Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 54 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 54 Guests :: 2 BotsNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
+11
Renungan Yang Berpikir
al-fikr
hamba tuhan
Bandot tua
damai_yuk
Yesus_Maling
Khalifah
cella
Muhammad Yulianto Pujanug
shaggy
MURTADINKAFIRUN
15 posters
Page 1 of 1
Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
|
MURTADINKAFIRUN- MODERATOR
- Number of posts : 80
Reputation : -7
Points : 5653
Registration date : 2008-12-18
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
Rig-Veda telah dikenal dan diakui seluruh dunia sebagai buku tertua yang ditulis manusia. Jika buku ini menyebut tentang Muhammad, tentunya ini akan sangat amat membantu memoles sang Nabi Arab sebagai sosok illahi. Tidak hanya itu saja, umat Hindu juga tentunya gampang dipengaruhi untuk murtad dan malah memeluk Islam. Karena itulah, mudah dimengerti mengapa Dr. Zakir Naik yang Muslim bersusah payah mengarang tentang disebutnya Muhammad di kitab Rig-Veda dan berbagai literatur Hindu. Tapi karena memang buktinya tidak ada, maka Pak Naik tidak punya cara lain selain mengajukan khayalannya sendiri untuk menipu kafir.
Pertama-tama, kita harus melihat apa yang dikatakan Rig-Veda tentang Muhammad. Kita harus mengetahui ada dua kata Sanskrit yang berperang penting dalam anggapan Pak Naik, yakni
(1) śaṃsata ; dan
(2) narāśaṃsa .
Menurut Pak Naik, huruf kedua śaṃsata berarti orang yang memuji. Dalam bahasa Arab, orang seperti itu disebut Ahammad, yang merupakan nama lain dari Nabi Muhammad. Karena itu, dimanapun dia menemukan kata śaṃsata, dia cepat2 mengartikan kata itu berkenaan dengan Muhammad. Menurut Pak Naik, kata kedua berarti orang yang terpuji atau layak dipuji. Jadi, di manapun dia menemukan kata narāśaṃsa, dia menganggap kata itu menyatakan Muhammad. Bayangkan betapa konyolnya anggapan seperti ini. Berdasarkan argumennya, Pak Naik beranggapan bahwa setiap kata Indonesia dalam kamus Indonesia yang mengandung kata “layak dipuji,” pasti berhubungan dengan nama Muhammad. Lebih jauh lagi, anggapan bodoh seperti ini bisa diterapkan sebagai berikut: kambing berjenggot dan Zakir Naik berjenggot, jadi ini berarti Zakir Naik adalah kambing – begitulah kesimpulan berdasarkan argumennya.
Sebenarnya, kata2 Sanskrit śaṃsata dan narāśaṃsa adalah kata2 bagi Dewa atau Tuhan, yang memang layak dipuji. Menurut Sāyana, penulis tafsir Veda yang paling terpercaya, kata narāśaṃsa berarti seorang dewa atau makhluk illahi yang layak dipunji oleh manusia.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas apa yang dikatakan Zakir Naik. Menurut Zakir Naik, ayat2 (1/13/3), (1/18/9), (1/106/4), (1/142/3), (2/3/2), (5/5/2), (7/2/2), (10/64/3) dan (10/182/2) dari kitab Rig-Veda mengandung kata narāśaṃsa dan dengan begitu adalah tentang Muhammad dan ayat (8/1/1) Rig Veda mengandung kata śaṃsata (Ahmmad), atau nama lain Muhammad. Dalam tulisanku terdahulu yang berjudul “Allah in the Vedas: The Treachery of Dr Zakir Naik” (Allah dalam Veda: Kebohongan Dr. Zakir Naik), aku telah tunjukkan jenis2 dusta yang dikarang Dr. Naik. Di sini dia sekali lagi berdusta dan mengatakan bahwa kata śaṃsata itu untuk manusia yang memuji, dalam bahasa Arab artinya sama dengan Ahammad dan karenanya menyinggung tentang Muhammad. Beginilah bunyi ayat Rig Veda (8/1/1):
Mā cidanyadvi śaṃsata sakhāyo
mā riṣṇyata l
Indramitstot ā vṛṣaṇaṃ sacā sute
muhurukthā ca śaṃsata ll (8/1/1)
terjemahan:
Muliakan hanya dia, wahai teman2; sehingga jangan kesedihan menggelisahkanmu. Hanya puji Indra yang perkasa saat sari buah dikucurkan, dan katakan pujianmu berulang-kali.
(terjemahan: R T H Griffith; The Hymns of the Ṛgveda, Motilal Banarsidass Publishers, Delhi; 1995, p-388).
Jadi kata śaṃsata (layak dipuji) di ayat di atas berhubungan dengan Dewa Indra, dan bukan manusia yang memuji (Ahammad) seperti yang dikatakan Dr. Zakir Naik.
Mari lihat ayat2 lain yang mengandung kata narāśaṃsa. Di Rig-Veda, ayat dinyatakan sebagai (x/y/z), di mana x berarti Mandala, y berarti Sukta, dan z berarti ayat atau Ṛk. Ayat (1/13/3) di Rig-Veda, seperti yang telah dijelaskan, termasuk dalam Sukta ke-13 dari Mandala pertama. Harus dipahami bahwa setiap Sukta Rig Veda dipersembahkan bagi seorang dewa. Dewa dalam Sukta ke-13 dari Mandal ke-1 adalah Agni (Dewa Api). Ayat ini berbunyi:
Narāśaṃsamiha priyamasminajña upahvaye l
Madhujihvat haviṣkṛtam ll (1/13/3)
terjemahan:
Wahai Narāśaṃsa, yang manis lidah, sang pemberi dari persembahan, aku sembahyang bagi persembahanku
(ref. ibid, hal. 7).
Karena Agni adalah Dewa yang dibahas di seluruh Sukta ke-13, maka tidak diragukan bahwa kata narāśaṃsa (yang layak dipuji oleh manusia) dalam ayat tersebut adalah tentang Dewa Agni. Jadi sudah jelas bahwa kata narāśaṃsa di sini bukan berarti manusia yang layak disembah, seperti yang dikatakan Dr. Zakir Naik.
The verse (1/18/9) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaṃ sudhṛṣṭamamapaśyam
saprathastam l
Divo na sadmakhasam ll (1/18/9)
- I have seen Narāśaṃsa , him most resolute, most widely famed, as ‘twere the Household Priest of heaven (tr: ibid, p-11). The 18th Sukta, to which the verse belongs, is dedicated to Brahmaṇaspati, the Priest of heaven and hence the word narāśaṃsa (praiseworthy to man) in this verse refers to Brahmaṇaspati, the Priest of heaven.
The verse (1/106/4) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaṃ vajinṃ vajayinniha
kṣayadvīraṃ pūṣaṇaṃ summairī mahe l
Rathaṃ na durgādvasava sudānavo
viśvasmānno ahaṃso niṣpipartana ll (1/106/4)
- To mighty Narāśaṃsa, strengthening his might, to Pūṣaṇa , ruler over men, we pray with hymns. Even as a chariot from a difficult ravine, bountiful Vasus, rescue us from all distress (tr: ibid, p-69). The 106th Sukta of 1st Mandala, to which the verse belongs, is dedicated to Viśvadevas, and hence the word narāśaṃsa (praiseworthy to man) in this verse refers to Viśvadevas.
The verse (1/142/3) of the Rig-Veda says:
śuci pāvako adbhuto madhvā
yajñaṃ mimikṣati l
Narāśaṃsasthrirā divo devo
deveṣu yajñiyaḥ ll (1/142/3)
-He wondrous, sanctifying, bright, sprinkles the sacrifice with mead, thrice, Narāśaṃsa from the heavens, a God mid Gods adorable (tr: ibid, p-9. The 142nd Sukta, to which the versae belongs, is dedicated to to deity Āprī, and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Āprī. Most of the scholars agree that Āprī is the other name of Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni, the god of fire.
The verse (2/3/2) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaḥ prati dhāmānyañjan tisro div prati mahṇā svarciḥ l
Ghṛtapruṣā manasā havyamundanmūrdhanyajñasya sanamaktu devān ll (2/3/2)
- May Narāśaṃsa lighting up the chambers, bright in his majesty through threefold heaven, steeping the gift with oil diffusing purpose, bedew the Gods at chiefest time of worship (tr: ibid, p- 132). Like the earler one, 142nd Sukta of 1st Mandal, this present 3rd Sukta of 2nd Mandala, is dedicated to the deity Āprī or Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the the Fire God.
The Verse (5/5/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃsaḥ suṣūdatīmṃ yajñamadābhyaḥ l
Kavirhi madhūhastāḥ ll (5/5/2)
- He, Narāśaṃsa, ne’er beguiled, inspiriteth this sacrifice; for sage is he, with sweets in hand (tr: ibid, p- 240). This 5th Sukta of 5th Mandala is also dedicated to Āprī or Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the Fire God.
The verse (7/2/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃsasya mahimānameṣamupa
stoṣāma yajatasya yajñaiḥ l
Ye sukratavaḥ śucayo dhiyandhāḥ
svadanti devā ubhayāni havyā ll (7/2/2)
- With sacrifice to these we men will honour the majesty of holy Narāśaṃsa – to these the pure, most wisw, the thought-inspires, Gods who enjoy both sorts of our oblations (tr: ibid, p- 334). Again this 2nd Sukta of 7th Mandala is dedicated to Āprī or Agni, and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the Fire God.
The verse (10/64/3) of the Rig-Veda says:
Narā vā śaṃsaṃ pūṣṇamagohyamagni
deveddhamabhyarcase girā l
Sūryāmāsā candramasā yamaṃ divi
tritaṃ vātamuṣasamaktumaśvinā ll (10/64/3)
- To Narāśaṃsa and Pūṣaṇ I sing forth, uncocealable Agni kindled by the Gods. To Sun and Moon, two Moons, to Yama in the heaven, to Trita, Vāta, Dawn, Night and A śvins Twain (tr: ibid, p- 578). This 64th Sukta of 10th Mandala is dedicated to Viśvadevas, and the word narāśaṃsa in this verse refers to Viśvadevas.
The verse (10/182/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃso na avatu prayāje śaṃ no
astvanuyajo habeṣu l
Kṣipadaśtimapa durmati hannathā
karadyajamānāya śam ṣoḥ ll (10/182/2).
- May Narāśaṃsa aid us at Prayāja; blest be out Anuyāja at invokings. May he repel the curse, and chase ill-feeling, and give the sacrificer peace and comfort (tr: ibid, p- 650). The 182nd Sukta of 10th Mandala, to which the above verse belongs, is dedicated to Vṛhaspati, and hence the word narāśaṃsa refers to Vṛhaspati, the Priest of the Gods.
Another verse (1/53/9) of the Rig-Veda says,
Tvametāñjanarājño dvirdaśābandhunā
suśravasopajagmaṣaḥ l
ṣaṣtiṃ sahasrā navatiṃ nava śruto ni
cakreṇa rathyā duṣpadā vṛṇak ll (1/53/9)
-With all-outstripping chariot-wheel, O Indra, thou far-famed, hast overthrown the twice ten Kings of men, with sixty thousand nine-and-ninety followers, who came in arms to fight with friendless Suśravas (tr: ibid, p-36). To narrate the incident, Sayana, the renowned commentator of Rig-Veda, says that twenty kings with a force, 60,099 strong, attacked the King Suśrava (Prajapati) and Indra alone defeated them and frustrated their ambition (the Vayu-Purana also narrates the incident).
Most of the scholars agree that Rig-Veda was composed more than 5000 years BC, and hence the incident narrated in the verse (1/53/9) took place more than 7000 years ago. And Muhammad conquered Mecca in 630 AD. But Zakir Naik has proceeded to link the incident with Muhammad’s capturing Mecca, which any sane man, except a Muslim, would feel shy to undertake. To give his mischief a shape, Zakir Naik has, firstly replaced the word Suśrava with Suśrama and says that the word Suśrama stands for one who praises, and hence equivalent to Ahammad in Arabic, the other name of Muhammad. And he claims that the verse narrates Muhammad’s conquering Macca, as the then population of the city was about 60,000 and Muhammad had invaded Mecca with 20 of his closest followers. It is not difficult for the reader to discover the absurdity of the claim and the treachery of Zakir Naik.
The verse (8/6/10) of the Rig-Veda says,
Ahamiddhi pituṣpari
medhamṛtasya jagrabha l
Ahaṃ sūrya ivājrani ll (8/6/10)
– I from my Father have received deep knowledge of the Holy Law:
I was born like unto the Sun (Tr: ibid, p- 396).
In this verse the word ahamiddhi stands for “I have received”. But as the word spells like Ahammad, the other name of Muhammad, Zakir Naik claims that the verse mentions Muhammad, which only a lunatic can do.
Thus we have studied all the verses of the Rig-Veda which, according to Zakir Naik, mention Muhammad. It has been said above that the Sanskrit word narāśaṃsa stands for a deity or God who is praiseworthy to man and not a man who is praiseworthy to other men, as claimed by Zakir Naik. So, according to the asinine logic of Zakir Naik, whenever someone uses the word “praiseworthy”, it should be taken granted that he mentions Prophet Muhammad. I therefore ask Dr Naik, what he would say if a washerman tells that his donkey is praiseworthy, or someone tells that his pet dog is praiseworthy, or someone tells that his pair of shoes are praiseworthy ?
However, the genius of Dr Naik has been able to discover the word narāśaṃsa in other Vedas as well like Atharva-Veda and Yajurveda and is projecting them as mentioning of Muhammad. Though it is sheer wastage of time to deal with the utterances of an insane blockhead like Zakir Naik, we hope to discuss those matters in future.
Pertama-tama, kita harus melihat apa yang dikatakan Rig-Veda tentang Muhammad. Kita harus mengetahui ada dua kata Sanskrit yang berperang penting dalam anggapan Pak Naik, yakni
(1) śaṃsata ; dan
(2) narāśaṃsa .
Menurut Pak Naik, huruf kedua śaṃsata berarti orang yang memuji. Dalam bahasa Arab, orang seperti itu disebut Ahammad, yang merupakan nama lain dari Nabi Muhammad. Karena itu, dimanapun dia menemukan kata śaṃsata, dia cepat2 mengartikan kata itu berkenaan dengan Muhammad. Menurut Pak Naik, kata kedua berarti orang yang terpuji atau layak dipuji. Jadi, di manapun dia menemukan kata narāśaṃsa, dia menganggap kata itu menyatakan Muhammad. Bayangkan betapa konyolnya anggapan seperti ini. Berdasarkan argumennya, Pak Naik beranggapan bahwa setiap kata Indonesia dalam kamus Indonesia yang mengandung kata “layak dipuji,” pasti berhubungan dengan nama Muhammad. Lebih jauh lagi, anggapan bodoh seperti ini bisa diterapkan sebagai berikut: kambing berjenggot dan Zakir Naik berjenggot, jadi ini berarti Zakir Naik adalah kambing – begitulah kesimpulan berdasarkan argumennya.
Sebenarnya, kata2 Sanskrit śaṃsata dan narāśaṃsa adalah kata2 bagi Dewa atau Tuhan, yang memang layak dipuji. Menurut Sāyana, penulis tafsir Veda yang paling terpercaya, kata narāśaṃsa berarti seorang dewa atau makhluk illahi yang layak dipunji oleh manusia.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas apa yang dikatakan Zakir Naik. Menurut Zakir Naik, ayat2 (1/13/3), (1/18/9), (1/106/4), (1/142/3), (2/3/2), (5/5/2), (7/2/2), (10/64/3) dan (10/182/2) dari kitab Rig-Veda mengandung kata narāśaṃsa dan dengan begitu adalah tentang Muhammad dan ayat (8/1/1) Rig Veda mengandung kata śaṃsata (Ahmmad), atau nama lain Muhammad. Dalam tulisanku terdahulu yang berjudul “Allah in the Vedas: The Treachery of Dr Zakir Naik” (Allah dalam Veda: Kebohongan Dr. Zakir Naik), aku telah tunjukkan jenis2 dusta yang dikarang Dr. Naik. Di sini dia sekali lagi berdusta dan mengatakan bahwa kata śaṃsata itu untuk manusia yang memuji, dalam bahasa Arab artinya sama dengan Ahammad dan karenanya menyinggung tentang Muhammad. Beginilah bunyi ayat Rig Veda (8/1/1):
Mā cidanyadvi śaṃsata sakhāyo
mā riṣṇyata l
Indramitstot ā vṛṣaṇaṃ sacā sute
muhurukthā ca śaṃsata ll (8/1/1)
terjemahan:
Muliakan hanya dia, wahai teman2; sehingga jangan kesedihan menggelisahkanmu. Hanya puji Indra yang perkasa saat sari buah dikucurkan, dan katakan pujianmu berulang-kali.
(terjemahan: R T H Griffith; The Hymns of the Ṛgveda, Motilal Banarsidass Publishers, Delhi; 1995, p-388).
Jadi kata śaṃsata (layak dipuji) di ayat di atas berhubungan dengan Dewa Indra, dan bukan manusia yang memuji (Ahammad) seperti yang dikatakan Dr. Zakir Naik.
Mari lihat ayat2 lain yang mengandung kata narāśaṃsa. Di Rig-Veda, ayat dinyatakan sebagai (x/y/z), di mana x berarti Mandala, y berarti Sukta, dan z berarti ayat atau Ṛk. Ayat (1/13/3) di Rig-Veda, seperti yang telah dijelaskan, termasuk dalam Sukta ke-13 dari Mandala pertama. Harus dipahami bahwa setiap Sukta Rig Veda dipersembahkan bagi seorang dewa. Dewa dalam Sukta ke-13 dari Mandal ke-1 adalah Agni (Dewa Api). Ayat ini berbunyi:
Narāśaṃsamiha priyamasminajña upahvaye l
Madhujihvat haviṣkṛtam ll (1/13/3)
terjemahan:
Wahai Narāśaṃsa, yang manis lidah, sang pemberi dari persembahan, aku sembahyang bagi persembahanku
(ref. ibid, hal. 7).
Karena Agni adalah Dewa yang dibahas di seluruh Sukta ke-13, maka tidak diragukan bahwa kata narāśaṃsa (yang layak dipuji oleh manusia) dalam ayat tersebut adalah tentang Dewa Agni. Jadi sudah jelas bahwa kata narāśaṃsa di sini bukan berarti manusia yang layak disembah, seperti yang dikatakan Dr. Zakir Naik.
The verse (1/18/9) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaṃ sudhṛṣṭamamapaśyam
saprathastam l
Divo na sadmakhasam ll (1/18/9)
- I have seen Narāśaṃsa , him most resolute, most widely famed, as ‘twere the Household Priest of heaven (tr: ibid, p-11). The 18th Sukta, to which the verse belongs, is dedicated to Brahmaṇaspati, the Priest of heaven and hence the word narāśaṃsa (praiseworthy to man) in this verse refers to Brahmaṇaspati, the Priest of heaven.
The verse (1/106/4) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaṃ vajinṃ vajayinniha
kṣayadvīraṃ pūṣaṇaṃ summairī mahe l
Rathaṃ na durgādvasava sudānavo
viśvasmānno ahaṃso niṣpipartana ll (1/106/4)
- To mighty Narāśaṃsa, strengthening his might, to Pūṣaṇa , ruler over men, we pray with hymns. Even as a chariot from a difficult ravine, bountiful Vasus, rescue us from all distress (tr: ibid, p-69). The 106th Sukta of 1st Mandala, to which the verse belongs, is dedicated to Viśvadevas, and hence the word narāśaṃsa (praiseworthy to man) in this verse refers to Viśvadevas.
The verse (1/142/3) of the Rig-Veda says:
śuci pāvako adbhuto madhvā
yajñaṃ mimikṣati l
Narāśaṃsasthrirā divo devo
deveṣu yajñiyaḥ ll (1/142/3)
-He wondrous, sanctifying, bright, sprinkles the sacrifice with mead, thrice, Narāśaṃsa from the heavens, a God mid Gods adorable (tr: ibid, p-9. The 142nd Sukta, to which the versae belongs, is dedicated to to deity Āprī, and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Āprī. Most of the scholars agree that Āprī is the other name of Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni, the god of fire.
The verse (2/3/2) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaḥ prati dhāmānyañjan tisro div prati mahṇā svarciḥ l
Ghṛtapruṣā manasā havyamundanmūrdhanyajñasya sanamaktu devān ll (2/3/2)
- May Narāśaṃsa lighting up the chambers, bright in his majesty through threefold heaven, steeping the gift with oil diffusing purpose, bedew the Gods at chiefest time of worship (tr: ibid, p- 132). Like the earler one, 142nd Sukta of 1st Mandal, this present 3rd Sukta of 2nd Mandala, is dedicated to the deity Āprī or Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the the Fire God.
The Verse (5/5/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃsaḥ suṣūdatīmṃ yajñamadābhyaḥ l
Kavirhi madhūhastāḥ ll (5/5/2)
- He, Narāśaṃsa, ne’er beguiled, inspiriteth this sacrifice; for sage is he, with sweets in hand (tr: ibid, p- 240). This 5th Sukta of 5th Mandala is also dedicated to Āprī or Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the Fire God.
The verse (7/2/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃsasya mahimānameṣamupa
stoṣāma yajatasya yajñaiḥ l
Ye sukratavaḥ śucayo dhiyandhāḥ
svadanti devā ubhayāni havyā ll (7/2/2)
- With sacrifice to these we men will honour the majesty of holy Narāśaṃsa – to these the pure, most wisw, the thought-inspires, Gods who enjoy both sorts of our oblations (tr: ibid, p- 334). Again this 2nd Sukta of 7th Mandala is dedicated to Āprī or Agni, and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the Fire God.
The verse (10/64/3) of the Rig-Veda says:
Narā vā śaṃsaṃ pūṣṇamagohyamagni
deveddhamabhyarcase girā l
Sūryāmāsā candramasā yamaṃ divi
tritaṃ vātamuṣasamaktumaśvinā ll (10/64/3)
- To Narāśaṃsa and Pūṣaṇ I sing forth, uncocealable Agni kindled by the Gods. To Sun and Moon, two Moons, to Yama in the heaven, to Trita, Vāta, Dawn, Night and A śvins Twain (tr: ibid, p- 578). This 64th Sukta of 10th Mandala is dedicated to Viśvadevas, and the word narāśaṃsa in this verse refers to Viśvadevas.
The verse (10/182/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃso na avatu prayāje śaṃ no
astvanuyajo habeṣu l
Kṣipadaśtimapa durmati hannathā
karadyajamānāya śam ṣoḥ ll (10/182/2).
- May Narāśaṃsa aid us at Prayāja; blest be out Anuyāja at invokings. May he repel the curse, and chase ill-feeling, and give the sacrificer peace and comfort (tr: ibid, p- 650). The 182nd Sukta of 10th Mandala, to which the above verse belongs, is dedicated to Vṛhaspati, and hence the word narāśaṃsa refers to Vṛhaspati, the Priest of the Gods.
Another verse (1/53/9) of the Rig-Veda says,
Tvametāñjanarājño dvirdaśābandhunā
suśravasopajagmaṣaḥ l
ṣaṣtiṃ sahasrā navatiṃ nava śruto ni
cakreṇa rathyā duṣpadā vṛṇak ll (1/53/9)
-With all-outstripping chariot-wheel, O Indra, thou far-famed, hast overthrown the twice ten Kings of men, with sixty thousand nine-and-ninety followers, who came in arms to fight with friendless Suśravas (tr: ibid, p-36). To narrate the incident, Sayana, the renowned commentator of Rig-Veda, says that twenty kings with a force, 60,099 strong, attacked the King Suśrava (Prajapati) and Indra alone defeated them and frustrated their ambition (the Vayu-Purana also narrates the incident).
Most of the scholars agree that Rig-Veda was composed more than 5000 years BC, and hence the incident narrated in the verse (1/53/9) took place more than 7000 years ago. And Muhammad conquered Mecca in 630 AD. But Zakir Naik has proceeded to link the incident with Muhammad’s capturing Mecca, which any sane man, except a Muslim, would feel shy to undertake. To give his mischief a shape, Zakir Naik has, firstly replaced the word Suśrava with Suśrama and says that the word Suśrama stands for one who praises, and hence equivalent to Ahammad in Arabic, the other name of Muhammad. And he claims that the verse narrates Muhammad’s conquering Macca, as the then population of the city was about 60,000 and Muhammad had invaded Mecca with 20 of his closest followers. It is not difficult for the reader to discover the absurdity of the claim and the treachery of Zakir Naik.
The verse (8/6/10) of the Rig-Veda says,
Ahamiddhi pituṣpari
medhamṛtasya jagrabha l
Ahaṃ sūrya ivājrani ll (8/6/10)
– I from my Father have received deep knowledge of the Holy Law:
I was born like unto the Sun (Tr: ibid, p- 396).
In this verse the word ahamiddhi stands for “I have received”. But as the word spells like Ahammad, the other name of Muhammad, Zakir Naik claims that the verse mentions Muhammad, which only a lunatic can do.
Thus we have studied all the verses of the Rig-Veda which, according to Zakir Naik, mention Muhammad. It has been said above that the Sanskrit word narāśaṃsa stands for a deity or God who is praiseworthy to man and not a man who is praiseworthy to other men, as claimed by Zakir Naik. So, according to the asinine logic of Zakir Naik, whenever someone uses the word “praiseworthy”, it should be taken granted that he mentions Prophet Muhammad. I therefore ask Dr Naik, what he would say if a washerman tells that his donkey is praiseworthy, or someone tells that his pet dog is praiseworthy, or someone tells that his pair of shoes are praiseworthy ?
However, the genius of Dr Naik has been able to discover the word narāśaṃsa in other Vedas as well like Atharva-Veda and Yajurveda and is projecting them as mentioning of Muhammad. Though it is sheer wastage of time to deal with the utterances of an insane blockhead like Zakir Naik, we hope to discuss those matters in future.
MURTADINKAFIRUN- MODERATOR
- Number of posts : 80
Reputation : -7
Points : 5653
Registration date : 2008-12-18
muhammad di kitab veda
setuju dech!!!!!like father like son hahahaha...tukang ngarang sambil ngorong......
shaggy- MURTADIN
- Number of posts : 5840
Reputation : -33
Points : 11023
Registration date : 2010-05-06
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
shaggy wrote:setuju dech!!!!!like father like son hahahaha...tukang ngarang sambil ngorong......
BIARIN AJACH, MEREKA MEMBICARAKAN TENTANG PERNIKAHAN NABI MUMAMMAD S.A.W,
TOCH YESUS JUGA MENIKAH LEBIH DARI SATU ISTRI, KOQ
Muhammad Yulianto Pujanug- RED MEMBERS
- Number of posts : 27
Reputation : 1
Points : 5411
Registration date : 2009-09-06
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
Muhammad Yulianto Pujanug wrote:shaggy wrote:setuju dech!!!!!like father like son hahahaha...tukang ngarang sambil ngorong......
BIARIN AJACH, MEREKA MEMBICARAKAN TENTANG PERNIKAHAN NABI MUMAMMAD S.A.W,
TOCH YESUS JUGA MENIKAH LEBIH DARI SATU ISTRI, KOQ
tolong tunjukin ayatnya dimana?
jangan sok tahuu..
apalagi cuma bisa copy paste~
siapa saksinya? dan mana buktinya??
jangan anda mengatakan fitnahlebih kejam daripada pembunuhan, jika
berkata2 harus ada saksi, bukti, dan ada pengakuan.. itu baru namanya
vonis dijatuhkan!!
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
ini... https://murtadinkafirun.forumotion.com/kristen-khatolik-f3/bukti-bahwa-yesus-berpoligami-t6015.htmcella wrote:tolong tunjukin ayatnya dimana?
jangan sok tahuu..
apalagi cuma bisa copy paste~
siapa saksinya? dan mana buktinya??
jangan anda mengatakan fitnahlebih kejam daripada pembunuhan, jika
berkata2 harus ada saksi, bukti, dan ada pengakuan.. itu baru namanya
vonis dijatuhkan!!
Yang nge-reply!
Kok malah lu yang sewot?!
Yesus_Maling- RED MEMBERS
-
Number of posts : 14
Reputation : 0
Points : 5104
Registration date : 2010-05-28
lagi lagi
dua hal yang lagi2 sering banget disebut2 buat menjelekkan nama islam yaitu soal poligami nabi muhammad dan soal hukuman di arab.
semua itu telah sering dijelaskan alasannya dan bagi kalian yang menerima silakan diterima dan bagi yang tidak, itulah keyakinan kami. sama halnya kami meyakini nabi ISA juga berpoligami, selesai.
masalah ada atau tidak di kitab balik lagi siapa yg membuat kitab. kami percaya ALQURAN langsung dari firman Allah dan jika berpoligami adalah perbuatan tercela, untuk apa disampaikan dalam ALQURAN dengan begitu apik nya?dan jika ALQURAN adalah buatan manusia untuk apa disampaikan juga soal poligami yang seandainya tercela dicantumkan di ALQURAN?
untuk di bibel, kami meyakini bibel buatan manusia, jadi bisa saja poligami nabi ISA ditutupi. tapi semua itu kembali kee keyakinan masing2, kita memiliki keyakinan yang saling kontradiksi dimana untuk membuktikannya mungkin salah satu diantara kita harus benar2 ada di jaman nabi dulu.
nyatanya gak ada kan yg hidup dijaman dulu, ya udah, kita yakini apa yang seharusnya kita yakini, karena ini sulit dibuktikan secara ilmiah..
selesai kan, gak perlu berantem
semua itu telah sering dijelaskan alasannya dan bagi kalian yang menerima silakan diterima dan bagi yang tidak, itulah keyakinan kami. sama halnya kami meyakini nabi ISA juga berpoligami, selesai.
masalah ada atau tidak di kitab balik lagi siapa yg membuat kitab. kami percaya ALQURAN langsung dari firman Allah dan jika berpoligami adalah perbuatan tercela, untuk apa disampaikan dalam ALQURAN dengan begitu apik nya?dan jika ALQURAN adalah buatan manusia untuk apa disampaikan juga soal poligami yang seandainya tercela dicantumkan di ALQURAN?
untuk di bibel, kami meyakini bibel buatan manusia, jadi bisa saja poligami nabi ISA ditutupi. tapi semua itu kembali kee keyakinan masing2, kita memiliki keyakinan yang saling kontradiksi dimana untuk membuktikannya mungkin salah satu diantara kita harus benar2 ada di jaman nabi dulu.
nyatanya gak ada kan yg hidup dijaman dulu, ya udah, kita yakini apa yang seharusnya kita yakini, karena ini sulit dibuktikan secara ilmiah..
selesai kan, gak perlu berantem
damai_yuk- RED MEMBERS
- Number of posts : 10
Reputation : 0
Points : 5094
Registration date : 2010-06-01
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
ha ha ha mana buktinya al-quran itu firman allah.allah odong2 ya benar........damai_yuk wrote:dua hal yang lagi2 sering banget disebut2 buat menjelekkan nama islam yaitu soal poligami nabi muhammad dan soal hukuman di arab.
semua itu telah sering dijelaskan alasannya dan bagi kalian yang menerima silakan diterima dan bagi yang tidak, itulah keyakinan kami. sama halnya kami meyakini nabi ISA juga berpoligami, selesai.
masalah ada atau tidak di kitab balik lagi siapa yg membuat kitab. kami percaya ALQURAN langsung dari firman Allah dan jika berpoligami adalah perbuatan tercela, untuk apa disampaikan dalam ALQURAN dengan begitu apik nya?dan jika ALQURAN adalah buatan manusia untuk apa disampaikan juga soal poligami yang seandainya tercela dicantumkan di ALQURAN?
untuk di bibel, kami meyakini bibel buatan manusia, jadi bisa saja poligami nabi ISA ditutupi. tapi semua itu kembali kee keyakinan masing2, kita memiliki keyakinan yang saling kontradiksi dimana untuk membuktikannya mungkin salah satu diantara kita harus benar2 ada di jaman nabi dulu.
nyatanya gak ada kan yg hidup dijaman dulu, ya udah, kita yakini apa yang seharusnya kita yakini, karena ini sulit dibuktikan secara ilmiah..
selesai kan, gak perlu berantem
isa itu nabi islam ciptaan mohamek.untuk melindungi dirinya agar tidak sendirian berpoligami ..di ajaklah isa tukang kebonnya untuk berpoligami..........nabi kok cuma memek yg di pikirannya......mohammad di utus untuk menjelaskan bahwah memek itu nikmat.apalagi dengan cara di perkosa.sangat2 nikmat...merampok harta juga perkosaan..nabi ni yeh,,,,,kalau kita baca hadis dan kurang pasti nga jau dari memek......sampai mati aja masih di sediakan memek 2 perawan di sorga...allah swt kok seperti germo.....
Bandot tua- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 219
Reputation : 1
Points : 5092
Registration date : 2011-01-19
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
Bandot tua wrote:ha ha ha mana buktinya al-quran itu firman allah.allah odong2 ya benar........damai_yuk wrote:dua hal yang lagi2 sering banget disebut2 buat menjelekkan nama islam yaitu soal poligami nabi muhammad dan soal hukuman di arab.
semua itu telah sering dijelaskan alasannya dan bagi kalian yang menerima silakan diterima dan bagi yang tidak, itulah keyakinan kami. sama halnya kami meyakini nabi ISA juga berpoligami, selesai.
masalah ada atau tidak di kitab balik lagi siapa yg membuat kitab. kami percaya ALQURAN langsung dari firman Allah dan jika berpoligami adalah perbuatan tercela, untuk apa disampaikan dalam ALQURAN dengan begitu apik nya?dan jika ALQURAN adalah buatan manusia untuk apa disampaikan juga soal poligami yang seandainya tercela dicantumkan di ALQURAN?
untuk di bibel, kami meyakini bibel buatan manusia, jadi bisa saja poligami nabi ISA ditutupi. tapi semua itu kembali kee keyakinan masing2, kita memiliki keyakinan yang saling kontradiksi dimana untuk membuktikannya mungkin salah satu diantara kita harus benar2 ada di jaman nabi dulu.
nyatanya gak ada kan yg hidup dijaman dulu, ya udah, kita yakini apa yang seharusnya kita yakini, karena ini sulit dibuktikan secara ilmiah..
selesai kan, gak perlu berantem
isa itu nabi islam ciptaan mohamek.untuk melindungi dirinya agar tidak sendirian berpoligami ..di ajaklah isa tukang kebonnya untuk berpoligami..........nabi kok cuma memek yg di pikirannya......mohammad di utus untuk menjelaskan bahwah memek itu nikmat.apalagi dengan cara di perkosa.sangat2 nikmat...merampok harta juga perkosaan..nabi ni yeh,,,,,kalau kita baca hadis dan kurang pasti nga jau dari memek......sampai mati aja masih di sediakan memek 2 perawan di sorga...allah swt kok seperti germo.....
wah mantap neh komentar dr agama yg konon katanya damai dan kasih....... kok tuhan bapa membutuhkan pelacur2 ya buat nemenin dia disorga bandot?????
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15873
Registration date : 2010-09-20
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
wah.. mantab post murtadinkafirun, gw yakin lutut sang Dr. lagi sakit sekarang, soalnya otaknya berada disana.
Betul sekali Islam memperbolehkan poligami bagi yang dapat berpoligami, sebab Islam tidak akan membenarkan umatnya berzinah, dan ISLAM tidak punya bilik pengampunan dosa dimasjid seperti tempat ibadah lain.
Gw yakin justru laki-laki yang sekuat tenaga menyudutkan ISLAM dengan poligami pasti kepikiran mem*k tiap hari, dan mungkin sebagai penzinah apalagi didukung bilik pengampunan dosa ditempat ibadahnya, yang setiap saat bisa didatangi sehabis ML........anda tidak akan menemukan moral seperti ini dalam ajaran ISLAM.
Anda begitu bersusah payah menyudutkan ISLAM, mempelajari Qur'an dan Hadits hanya untuk memojokkan, sedikitpun tidak anda maknai apalagi mengambil pelajaran untuk meningkatkan keimanan saudara.
Sudahlah..anda pelajari sendiri 4 jenis kitab anda, isinya aja juga nggak akur (nggak perlu aku tunjukin ya), bagaimana mungkin anda mempelajari kitab agama lain kalau kitab anda sendiri tidak dapat anda ambil makna dan hikmahnya......ISLAM tidak akan mempermasalahkan kitab anda yang banyak versinya......semakin umat ISLAM mempelajari kitab anda, mereka akan semakin memahami mengapa Qur'an adalah kitab terbaik, dan ISLAM tidak akan menyakiti agama lain namun akan membalas bila disakiti, inilah ISLAM sebenarnya, sisanya urusan anda.
Betul sekali Islam memperbolehkan poligami bagi yang dapat berpoligami, sebab Islam tidak akan membenarkan umatnya berzinah, dan ISLAM tidak punya bilik pengampunan dosa dimasjid seperti tempat ibadah lain.
Gw yakin justru laki-laki yang sekuat tenaga menyudutkan ISLAM dengan poligami pasti kepikiran mem*k tiap hari, dan mungkin sebagai penzinah apalagi didukung bilik pengampunan dosa ditempat ibadahnya, yang setiap saat bisa didatangi sehabis ML........anda tidak akan menemukan moral seperti ini dalam ajaran ISLAM.
Anda begitu bersusah payah menyudutkan ISLAM, mempelajari Qur'an dan Hadits hanya untuk memojokkan, sedikitpun tidak anda maknai apalagi mengambil pelajaran untuk meningkatkan keimanan saudara.
Sudahlah..anda pelajari sendiri 4 jenis kitab anda, isinya aja juga nggak akur (nggak perlu aku tunjukin ya), bagaimana mungkin anda mempelajari kitab agama lain kalau kitab anda sendiri tidak dapat anda ambil makna dan hikmahnya......ISLAM tidak akan mempermasalahkan kitab anda yang banyak versinya......semakin umat ISLAM mempelajari kitab anda, mereka akan semakin memahami mengapa Qur'an adalah kitab terbaik, dan ISLAM tidak akan menyakiti agama lain namun akan membalas bila disakiti, inilah ISLAM sebenarnya, sisanya urusan anda.
al-fikr- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 148
Reputation : 1
Points : 4898
Registration date : 2011-06-07
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
al-fikr wrote:wah.. mantab post murtadinkafirun, gw yakin lutut sang Dr. lagi sakit sekarang, soalnya otaknya berada disana.
Betul sekali Islam memperbolehkan poligami bagi yang dapat berpoligami, sebab Islam tidak akan membenarkan umatnya berzinah, dan ISLAM tidak punya bilik pengampunan dosa dimasjid seperti tempat ibadah lain.
Gw yakin justru laki-laki yang sekuat tenaga menyudutkan ISLAM dengan poligami pasti kepikiran mem*k tiap hari, dan mungkin sebagai penzinah apalagi didukung bilik pengampunan dosa ditempat ibadahnya, yang setiap saat bisa didatangi sehabis ML........anda tidak akan menemukan moral seperti ini dalam ajaran ISLAM.
Anda begitu bersusah payah menyudutkan ISLAM, mempelajari Qur'an dan Hadits hanya untuk memojokkan, sedikitpun tidak anda maknai apalagi mengambil pelajaran untuk meningkatkan keimanan saudara.
Sudahlah..anda pelajari sendiri 4 jenis kitab anda, isinya aja juga nggak akur (nggak perlu aku tunjukin ya), bagaimana mungkin anda mempelajari kitab agama lain kalau kitab anda sendiri tidak dapat anda ambil makna dan hikmahnya......ISLAM tidak akan mempermasalahkan kitab anda yang banyak versinya......semakin umat ISLAM mempelajari kitab anda, mereka akan semakin memahami mengapa Qur'an adalah kitab terbaik, dan ISLAM tidak akan menyakiti agama lain namun akan membalas bila disakiti, inilah ISLAM sebenarnya, sisanya urusan anda.
MANTAB BRO...INI SESUAI PERINTAH AJARANNYA DI QURAN...WAJAH ISLAM TIMUR TENGAH ( ARAB ) YANG SESUNGGUHNYA .........YANG SUKA PERANG ( GIGI GANTI GIGI...NYAWA GANTI NYAWA....HAUS DARAH.....DEMI MEMBELA AGAMANYA....BAGAIMANA DENGAN ISLAM YANG DISEBUT AGAMA DAMAI.. SANGAT BERLAWANAN DENGAN JARGONNYA.
DAN..........
SANGAT BERBEDA DENGAN AJARAN KAFIR YANG SATU INI ; KASIHILAH MUSUHMU.........
Renungan Yang Berpikir- Number of posts : 3
Reputation : -1
Points : 4716
Registration date : 2011-06-06
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
heran agama allah kok minta pengakuan dari berhala ...kaum pagan........malu ah.....sama juga mengakui ketuhanan berhala dong......dasar pengarangnya oot.....MURTADINKAFIRUN wrote:Rig-Veda telah dikenal dan diakui seluruh dunia sebagai buku tertua yang ditulis manusia. Jika buku ini menyebut tentang Muhammad, tentunya ini akan sangat amat membantu memoles sang Nabi Arab sebagai sosok illahi. Tidak hanya itu saja, umat Hindu juga tentunya gampang dipengaruhi untuk murtad dan malah memeluk Islam. Karena itulah, mudah dimengerti mengapa Dr. Zakir Naik yang Muslim bersusah payah mengarang tentang disebutnya Muhammad di kitab Rig-Veda dan berbagai literatur Hindu. Tapi karena memang buktinya tidak ada, maka Pak Naik tidak punya cara lain selain mengajukan khayalannya sendiri untuk menipu kafir.
Pertama-tama, kita harus melihat apa yang dikatakan Rig-Veda tentang Muhammad. Kita harus mengetahui ada dua kata Sanskrit yang berperang penting dalam anggapan Pak Naik, yakni
(1) śaṃsata ; dan
(2) narāśaṃsa .
Menurut Pak Naik, huruf kedua śaṃsata berarti orang yang memuji. Dalam bahasa Arab, orang seperti itu disebut Ahammad, yang merupakan nama lain dari Nabi Muhammad. Karena itu, dimanapun dia menemukan kata śaṃsata, dia cepat2 mengartikan kata itu berkenaan dengan Muhammad. Menurut Pak Naik, kata kedua berarti orang yang terpuji atau layak dipuji. Jadi, di manapun dia menemukan kata narāśaṃsa, dia menganggap kata itu menyatakan Muhammad. Bayangkan betapa konyolnya anggapan seperti ini. Berdasarkan argumennya, Pak Naik beranggapan bahwa setiap kata Indonesia dalam kamus Indonesia yang mengandung kata “layak dipuji,” pasti berhubungan dengan nama Muhammad. Lebih jauh lagi, anggapan bodoh seperti ini bisa diterapkan sebagai berikut: kambing berjenggot dan Zakir Naik berjenggot, jadi ini berarti Zakir Naik adalah kambing – begitulah kesimpulan berdasarkan argumennya.
Sebenarnya, kata2 Sanskrit śaṃsata dan narāśaṃsa adalah kata2 bagi Dewa atau Tuhan, yang memang layak dipuji. Menurut Sāyana, penulis tafsir Veda yang paling terpercaya, kata narāśaṃsa berarti seorang dewa atau makhluk illahi yang layak dipunji oleh manusia.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas apa yang dikatakan Zakir Naik. Menurut Zakir Naik, ayat2 (1/13/3), (1/18/9), (1/106/4), (1/142/3), (2/3/2), (5/5/2), (7/2/2), (10/64/3) dan (10/182/2) dari kitab Rig-Veda mengandung kata narāśaṃsa dan dengan begitu adalah tentang Muhammad dan ayat (8/1/1) Rig Veda mengandung kata śaṃsata (Ahmmad), atau nama lain Muhammad. Dalam tulisanku terdahulu yang berjudul “Allah in the Vedas: The Treachery of Dr Zakir Naik” (Allah dalam Veda: Kebohongan Dr. Zakir Naik), aku telah tunjukkan jenis2 dusta yang dikarang Dr. Naik. Di sini dia sekali lagi berdusta dan mengatakan bahwa kata śaṃsata itu untuk manusia yang memuji, dalam bahasa Arab artinya sama dengan Ahammad dan karenanya menyinggung tentang Muhammad. Beginilah bunyi ayat Rig Veda (8/1/1):
Mā cidanyadvi śaṃsata sakhāyo
mā riṣṇyata l
Indramitstot ā vṛṣaṇaṃ sacā sute
muhurukthā ca śaṃsata ll (8/1/1)
terjemahan:
Muliakan hanya dia, wahai teman2; sehingga jangan kesedihan menggelisahkanmu. Hanya puji Indra yang perkasa saat sari buah dikucurkan, dan katakan pujianmu berulang-kali.
(terjemahan: R T H Griffith; The Hymns of the Ṛgveda, Motilal Banarsidass Publishers, Delhi; 1995, p-388).
Jadi kata śaṃsata (layak dipuji) di ayat di atas berhubungan dengan Dewa Indra, dan bukan manusia yang memuji (Ahammad) seperti yang dikatakan Dr. Zakir Naik.
Mari lihat ayat2 lain yang mengandung kata narāśaṃsa. Di Rig-Veda, ayat dinyatakan sebagai (x/y/z), di mana x berarti Mandala, y berarti Sukta, dan z berarti ayat atau Ṛk. Ayat (1/13/3) di Rig-Veda, seperti yang telah dijelaskan, termasuk dalam Sukta ke-13 dari Mandala pertama. Harus dipahami bahwa setiap Sukta Rig Veda dipersembahkan bagi seorang dewa. Dewa dalam Sukta ke-13 dari Mandal ke-1 adalah Agni (Dewa Api). Ayat ini berbunyi:
Narāśaṃsamiha priyamasminajña upahvaye l
Madhujihvat haviṣkṛtam ll (1/13/3)
terjemahan:
Wahai Narāśaṃsa, yang manis lidah, sang pemberi dari persembahan, aku sembahyang bagi persembahanku
(ref. ibid, hal. 7).
Karena Agni adalah Dewa yang dibahas di seluruh Sukta ke-13, maka tidak diragukan bahwa kata narāśaṃsa (yang layak dipuji oleh manusia) dalam ayat tersebut adalah tentang Dewa Agni. Jadi sudah jelas bahwa kata narāśaṃsa di sini bukan berarti manusia yang layak disembah, seperti yang dikatakan Dr. Zakir Naik.
The verse (1/18/9) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaṃ sudhṛṣṭamamapaśyam
saprathastam l
Divo na sadmakhasam ll (1/18/9)
- I have seen Narāśaṃsa , him most resolute, most widely famed, as ‘twere the Household Priest of heaven (tr: ibid, p-11). The 18th Sukta, to which the verse belongs, is dedicated to Brahmaṇaspati, the Priest of heaven and hence the word narāśaṃsa (praiseworthy to man) in this verse refers to Brahmaṇaspati, the Priest of heaven.
The verse (1/106/4) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaṃ vajinṃ vajayinniha
kṣayadvīraṃ pūṣaṇaṃ summairī mahe l
Rathaṃ na durgādvasava sudānavo
viśvasmānno ahaṃso niṣpipartana ll (1/106/4)
- To mighty Narāśaṃsa, strengthening his might, to Pūṣaṇa , ruler over men, we pray with hymns. Even as a chariot from a difficult ravine, bountiful Vasus, rescue us from all distress (tr: ibid, p-69). The 106th Sukta of 1st Mandala, to which the verse belongs, is dedicated to Viśvadevas, and hence the word narāśaṃsa (praiseworthy to man) in this verse refers to Viśvadevas.
The verse (1/142/3) of the Rig-Veda says:
śuci pāvako adbhuto madhvā
yajñaṃ mimikṣati l
Narāśaṃsasthrirā divo devo
deveṣu yajñiyaḥ ll (1/142/3)
-He wondrous, sanctifying, bright, sprinkles the sacrifice with mead, thrice, Narāśaṃsa from the heavens, a God mid Gods adorable (tr: ibid, p-9. The 142nd Sukta, to which the versae belongs, is dedicated to to deity Āprī, and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Āprī. Most of the scholars agree that Āprī is the other name of Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni, the god of fire.
The verse (2/3/2) of the Rig-Veda says:
Narāśaṃsaḥ prati dhāmānyañjan tisro div prati mahṇā svarciḥ l
Ghṛtapruṣā manasā havyamundanmūrdhanyajñasya sanamaktu devān ll (2/3/2)
- May Narāśaṃsa lighting up the chambers, bright in his majesty through threefold heaven, steeping the gift with oil diffusing purpose, bedew the Gods at chiefest time of worship (tr: ibid, p- 132). Like the earler one, 142nd Sukta of 1st Mandal, this present 3rd Sukta of 2nd Mandala, is dedicated to the deity Āprī or Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the the Fire God.
The Verse (5/5/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃsaḥ suṣūdatīmṃ yajñamadābhyaḥ l
Kavirhi madhūhastāḥ ll (5/5/2)
- He, Narāśaṃsa, ne’er beguiled, inspiriteth this sacrifice; for sage is he, with sweets in hand (tr: ibid, p- 240). This 5th Sukta of 5th Mandala is also dedicated to Āprī or Agni and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the Fire God.
The verse (7/2/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃsasya mahimānameṣamupa
stoṣāma yajatasya yajñaiḥ l
Ye sukratavaḥ śucayo dhiyandhāḥ
svadanti devā ubhayāni havyā ll (7/2/2)
- With sacrifice to these we men will honour the majesty of holy Narāśaṃsa – to these the pure, most wisw, the thought-inspires, Gods who enjoy both sorts of our oblations (tr: ibid, p- 334). Again this 2nd Sukta of 7th Mandala is dedicated to Āprī or Agni, and hence the word narāśaṃsa in this verse refers to Agni the Fire God.
The verse (10/64/3) of the Rig-Veda says:
Narā vā śaṃsaṃ pūṣṇamagohyamagni
deveddhamabhyarcase girā l
Sūryāmāsā candramasā yamaṃ divi
tritaṃ vātamuṣasamaktumaśvinā ll (10/64/3)
- To Narāśaṃsa and Pūṣaṇ I sing forth, uncocealable Agni kindled by the Gods. To Sun and Moon, two Moons, to Yama in the heaven, to Trita, Vāta, Dawn, Night and A śvins Twain (tr: ibid, p- 578). This 64th Sukta of 10th Mandala is dedicated to Viśvadevas, and the word narāśaṃsa in this verse refers to Viśvadevas.
The verse (10/182/2) of Rig-Veda says:
Narāśaṃso na avatu prayāje śaṃ no
astvanuyajo habeṣu l
Kṣipadaśtimapa durmati hannathā
karadyajamānāya śam ṣoḥ ll (10/182/2).
- May Narāśaṃsa aid us at Prayāja; blest be out Anuyāja at invokings. May he repel the curse, and chase ill-feeling, and give the sacrificer peace and comfort (tr: ibid, p- 650). The 182nd Sukta of 10th Mandala, to which the above verse belongs, is dedicated to Vṛhaspati, and hence the word narāśaṃsa refers to Vṛhaspati, the Priest of the Gods.
Another verse (1/53/9) of the Rig-Veda says,
Tvametāñjanarājño dvirdaśābandhunā
suśravasopajagmaṣaḥ l
ṣaṣtiṃ sahasrā navatiṃ nava śruto ni
cakreṇa rathyā duṣpadā vṛṇak ll (1/53/9)
-With all-outstripping chariot-wheel, O Indra, thou far-famed, hast overthrown the twice ten Kings of men, with sixty thousand nine-and-ninety followers, who came in arms to fight with friendless Suśravas (tr: ibid, p-36). To narrate the incident, Sayana, the renowned commentator of Rig-Veda, says that twenty kings with a force, 60,099 strong, attacked the King Suśrava (Prajapati) and Indra alone defeated them and frustrated their ambition (the Vayu-Purana also narrates the incident).
Most of the scholars agree that Rig-Veda was composed more than 5000 years BC, and hence the incident narrated in the verse (1/53/9) took place more than 7000 years ago. And Muhammad conquered Mecca in 630 AD. But Zakir Naik has proceeded to link the incident with Muhammad’s capturing Mecca, which any sane man, except a Muslim, would feel shy to undertake. To give his mischief a shape, Zakir Naik has, firstly replaced the word Suśrava with Suśrama and says that the word Suśrama stands for one who praises, and hence equivalent to Ahammad in Arabic, the other name of Muhammad. And he claims that the verse narrates Muhammad’s conquering Macca, as the then population of the city was about 60,000 and Muhammad had invaded Mecca with 20 of his closest followers. It is not difficult for the reader to discover the absurdity of the claim and the treachery of Zakir Naik.
The verse (8/6/10) of the Rig-Veda says,
Ahamiddhi pituṣpari
medhamṛtasya jagrabha l
Ahaṃ sūrya ivājrani ll (8/6/10)
– I from my Father have received deep knowledge of the Holy Law:
I was born like unto the Sun (Tr: ibid, p- 396).
In this verse the word ahamiddhi stands for “I have received”. But as the word spells like Ahammad, the other name of Muhammad, Zakir Naik claims that the verse mentions Muhammad, which only a lunatic can do.
Thus we have studied all the verses of the Rig-Veda which, according to Zakir Naik, mention Muhammad. It has been said above that the Sanskrit word narāśaṃsa stands for a deity or God who is praiseworthy to man and not a man who is praiseworthy to other men, as claimed by Zakir Naik. So, according to the asinine logic of Zakir Naik, whenever someone uses the word “praiseworthy”, it should be taken granted that he mentions Prophet Muhammad. I therefore ask Dr Naik, what he would say if a washerman tells that his donkey is praiseworthy, or someone tells that his pet dog is praiseworthy, or someone tells that his pair of shoes are praiseworthy ?
However, the genius of Dr Naik has been able to discover the word narāśaṃsa in other Vedas as well like Atharva-Veda and Yajurveda and is projecting them as mentioning of Muhammad. Though it is sheer wastage of time to deal with the utterances of an insane blockhead like Zakir Naik, we hope to discuss those matters in future.
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
muhammad kale yang maling buktinya ada sura rampas merampas...ha ha ha.....allah swt dan momet raja maleng......................Yesus_Maling wrote:Kok malah lu yang sewot?!
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
kok minta pengakuan tuhan kaum berhala....ha ha ha....kasihan qoran nga sanggup berdiri sendiri.........Yesus_Maling wrote:Kok malah lu yang sewot?!
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
“Katakanlah, (wahai Muhammad), wahai sekalian manusia, sungguh aku adalah utusan Allah kepada kalian semuanya.” (Al-A’raf: 158)
Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.( Al-Anbiya107)
Dalam sabdanya yang lain Nabi Muhammad SAW menyatakan:
“Sesungguhnya para rasul sebelumku diutus hanya kepada kaum mereka semata, sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwasanya beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah mendengar tentangku (diutusnya aku) seorangpun dari umat ini, baik ia seorang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dan belum beriman dengan apa yang aku bawa (Syari’at Islam) melainkan ia termasuk penghuni neraka.” HR. Muslim
Al-Hujuraat 13
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal.
Allah Tuhan semua manusia, yang mengirimkan banyak utusan pada masing-masing kaum dan mengirimkan 1 utusan untuk semua kaum. Bahwa sebelum kelahiran nabi Muhammad hampir tidak ada 1 utusan untuk semua manusia. Nabi Muhammad-lah satu-satunya utusan untuk semua bangsa. Mungkin kita akan bertanya, mengapa tidak sejak dari awal Allah mengirimkan 1 utusan? Jawabannya sebenarnya sederhana.
Anda tentu pernah melihat baik di televisi, film atau secara langsung dimana ada beberapa tetesan air yang jatuh ke sebuah bidang dan air itu menuju ke satu titik dan akhirnya menjadi satu. Air itu bergerak menuju ke satu titik karena selain ada kesamaan juga karena ada kekuatan terpusat yang kuat. Nah seperti itulah analogi Tuhan dalam mengirim para utusan.
Kita tentu tahu bahwa dalam perkembangan manusia, manusia menghadapi hambatan transportasi dan komunikasi. Terutama pada jaman dahulu atau jaman kuno. Akan lebih sulit jika Tuhan mengirim 1 orang untuk semua bangsa. Akan lebih mudah jika masing-masing bangsa diberi 1 atau beberapa utusan dan setelah jarak antar masing-masing bangsa semakin dekat, dimana transportasi, komunikasi dan hubungan antar bangsa mulai lancar, Tuhan segera mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukannya. Ingat analogi air diatas.
Jadi langkah pertama adalah Tuhan mengirimkan masing-masing bangsa seorang atau beberapa orang utusan. Seperti halnya firman Allah :
Yunus 47
Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
Fathir 24
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
Seiring bergantinya waktu maka para utusan itu telah meninggal sehingga tidak ada yang memberi peringatan lagi alias terputus. Dan yang terjadi adalah mulai ada penyimpangan-penyimpangan didalamnya. Itulah mengapa Allah selalu mengutus utusan terbarunya untuk memperbaiki hal ini.
Al-Ma'idah 19
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tetapi yang namanya manusia selalu menuju kesesatan. Dari jaman Adam, jaman Hindu, Budha, Zoroaster, Kristen dan lainnya selalu terjadi penyimpangan.
An-Nahl 36
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya . Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Sesungguhnya meski terjadi penyimpangan, hal itu tidak sampai menghilangkan ajaran hakiki dari Tuhan semesta alam. Dimana ajaran hakiki inilah ajaran yang selalu sama dan selalu diserukan oleh setiap Utusan. Inilah Wahyu hakiki Tuhan pada beberapa agama besar :
Konsep Ketuhanan di agama Zoroaster (Dasatir, Ahura Mazda)
1. Dia itu satu
2. Dia lebih dekat padamu daripada dirimu sendiri
3. Dia diatas segala yang kamu bayangkan
4. Dia tanpa awal dan akhir
5. Dia tak punya bapak, istri dan anak
6. Dia tak berujud
7. Tak ada yang menyerupainya
8. Tak dapat dilihat dan dipahami dengan pikiran
Konsep ketuhanan di agama Hindu :
1. “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) [Chandogya Upanishad 6]
2. “Na casya kascij janita na cadhipah.” (Tak punya orang tua dan tuan) [Svetasvatara Upanishad 6]
3. “Na tasya pratima asti” (Tak ada yang menyerupainya) [Svetasvatara Upanishad 4]
4. “Na samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” (Ujud Nya tak dapat dilihat, tak ada yang bisa melihatnya dengan mata)
[Svetasvatara Upanishad 4]
Konsep Ketuhanan di agama Yahudi :
1. “Dengarlah hai Israel : Tuhan kita adalah Tuhan yang satu.”[Ulangan 6]
2. “Akulah Tuhan, tak ada penyelamat selain Aku.”[Yesaya 43]
3. “Akulah Tuhan, Tiada Tuhan yang lain .”[Yesaya 45]
4. “Akulah Tuhan tiada yang lain; Akulah Tuhan, Tak ada yang menyerupai Ku.”[Yesaya 46]
Konsep Ketuhanan di agama Kristen :
1. “Bapaku lebih besar dari aku.” [Yohanes 14]
2. “Bapaku lebih besar dari semua.” [Yohanes 10]
3. “…Aku mengusir Setan atas kuasa Tuhan….” [Matius 12]
4. “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.” [Yohanes 5]
5. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. [Yohanes 17]
6. Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa[Markus 12]
7. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku[Yoh. 17]
Mungkin sekarang sudah saatnya bagi Allah Tuhan semesta alam untuk mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukan pesan Allah yang pernah dibawa oleh masing-masing utusan pada tiap-tiap bangsa. Dimana pesan ini sudah diberitakan oleh para utusan sebelumnya di kitab suci mereka bahwa akan ada Utusan Terakhir.
Al-Ahzab 40
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu , tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Al-Baqarah 213
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Yunus 99-100
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Al-Kahf 29
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Dalam soal beragama, Islam tidak mengenal konsep pemaksaan beragama. Setiap diri individu diberi kelonggaran sepenuhnya untuk memeluk agama tertentu dengan kesadarannya sendiri, tanpa intimidasi.
Persoalan keyakinan atau beragama adalah terpulang kepada hak pilih orang per orang, masing-masing individu, sebab Allah Subhanahu wata’ala sendiri telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya. Manusia oleh Allah Subhanahu wata’ala diberi peluang untuk menimbang secara bijak dan kritis antara memilih Islam atau kufur dengan segala resikonya. Meski demikian, Islam tidak kurang-kurangnya memberi peringatan dan menyampaikan ajakan agar manusia itu mau beriman
Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.( Al-Anbiya107)
Dalam sabdanya yang lain Nabi Muhammad SAW menyatakan:
“Sesungguhnya para rasul sebelumku diutus hanya kepada kaum mereka semata, sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwasanya beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah mendengar tentangku (diutusnya aku) seorangpun dari umat ini, baik ia seorang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dan belum beriman dengan apa yang aku bawa (Syari’at Islam) melainkan ia termasuk penghuni neraka.” HR. Muslim
Al-Hujuraat 13
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal.
Allah Tuhan semua manusia, yang mengirimkan banyak utusan pada masing-masing kaum dan mengirimkan 1 utusan untuk semua kaum. Bahwa sebelum kelahiran nabi Muhammad hampir tidak ada 1 utusan untuk semua manusia. Nabi Muhammad-lah satu-satunya utusan untuk semua bangsa. Mungkin kita akan bertanya, mengapa tidak sejak dari awal Allah mengirimkan 1 utusan? Jawabannya sebenarnya sederhana.
Anda tentu pernah melihat baik di televisi, film atau secara langsung dimana ada beberapa tetesan air yang jatuh ke sebuah bidang dan air itu menuju ke satu titik dan akhirnya menjadi satu. Air itu bergerak menuju ke satu titik karena selain ada kesamaan juga karena ada kekuatan terpusat yang kuat. Nah seperti itulah analogi Tuhan dalam mengirim para utusan.
Kita tentu tahu bahwa dalam perkembangan manusia, manusia menghadapi hambatan transportasi dan komunikasi. Terutama pada jaman dahulu atau jaman kuno. Akan lebih sulit jika Tuhan mengirim 1 orang untuk semua bangsa. Akan lebih mudah jika masing-masing bangsa diberi 1 atau beberapa utusan dan setelah jarak antar masing-masing bangsa semakin dekat, dimana transportasi, komunikasi dan hubungan antar bangsa mulai lancar, Tuhan segera mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukannya. Ingat analogi air diatas.
Jadi langkah pertama adalah Tuhan mengirimkan masing-masing bangsa seorang atau beberapa orang utusan. Seperti halnya firman Allah :
Yunus 47
Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
Fathir 24
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
Seiring bergantinya waktu maka para utusan itu telah meninggal sehingga tidak ada yang memberi peringatan lagi alias terputus. Dan yang terjadi adalah mulai ada penyimpangan-penyimpangan didalamnya. Itulah mengapa Allah selalu mengutus utusan terbarunya untuk memperbaiki hal ini.
Al-Ma'idah 19
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tetapi yang namanya manusia selalu menuju kesesatan. Dari jaman Adam, jaman Hindu, Budha, Zoroaster, Kristen dan lainnya selalu terjadi penyimpangan.
An-Nahl 36
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya . Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Sesungguhnya meski terjadi penyimpangan, hal itu tidak sampai menghilangkan ajaran hakiki dari Tuhan semesta alam. Dimana ajaran hakiki inilah ajaran yang selalu sama dan selalu diserukan oleh setiap Utusan. Inilah Wahyu hakiki Tuhan pada beberapa agama besar :
Konsep Ketuhanan di agama Zoroaster (Dasatir, Ahura Mazda)
1. Dia itu satu
2. Dia lebih dekat padamu daripada dirimu sendiri
3. Dia diatas segala yang kamu bayangkan
4. Dia tanpa awal dan akhir
5. Dia tak punya bapak, istri dan anak
6. Dia tak berujud
7. Tak ada yang menyerupainya
8. Tak dapat dilihat dan dipahami dengan pikiran
Konsep ketuhanan di agama Hindu :
1. “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) [Chandogya Upanishad 6]
2. “Na casya kascij janita na cadhipah.” (Tak punya orang tua dan tuan) [Svetasvatara Upanishad 6]
3. “Na tasya pratima asti” (Tak ada yang menyerupainya) [Svetasvatara Upanishad 4]
4. “Na samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” (Ujud Nya tak dapat dilihat, tak ada yang bisa melihatnya dengan mata)
[Svetasvatara Upanishad 4]
Konsep Ketuhanan di agama Yahudi :
1. “Dengarlah hai Israel : Tuhan kita adalah Tuhan yang satu.”[Ulangan 6]
2. “Akulah Tuhan, tak ada penyelamat selain Aku.”[Yesaya 43]
3. “Akulah Tuhan, Tiada Tuhan yang lain .”[Yesaya 45]
4. “Akulah Tuhan tiada yang lain; Akulah Tuhan, Tak ada yang menyerupai Ku.”[Yesaya 46]
Konsep Ketuhanan di agama Kristen :
1. “Bapaku lebih besar dari aku.” [Yohanes 14]
2. “Bapaku lebih besar dari semua.” [Yohanes 10]
3. “…Aku mengusir Setan atas kuasa Tuhan….” [Matius 12]
4. “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.” [Yohanes 5]
5. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. [Yohanes 17]
6. Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa[Markus 12]
7. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku[Yoh. 17]
Mungkin sekarang sudah saatnya bagi Allah Tuhan semesta alam untuk mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukan pesan Allah yang pernah dibawa oleh masing-masing utusan pada tiap-tiap bangsa. Dimana pesan ini sudah diberitakan oleh para utusan sebelumnya di kitab suci mereka bahwa akan ada Utusan Terakhir.
Al-Ahzab 40
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu , tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Al-Baqarah 213
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Yunus 99-100
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Al-Kahf 29
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Dalam soal beragama, Islam tidak mengenal konsep pemaksaan beragama. Setiap diri individu diberi kelonggaran sepenuhnya untuk memeluk agama tertentu dengan kesadarannya sendiri, tanpa intimidasi.
Persoalan keyakinan atau beragama adalah terpulang kepada hak pilih orang per orang, masing-masing individu, sebab Allah Subhanahu wata’ala sendiri telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya. Manusia oleh Allah Subhanahu wata’ala diberi peluang untuk menimbang secara bijak dan kritis antara memilih Islam atau kufur dengan segala resikonya. Meski demikian, Islam tidak kurang-kurangnya memberi peringatan dan menyampaikan ajakan agar manusia itu mau beriman
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15873
Registration date : 2010-09-20
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
hhhmmmm
heran ane
cari tau mengenai ttg islam di warnet
hasilnya bnr2 bkn ane kaget smbil geli juga
non muslim dituduh kafir,,yang nyembah dewa kayak hindu dan budha dianggap musyrik
agama samawi seperti yahudi dan kristen dikatain kitabnya uda dipalsuin
tapi masiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aj cari nubuatan soal mohhamad di kitab2 agama tadi
ane rasa seandainya agama lia eden di sahkn sma pemerintah,,si Zakir naik ne juga mgkn bakal nyari2 nubuatan soal mohammad di sana
speechless deh..
heran ane
cari tau mengenai ttg islam di warnet
hasilnya bnr2 bkn ane kaget smbil geli juga
non muslim dituduh kafir,,yang nyembah dewa kayak hindu dan budha dianggap musyrik
agama samawi seperti yahudi dan kristen dikatain kitabnya uda dipalsuin
tapi masiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aj cari nubuatan soal mohhamad di kitab2 agama tadi
ane rasa seandainya agama lia eden di sahkn sma pemerintah,,si Zakir naik ne juga mgkn bakal nyari2 nubuatan soal mohammad di sana
speechless deh..
jojo- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 119
Reputation : -1
Points : 4733
Registration date : 2011-09-19
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
jojo wrote:hhhmmmm
heran ane
cari tau mengenai ttg islam di warnet
hasilnya bnr2 bkn ane kaget smbil geli juga
non muslim dituduh kafir,,yang nyembah dewa kayak hindu dan budha dianggap musyrik
agama samawi seperti yahudi dan kristen dikatain kitabnya uda dipalsuin
tapi masiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aj cari nubuatan soal mohhamad di kitab2 agama tadi
ane rasa seandainya agama lia eden di sahkn sma pemerintah,,si Zakir naik ne juga mgkn bakal nyari2 nubuatan soal mohammad di sana
speechless deh..
heheee..... msh newbie ya????? tp pelan2 akan tercium kristennya... mau diskusi atau debat kusir neh..... dikit aja pelajarannya dl tentang kafir.....
Kafir, berasal dari kata dasar yang terdiri dari huruf kaf, fa dan ra arti dasarnya adalah tertutup atau terhalang..... secara istilah, kafir berarti terhalang dari petunjuk Allah, orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tsb terhalang darinya.... kafir adalah lawan dari iman... dalam Quran terutama surah an-Nuur, Allah SWT menganalogikan kekafiran dengan kegelapan, dan keimanan dengan terang benderang, serta petunjuk (huda) sebagai cahaya....
Kategorisasi manusia dalam hal mensikapi petunjuk dari Allah SWT memang hanya dua: Bertaqwa dan Kafir (lihat surah Al-Baqarah ayat 2 sd 6)....dan kelompok kafir sendiri ada beberapa macam lagi, misalnya menurut sikap terhadap kitab-kitab yang pernah diturunkan: ada ahli Kitab dan ada musyrikin (lihat surah Al-Bayyinah).... sementara dalam hal kesadaran mereka terhadap kebenaran adapula kategori fasik, yaitu mereka yang sudah faham mana yang benar dan mana yang salah tapi tetap saja melakukan kerusakan (Al-Baqarah ayat 26 dan 27).
Diantara orang yang mengaku beriman sendiripun ada orang-orang yang ingin menipu Allah dan ingin menipu orang-orang beriman lainnya, yaitu mereka pura-pura iman padahal mereka ingkar … mereka disebut kaum munafik (Al-Baqarah ayat 8 sd 20).....
hamba tuhan- MUSLIM
-
Number of posts : 9932
Age : 23
Location : Aceh
Humor : Obrolan Santai dengan Om Yesus
Reputation : -206
Points : 15873
Registration date : 2010-09-20
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
@ht
maaf om
kagak nyambung
tolong di jelasin
islam nuduh selain islam ntu kafir
yang hindu di tuduh musyrik alias nyembah berhala
yang jelas2 hindu tu gk ad hbgnnya dengan agama samawi
yang buat kening ane kerut2,,ko bsa nya si zakir naik ntu cari ramalan ttg si muhhamad di sana???
sumpah om,,ane bnr2 gk ngarti jalan pikiran dia
apa mgkn dia lg tersesat om
ane juga uda pernah bca artikel yang katanya rmalan muhhammad ad di kitab agama budha
apa si zakir naik ini lg orgny ane lupa
maaf om
kagak nyambung
tolong di jelasin
islam nuduh selain islam ntu kafir
yang hindu di tuduh musyrik alias nyembah berhala
yang jelas2 hindu tu gk ad hbgnnya dengan agama samawi
yang buat kening ane kerut2,,ko bsa nya si zakir naik ntu cari ramalan ttg si muhhamad di sana???
sumpah om,,ane bnr2 gk ngarti jalan pikiran dia
apa mgkn dia lg tersesat om
ane juga uda pernah bca artikel yang katanya rmalan muhhammad ad di kitab agama budha
apa si zakir naik ini lg orgny ane lupa
jojo- BLUE MEMBERS
- Number of posts : 119
Reputation : -1
Points : 4733
Registration date : 2011-09-19
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
jojo wrote:@ht
maaf om
kagak nyambung
tolong di jelasin
islam nuduh selain islam ntu kafir
yang hindu di tuduh musyrik alias nyembah berhala
yang jelas2 hindu tu gk ad hbgnnya dengan agama samawi
yang buat kening ane kerut2,,ko bsa nya si zakir naik ntu cari ramalan ttg si muhhamad di sana???
sumpah om,,ane bnr2 gk ngarti jalan pikiran dia
apa mgkn dia lg tersesat om
ane juga uda pernah bca artikel yang katanya rmalan muhhammad ad di kitab agama budha
apa si zakir naik ini lg orgny ane lupa
gene ajah om, coba baca dulu semua kitab-kitab agama hindu. itu adalah tanggung jawab ente dan bukan tanggung jawab Dr. zakir Naik. Klo kita jelaskan disini, sementara anda NOL PUTUL GAK TAU ISI PERIUK, NUBUAT, KOTAK EMPAT DIMENSI DALAM KITAB HINDU sendiri, ya JANGAN SALAHKAN BUNDA MENGANDUNG!!
Re: Muhammad di Kitab Veda: Bantahan terhadap Pendapat Dr Zakir Naik
Muhammad Saw itu kan tuhan org muslim
itu kata2 gw ada maksudnya..
itu kata2 gw ada maksudnya..
Similar topics
» kebodohan zakir naik terungkap; zakir melakukan 25 kesalahan teori evolusi dalam 5 menit.
» kebohongan zakir naik soal cahaya bulan terungkap
» Dr Zakir Naik Ikan Paus dan Tragedi 2 Hari 1 Malam Kematian Yesus
» kebohongan zakir naik soal cahaya bulan terungkap
» Dr Zakir Naik Ikan Paus dan Tragedi 2 Hari 1 Malam Kematian Yesus
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN