Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 76 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 76 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
PENCATUTAN KATA ALLAH DALAM ALKITAB INDONESIA
2 posters
Page 1 of 1
PENCATUTAN KATA ALLAH DALAM ALKITAB INDONESIA
Tidak bisa dibantah lagi, bahwa secara etimologis
kata Allah berasal dari bahasa Arab,
setidaknya telah tertulis di dalam kitab suci Al-Qur’an semenjak tahun
633 M, yaitu ketika untuk pertama kalinya kitab wahyu tersebut
dibukukan oleh Zayd ibn Tsabit atas perintah Khulafaur Rasyidin I, Abu
Bakar ash-Shiddiq.
Allah adalah kata dalam bahasa
Arab yang berasal dari pemadatan al dan Ilah. Ia berarti Tuhan atau menyiratkan Satu Tuhan. Dengan kata lain, tidak
ada tuhan selain Allah. Allah adalah nama diri Dzat Rabb Semesta Alam. Ia tidak
dapat diterjemahkan dengan kata lain, misalnya, God, Tuhan, atau Gusti.
Ia juga tidak dapat dijadikan terjemahan untuk bahasa manapun.
Lafadz-nya dinamakan Lafzhul Jalalah.
Allah,
tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di
sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS. 2:255)
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
Aku. (QS. 20:14)
Dan Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah
segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. 28:70)
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Mahaesa; Allah adalah tempat bergantung
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak
ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” (QS. 112:1-4)
Allah bukanlah roh (karena roh
adalah makhluk) dan bukan pula dzat yang menyerupai makhluk sebagaimana
disiratkan dalam catatan Alkitab. Ia adalah Dzat yang ghaib, tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan-Nya.
(Dia) Pencipta
langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak
ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.
(QS. 42:11)
Karenanya, Allah, mengutuk keras kepada orang-orang yang menuhankan
makhluk seperti Isa al-Masih (Yesus) dan Roh Kudus (malaikat Jibril),
dan menjanjikan akan memasukkan mereka ke dalam neraka Jahannam.
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah
adalah Mesias anak Maria“, padahal Mesias (sendiri) berkata: “Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah
orang-orang
yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang
tiga“, padahal
sekali-kali tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih. (QS. 5:72-73)
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan
Musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. 98:6)
Setelah membaca ulasan singkat di atas, marilah kita lihat
bersama-sama bagaimana para penyusun Alkitab Indonesia secara
membabi-buta dan tanpa malu-malu mencatut kata Allah untuk tujuan tertentu yang
amat menyesatkan, berikut ini, antara lain (cetak biru ditambahkan):
Bumi belum
berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh
Allah
melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2)
Salah-arah: Roh Allah, seharusnya: Roh Elohim.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
(Kejadian: 1:26)
Salah-arah: Allah, seharusnya: Elohim.
Demikianlah
riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN
Allah
menjadikan bumi dan langit, (Kejadian 2:4)
Salah-arah: TUHAN Allah, seharusnya: JAHWEH.
Lagi Ia
berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi
mukanya, sebab ia takut memandang Allah. (Keluaran 3:6)
Salah-arah: Allah, seharusnya: Tuhan (Allah adalah nama Dzat,
bukan istilah).
Akulah TUHAN,
Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan. (Ulangan 5:6)
Salah-arah: TUHAN, Allahmu, seharusnya: ELOHIM, Tuhanmu.
Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku. (Ulangan 5:7)
Salah-arah: allah, seharusnya: tuhan (Allah adalah nama Dzat,
bukan istilah).
Jangan membuat
bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari
orang-orang yang membenci Aku, (Ulangan 5:8-9)
Salah-arah: TUHAN Allahmu, adalah Allah, seharusnya: ELOHIM
Tuhanmu, adalah Tuhan.
Seorang nabi
dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku,
akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu
dengarkan. (Ulangan 18:15)
Salah-arah: TUHAN, Allahmu, seharusnya: ELOHIM, Tuhanmu.
DAN LAIN
SEBAGAINYA.
Tampak jelas bagaimana para penyusun Alkitab Indonesia telah
salah-arah atau mungkin sengaja menempatkan kata Allah sebagai istilah untuk
penyebutan Tuhan. Padahal, Allah adalah nama diri Dzat Rabb
Semesta Alam yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa manapun dan
tidak dapat dijadikan terjemahan untuk bahasa manapun! (Harap baca
kembali ulasan singkat di atas!).
Lebih jauh, pengucapan Lafzhul Jalalah pada kata Allah harus diucapkan seperti ketika orang Islam
menyebut Allah (lam kembar), sebaliknya,
umat Kristen Indonesia mengucapkan kata Allah seperti ketika kita membaca
kata alah (lam tunggal). Sudah
salah-arah, tersesat pula.
Namun demikian, terlepas dari persoalan salah-arah di atas, harus
dipahami, bahwa baik Elohim maupun Jahweh, keduanya pada hakikatnya merujuk pada satu Tuhan yang sama
yaitu Allah. Kedua istilah Tuhan
Yahudi tersebut, hanyalah memberikan identifikasi/ciri khas bagi
suku-suku Israel yang turut andil dalam penyusunan kitab-kitab dalam
Perjanjian Lama. Elohim adalah Tuhannya Kerajaan Israel Utara, sedangkan Jahweh adalah Tuhannya Kerajaan
Israel Selatan dari suku Yehuda dan Benyamin, pada masa lampau.
Wassalaam.
kata Allah berasal dari bahasa Arab,
setidaknya telah tertulis di dalam kitab suci Al-Qur’an semenjak tahun
633 M, yaitu ketika untuk pertama kalinya kitab wahyu tersebut
dibukukan oleh Zayd ibn Tsabit atas perintah Khulafaur Rasyidin I, Abu
Bakar ash-Shiddiq.
Allah adalah kata dalam bahasa
Arab yang berasal dari pemadatan al dan Ilah. Ia berarti Tuhan atau menyiratkan Satu Tuhan. Dengan kata lain, tidak
ada tuhan selain Allah. Allah adalah nama diri Dzat Rabb Semesta Alam. Ia tidak
dapat diterjemahkan dengan kata lain, misalnya, God, Tuhan, atau Gusti.
Ia juga tidak dapat dijadikan terjemahan untuk bahasa manapun.
Lafadz-nya dinamakan Lafzhul Jalalah.
Allah,
tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di
sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS. 2:255)
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
Aku. (QS. 20:14)
Dan Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah
segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. 28:70)
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Mahaesa; Allah adalah tempat bergantung
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak
ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” (QS. 112:1-4)
Allah bukanlah roh (karena roh
adalah makhluk) dan bukan pula dzat yang menyerupai makhluk sebagaimana
disiratkan dalam catatan Alkitab. Ia adalah Dzat yang ghaib, tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan-Nya.
(Dia) Pencipta
langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak
ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.
(QS. 42:11)
Karenanya, Allah, mengutuk keras kepada orang-orang yang menuhankan
makhluk seperti Isa al-Masih (Yesus) dan Roh Kudus (malaikat Jibril),
dan menjanjikan akan memasukkan mereka ke dalam neraka Jahannam.
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah
adalah Mesias anak Maria“, padahal Mesias (sendiri) berkata: “Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah
orang-orang
yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang
tiga“, padahal
sekali-kali tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih. (QS. 5:72-73)
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan
Musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. 98:6)
Setelah membaca ulasan singkat di atas, marilah kita lihat
bersama-sama bagaimana para penyusun Alkitab Indonesia secara
membabi-buta dan tanpa malu-malu mencatut kata Allah untuk tujuan tertentu yang
amat menyesatkan, berikut ini, antara lain (cetak biru ditambahkan):
Bumi belum
berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh
Allah
melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2)
Salah-arah: Roh Allah, seharusnya: Roh Elohim.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
(Kejadian: 1:26)
Salah-arah: Allah, seharusnya: Elohim.
Demikianlah
riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN
Allah
menjadikan bumi dan langit, (Kejadian 2:4)
Salah-arah: TUHAN Allah, seharusnya: JAHWEH.
Lagi Ia
berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi
mukanya, sebab ia takut memandang Allah. (Keluaran 3:6)
Salah-arah: Allah, seharusnya: Tuhan (Allah adalah nama Dzat,
bukan istilah).
Akulah TUHAN,
Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan. (Ulangan 5:6)
Salah-arah: TUHAN, Allahmu, seharusnya: ELOHIM, Tuhanmu.
Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku. (Ulangan 5:7)
Salah-arah: allah, seharusnya: tuhan (Allah adalah nama Dzat,
bukan istilah).
Jangan membuat
bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari
orang-orang yang membenci Aku, (Ulangan 5:8-9)
Salah-arah: TUHAN Allahmu, adalah Allah, seharusnya: ELOHIM
Tuhanmu, adalah Tuhan.
Seorang nabi
dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku,
akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu
dengarkan. (Ulangan 18:15)
Salah-arah: TUHAN, Allahmu, seharusnya: ELOHIM, Tuhanmu.
DAN LAIN
SEBAGAINYA.
Tampak jelas bagaimana para penyusun Alkitab Indonesia telah
salah-arah atau mungkin sengaja menempatkan kata Allah sebagai istilah untuk
penyebutan Tuhan. Padahal, Allah adalah nama diri Dzat Rabb
Semesta Alam yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa manapun dan
tidak dapat dijadikan terjemahan untuk bahasa manapun! (Harap baca
kembali ulasan singkat di atas!).
Lebih jauh, pengucapan Lafzhul Jalalah pada kata Allah harus diucapkan seperti ketika orang Islam
menyebut Allah (lam kembar), sebaliknya,
umat Kristen Indonesia mengucapkan kata Allah seperti ketika kita membaca
kata alah (lam tunggal). Sudah
salah-arah, tersesat pula.
Namun demikian, terlepas dari persoalan salah-arah di atas, harus
dipahami, bahwa baik Elohim maupun Jahweh, keduanya pada hakikatnya merujuk pada satu Tuhan yang sama
yaitu Allah. Kedua istilah Tuhan
Yahudi tersebut, hanyalah memberikan identifikasi/ciri khas bagi
suku-suku Israel yang turut andil dalam penyusunan kitab-kitab dalam
Perjanjian Lama. Elohim adalah Tuhannya Kerajaan Israel Utara, sedangkan Jahweh adalah Tuhannya Kerajaan
Israel Selatan dari suku Yehuda dan Benyamin, pada masa lampau.
Wassalaam.
Re: PENCATUTAN KATA ALLAH DALAM ALKITAB INDONESIA
Tampak jelas bagaimana para penyusun Alkitab Indonesia telah
salah-arah atau mungkin sengaja menempatkan kata Allah sebagai istilah untuk
penyebutan Tuhan. Padahal, Allah adalah nama diri Dzat Rabb
Semesta Alam yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa manapun dan
tidak dapat dijadikan terjemahan untuk bahasa manapun! (Harap baca
kembali ulasan singkat di atas!).
Lebih jauh, pengucapan Lafzhul Jalalah pada kata Allah harus diucapkan seperti ketika orang Islam
menyebut Allah (lam kembar), sebaliknya,
umat Kristen Indonesia mengucapkan kata Allah seperti ketika kita membaca
kata alah (lam tunggal). Sudah
salah-arah, tersesat pula.
HAHAHA KRISTEN...KRISTEN TUKANG TIRU LO, SUDAH AJARAN PAGAN LO TIRU, ISLAM LO TIRU, DASAR KRISTEN TIDAK PUNYA PENDIRIAN, AJARANNYA AJA NYONTEK PAYAH DEH
salah-arah atau mungkin sengaja menempatkan kata Allah sebagai istilah untuk
penyebutan Tuhan. Padahal, Allah adalah nama diri Dzat Rabb
Semesta Alam yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa manapun dan
tidak dapat dijadikan terjemahan untuk bahasa manapun! (Harap baca
kembali ulasan singkat di atas!).
Lebih jauh, pengucapan Lafzhul Jalalah pada kata Allah harus diucapkan seperti ketika orang Islam
menyebut Allah (lam kembar), sebaliknya,
umat Kristen Indonesia mengucapkan kata Allah seperti ketika kita membaca
kata alah (lam tunggal). Sudah
salah-arah, tersesat pula.
HAHAHA KRISTEN...KRISTEN TUKANG TIRU LO, SUDAH AJARAN PAGAN LO TIRU, ISLAM LO TIRU, DASAR KRISTEN TIDAK PUNYA PENDIRIAN, AJARANNYA AJA NYONTEK PAYAH DEH
Similar topics
» Asal mula kata “TUAN” menjadi kata “TUHAN” dalam Alkitab Bahasa Indonesia
» Metode Muslim Menyerang Agama Kristen
» Bagaimana jika kata 'yesus' di dalam alkitab diganti kata "tuhan"?
» Metode Muslim Menyerang Agama Kristen
» Bagaimana jika kata 'yesus' di dalam alkitab diganti kata "tuhan"?
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN