul” terdapat dalam ketiga Injil Sinoptik,
yakni Matius 12:22—32, Markus 3:20—30, dan Luk. 11:14—23. Tampaknya,
nats dari ketiga kisah Injil tersebut memiliki kesamaan alur cerita,
namum juga memiliki perbedaan.
Perbedaan yang paling mencolok adalah bahwa dalam Lukas 11:14—23
tidak terdapat ucapan Yesus: “Segala dosa dan hujat anak manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.” (lih.
Mat. 12:31). Dalam Mrk. 3:28, kalimat tersebut memiliki penekanan
penjelas dalam beberapa kata dari ucapan Yesus tersebut (dibandingkan
dengan Mat. 12:31): “Aku berkata kepadamu, sesunguhnya semua dosa dan
hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka
ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat
ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”
Apakah sebenarnya dosa yang tidak dapat diampuni itu? Tuhan Yesus
memperingatkan hal itu dengan tegas sekali. Dari pemaparan perikop ini,
terlihat bahwa yang diberi peringatan adalah orang-orang beragama yang
rajin beribadat (baca: ke rumah ibadat), yaitu ahli-ahli Taurat (baca:
orang-orang Farisi). Itu berarti dosa menghujat Roh Kudus ini adalah
dosa yang serius, tidak sepele. Dosa yang tidak dapat diampuni itu
bukanlah suatu perbuatan atau kelakuan yang kasar, cemar atau jahat, dan
sejenisnya.
Dalam analisis di bawah ini terhadap nats Markus 3:20—30 akan
dipaparkan apa, mengapa, dan bagaimana dosa menghujat Roh Kudus, yakni
dosa yang tidak dapat diampuni tersebut dengan mengupas ayat-ayat atau
bagian-bagian dari perikop Yesus dan Beelzebul. Pada bagian terakhir,
penulis mengajukan sebuah refleksi kritis teologis dan aplikasinya bagi
kehidupan orang percaya masa kini.
ANALISIS
Yesus didatangi oleh orang banyak dan ahli-ahli Taurat (3:20-22)
Ayat pertama dari perikop ini diawali dengan kata “kai”
(dan)Alkitab TBI menerjemahkannya “kemudian”. Hal ini berarti bahwa
peristiwa dari yang dikisahkan oleh perikop ini terjadi setelah beberapa
peristiwa dalam paparan perikop sebelumnya. Setelah menyelesaikan
beberapa pelayanan-Nya, Yesus dan murid-murid masuk dalam sebuah rumah.[1] Mereka baru saja dari perjalanan bersama dengan murid-murid-Nya (lih. 3:7 dan 3:15).
Dalam ayat 22 dijelaskan bahwa keluarga Yesus datang untuk
mengambilnya, sebab katanya Ia tidak waras lagi. Kata “kaum keluarganya”
dalam ayat ini memiliki makna yang sama dengan “saudara-saudaranya”
dalam ayat 31—32. Bahwa mereka itu adalah keluarga dekat Yesus, yakni
ibu dan ayah, dan saudara-saudari Yesus.[2] Mereka mengkhawatirkan keberadaan Yesus, bahkan memandang-Nya sudah tidak waras lagi.[3]
Frase “tidak waras lagi” bukan berarti bahwa Yesus sudah “berubah akal”
atau “gila”. Menurut mereka, Yesus sedang keranjingan keagamaan
sehingga berlaku secara keterlaluan.[4]
Kedatangan ahli Taurat dari Yerusalem disebabkan oleh kebencian dan
iri hati. Mereka menghubungkan pekerjaan Roh Kudus dengan Iblis. Menurut
C.E. Graham Swift, nama Beelzebul tidak dapat dipastikan, baik ejaan
maupun sumbernya. Mungkin nama ini berasal dari 2 Raj. 1:2, 16 di mana
Baal Zebub berarti “Tuhan lalat”. Bisa juga nama ini adalah nama lain
untuk Iblis atau mewakili kuasa jahat yang lebih rendah.[5]
Yesus mengajarkan perumpamaan tentang kuasa Iblis dan pekerjaannya
Tuduhan yang dialamatkan oleh ahli-ahli Taurat kepada Yesus segera
direspons oleh-Nya. Yesus ingin mengklarifikasi dan menyampaikan
kebenaran, karena itu Ia sendiri secara agresif memanggil para ahli
Taurat tersebut. Yesus memanggil mereka untuk menjawab tuduhan mereka,
yakni bahwa kuasa yang Yesus demonstrasikan bukan berasal dari
Beelzebul, penghulu setan, melainkan dari Allah. Dari ketiga Injil
Sinoptik hanya Markus yang mengetengahkan pernyataan pembuka: “Bagaimana
setan dapat mengusir setan?”[6] Tentang bantahan Tuhan Yesus kepada ahli-ahlin Taurat tersebut, R.C.H. Lenski menjelaskan sebagai berikut di bawah ini.
“’If a kingdom is divided against itself that kingdom cannot
stand.’Jesus speks of a kingdom because the scribes had referred to
Beelzebul as the ruler of the demons. What Jesus asserts is the
universal experience of men, which no man would think of contradicting.
With eav (also in v. 25) Jesus assumens a case in which a kingdom
becomes divided against itself, the aorist pointing to actual divisions,
one part fighting against another (the same in v. 25).”[7]
Sebagai jawaban dari tuduhan tersebut, pertama Yesus memberikan
sebuah perumpamaan bahwa betapa keterlaluan tuduhan tersebut, lalu Ia
memperingatkan mereka akan bahaya yang begitu mengerikan dari tindakan
ahli-ahli Taurat yang keterlaluan tersebut. Dalam ayat 24—26,
tingkatan-tingkatannya patut diperhatikan: kerajaan, rumah, Iblis. Makin
kecil persekutuan makin mematikan perpecahannya.
Dosa menghujat Roh Kudus: dosa yang tidak dapat diampuni
Pada ayat 28, Yesus menegaskan bahwa semua dosa yang dilakukan
anak-anak manusia akan diampuni, kecuali dosa menghujat Rudus. Apakah
Yesus memaksudkan bahwa ahli-ahli Taurat telah melakukan penghujatan
terhadap Roh Kudus. Mungkin di antara orang yang mendengarkan perkataan
Tuhan Yesus pada masa itu tidak ada yang memiliki pengertian tentang Roh
Kudus sebagai salah satu Oknum dari Tritunggal. Mereka itu pun tidak
dapat melihat bahwa Tuhan Yesus adalah Oknum kedua dari Tritunggal.
Mungkin mereka hanya mengira bahwa Roh Kudus adalah sebagai kuasa yang
memancar daripada Allah saja. Monoteisme mereka bersifat mutlak, jadi
tidak ada unsur kebhinnekaan yang terkandung dalam keberadaan Allah.[8]
Mengenai Tritunggal barulah dinyatakan sepenuhnya dalam PB dan setelah
para rasul memahami pengajaran Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke
surga.
Para ahli tafsir berbeda pendapat apakah ahli-ahli Taurat telah
melakukan dosa yang tidak dapat diampuni tersebut, sebagaimana
disebutkan oleh Yesus. Menurut C.E. Graham Swift, dalam peristiwa
tersebut ahli Taurat belum melakukan dosa menghujat Roh Kudus. “Yesus
tidak mengatakan bahwa ahli Taurat melakukan dosa itu, hanya bahwa
mereka secara membahayakan mendekatinya.”[9]
Berbeda dengan penjelasan Graham Swiftof, Lenski menegaskan bahwa
ahli-ahli Taurat telah melakukan dosa tersebut. Yesus tidak hanya
sekedar memperingatkan mereka.
“The blasphemous slander of the scribes makes it necessary for Jesus
to tell them about the limitations in regard to finding remission. The
range for pardon is indeed great since it extends over every sin, not
matter what it may be, and includes even blasphemy, mocking, and vicious
utterances that are directly against God. But the scibes must be warned
that one exeption exists, namely the blasphemy against the Holy Spirit .
. . Jesus speaking to the Pharisaic scibes who never believed in him.
Hence the uppardonable sin or the sin against the Holy Ghost may be
committed, not only by former believers . . . but also by men have never
believed.”[10]
J. Sidlow Baxter menjelaskan, peringatan Tuhan Yesus tersebut adalah
ungkapan yang sangat keras, sekalipun orang-orang yang mendengarkannya
itu tidak mengerti akan Oknum Roh Kudus. Berikut di bawah ini komentar
Baxter tentang sikap ahli Taurat tersebut.
“Tapi peringatan Tuhan Yesus itu tidak berkurang hebatnya, sekalipun
orang-orang yang mendengarkannya tidak mengerti akan Oknum Roh Kudus.
Bahkan sebaliknya, peringatan itu lebih hebat lagi, karena mengandung
arti bahwa kita mungkin melakukan dosa yang tak dapat diampuni itu
sekalipun kita tidak mengetahui bahwa Roh Kudus itu adalah satu Oknum
dari Tritunggal.”[11]
Ucapan tentang menghujat Roh Kudus adalah salah satu ucapan Tuhan Yesus yang paling menantang.[12]
Karena disalahtafsirkan maka ucapan itu telah mengakibatkan derita yang
tak terkatakan. Di lain pihak, ucapan itu tidak boleh ditiadakan
artinya. Apakah yang dimaksud Tuhan Yesus dengan dosa menghujat Roh
Kudus? Mengapa dosa tersebut tidak dapat diampuni?
Menurut Baxter, yang disebut “menghujat” atau “menentang” Roh Kudus
adalah suatu perbuatan, yang dengan sadar dan nekad, menghina dan
merendahkan kehormatan Allah.[13]
Sementara menurut Graham Swift, dosa yang tak terampuni ini bukanlah
perbuatan atau ucapan yang terasing tanpa hubungan, melainkan suatu
sikap menentang dan menolak terang yang dilakukan dengan sengaja, sikap
lebih menyukai kegelapan daripada terang (bnd. Yoh. 3:19). Bagaimanakah
cara ahli Taurat merendahkan kehormatan Allah? Mereka berkata bahwa
Tuhan Yesus “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan” (Mat.
12:24). Artinya, mereka mengatakan bahwa anugerah dan pekerjaan Roh
Kudus itu adalah perbuatan setan. Mereka memang belum mengetahui bahwa
Roh Kudus adalah salah satu Oknum Allah. Akan tetapi, dari penuturan
Markus tersebut – dan juga jika dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya
dalam ketiga Injil Sinoptik – dapat dipahami bahwa mereka mengetahui
mujizat-mujizat kesembuhan yang Tuhan Yesus perbuat itu berasal dari
Allah. Meskipun demikian terdorong oleh perasaan dengki dan untuk
mempertahankan pengaruh dan kehormatan mereka di hadapan orang banyak,
maka dengan meremehkan suara hati sendiri, mereka melawan kebenaran dan
terang Allah dengan mengatakan bahwa mujizat-mujizat Allah itu
dikerjakan dengan pertolongan Iblis.
Kata “penghujatan” dan “menghujat” berasal dari akar kata yang sama:
“blasphemia” (blasphemy) dan “blasphemeoo” (to blaspheme, to slander).
Kata menghujat lebih dari sekedar menolak atau meremehkan. Menurut
Baxter, penghujatan adalah suatu tindakan menentang dengan kesadaran
atau kesungguhan hati.[14]
Dalam penjelasan rasul Paulus, jika seseorang menghujat dalam keadaan
tidak tahu (knowfully), maka dosa demikian masih bisa diampuni (lih. 1
Tim. 1:13). Dengan demikian, hujatan yang dilakukan oleh ahli-ahli
Taurat sebagaimana dijelaskan dalam ayat 22, dan bahkan mereka
mengatakan bahwa kuasa yang Yesus gunakan adalah kuasa Iblis, adalah
penghujatan yang sesunguhnya, yakni dengan penuh kesadaran. Memang
mereka belum mengenal Oknum Roh Kudus dan Anak sebagai satu kesatuan
Allah Tritunggal, akan tetapi mereka dengan penuh kesadaran menolak
mujizat yang Yesus kerjakan bahkan mengatakannya dari Iblis. Mereka
menghina Yesus dengan perasaan dengki dan dendam hingga mengesampingkan
fakta yang telah menguncangkan hati nuraninya, karena mereka tidak dapat
melakukan perbuatan seperti yang Yesus lakukan.
Dalam Alkitab terjemahan LAI, Yesus menekankan bahwa dosa ini adalah
dosa kekal: “. . . bersalah karena melakukan dosa kekal.” Kata-kata ini
lebih baik diterjemahkan dengan ‘terlibat’ dalamnya, atau ‘bertanggung
jawab’ atasnya (Yun.: enochos). Sikap yang tidak percaya sedemikian yang
disengaja itu dapat dengan cepat mengeras menjadi suatu keadaan, di
mana pertobatan, dan oleh karenanya juga pengampunan, menjadi tidak
mungkin. Vincent Taylor, dalam Graham Swift (1988), menjelaskan jika
seseorang takut bahwa bahwa ia mungkin melakukan dosa ini, maka justru
ketakutan itu menjadi bukti yang jelas bahwa ia tidak melakukannya.[15]
IMPLIKASI TEOLOGIS
Dalam perkembangan penafsiran teologi kontemporer, dosa ”menghujat
Roh Kudus” diperluas dalam berbagai makna dan cakupan perbuatan
tertentu. Dosa menghujat Roh Kudus tidak hanya dimaknai sebagaimana
dilakukan oleh ahli Taurat (baca: orang Farisi) dalam kisah ketiga Injil
Sinoptik tersebut, yakni menolak pekerjaan yang Allah lakukan dan
mengatakannya dilakukan oleh Iblis. Belakangan ini, beberapa teolog
mendaftarkan bahwa perbuatan murtad juga memiliki kualitas yang sama
dengan tindakan penghujatan terhadap Roh Kudus. Demikian juga dengan
perdukunan, okultisme, dan berbagai dimensi yang lain yang meremehkan
Allah dan segala pekerjaan-Nya. Jika seseorang melakukan dosa tersebut
di atas dengan penuh kesadaran, dan hingga akhir hayatnya, orang
tersebut melakukan dosa (yang setara dengan) menghujat Roh Kudus.
Dalam pengajaran Yesus tentang tiga Oknum Tritunggal dalam Yohanes 14
dan 16, Ia secara sungguh-sungguh mengajarkannya kepada murid-murid-Nya
misteri Tritunggal tersebut. Jika orang percaya yang telah mengerti hal
tersebut melakukan hal yang sama seperti dilakukan oleh ahli-ahli
Taurat itu, maka ia berbuat dosa yang kualitasnya sama dengan perbuatan
para ahli Taurat tersebut.
Pada bagian lain dari Markus 3:20—30 dalam Alkitab, Yesus mengecam
dosa terhadap Roh Kudus, berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang yang
mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi
barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” (Luk. 12:10; )
Ada beberapa interpretasi yang tidak tepat terhadap ayat ini dengan
mengatakan bahwa Roh Kudus memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada
Anak. Padahal, dalam konsep Allah Tritunggal tidak ada Pribadi yang
lebih tinggi atau pun lebih rendah dibanding Pribadi lainnya. Mereka
setara atau sederajat. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Roh Kudus
memiliki sifat yang lebih keras, sehingga tidak mau mengampuni
kesalahan. Sementara Allah Anak mempunyai sifat yang murah hati dan suka
mengampuni. Ini adalah interpretasi yang salah tentang dosa menghujat
Roh Kudus, yang oleh Yesus disebut sebagai dosa yang tidak akan
diampuni.
J. Verkuyl, dalam bukunya Etika Kristen: Bagian Umum, mengatakan
bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang dilakukan dengan kesadaran
yang luar biasa.[16]
Menurut Verkuyl, dosa ini hanya dapat timbul jika manusia di dalam
batinnya yakin sepenuhnya akan kebenaran Injil dan akan arti pribadi dan
pekerjaan Tuhan Yesus. Selanjutnya, Verkuyl menjelaskan bahwa menghujat
Roh Kudus adalah satu-satunya dosa yang tidak akan pernah disesali oleh
orang yang melakukannya, sebab orang yang melakukan dosa ini hatinya
sudah menjadi keras sama sekali, yakni dengan penuh kesadaran mereka
mempertahankan kebencian terhadap Kristus yang diurapi-Nya.[17]Mengapa
dosa ini tidak dapat diampuni? Verkuyl menjelaskan, dosa menghujat Roh
Kudus dilakukan terus-menerus dan dengan penuh kesadaran menolak
kesaksian Roh Kudus mengenai Kristus, Firman-Nya, dan karya-karya-Nya.[18]
Jika dihubungkan dengan Firman Tuhan dalam Surat Ibrani, dijelaskan
bahwa dosa menghujat Roh Kudus dapat terjadi dalam keadaan dimana (1)
mereka yang pernah diterangi hatinya, (2) yang pernah mengecap karunia
sorgawi, (3) pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (4) pernah mengecap
firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
menghujat Allah dengan kesadaran yang tinggi (baca: penuh kesadaran).
Orang percaya yang telah mengalami hal di atas, lalu murtad lagi dan
tidak membuka hatinya untuk dibaharui sekali lagi oleh Roh Kudus,
mempunyai peluang untuk melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus. Dengan
tegas, Rasul Paulus mengatakan: “Mereka telah menyalibkan Anak Allah
untuk kedua kalinya dan menghina-Nya di muka umum” (Ibr. 6:4-6).
Seringkali ada orang yang berpikir bahwa ia kemungkinan telah
melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini. Hal yang dapat menjadi
bukti bahwa seseorang tidak melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini
adalah ketika dalam hatinya ada keinginan untuk memperoleh pengampunan
dosa dan kesediaan untuk bertobat. Tidak ada dosa yang tidak dapat
diampuni selama seseorang bertobat dan datang memohon pengampunan dari
Allah (Yes. 1:18; 1 Yoh. 1:9).
[1]
Hanya Markus yang menuliskan urutan peristiwa ini dengan lebih detail.
Barangkali rumah tersebut adalah Simon dan Andreas di Kapernaum. Lih.
R.C.H. Lenski, The Interpretations of St. Marks Gospel (Minneapolis, Minnesota: Augsburg Publishing House, 1964), hlm. 145.
[2] Ibid., hlm. 146.
[3]
Ada banyak orang Kristen salah memahami hal ini dengan mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan saudara-saudara Yesus adalah mereka yang percaya
kepada-Nya. Akan tetapi, dalam ayat 20-21 dan 31-32 – dalam bahasa
aslinya (Yun. eikon) – tampak dengan jelas bahwa yang dimaksud
dengan keluarga Yesus bukan kerabat dekatnya, melainkan saudara-saudara
kandungnya, atau mungkin termasuk Yusuf dan Maria orangtuanya. Mereka
datang menyaksikan kerumunan orang banyak itu dan memahami dengan lebih
cermat keadaan Yesus yang telah menjadi bahan perbincangan banyak orang.
[4] C.E. Graham Swift, “Markus” dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius—Wahyu
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1982), hlm. 137. Tuduhan
yang sama juga dilancarkan terhadap Paulus lebih dari tiga kali (Kis.
26:24; 2 Kor. 5:13) dan sering dilontarkan kepada orang yang Kristen
yang sungguh-sungguh.
[5] C.E. Graham Swift., op cit., hlm. 137.
[6] R.C.H. Lenski, op cit., hlm. 149.
[7] Ibid., 149—150.
[8] J. Sidlow Baxter, Mengenal Isi Alkitab 3; Matius—Kisah Para Rasul (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988), hlm. 157.
[9] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 138.
[10] R.C.H Lenski, op cit., hlm. 153—154.
[11] J. Sidlow Baxter, op cit., hlm. 157.
[12][12] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 137.
[13] Baxter, op cit., hlm. 158.
[14] Ibid., hlm. 158.
[15] C.E. Graham Swift, op cit., hlm. 138.
[16] J. Verkuyl, Etika Kristen:Bagian Umum. Cet. XIV (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), hlm. 46.
[17] Ibid.
[18] Ibid.
Malahan roH kudus ane masak OPOR ntar Buka puasa :
Mrk_1:10 Begitu Yesus keluar dari sungai itu, Ia melihat langit terbuka dan Roh Allah turun seperti burung merpati ke atas-Nya.
anda yakin kalo puasa anda akan diterima jika kelakuan saudara suka menghina.
atau memang ajarannya seperti itu .
cerna kata tersebut baek-baek. kata seperti itu bermakna apa...?
s4n7i- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1658
Reputation : 8
Points : 6257
Registration date : 2011-12-29
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:
Malahan roH kudus ane masak OPOR ntar Buka puasa :
Mrk_1:10 Begitu Yesus keluar dari sungai itu, Ia melihat langit terbuka dan Roh Allah turun seperti burung merpati ke atas-Nya.
sudah diingatkan, jangan menghujat Roh Kudus
kalau ngeyel resiko tanggung sendiri
jimatkalimasada- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 4627
Reputation : 5
Points : 8997
Registration date : 2012-06-07
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
jimatkalimasada wrote:putramentari wrote:
Malahan roH kudus ane masak OPOR ntar Buka puasa :
Mrk_1:10 Begitu Yesus keluar dari sungai itu, Ia melihat langit terbuka dan Roh Allah turun seperti burung merpati ke atas-Nya.
sudah diingatkan, jangan menghujat Roh Kudus
kalau ngeyel resiko tanggung sendiri
enak juga ternyata OPOR roh kudus
putramentari- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 982
Reputation : 2
Points : 5799
Registration date : 2011-04-02
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:
enak juga ternyata OPOR roh kudus
takiya
jimatkalimasada- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 4627
Reputation : 5
Points : 8997
Registration date : 2012-06-07
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
jimatkalimasada wrote:putramentari wrote:
enak juga ternyata OPOR roh kudus
takiya
ntar lebaran, datang ke rumah yak, ntar ane siapin SUP ROH KUDUS ( BURUNG MERPATI )
putramentari- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 982
Reputation : 2
Points : 5799
Registration date : 2011-04-02
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:
ntar lebaran, datang ke rumah yak, ntar ane siapin SUP ROH KUDUS ( BURUNG MERPATI )
Roh Kudus bukan burung (merpati). Be GO.
jimatkalimasada- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 4627
Reputation : 5
Points : 8997
Registration date : 2012-06-07
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
jimatkalimasada wrote:putramentari wrote:
ntar lebaran, datang ke rumah yak, ntar ane siapin SUP ROH KUDUS ( BURUNG MERPATI )
Roh Kudus bukan burung (merpati). Be GO.
Luk_3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan
putramentari- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 982
Reputation : 2
Points : 5799
Registration date : 2011-04-02
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:
Luk_3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan
menyerupai burung merpati, tetapi bukan burung merpati
jimatkalimasada- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 4627
Reputation : 5
Points : 8997
Registration date : 2012-06-07
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
jimatkalimasada wrote:putramentari wrote:
Luk_3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan
menyerupai burung merpati, tetapi bukan burung merpati
oh, Roh kudus adalah Siluman Burung rupanya yak
putramentari- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 982
Reputation : 2
Points : 5799
Registration date : 2011-04-02
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:
oh, Roh kudus adalah Siluman Burung rupanya yak
menyerupai burung, bukan burung
dah ngerti?
jimatkalimasada- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 4627
Reputation : 5
Points : 8997
Registration date : 2012-06-07
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
jimatkalimasada wrote:putramentari wrote:
oh, Roh kudus adalah Siluman Burung rupanya yak
menyerupai burung, bukan burung
dah ngerti?
Ya udah ntar Buat OPOR menyerupai burung merpati
putramentari- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 982
Reputation : 2
Points : 5799
Registration date : 2011-04-02
Re: DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
putramentari wrote:jimatkalimasada wrote:putramentari wrote:
oh, Roh kudus adalah Siluman Burung rupanya yak
menyerupai burung, bukan burung
dah ngerti?
Ya udah ntar Buat OPOR menyerupai burung merpati
maaf bro...jangan kotorin thread saya, jika bro,,, masih ada akal dan masih ingin dihargai
s4n7i- SILVER MEMBERS
- Number of posts : 1658
Reputation : 8
Points : 6257
Registration date : 2011-12-29
Similar topics
» jika muslim menghujat saibaba,akupun menghujat muhammad saw ! adil bukan?
» MINTALAH AMPUN PADA ALLAH YANG MAHA PEMAAF. DOSA WARIS & PENEBUSAN DOSA ITU TAK BETUL
» Dosa-dosa Seksual Para Pastor di Gereja Katolik Roma
» MINTALAH AMPUN PADA ALLAH YANG MAHA PEMAAF. DOSA WARIS & PENEBUSAN DOSA ITU TAK BETUL
» Dosa-dosa Seksual Para Pastor di Gereja Katolik Roma
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN