Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 84 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 84 Guests None
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Muhammad S.A.W ,Kepalsuan dan Intimidasi
Page 1 of 1
Muhammad S.A.W ,Kepalsuan dan Intimidasi
KHADIJA
Masa kecil Muhammad relatif tidak ditandai dengan peristiwa yang berarti, tapi sebagai seorang pria muda, menurut beberapa tradisi Islam, ia mempunyai keyakinan yang kuat akan takdir besar yang sedang menantinya; ia nampaknya tidak senang karena ia harus berkebun, dan ia berkata “Saya telah dibesarkan untuk jihad dan saya tidak dibesarkan untuk berladang”.( Rangkaian peristiwa yang akan menjadikannya seorang pemimpin dan inspirasi semua jihad telah diatur ketika ia bertemu dengan seorang sepupu jauh, Khadija bint Khuwaylid, yang disebut Ibn Ishaq “seorang wanita pedagang yang berwibawa dan kaya raya”.(9) Tanpa Khadija, Muhammad tidak akan pernah menjadi seorang nabi sama sekali. Khadija yang berusia 15 tahun lebih tua dari Muhammad adalah seorang wanita yang telah menggapai sukses ketika mereka bertemu. Khadija mempekerjakannya sebagai pedagang keliling untuk pergi ke Syiria untuk menjual dagangannya. Ia mengutusnya dengan seorang budak laki-laki bernama Maysara. Dalam perjalanan pulang mereka ke Mekkah, di tengah panas terik, Maysara melihat 2 malaikat menaungi Muhammad. Di Mekkah, Maysara menceritakan pada Khadija apa yang telah dilihatnya. Khadija juga terkesan pada Muhammad yang telah menggandakan hartanya pada perjalanannya itu. Khadija melamarnya, walaupun ia telah berumur 40 tahun dan Muhammad baru berusia 25 tahun.
- Persaudaraan Muhammad:
- Jejak karir Muhammad sebagai seorang pedagang muncul dalam Qur’an, dalam bentuk nasehat kepada orang beriman dalam bahasa yang biasa dipakai dalam dunia perdagangan: “Dan mereka berkata: ‘Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami’. Dan apakah Kami tidak meneguhkan keadaan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (Sura 28:57). Sudah tentu orang-orang beriman seperti itu “mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapatkan petunjuk” (Sura 2:16).
Khadija mempunyai seorang sepupu, Waraqa bin Naufal bin Asad bin ‘Abdul-‘Uzza bin Qusai, yang bertobat kepada Kristen dari Yudaisme, seorang imam yang “telah mempelajari kitab suci yang mengatakan bahwa seorang nabi akan muncul dari antara umatnya”.(10) Khadija menceritakan padanya mengenai penglihatan Maysara dan Waraqa sangat tersentuh: “Jika ini benar, Khadija”, kata Waraqa, “sesungguhnya Muhammad adalah Nabi bagi bangsa ini. Saya tahu bahwa seorang nabi dari bangsa ini sedang dinantikan. Waktunya telah tiba”.(11)
Akibat dari penolakan ini berdampak besar hingga masa kini.
KEMBALINYA KEINGINAN UNTUK BUNUH DIRI
Tanpa adanya perhatian dari Khadija (yang menjadi satu-satunya istri Muhammad hingga ia wafat) dan penegasan Waraqa, dunia mungkin tidak akan pernah mengenal Islam. Tidak lama setelah Waraqa mengindentifikasi makhluk yang telah menampakkan diri kepada Muhammad, orang tua itu wafat. Nabi yang telah diurapinya sekali lagi merasa putus asa yang sangat dalam sehingga ia mulai memikirkan untuk bunuh diri:
“Tetapi beberapa hari setelah kematian Waraqa dan turunnya wahyu ilahi juga sejenak terhenti dan Nabi menjadi sangat sedih, dan sebagaimana yang kami dengar ia berniat beberapa kali untuk menjatuhkan dirinya dari puncak gunung tinggi, dan setiap kali ia pergi ke puncak gunung untuk menjatuhkan dirinya, Gabriel (Jibril) akan muncul di hadapannya dan berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau sungguh-sungguh adalah Utusan Allah dalam kebenaran’, sehingga hatinya menjadi tenang dan ia menjadi lega dan kembali ke rumah”.
Skenario ini nampaknya dimainkan lagi apabila Muhammad telah menunggu kemunculan kembali Gabriel terlalu lama: “Dan ketika waktu turunnya wahyu menjadi terlalu lama, ia akan berbuat seperti sebelumnya, tetapi ketika ia akan mencapai puncak gunung, Gabriel akan muncul di hadapannya dan berkata kepadanya apa yang telah dikatakannya sebelumnya”.(32)
Dalam kisah lainnya, Muhammad bereaksi terhadap turunnya wahyu berikutnya dengan cara yang sama seperti yang pertama. Ia menjelaskan:
Muhammad tidak ragu lagi bahwa yang mengunjunginya adalah Gabriel – namun tidak demikian dengan orang-orang lain. Salah seorang Muslim mula-mula, Jundab bin ’Abdullah menceritakan: “Gabriel tidak datang kepada Nabi (untuk sementara waktu) maka salah seorang wanita Quraysh berkata, ‘Setannya telah meninggalkannya’. Lalu datanglah wahyu ilahi: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu” (Sura 93:1-3).(34)
Seperti yang akan kita lihat, Muhammad sering menjadi frustrasi oleh karena orang-orang yang meragukan pengajarannya, ditambah dengan hasil akhir yang sangat tidak menyenangkan.
“Tetapi beberapa hari setelah kematian Waraqa dan turunnya wahyu ilahi juga sejenak terhenti dan Nabi menjadi sangat sedih, dan sebagaimana yang kami dengar ia berniat beberapa kali untuk menjatuhkan dirinya dari puncak gunung tinggi, dan setiap kali ia pergi ke puncak gunung untuk menjatuhkan dirinya, Gabriel (Jibril) akan muncul di hadapannya dan berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau sungguh-sungguh adalah Utusan Allah dalam kebenaran’, sehingga hatinya menjadi tenang dan ia menjadi lega dan kembali ke rumah”.
Skenario ini nampaknya dimainkan lagi apabila Muhammad telah menunggu kemunculan kembali Gabriel terlalu lama: “Dan ketika waktu turunnya wahyu menjadi terlalu lama, ia akan berbuat seperti sebelumnya, tetapi ketika ia akan mencapai puncak gunung, Gabriel akan muncul di hadapannya dan berkata kepadanya apa yang telah dikatakannya sebelumnya”.(32)
Dalam kisah lainnya, Muhammad bereaksi terhadap turunnya wahyu berikutnya dengan cara yang sama seperti yang pertama. Ia menjelaskan:
- Penjelasan:
“Inspirasi ilahi tertunda untuk sejangka waktu yang singkat tetapi tiba-tiba, ketika saya sedang berjalan, saya mendengar sebuah suara di langit, dan ketika saya melihat ke langit, saya terkejut, saya melihat malaikat yang telah datang pada saya di gua Hira, dan ia duduk di kursi di antara langit dan bumi. Saya sangat ketakutan melihatnya sehingga saya jatuh ke tanah dan menemui keluarga saya dan berkata (kepada mereka), ‘Selimuti aku! Selimuti aku!”(33)
Utusan spiritual itu memberikannya sebuah pesan:
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah” (Sura 74:1-7).
Muhammad tidak ragu lagi bahwa yang mengunjunginya adalah Gabriel – namun tidak demikian dengan orang-orang lain. Salah seorang Muslim mula-mula, Jundab bin ’Abdullah menceritakan: “Gabriel tidak datang kepada Nabi (untuk sementara waktu) maka salah seorang wanita Quraysh berkata, ‘Setannya telah meninggalkannya’. Lalu datanglah wahyu ilahi: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu” (Sura 93:1-3).(34)
Seperti yang akan kita lihat, Muhammad sering menjadi frustrasi oleh karena orang-orang yang meragukan pengajarannya, ditambah dengan hasil akhir yang sangat tidak menyenangkan.
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN