Similar topics
Latest topics
Most Viewed Topics
Most active topic starters
kuku bima | ||||
admin | ||||
kermit katak lucu | ||||
hamba tuhan | ||||
feifei_fairy | ||||
paulusjancok | ||||
agus | ||||
gusti_bara | ||||
Muslim binti Muskitawati | ||||
Bejat |
Most active topics
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia Menyongsong Punahnya Islam
Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
Who is online?
In total there are 35 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 35 Guests :: 1 BotNone
Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
Social bookmarking
Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website
Dracula Ternyata Pahlawan Kristen
3 posters
Page 1 of 1
Dracula Ternyata Pahlawan Kristen
Setelah Anda membaca artikel ini anda akan dapat menjawab beberapa poin
dibawah ini:
1. Apakah Drakula eksis secara historis atau hanya
sebuah fiksi (cerita tidak nyata)?
2. Benarkah Drakula AntiKristus
dan Antisalib?
3. Benarkah Drakula hanya takut pada salib, karena
bisa mengakibatkan kematiannya?
Baru-baru ini saya melihat
sebuah buku di Gramedia berjudul: "Dracula, Pembantai Umat Islam dalam
Perang Salib". Buku tsb menarik karena membongkar kebohongan yang
sengaja ditutup-tutupi oleh umat Kristen dewasa ini. Dracula adalah
seorang pangeran yang hidup diabad 15 M. Ia bukanlah seorang antiKristus
apalagi antisalib, karena ia adalah seorang Kristiani fanatik penyembah
patung salib sebagaimana umat Kristen Trinitarian dewasa ini.
Kejahatannya terhadap kemanusiaan bahkan bisa disamakan atau bahkan
melebihi Hitler (pemimpin Nazi Jerman) dan Genghis Khan (pemimpin
Mongolia Golden Horde).
Bagi Anda yang belum mengetahui informasi
ini ada baiknya membaca review dibawah ini.
(Makalah ini
disampaikan dalam bedah buku
"Dracula, Pembantai Umat Islam dalam
Perang Salib"
di auditorium Fakultas Ilmu Budaya UGM
Oleh: Ragil
Nugroho)
Membongkar Sebuah Kebohongan
Kisah hidup Dracula
merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata
yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang
kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka
Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi
fiksi. Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula,
sosok nyatanya kemudian semakin dikaburkan lewat film-film seperti
Dracula's Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoorof of Dracula
(1958), Nosferatu (1922)-yang dibuat ulang pada tahun 1979-dan film-film
sejenis yang terus-menerus diproduksi.
Lantas, siapa sebenarnya
Dracula itu?
Dalam buku berjudul "Dracula, Pembantai Umat Islam
Dalam Perang Salib" karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas
secara tuntas. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan
pangeran Wallachia , keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia
tersebut sosok Dracula tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode
akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan
Turki Ottoman-sebagai wakil Islam-dan Kerajaan Honggaria-sebagai wakil
Kristen-semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling
mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik
yang berada di Eropa maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah
jatuhnya Konstantinopel- benteng Kristen-ke dalam penguasaan Kerajaan
Turki Ottoman.
Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima
pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantain
terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman
Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh
dengan berbagai cara-yang cara-cara tersebut bisa dikatakan sangat
biadab-yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling
kejam adalah disula. Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat
kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar
lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah
ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut,
kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika
penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:
"Ketika
matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai.
Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatakan seolah robot
yang telah dipogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan
jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka,
umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu
mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis
yang pernah mereka alami."
Tidak hanya orang dewasa saja yang
menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan
tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
"Bayi-bayi yang
disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu
ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu
meregang di kayu sula untuk menjemput ajal."
Kekejaman seperti
yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh
Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama,
pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa
dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang
Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya.
Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan
enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat
yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi
pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu
dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih
menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan
pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan,
kejahatan dan kelemahannya.
Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan
siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik
lewat karya fiksi maupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok
Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat
untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup
berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak
masyarakat-khususny a umat Islam sendiri-yang mengetahui tentang siapa
sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah
sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan
bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang
sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.
Selain
membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia
juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum
diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak bisa
dilepaskan dari dua benda, bawang putih dan salib. Konon kabarnya hanya
dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan.
Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk
menghapus pahlawan dari musuh mereka-pahlawan dari pihak Islam-dan
sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka.
Siapa pahlawan
yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mahmud
II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II). Sang Sultan merupakan
penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang
telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.
Namun kenyataan ini berusaha dimungkiri oleh Barat. Mereka berusaha agar
merekalah yang bisa mengalahkan Dracula. Maka diciptakanlah sebuah
fiksi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan oleh salib. Tujuan dari semua
ini selain hendak mengaburkan peranan Sultan Mahmud II juga sekaligus
untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling superior, yang bisa
mengalahkan Dracula si Haus Darah. Dan, sekali lagi usaha Barat ini bisa
dikatakan berhasil.
Selain yang telah dipaparkan di atas, buku
"Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib" karya Hyphatia
Cneajna ini, juga memuat hal-hal yang selama tersembunyi sehingga belum
banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Misalnya tentang kuburan
Dracula yang sampai saat ini belum terungkap dengan jelas, keturunan
Dracula, macam-macam penyiksaan Dracula dan sepak terjang Dracula yang
lainnya.
Sebagai penutup tulisan ini penulis ingin menarik suatu
kesimpulan bahwa suatu penjajahan sejarah tidak kalah berbahayanya
dengan bentuk penjajahan yang lain-politik, ekonomi, budaya, dll.
Penjajahan sejarah ini dilakukan secara halus dan sistematis, yang
apabila tidak jeli maka kita akan terperangkap di dalamnya. Oleh karena
itu, sikap kritis terhadap sejarah merupakan hal yang amat dibutuhkan
agar kita tidak terjerat dalam penjajahan sejarah. Sekiranya buku karya
Hyphatia ini-walaupun masih merupakan langkah awal-bisa dijadikan
pengingat agar kita selalu kritis terhadap sejarah karena ternyata
penjajahan sejarah itu begitu nyata ada di depan kita.
Setelah Anda membaca fakta diatas, maka pertanyaan awal pun akhirnya
terjawab.
Tanya
1. Apakah Drakula eksis secara historis atau
hanya sebuah fiksi (cerita tidak nyata)?
Jawab
Ya, Dracula
eksis secara historis.
Tanya
2. Benarkah Drakula AntiKristus
dan Antisalib?
Jawab
Faktanya Dracula adalah seorang Kristen
pemuja salib sebagaimana umat Kristen [color:3d92=#739912 ! important][color:3d92=#739912 ! important]Pagan
Trinitarian.
Tanya
3. Benarkah Drakula hanya takut pada
salib, karena bisa mengakibatkan kematiannya?
Jawab
Faktanya
kematian Dracula bukan karena musuhnya mengacung-acungkan berhala salib
kepadanya. Ia tewas dipenggal oleh seorang muslim saleh bernama Sultan
Mahmud II dari Kekhalifahan Utsmani.
Pertanyaan lain yang pada
akhirnya muncul adalah:
Apakah perbuatan orang Kristen tsb yang telah
membantai secara kejam dibenarkan berdasarkan Bible ?
Dalam
Bible kitab Mazmur dinyatakan:
"Hai puteri Babel, yang suka
melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu
perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! Berbahagialah orang
yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!(Mazmur
137:8-9 TB)
Jika membanting anak-anak ke arah bebatuan hingga
kepala mereka pecah adalah sebuah perbuatan kudus, bukankah menusuk kayu
runcing ke arah anus menembus perut hingga kepala juga adalah perbuatan
kudus? Toh sama-sama sadis?!
Ulangan 20:16 TB
"Tetapi dari
kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu
menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang
bernafas,"
Tampaknya Pangeran Dracula sangat memahami makna
kandungan ayat Bible kitab Ulangan agar jangan berbelas kasih kepada
masyarakat/rakyat yang telah ditaklukkan oleh pasukan yang beriman
kepada Bible.
Dracula memang sungguh sangat jahat. Ia bisa didakwa sebagai penjahat
perang seandainya ia adalah pemimpin diabad modern sekarang. Tapi
sungguh tidak elok rasanya jika kita hanya menyalahkan Dracula tanpa
menyalahkan kitab suci sadistik bernama Bible.
Mengapa Pasukan
Salib Kristen terkenal bengis? Karena kitab suci mereka lah yang telah
menginspirasi Paus, pendeta, dan panglima tentara Salib untuk berbuat
sadis dengan penuh rasa kegembiraan sebagaimana amanat Kitab Mazmur
137:8-9 dan Kitab Ulangan 20:16. Ini bukan hanya kesalahan orang per
orang, tapi ini adalah kesalahan Agama sesat, dogma palsu, pendeta
fobia, dan kitab suci korup Bible umat Kristen.
dibawah ini:
1. Apakah Drakula eksis secara historis atau hanya
sebuah fiksi (cerita tidak nyata)?
2. Benarkah Drakula AntiKristus
dan Antisalib?
3. Benarkah Drakula hanya takut pada salib, karena
bisa mengakibatkan kematiannya?
Baru-baru ini saya melihat
sebuah buku di Gramedia berjudul: "Dracula, Pembantai Umat Islam dalam
Perang Salib". Buku tsb menarik karena membongkar kebohongan yang
sengaja ditutup-tutupi oleh umat Kristen dewasa ini. Dracula adalah
seorang pangeran yang hidup diabad 15 M. Ia bukanlah seorang antiKristus
apalagi antisalib, karena ia adalah seorang Kristiani fanatik penyembah
patung salib sebagaimana umat Kristen Trinitarian dewasa ini.
Kejahatannya terhadap kemanusiaan bahkan bisa disamakan atau bahkan
melebihi Hitler (pemimpin Nazi Jerman) dan Genghis Khan (pemimpin
Mongolia Golden Horde).
Bagi Anda yang belum mengetahui informasi
ini ada baiknya membaca review dibawah ini.
(Makalah ini
disampaikan dalam bedah buku
"Dracula, Pembantai Umat Islam dalam
Perang Salib"
di auditorium Fakultas Ilmu Budaya UGM
Oleh: Ragil
Nugroho)
Membongkar Sebuah Kebohongan
Kisah hidup Dracula
merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata
yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang
kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka
Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi
fiksi. Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula,
sosok nyatanya kemudian semakin dikaburkan lewat film-film seperti
Dracula's Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoorof of Dracula
(1958), Nosferatu (1922)-yang dibuat ulang pada tahun 1979-dan film-film
sejenis yang terus-menerus diproduksi.
Lantas, siapa sebenarnya
Dracula itu?
Dalam buku berjudul "Dracula, Pembantai Umat Islam
Dalam Perang Salib" karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas
secara tuntas. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan
pangeran Wallachia , keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia
tersebut sosok Dracula tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode
akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan
Turki Ottoman-sebagai wakil Islam-dan Kerajaan Honggaria-sebagai wakil
Kristen-semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling
mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik
yang berada di Eropa maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah
jatuhnya Konstantinopel- benteng Kristen-ke dalam penguasaan Kerajaan
Turki Ottoman.
Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima
pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantain
terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman
Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh
dengan berbagai cara-yang cara-cara tersebut bisa dikatakan sangat
biadab-yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling
kejam adalah disula. Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat
kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar
lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah
ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut,
kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika
penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:
"Ketika
matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai.
Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatakan seolah robot
yang telah dipogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan
jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka,
umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu
mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis
yang pernah mereka alami."
Tidak hanya orang dewasa saja yang
menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan
tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
"Bayi-bayi yang
disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu
ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu
meregang di kayu sula untuk menjemput ajal."
Kekejaman seperti
yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh
Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama,
pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa
dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang
Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya.
Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan
enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat
yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi
pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu
dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih
menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan
pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan,
kejahatan dan kelemahannya.
Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan
siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik
lewat karya fiksi maupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok
Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat
untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup
berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak
masyarakat-khususny a umat Islam sendiri-yang mengetahui tentang siapa
sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah
sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan
bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang
sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.
Selain
membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia
juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum
diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak bisa
dilepaskan dari dua benda, bawang putih dan salib. Konon kabarnya hanya
dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan.
Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk
menghapus pahlawan dari musuh mereka-pahlawan dari pihak Islam-dan
sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka.
Siapa pahlawan
yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mahmud
II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II). Sang Sultan merupakan
penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang
telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.
Namun kenyataan ini berusaha dimungkiri oleh Barat. Mereka berusaha agar
merekalah yang bisa mengalahkan Dracula. Maka diciptakanlah sebuah
fiksi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan oleh salib. Tujuan dari semua
ini selain hendak mengaburkan peranan Sultan Mahmud II juga sekaligus
untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling superior, yang bisa
mengalahkan Dracula si Haus Darah. Dan, sekali lagi usaha Barat ini bisa
dikatakan berhasil.
Selain yang telah dipaparkan di atas, buku
"Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib" karya Hyphatia
Cneajna ini, juga memuat hal-hal yang selama tersembunyi sehingga belum
banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Misalnya tentang kuburan
Dracula yang sampai saat ini belum terungkap dengan jelas, keturunan
Dracula, macam-macam penyiksaan Dracula dan sepak terjang Dracula yang
lainnya.
Sebagai penutup tulisan ini penulis ingin menarik suatu
kesimpulan bahwa suatu penjajahan sejarah tidak kalah berbahayanya
dengan bentuk penjajahan yang lain-politik, ekonomi, budaya, dll.
Penjajahan sejarah ini dilakukan secara halus dan sistematis, yang
apabila tidak jeli maka kita akan terperangkap di dalamnya. Oleh karena
itu, sikap kritis terhadap sejarah merupakan hal yang amat dibutuhkan
agar kita tidak terjerat dalam penjajahan sejarah. Sekiranya buku karya
Hyphatia ini-walaupun masih merupakan langkah awal-bisa dijadikan
pengingat agar kita selalu kritis terhadap sejarah karena ternyata
penjajahan sejarah itu begitu nyata ada di depan kita.
Setelah Anda membaca fakta diatas, maka pertanyaan awal pun akhirnya
terjawab.
Tanya
1. Apakah Drakula eksis secara historis atau
hanya sebuah fiksi (cerita tidak nyata)?
Jawab
Ya, Dracula
eksis secara historis.
Tanya
2. Benarkah Drakula AntiKristus
dan Antisalib?
Jawab
Faktanya Dracula adalah seorang Kristen
pemuja salib sebagaimana umat Kristen [color:3d92=#739912 ! important][color:3d92=#739912 ! important]Pagan
Trinitarian.
Tanya
3. Benarkah Drakula hanya takut pada
salib, karena bisa mengakibatkan kematiannya?
Jawab
Faktanya
kematian Dracula bukan karena musuhnya mengacung-acungkan berhala salib
kepadanya. Ia tewas dipenggal oleh seorang muslim saleh bernama Sultan
Mahmud II dari Kekhalifahan Utsmani.
Pertanyaan lain yang pada
akhirnya muncul adalah:
Apakah perbuatan orang Kristen tsb yang telah
membantai secara kejam dibenarkan berdasarkan Bible ?
Dalam
Bible kitab Mazmur dinyatakan:
"Hai puteri Babel, yang suka
melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu
perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! Berbahagialah orang
yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!(Mazmur
137:8-9 TB)
Jika membanting anak-anak ke arah bebatuan hingga
kepala mereka pecah adalah sebuah perbuatan kudus, bukankah menusuk kayu
runcing ke arah anus menembus perut hingga kepala juga adalah perbuatan
kudus? Toh sama-sama sadis?!
Ulangan 20:16 TB
"Tetapi dari
kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu
menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang
bernafas,"
Tampaknya Pangeran Dracula sangat memahami makna
kandungan ayat Bible kitab Ulangan agar jangan berbelas kasih kepada
masyarakat/rakyat yang telah ditaklukkan oleh pasukan yang beriman
kepada Bible.
Dracula memang sungguh sangat jahat. Ia bisa didakwa sebagai penjahat
perang seandainya ia adalah pemimpin diabad modern sekarang. Tapi
sungguh tidak elok rasanya jika kita hanya menyalahkan Dracula tanpa
menyalahkan kitab suci sadistik bernama Bible.
Mengapa Pasukan
Salib Kristen terkenal bengis? Karena kitab suci mereka lah yang telah
menginspirasi Paus, pendeta, dan panglima tentara Salib untuk berbuat
sadis dengan penuh rasa kegembiraan sebagaimana amanat Kitab Mazmur
137:8-9 dan Kitab Ulangan 20:16. Ini bukan hanya kesalahan orang per
orang, tapi ini adalah kesalahan Agama sesat, dogma palsu, pendeta
fobia, dan kitab suci korup Bible umat Kristen.
Re: Dracula Ternyata Pahlawan Kristen
helloooo??? emang itu bisa dijadikan bukti yang kuat??
wakakakakakk~
bisa aja ngelanturnya..aduh2..
wakakakakakk~
bisa aja ngelanturnya..aduh2..
Re: Dracula Ternyata Pahlawan Kristen
cella wrote:helloooo??? emang itu bisa dijadikan bukti yang kuat??
wakakakakakk~
bisa aja ngelanturnya..aduh2..
hello...apa lo bisa bantah apa yg gue postingkan sekalian bw kloningan lo ya?
wasallam
Re: Dracula Ternyata Pahlawan Kristen
pertanyaannya apakah orang kresten kalo mati bisa menjadi drakula? boleh mungkin iya kali ya. apa betul itu hayo neter kresten silahkan jawab. ini pertanyaan serius dari saya bkn olok olok belaka.
pandawa lima- RED MEMBERS
-
Number of posts : 13
Reputation : 0
Points : 5154
Registration date : 2010-04-23
Similar topics
» WOOOW!!!! DRACULA TERNYATA PAHLAWAN KRISTEN
» YUDAS ISKARIOT DAN IBLIS ADALAH PAHLAWAN BAGI PENEBUSAN DOSA UMMAT KRISTEN
» Tuhan nya kristen itu ternyata iblis
» YUDAS ISKARIOT DAN IBLIS ADALAH PAHLAWAN BAGI PENEBUSAN DOSA UMMAT KRISTEN
» Tuhan nya kristen itu ternyata iblis
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Fri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam
» kenapa muhammad suka makan babi????
Wed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal
» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Fri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya
» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Tue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar
» Moon Split or Islamic Hoax?
Wed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin
» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Wed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin
» Who Taught Allah Math?
Wed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin
» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Wed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam
» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Sun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN