MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 92 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 92 Guests :: 3 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

4 posters

Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by chupakhabras Mon 14 Jun 2010, 2:15 pm

PENGUMPULAN AL-QUR’AN MENURUT SUMBER KRISTEN


Ditulis oleh : vivaldi
http://diskusi.forumsplace.com/message382.html
Posted: 27 Dec 2005 09:14 pm


Selama ini dunia muslim hanya disuguhkan satu versi mayoritas pengumpulan Al-Qur’an melalui hadis sahih Bukhari.
Versi Bukhari (816 M – 870 M) tertulis dalam 2 hadis, dimana hadis pertama menempatkan pengumpulan awal oleh khalifah Abu Bakar (Volume 006, buku 061, Hadis nomor 509) dan pengumpulan dan penulisan ulang kedua oleh khalifah Usman (Volume 006, buku 061, hadis nomor 510.)
Sangat menarik karena sebetulnya dari sumber Kristen ternyata telah lebih dahulu menuliskan pengumpulan Al-qur’an dengan variasi yang sedikit berbeda. Sang penulis adalah AL-KINDI.

Kehidupan Al-Kindi.
Sumber :
Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam
DR. Th van den End dan DR. Christiaan de Jonge
UPI STT, 2003, halaman 58


Mengenai pribadi dan kehidupan Al-Kindi kita tidak tahu banyak. Sangat mungkin ia adalah seorang Nestorian …. Ia hidup sekitar tahun 800. Dengan Al-Hasyimi, seorang teman berbangsa Arab dan beragama Islam, Al-Kindi mengadakan surat menyurat mengenai persoalan agama …

Dalam bukunya The Apology of Al-Kindi yang ditulis tahun 830 M, pertama kalinya dituliskan tentang pengumpulan al-Qur’an oleh Usman dan Zaid bin Tsabit.
Bahkan lebih jauh lagi Al-Kindi menuliskan tentang penyusunan kemudian oleh Al-Hajjaj.
Kutipan-kutipan diambil dari sumber berikut ini :
THE APOLOGY OF AL KINDY
WRITTEN AT THE COURT OF AL MÂMÛN
(Circa A.H. 215; A.D. 830),
Terjemahan oleh William Muir, 1887
Bab : The Coran, Materials and Mode of Collection


Disebutkan bahwa Muhammad SAW meninggalkan satu copy Al-Qur’an dalam tangan Ali.
Sumber :
Ibid, halaman 71

But the Jews had already succeeded in tampering with the text of the Coran which Mahomet had left in Aly's hands,

Namun orang-orang Yahudi telah berhasil mendistorsi teks Al-Qur’an yang oleh Muhammad telah diberikan kepada Ali.


Kisah serupa dimana Muhammad SAW meninggalkan teks Al-Qur’an kepada Ali terekam dalam sumber berikut.
Az-Sanjani, Tarikh, p 66

Diriwayatkan bahwa nabi SAW pernah berkata kepada Ali : “Hai Ali, al-Qur’an ada dibelakang tempat tidurku, (tertulis) di atas suhuf, sutera dan kertas. Ambil dan kumpulkanlah. ……… Ali menuju ketempat itu dan membungkus bahan-bahan tersebut dengan kain berwarna kuning

Al-Kindi tidak mencatat adanya kisah tentang penyusunan awal oleh Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit. Dalam kitab sahihnya Volume 006, buku 061, Hadis nomor 509, Bukhari memang menambahkan satu kisah pengumpulan yang dilakukan oleh Abu Bakar yang merasa khawatir tentang hilangnya Al-Qur’an akibat meninggalnya banyak muslim dalam pertempuran Yamama. Namun sangat mungkin kisah ini adalah kisah palsu yang ditambahkan untuk memberikan legitimasi mushaf Usman yang seolah-olah telah disusun hanya sekitar 2 tahun setelah meninggalnya Muhammad SAW.

Keabsahan cerita-cerita pengumpulan oleh Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit memang sangat meragukan. Cerita tentang keterlibatan mereka dalam pengumpulan Qur’an tidak pernah muncul dalam tulisan sebelum sekitar tahun 850 an M (sekitar 220 tahun setelah nabi SAW meninggal). Sebagai contoh :
• Cerita keterlibatan Abu Bakar, Umar dan Zaid tidak ada dalam kitab Tabaqat karya Ibn Sa’d (meninggal 845 M) dalam bagian yang membahas tentang Abu Bakar, Umar dan Zaid. Mustahil jika Ibn Sa’d tidak menuliskan keterlibatan mereka dalam pengumpulan jika hal itu memang terjadi.
• Cerita keterlibatan Abu Bakar, Umar dan Zaid juga tidak muncul dalam Musnad Ahmad bin Hanbal (meniggal 855 M) yang telah mengumpulkan begitu banyak laporan tentang jasa-jasa para sahabat nabi.

Laporan Al-Kindi langsung menyebutkan tentang munculnya perbedaan bacaan antara komunitas muslim dalam era Usman.
Sumber :
Ibid, halaman 73

"Then the people fell to variance in their reading. Some read according to the version of Aly ………... A party read according to the text of Ibn Masûd, following the saying of thy Master,—'Whosoever would read the Coran in its pristine purity and freshness, let him read after Ibn Omm Mabad'; and he used to repeat it over to him (Mahomet) once every year, and in the year he died, twice. And, yet again, some read after Obey ibn Kab, following thy Master's word,—'The best reader amongst you all is Obey.

Kemudian orang-orang mulai berbeda dalam pembacaan mereka. Beberapa mengikuti versi Ali ….. Satu golongan mengikuti text dari ibn Masud, mengikuti apa yang dikatakan Rasulullah – ……… Dan bahkan beberapa membaca mengikuti Ubay bin Kaab ……..


Kisah ini mirip dengan laporan Bukhari Volume 006, buku 061, hadis nomor 510 yang menyebutkan tentang perbedaan bacaan antara pasukan dari Syam dan dari Irak.

Disebutkan Usman kemudian menuliskan ulang Al-qur’an melalui Zaid bin Tsabit dan menolak Al-Qur’an versi Ali. Ibn Mas’udpun dilaporkan menolak menyerahkan mushafnya untuk dimusnahkan dan akibatnya dia dicopot dari jabatannya.
Sumber :
Ibid, halaman 74.

When this was represented to Othmân, and the danger urged of division, strife, and apostacy, he thereupon caused to be collected together all the leaves and scraps that he was able, together with the copy that was written out at the first. But they did not interfere with that which was in the hands of Aly, or of those who followed his reading. Obey was dead by this time. As for Ibn Masûd, they demanded his exemplar, but he refused to give it up, and so Abu Mûsa was appointed governor of Kufa in his room.2 Then they commanded Zeid ibn Thâbit, and with him Abdallah ibn Abbâs (others say Mohammed, son of Abu Bekr), to revise and correct the text, eliminating all that was corrupt

Ketika hal ini disampaikan kepada Usman, dan bahaya tentang perbedaan itu, konflik dan kekafiran, dia kemudian memerintahkan pengumpulan Al-Qur’an dari daunan dan bahan apapun yang dapat dikumpulkan, bersamaan dengan copy yang ditulis pertama kali. Tetapi mereka tidak menggunakan mushaf yang ada ditangan Ali, dan mereka yang mengikuti bacaan Ali. Ubay telah meninggal saat itu. Sementara tentang Ibn Masud, mereka meminta mushafnya, namun dia menolak menyerahkannya, sehingga Abu Musa kemudian dikirim sebagai gubernur Kufa menggantikannya. Kemudian mereka memerintahkan Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Abbas (yang lain menyebutkan Muhamamd, anak Abu Bakr) untuk merevisi dan mengkoreksi text, membuang semua yang salah.


Kemudian dibuatlah 4 copy, namun 3 diantaranya musnah. Ditulis juga upaya Usman memusnahkan semua mushaf lainnya.
Sumber :
Ibid, halaman 74 - 75

When the recension was completed, four exemplars were written out in large text, and one sent to Mecca, and another to Medina. The third was despatched to Syria, and is to this day at Malatia (Melitene). The copy at Mecca remained there till the city was stormed by Abu Sarâya (that is, the last time the Kaaba was sacked, A.H. 200); he did not carry it away ; but it is supposed to have been burned in the conflagration. The Medina exemplar was lost in the reign of terror, that is, in the days of Yezîd ibn Muâvia. The fourth exemplar was deposited in Kûfa, then the centre of Islam and home of the Companions of the Prophet. People say that this copy is still extant there; but this is not the case, for it was lost in the insurrection of Mukhtâr. "After what we have related above, Othmân called in all the former leaves and copies, and destroyed them, threatening those who held any portion back ….

Ketika penulisan selesai, 4 eksemplar ditulis dengan teks yang besar dan satu dikirim ke Mekah dan satu ke Medinah. Yang ketiga dikirim ke Syria dan sekarang berada di Malatia. Copy yang diMekah tetap berada disana hingga kota diserbu oleh Abu Saraya, dia tidak membawanya namun tampaknya telah terbakar dalam kekacauan. Mushaf di Medina hilang saat periode kekacauan, yaitu pada saat Yazid ibn Muawiya. Mushaf ke empat dikirim ke Kufa yang kemudian menjadi pusat Islam dan tempat tinggal sahabat-sahabat Rasulullah. Masyarakat menyatakan bahwa mushaf itu masih disana, namun sesungguhnya mushaf sudah hilang pada saat terjadi pemberontakan oleh Mukhtar.Kemudian Usman memerintahkan semua salinan yang lain dikumpulkan dan memusnahkannya, mengancam siapapun yang masih menyimpannya ….


Kemudian dituliskan peranan al-Hajaj yang mengrang Al-Qur’an yang baru dan menuliskan 6 salinan untuk disebarkan, serta memusnahkan lagi untuk kedua kalinya salinan-salinan al-Qur’an sebagaimana telah dilakukan oleh Usman.
Sumber :
Ibid, halaman 77

“Then followed the business of Hajjâj ibn Yûsuf, who gathered together every single copy he could lay hold of, and caused to be omitted from the text a great many passages. Amongst these, they say, were verses revealed concerning the House Omeyya with the names of certain, and concerning the House of Abbâs also with names. Six copies of the text thus revised were distributed to Egypt, Syria, Medina, Mecca, Kufa, and Bussora. After that he called in and destroyed all the preceding copies, even as Othmân had done before him.

Kemudian muncul persoalan Hajaj ibn Yusuf, yang mengumpulkan semua mushaf yang dapat dia kumpulkan, dan menghilangkan banyak ayat-ayat darinya. ……… Enam teks (mushaf) yang telah direvisi didistribusikan ke Mesir, Syria, Medina, Mekah, Kufa dan Basrah. Setelah itu dia mengumpulkan dan memusnahkan semua mushaf yang masih ada, sama seperti yang telah dilakukan Usman.


Tulisan Al-Kindi ini diperkuat oleh tulisan dari Ibn Abu Dawud (817 M – 889 M) yang melaporkan adanya perubahan kemudian terhadap mushaf Usman yang dilakukan oleh Al Hajjaj Ibn Yusuf Al-Thakafi, yang hidup 660 – 714 M, seorang guru bahasa Arab di Taif. Dia kemudian bergabung dengan militer dan menjadi seorang yang sangat berpengaruh saat kekuasaan kalifah Abd al-Malik Ibn Marwan dan Al-Waleed Ibn Abd al-Malik.
Sumber “
Ulum Al-Qur’an,
Ahmad von Denffer,
The Islamic Foundation, 1994, halaman 56 :


“ACCORDING TO IBN ABI DAWUD ELEVEN CHANGES WERE MADE UNDER AL-HAJJAJ. THESE ARE AGAIN ACCORDING TO IBN ABI DAWUD, MISTAKES WHICH WERE MADE IN THE PREPARATION OF 'UTHMAN'S COPY."

"Menurut Ibn Abi Dawud sebelas perubahan dibuat oleh Al-Hajjaj. Perubahan-perubahan ini menurut Ibn Abi Dawud, kesalahan-kesalahan yang dibuat dalam persiapan pembuatan mushaf Usman


Laporan Al-Kindi juga menjelaskan bahwa salinan Usman telah musnah dan yang ada pada saat itu adalah salinan dari Hajjaj ibn Yusuf. Ini menjelaskan kenapa tidak ada mushaf asli Usman yang selamat sampai pada era modern sekarang ini.
Sumber-sumber berikut mengkonfirmasikan tidak adanya mushaf asli Usman.
Sumber :
Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an
DR. Subhi as Shalih
Pustaka Firdaus, April 2001, hal 101


Dimanakah mushaf salinan Usman saat ini?. Sampai sekarang pertanyaan seperti itu belum dapat dijawab secara memadai. Dekorasi dan gambar-gambar yang memisahkan satu surah dari surah lain atau yang menandai setiap sepersepuluh juz menunjukkan bahwa mushaf pustaka kuno yang dewasa ini berada di didalam perpustakaan nasional di Kairo bukanlah mushaf salinan Usman mengingat bahwa salinan Usman tidak ada hal-hal semacam itu.

Sumber :
Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an
Taufik Adnan Amal
FKBA, Agustus 2001, halaman 205 – 206


Terdapat sebuah manuskrip al-Qur’an yang disimpan di masjid al Husain di Kairo. Mushaf ini dinisbatkan kepada Usman dan ditulis dengan tulisan Kufi kuno. Tetapi bisa dikemukakan bahwa naskah tersebut merupakan salinan dari mushaf Usman (Ahmad Adil Kamal, Ulum al-Qur’an, Kairo, 1974 hal. 56). Semisal dengannya adalah manuskrip yang tersimpan di Tashkent ………….
Sejumlah kesimpang siuran tentang mushaf-mushaf utsmani ini pada gilirannya mengantarkan sejumlah sarjana muslim pada keyakinan bahwa naskah-naskah tersebut telah hilang tanpa bekas. Manuskrip-manuskrip kuno yang ada dewasa ini hanya dipandang sebagai salinan sempurna dari mushaf-mushaf usmani. …….
Sejalan dengannya, penelitian-penelitian tentang naskah kuno al-Qur’an mengungkapkan bahwa manuskrip-manuskrip al-Qur’an tertua – baik dalam bentuk lengkap atau hanya sebagian saja – yang ada dewasa ini adalah berasal dari abad ke 2 H.


Sumber :
Studi Ulumul qur’an – Telaah Atas Mushaf Ustmani
Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, terj. Drs. Taufiqurrahman M.Ag.
Pustaka Setia, 2003, halaman 33


Penulis kitab Manahil al-Irfan berkata, “Kami tidak memiliki dalil atau petunjuk yang kuat mengenai keberadaan Mushaf Usmani sekarang, terutama dalil yang menunjukkan tempatnya……. Adapun peninggalan mushaf-mushaf yang tersimpan di khazanah-khazanah kitab dan museum-museum di Mesir yang menurut satu pendapat adalah mushaf Ustmani, kami sangat meragukan kebenarannya karena didalamnya terdapat lukisan-lukisan atau gambar-gambar yang diletakkan sebagai ciri yang membatasi antar surat-surat …… Padahal sebagaimana diketahui, mushaf Ustmani tidak memiliki semua itu, bahkan tidak memiliki titik dan syakal sekalipun.

Atau ada juga yang berpendapat sisa-sisa mushaf yang asli ada diperpustakaan John Ryland di Inggris. Namun pendapat ini juga tidak berdasar dan jelas-jelas salah.
Sumber :
John Rylands Library Bulletin
Manchester, 1914-15, volume 2, halaman 240-250.


THERE are sixty manuscripts in the John Rylands Library which deal with the Kuran. Forty-six contain the sacred text, and fourteen treat of exegesis, orthography, and good reading.

Ada 60 manuskrip yang berhubungan dengan qur’an di Perpustakaan John Ryland. Empat puluh enam mengandung teks qur’an, empat belas manuskrip adalah tafsir dan tulisan lainnya yang berhubungan.

Among the first series of manuscripts, we find some which commend themselves to the paleographer either on account of their very ancient date (VIIIth cent) …..

Diantara manuskrip-manuskrip qur’an yang ada, ditemukan beberapa memiliki tulisan yang indah yang sangat tua yang berasal dari abad ke 8 masehi ……….


Jadi manuskrip tertua di John Ryland bertarikh abad ke 8 masehi. Jadi pasti bukan mushaf asli Usman.


KESIMPULAN
Dari uraian Al-Kindi diatas dapat dikatakan :
1. Sangat mungkin Muhammad SAW meninggalkan catatan-catatan kepada Ali, dan catatan-catatan ini ironisnya sudah dimusnahkan oleh Usman atau Hajjaj ibn Yusuf.

2. Tidak ada pengumpulan pertama oleh Abu Bakar, Umar dan Zaid. Ini diperkuat oleh absennya laporan keterlibatan mereka dalam buku Ibn Sad dan Ahmad bin Hanbal.

3. Mushaf Usman juga sudah musnah, yang ada adalah mushaf al-Hajjaj.

4. Mushaf Al-Qur'an yang resmi ternyata bisa hilang begitu saja!!



Sekian
chupakhabras
chupakhabras
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 160
Reputation : -13
Points : 5275
Registration date : 2010-06-14

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by jesus christ Mon 14 Jun 2010, 2:45 pm

ya ampuun kristen2 goblok ngurus alkitab nya aja gak bisa
malah sok sok ngurus Al Qur'an Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 416135 duh ileh kalo goblok ya gak usah keliatan2 amat kali Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 347644

misionarsis namanya juga, segala cara halal yang penting murtad
mau menjajah, menipu, membunuh, merkosa, kasih indomie (gak modal amat) dsb
ya boleh2 aja, orang dosanya yesus yang nanggung Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 433215 (penderitaan tuhan di neraka)
jesus christ
jesus christ
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 1560
Age : 29
Job/hobbies : menanti tampilnya kebodohan shaggy, yhowshua, taro, dkk
Humor : ada idioot forum yang sakit hati sama tuhan jesus fufufu
Reputation : 43
Points : 6842
Registration date : 2010-01-16

http://muslim.or.id/

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by chupakhabras Mon 14 Jun 2010, 2:54 pm

jesus christ wrote:ya ampuun kristen2 goblok ngurus alkitab nya aja gak bisa
malah sok sok ngurus Al Qur'an Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 416135 duh ileh kalo goblok ya gak usah keliatan2 amat kali Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 347644

misionarsis namanya juga, segala cara halal yang penting murtad
mau menjajah, menipu, membunuh, merkosa, kasih indomie (gak modal amat) dsb
ya boleh2 aja, orang dosanya yesus yang nanggung Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 433215 (penderitaan tuhan di neraka)
Quran kitab plagiat karangan Muhammad saw pezinah, pedofil, penjarah, perampok, pesakitan, penipu, homreng .... Quran kitab ambaradul ! wakakakakakak ... muslim pada kebakaran jenggot kambingnya !
chupakhabras
chupakhabras
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 160
Reputation : -13
Points : 5275
Registration date : 2010-06-14

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty SEjarah Penulisan ALqur'an = Dan Siapakah Sir Wiliam Muir Itu ...

Post by faris Mon 14 Jun 2010, 3:54 pm

Jawaban Kepada Pengkritik Penulisan Al Qur’an

Orang-orang yang skeptis terhadap Islam di dalam artikel mereka telah membuat dakwaan bahawa al-Qur’an adalah tidak sempurna pengumpulannya.

Setelah meneliti secara sepintas lalu artikel tersebut, didapati semua itu hanyalah dendam dan dengki musuh-musuh Islam terhadap Islam.
Dalam usaha menyangkal tuduhan-tuduhan palsu musuh-musuh Islam itu, selain dari mengguna-pakai hujah-hujah para ulama Islam,
kita juga boleh menggunakan hujah sesetengah orientalis Barat yang mengkaji perkara ini dan mengakui kebenarannya. Barangkali dengan ini, hujah musuh-musuh Islam lebih senang disangkal. Sebelum itu, perlu diingatkan tidak semua Orientalis mengkaji ilmu-ilmu Islam untuk menghina Islam. Ada juga mereka yang mengkaji dengan tujuan untuk mencari kebenaran. Hal ini memang telah terbukti.

Berhubung masalah yang dikemukakan di atas, kita mengambil apa yang telah ditulis oleh Sir William Muir dalam “The Life of Mohammad”, supaya mereka yang sangat berlebih-lebihan dalam memandang sejarah dan dalam memandang diri mereka yang biasanya menerima begitu saja apa yang dikatakan orang tentang pemalsuan dan perubahan al-Qur’an itu dapat melihat sendiri. Muir adalah seorang penganut agama Kristian yang teguh dan juga berdakyah untuk agamanya. Walaupun ia seorang orientalis, dia tidak membiarkan setiap orang mengambil kesempatan melakukan kritik terhadap Nabi s.a.w. dan al-Qur’an.

Ketika berbicara tentang Qur’an, Sir William Muir menulis seperti berikut:

“Wahyu Ilahi itu adalah dasar rukun Islam. Membaca beberapa ayat merupakan bahagian pokok dari sembahyang sehari-hari yang bersifat umum atau khusus. Melakukan pembacaan ini adalah wajib dan sunnah, yang dalam arti agama adalah perbuatan baik yang akan mendapat pahala bagi yang melakukannya. Inilah sunnah pertama yang sudah merupakan konsensi. Dan itu pula yang telah diberitakan oleh wahyu. Oleh karena itu penghafal al-Qur’an di kalangan Muslimin yang mula-mula itu banyak sekali, kalau bukan semuanya. Ada di antara mereka pada awal masa kekuasaan Islam itu dapat membaca sampai pada ciri-cirinya yang khas. Tradisi Arab telah membantu pula mempermudahkan pekerjaan ini. Kecintaan mereka luar biasa besarnya. Oleh karena untuk memburu segala yang datang dari para penyairnya tidak mudah dicapai, maka seperti dalam mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan nasab keturunan dan kabilah-kabilah mereka, sudah biasa pula mereka mencatat sajak-sajak itu dalam lembaran hati mereka sendiri. Oleh karena itu daya ingat (memori) mereka tumbuh dengan subur. Kemudian pada masa itu mereka menerima al-Qur’an dengan persiapan dan dengan jiwa yang hidup. Begitu kuatnya daya ingat sahabat-sahabat Nabi, disertai pula dengan kemahuan yang luar biasa hendak menghafal al-Qur’an, sehingga mereka, bersama-sama dengan Nabi dapat mengulang kembali dengan ketelitian yang meyakinkan sekali segala yang diketahui daripada Nabi sehingga waktu mereka membacanya itu”

Sebab Dituliskannya al-Qur’an

Semasa Sayyidina Usman bin Affan menjadi Khalifah pengaruh Islam telah berkembang luas. Islam telah sampai ke Afrika Utara di barat dan hingga ke Azarbaijan di timur. Ini bermakna telah begitu ramai orang yang bukan Arab memeluk Islam. Keadaan ini memerlukan ramai guru yang boleh membaca al-Qur’an dan memahami Islam dengan baik untuk mengajar orang yang baru memeluk Islam. Beberapa orang sahabat telah dihantar ke tempat-tempat tertentu untuk mengajar al-Qur’an.

Masing-masing tempat membaca al-Qur’an mengikut bacaan sahabat yang mengajar mereka. Dengan ini timbul sedikit perbedaan dari segi bacaan dan sebutan huruf al-Qur’an di antara tempat-tempat tersebut. Di Sham contohnya, mereka membaca mengikut bacaan Abdullah bin Mas’ud. Di tempat lain pula membaca mengikut bacaan Abu Musa al-‘Asya’ariy.

Keadaan ini hampir-hampir menyebabkan berlaku permusuhan dan persengketaan di antara saudara-saudara baru Islam. Masing-masing mengatakan bacaannya yang betul menyalahkan orang lain. Seorang sahabat bernama Huzaifah bin al-Yaman yang bersama-sama dengan orang Sham dan Iraq dalam peperangan di Armenia dan Azarbaijan melihat sendiri keadaan itu. Sekembalinya ke Madinah, beliau terus pergi berjumpa Khalifah Usman bin Affan dan menceritakan hal tersebut.

Beliau mengusulkan agar khalifah menulis semula al-Qur’an dalam beberapa naskah untuk dihantar ke negeria-negeri Islam supaya semua orang dapat membaca al-Quran dengan satu cara yang sama. Khalifah setuju dengan cara itu dan seterusnya memerintahkan panitia untuk menulis al-Qur’an. Al-Qur’an yang ditulis semula inilah yang dinamakan Mushaf Uthmaniy.

Sederhananya, sebab al-Qur’an ditulis awalnya ialah untuk menyelamatkan umat Islam dan juga al-Qur’an itu sendiri. Selain itu bertujuan agar semua orang Islam membaca al-Quran dengan satu cara bacaan saja, melainkan bagi orang-orang yang belajar membaca al-Qur’an dengan Tujuh Huruf, maka mereka boleh membacanya dengan berbagai-bagai Qira’at dengan syarat-syarat dan kaedah-kaedah tertentu.

Persatuan Islam Zaman Usman

Maka yang sampai kepada kita adalah sekarang adalah Mushaf Usman. Begitu cermat penjagaan al-Qur’an itu, sehingga hampir tidak kita dapati – bahkan memang tidak kita dapati – perbedaan apapun daripada naskah-naskah yang tidak terhitung banyaknya, yang tersebar ke seluruh pelusuk dunia Islam yang luas ini. Sekalipun akibat terbunuhnya Usman sendiri – seperempat abad kemudian sesudah Rasulullah wafat – telah menimbulkan adanya kelompok-kelompok yang marah dan memberontak sehingga dapat menggoncangkan kesatuan dunia Islam – dan memang demikian adanya – namun al-Qur’an yang satu, itu juga yang selalu tetap menjadi al-Qur’an bagi semuanya.

Demikianlah Islam yang hanya mengenal satu kitab itu ialah bukti yang nyata sekali, bahwa apa yang ada di depan kita sekarang ini tidak lain adalah teks yang telah dihimpun atas perintah dan usaha murni Sayyidina ‘Usman bin Affan.

Dalam sejarhnya memang benar , bahwa Syi’ah kemudian menuduh bahawa Usman mengabaikan beberapa ayat yang mengagungkan Ali. Akan tetapi dugaan ini tidak dapat diterima oleh akal kita sama sekali. Ketika Mushaf ini diakui, antara golongan Mu’awiyah dan golongan Ali belum terjadi sesuatu perselisihan faham. Bahkan persatuan Islam masa itu benar-benar kuat tanpa ada sebarang pengancaman bahaya. Di samping itu juga, Ali belum melukiskan tuntutannya dalam bentuknya yang lengkap. Jadi tidak akan motif-motif tertentu yang akan mendorong Usman melakukan pelanggaran yang sangat dibenci oleh umat Islam itu. Orang-orang yang benar-benar memahami dan hafal al-Qur’an seperti yang mereka dengar sendiri waktu Nabi membacanya, mereka masih hidup tatkala Usman mengumpulkan mushaf itu.

Andai kata ayat-ayat yang mengagungkan Ali itu sudah ada, tentu terdapat juga teksnya di tangan pengikut-pengikutnya yang cukup banyak itu. Dua alasan ini saja sudah cukup untuk mendukung usaha menghilangkan ayat-ayat itu. Lagi pula, pengikut-pengikut Ali baru berdiri sendiri sesudah kepemimpinan Usman berahkir, dan mengangkat Ali sebagai penggantinya. Dapatkah diterima akal — pada waktu mereka sudah memegang kekuasaan — bahwa mereka akan menerima al-Qur’an yang sudah terpotong-potong, dan terpotong yang disengaja pula untuk menghilangkan tujuan pemimpin mereka?! Sungguhpun begitu, mereka tetap membaca al-Qur’an yang juga dibaca oleh lawan-lawan mereka. Tiada bayangan sedikit pun bahwa mereka akan menentangnya. Bahkan Ali sendiri telah memerintahkan supaya menyebarkan naskah itu sebanyak-banyaknya. Malah ada diberitakan, bahawa ada beberapa di antaranya yang ditulis dengan tangannya sendiri.

Sekarang kita dapat mengambil kesimpulan dengan yakin dan tegas, bahawa Mushaf Usman itu tetap dalam bentuknya yang persis seperti yang dihimpun oleh Zaid bin Thabit, dengan lebih disesuaikan bahan-bahannya yang sudah ada lebih dulu dengan dialek Quraisy. Kemudian menyisihkan bacaan-bacaan selebihnya yang pada waktu itu terpancar-pancar di seluruh daerah itu.

Mushaf Usman Cermat Dan Lengkap

Sesungguhnya begitu, masih ada suatu persoalan penting yaitu apakah yang dikumpulkan oleh Zaid itu merupakan bentuk yang sebenarnya dan lengkap seperti yang diwahyukan kepada Rasulullah Saw?

Pertama : Pengumpulan pertama selesai di bawah pengawasan Abu Bakar al-Siddiq. Sedangkan Abu Bakar seorang sahabat yang jujur dan setia kepada Muhammad. Dia juga adalah orang yang sepenuhnya beriman pada kesucian sumber al-Qur’an; orang yang hubungannya begitu erat sekali dengan Nabi selama 20 tahun terakhir dalam hayatnya, serta kelakuannya dalam khilafah dengan cara yang begitu sederhana, bijaksana dan bersih dari gejala buruk. Ia beriman bahwa apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w itu adalah wahyu dari Allah, sehingga tujuan utamanya ialah memelihara pengumpulan wahyu itu semua dalam keadaan murni sepenuhnya.

Pernyataan semacam ini berlaku juga terhadap Umar yang sudah menyelesaikan pengumpulan itu pada masa khilafahnya. Pernyataan semacam ini juga yang berlaku terhadap semua kaum Muslimin waktu itu, tidak ada perbedaan antara para penulis yang membantu melakukan pengumpulan itu, dengan seorang mu’min biasa yang miskin, yang memiliki wahyu tertulis di atas tulang-tulang atau daun-daunan, lalu membawanya semua kepada Zaid. Semangat mereka semua sama, ingin memperlihatkan kalimat-kalimat dan kata-kata seperti yang dibacakan oleh Nabi, bahwa itu adalah risalah dari Tuhan. Keinginan mereka hendak memelihara kemurnian itu sudah menjadi perasaan semua orang, sebab tiada sesuatu yang lebih dalam tertanam dalam jiwa mereka seperti rasa kudus yang agung itu, yang sudah mereka percayai sepenuhnya sebagai firman Allah.

Dalam al-Qur’an terdapat peringatan-peringatan bagi siapapun yang mengadakan kebohongan atas Allah atau menyembunyikan sesuatu dari wahyuNya. Kita tidak akan dapat menerima, bahwa pada kaum Muslimin yang mula-mula dengan semangat mereka terhadap agama yang begitu rupa mereka sucikan itu, akan terlintas fikiran yang akan membawa akibat begitu jauh membelakangi iman.

Kedua : Pengumpulan tersebut selesai selama dua atau tiga tahun sesudah Rasulullah wafat. Kita sudah melihat beberapa orang pengikutnya, yang sudah hafal wahyu itu dan setiap Muslim sudah hafal sebagian, juga sudah ada sekumpulan ahli-ahli al-Qur’an yang ditunjuk oleh pemerintah dan dikirim ke segenap penjuru daerah Islam untuk melaksanakan upacara-upacara dan mengajar orang memperdalami ilmu agama. Dari mereka semua itu terjalinlah suatu penghubung antara wahyu yang dibaca Rasulullah pada waktu itu dengan yang dikumpulkan oleh Zaid. Kaum Muslimin bukan saja bermaksud jujur dalam mengumpulkan al-Qur’an dalam satu mushaf itu, tapi juga mempunyai segala kerjasama yang dapat menjamin terlaksananya maksud tersebut, menjamin terlaksananya segala yang sudah terkumpul dalam kitab itu, yang ada di tangan mereka sesudah dengan teliti dan sempurna dikumpulkan.

Ketiga : Kita juga mempunyai jaminan yang lebih kuat dipercayai tentang ketelitian dan kelengkapannya itu, yakni bahagian-bahagian al-Qur’an yang tertulis, yang sudah ada sejak masa Nabi Muhammad masih hidup, dan yang sudah tentu jumlah naskahnya pun sudah banyak sebelum pengumpulan al-Qur’an itu. Naskah-naskah demikian ini kebanyakan sudah ada di tangan mereka semua yang dapat membaca. Kita mengetahui, bahwa apa yang dikumpulkan Zaid itu sudah beredar di tangan orang dan langsung dibaca sesudah pengumpulannya.

Maka amat logis kita mengambil kesimpulan bahwa semua yang terkandung dalam bahagian itu, sudah mencakupi. Oleh karena itu keputusan mereka semua sudah tepat pada tempatnya. Tidak ada suatu sumber yang sampai kepada kita yang menyebutkan, bahwa para penghimpun itu telah sengaja membuang sesuatu bahagian, atau sesuatu ayat, atau kalimat, ataupun apa yang terdapat di dalamnya itu, berbeda dengan yang ada dalam mushaf yang sudah dikumpulkan itu. Dalam arti kata lain, dalam Mushaf Usman tidak ada sesuatu yang diabaikan, sekalipun yang kurang penting.

Keempat : Isi dan susunan al-Qur’an itu jelas sekali menunjukkan cermatnya pengumpulan. Bahagian-bahagian yang bermacam-macam disusun satu sama lain secara sederhana tanpa dipaksa-paksa atau dibuat-buat. Tiada tangan yang mencoba mengubah atau memperlihatkan kebolehannya sendiri. Itu menunjukkan adanya iman dan kejujuran si penulis dalam menjalankan tugasnya itu. Ia tidak berani mengambil ayat-ayat suci itu melebihi daripada yang apa adanya, lalu meletakkannya yang satu di samping yang lain.

Jadi kesimpulan yang dapat kita sebutkan dengan meyakinkan sekali ialah bahwa Mushaf Zaid dan Usman itu bukan hanya hasil ketelitian saja, bahkan — seperti beberapa kejadian menunjukkan — penghimpunnya tidak bermaksud mengabai apa pun dari wahyu itu. Kita juga dapat meyakinkan, berdasarkan bukti-bukti yang kuat, bahwa setiap ayat dari al-Qur’an itu, memang sangat teliti sekali seperti yang dibaca oleh Nabi Muhammad.

Inilah pandangan Sir William Muir seperti yang disebut dalam kata pengantar “The Life of Mohammad” (m.s. xiv-xxix). Dengan apa yang sudah kita kutip itu tidak perlu lagi rasanya kita menyebut tulisan Lammens atau Von Hammer dan Orientalis lain yang sependapat. Secara positif, mereka memastikan tentang persisnya al-Qur’an yang kita baca sekarang, serta menegaskan bahawa semua yang dibaca oleh Nabi Muhammad s.a.w adalah wahyu yang benar dan sempurna diterima dari Allah Swt.

Kalau ada sebagian kecil kaum Orientalis atau Kristian berpendapat lain dan beranggapan bahawa al-Qur’an sudah mengalami perubahan, dengan tidak menghiraukan alasan-alasan logis yang dikemukakan oleh Muir tadi dan sebahagian besar Orientalis, yang telah mengutip dari sejarah Islam dan dari sarjana-sarjana Islam, maka itu adalah suatu dakwaan yang hanya didorong oleh rasa dengki saja terhadap Islam dan terhadap Nabi Muhammad Saw.

Betapa pandainya si pengkritik menyusun tuduhannya, namun mereka tidak akan dapat menafikan hasil penyelidikan ilmiah yang murni. Dengan cara ini, mereka tidak akan dapat menipu kaum Muslimin, kecuali beberapa pemuda yang masih beranggapan bahwa penyelidikan yang bebas itu mengharuskan mereka mengingkari masa lampau mereka sendiri, memalingkan muka dari kebenaran karena sudah terhasut oleh kepalsuan yang indah-indah. Mereka percaya kepada semua yang mengecam masa lampau sekalipun pengecamnya itu tidak mempunyai dasar kebenaran ilmiah dan sejarah.

______________________________________________________________________

Sumber lain dari buku :

BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta

Suatu Surat yang diturunkan sesudah Hijrah, menyebutkan
tentang lembaran-lembaran yang di dalamnya tertulis
perintah-perintah suci.

Surat 98 ayat 2 dan 3:

“Seorang Rasul dari Allah (yaitu Nabi Mahammad) yang
membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur-an). Di
dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.”

Dengan begitu maka Qur-an sendiri memberitahukan bahwa
penulisan Quran telah dilakukan semenjak Nabi Muhammad masih
hidup. Kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad mempunyai juru
tulis-juru tulis banyak, di antaranya yang termashur adalah
Zaid bin Tsabit.

Dalam pengantar dalam Terjemahan Qur-annya (197) Prof.
Hamidullah melukiskan kondisi waktu teks Qur-an ditulis
sampai Nabi Muhammad wafat.

Sumber-sumber sepakat untuk mengatakan bahwa tiap kali suatu
fragmen daripada Qur-an diwahyukan, Nabi memanggil seorang
daripada para sahabat-sahabatnya yang terpelajar dan
mendiktekan kepadanya, serta menunjukkan secara pasti tempat
fragmen baru tersebut dalam keseluruhan Qur-an.
Riwayat-riwayat menjelaskan bahwa setelah mendiktekan ayat
tersebut, Muhammad minta kepada juru tulisnya untuk membaca
apa yang sudah ditulisnya, yaitu untuk mengadakan pembetulan
jika terjadi kesalahan. Suatu riwayat yang masyhur
mengatakan bahwa tiap tahun pada bulan Ramadlan, Nabi
Muhammad membaca ayat-ayat Qur-an yang sudah diterimanya di
hadapan Jibril. Pada bulan Ramadlan yang terakhir sebelum
Nabi Muhammad meninggal, malaikat Jibril mendengarkannya
membaca (mengulangi hafalan) Qur-an dua kali. Kita
mengetahui bahwa semenjak zaman Nabi Muhammad, kaum
muslimin membiasakan diri untuk berjaga pada bulan Ramadlan
dan melakukan ibadat-ibadat tambahan dengan membaca seluruh
Qur-an. Beberapa sumber menambahkan bahwa pada pembacaan
Qur-an yang terakhir di hadapan Jibril, juru tulis Nabi
Muhammad yang bernama Zaid hadir. Sumber-sumber lain
mengatakan bahwa di samping Zaid juga ada beberapa orang
lain yang hadir.

Untuk pencatatan pertama, orang memakai bermacam-macarn
bahan seperti kulit, kayu, tulang unta, batu empuk untuk
ditatah dan lain-lainnya.

Tetapi pada waktu yang sama Muhammad menganjurkan supaya
kaum muslimin menghafalkan Qur-an, yaitu bagian-bagian yang
dibaca dalam sembahyang. Dengan begitu maka muncullah
sekelompok orang yang dinamakan hafidzun (penghafal Qur-an)
yang hafal seluruh Qur-an dan mengajarkannya kepada
orang-orang lain. Metoda ganda untuk memelihara teks Qur-an
yakni dengan mencatat dan menghafal ternyata sangat
berharga.

Tidak lama setelah Nabi Muhammad wafat (tahun 632 M.),
penggantinya (sebagai Kepala Negara), yaitu Abu Bakar,
Khalifah yang pertama, minta kepada juru tulis Nabi, Zaid
bin Tsabit untuk menulis sebuah Naskah; hal ini ia
laksanakan.

Atas initiatif Umar (yang kemudian menjadi Khalifah kedua),
Zaid memeriksa dokumentasi yang ia dapat mengumpulkannya di
Madinah; kesaksian daripada penghafal Qur-an, copy Qur-an
yang dibikin atas bermacam-macam bahan dan yang dimiliki
oleh pribadi-pribadi, semua itu untuk menghindari kesalahan
transkripsi (penyalinan tulisan) sedapat mungkin. Dengan
cara ini, berhasillah tertulis suatu naskah Qur-an yang
sangat dapat dipercayai.

Sumber-sumber mengatakan bahwa kemudian Umar bin Khathab
yang menggantikan Abu Bakar pada tahun 634 M, menyuruh bikin
satu naskah (mushaf) yang ia simpan, dan ia pesankan bahwa
setelah ia mati, naskah tersebut diberikan kepada anaknya
perempuan, Hafsah janda Nabi Muhammad

Khalifah ketiga, Uthman bin Affan yang menjabat dari tahun
644 sampai 655, membentuk suatu panitya yang terdiri
daripada para ahli dan memerintahkan untuk melakukan
pembukuan besar yang kemudian membawa nama Khalifah
tersebut. Panitya tersebut memeriksa dokumen yang dibuat
oleh Abubakar dan yang dibuat oleh Umar dan kemudian
disimpan oleh Hafsah, panitya berkonsultasi dengan
orang-orang yang hafal Qur-an. Kritik tentang autentisitas
teks dilakukan secara ketat sekali. Persetujuan saksi-saksi
diperlukan untuk menetapkan suatu ayat kecil yang mungkin
mempunyai arti lebih dari satu; kita mengetahui bahwa
beberapa ayat Qur-an dapat menerangkan ayat-ayat yang lain
dalam soal ibadat. Hal ini adalah wajar jika kita mengingat
bahwa kerasulan Muhammad adalah sepanjang dua puluh tahun.7

Dengan cara tersebut di atas, diperolehlah suatu teks di
mana urutan Surat-surat mencerminkan urutan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad ketika membaca Qur-a:n di bulan Ramadlan
di muka malaikat Jibril seperti yang telah diterangkan di
atas.

Kita dapat bertanya-tanya tentang motif yang mendorong 3
Khalifah pertama, khususnya Uthman untuk mengadakan koleksi
dan pembukuan teks. Motif tersebut adalah sederhana;
tersiarnya Islam adalah sangat cepat pada beberapa dasawarsa
yang pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad. Tersiarnya
Islam tersebut terjadi di daerah-daerah yang penduduknya
tidak berbahasa Arab. Oleh karena itu perlu adanya
tindakan-tindakan pengamanan untuk memelihara tersiarnya
teks Qur-an dalam kemurnian aslinya. Pembukuan Uthman adalah
untuk memenuhi hasrat ini.

Uthman mengirimkan naskah-naskah teks pembukuannya ke
pusat-pusat Emperium Islam, dan oleh karena itu maka menurut
Professor Hamidullah , pada waktu ini terdapat naskah Qur-an
(mushaf) Uthman di Tasykent8 dan Istambul. Jika kita sadar
akan kesalahan penyalinan tulisan yang mungkin terjadi,
manuskrip yang paling kuno yang kita miliki dan yang
ditemukan di negara-negara Islam adalah identik. Begitu juga
naskah-naskah yang ada di Eropa. (Di Bibliotheque National
di Paris terdapat fragmen-fragmen yang menurut para ahli,
berasal dan abad VIII dan IX Masehi, artinya berasal dari
abad II dan III Hijrah). Teks-teks kuno yang sudah ditemukan
semuanya sama, dengan catatan ada perbedaan-perbedaan yang
sangat kecil yang tidak merubah arti teks, jika konteks
ayat-ayat memungkinkan cara membaca yang lebih dari satu
karena tulisan kuno lebih sederhana daripada tulisan
sekarang.

Surat-surat Qur-an yang berjumlah 114, diklasifikasi menurut
panjang pendeknya, dengan beberapa kekecualian. Oleh karena
itu urutan waktu (kronologi) wahyu tidak dipersoalkan;
tetapi orang dapat mengerti hal tersebut dalam kebanyakan
persoalan. Banyak riwayat-riwayat yang disebutkan dalam
beberapa tempat dalam teks, dan hal ini memberi kesan
seakan-akan ada ulangan. Sering sekali suatu paragraf
menambahkan perincian kepada suatu riwayat yang dimuat di
lain tempat secara kurang terperinci. Dan semua yang mungkin
ada hubungannya dengan Sains modern, seperti kebanyakan
hal-hal yang dibicarakan oleh Qur-an, dibagi-bagi dalam
Qur-an dengan tidak ada suatu tanda adanya klasifikasi.
faris
faris
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Male
Number of posts : 300
Location : Indonesia
Humor : Tuhan Cucu, Tuhan Menantu dll
Reputation : 16
Points : 5404
Registration date : 2010-06-08

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by chupakhabras Mon 14 Jun 2010, 4:06 pm

bla bla bla bla ISLAMIAH .... ditambah TAQIYAH ISLAMIAH .... = AJARAN SESAT ISLAM !
chupakhabras
chupakhabras
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 160
Reputation : -13
Points : 5275
Registration date : 2010-06-14

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by jesus christ Mon 14 Jun 2010, 4:14 pm

chupakhabras wrote:Quran kitab plagiat karangan Muhammad saw pezinah, pedofil, penjarah, perampok, pesakitan, penipu, homreng .... Quran kitab ambaradul ! wakakakakakak ... muslim pada kebakaran jenggot kambingnya ! [/b]

kok rata rata krestan yang muncul sejenis idiot ini terus ya?
dari jaman murid rabi masih hidup sampai murid rabi di adzab dikubur
masiih aja yang muncul cuma idiot2 gereja sejenis ini
kapan pinter nya salibis? bounce bounce bounce
jesus christ
jesus christ
MUSLIM
MUSLIM

Male
Number of posts : 1560
Age : 29
Job/hobbies : menanti tampilnya kebodohan shaggy, yhowshua, taro, dkk
Humor : ada idioot forum yang sakit hati sama tuhan jesus fufufu
Reputation : 43
Points : 6842
Registration date : 2010-01-16

http://muslim.or.id/

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by chupakhabras Mon 14 Jun 2010, 4:46 pm

jesus christ wrote:
chupakhabras wrote:Quran kitab plagiat karangan Muhammad saw pezinah, pedofil, penjarah, perampok, pesakitan, penipu, homreng .... Quran kitab ambaradul ! wakakakakakak ... muslim pada kebakaran jenggot kambingnya ! [/b]

kok rata rata krestan yang muncul sejenis idiot ini terus ya?
dari jaman murid rabi masih hidup sampai murid rabi di adzab dikubur
masiih aja yang muncul cuma idiot2 gereja sejenis ini
kapan pinter nya salibis? bounce bounce bounce
 wakakakakakak ... gak bisa jawab, hanya bisa ngebacot ISLAMIAH ! dasar penyembah Aulloh swt the best of TIPU MUSLIHAT ! 
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 614250
chupakhabras
chupakhabras
BLUE MEMBERS
BLUE MEMBERS

Number of posts : 160
Reputation : -13
Points : 5275
Registration date : 2010-06-14

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by answering-ff Wed 21 Jul 2010, 3:43 pm

chupakhabras wrote:
jesus christ wrote:
chupakhabras wrote:Quran kitab plagiat karangan Muhammad saw pezinah, pedofil, penjarah, perampok, pesakitan, penipu, homreng .... Quran kitab ambaradul ! wakakakakakak ... muslim pada kebakaran jenggot kambingnya ! [/b]

kok rata rata krestan yang muncul sejenis idiot ini terus ya?
dari jaman murid rabi masih hidup sampai murid rabi di adzab dikubur
masiih aja yang muncul cuma idiot2 gereja sejenis ini
kapan pinter nya salibis? bounce bounce bounce
wakakakakakak ... gak bisa jawab, hanya bisa ngebacot ISLAMIAH ! dasar penyembah Aulloh swt the best of TIPU MUSLIHAT !
Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. 614250

ini jawabannya:

Mushaf tersebut kemungkinan telah lenyap/dihancurkan saat
pemberontakan di era khalifah Utsman. Tapi naskah tersebut telah
memiliki beberapa salinan dan derivasinya saat Utsman menyebarkan
kopi naskah tersebut ke beberapa tempat. Naskah asli terkadang memang
banyak menimbulkan masalah dan perebutan karena itu memang tepat jika
naskah asli tidak diperlukan lagi sepanjang ada kopiannya.



Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an
Taufik Adnan Amal
FKBA, Agustus 2001, halaman 205 – 206


Terdapat sebuah manuskrip al-Qur’an
yang disimpan di masjid al Husain di Kairo. Mushaf ini
dinisbatkan kepada Usman dan ditulis dengan tulisan Kufi kuno
. Tetapi bisa dikemukakan bahwa
naskah tersebut merupakan salinan dari mushaf Usman

(Ahmad Adil Kamal, Ulum al-Qur’an, Kairo, 1974 hal. 56).
Semisal dengannya adalah manuskrip yang
tersimpan di Tashkent
….
Sejumlah kesimpang siuran tentang mushaf-mushaf utsmani ini pada
gilirannya mengantarkan sejumlah sarjana muslim pada keyakinan
bahwa naskah-naskah tersebut telah hilang tanpa bekas.
Manuskrip-manuskrip kuno yang ada dewasa
ini hanya dipandang sebagai salinan sempurna dari mushaf-mushaf
usmani.
.
Sejalan dengannya, penelitian-penelitian tentang naskah kuno
al-Qur’an mengungkapkan bahwa manuskrip-manuskrip al-Qur’an
tertua – baik dalam bentuk lengkap atau hanya sebagian saja
– yang ada dewasa ini adalah
berasal dari
abad ke 2 H
.



"Uthman mengirimkan naskah-naskah
teks pembukuannya ke pusat-pusat Emperium Islam, dan oleh karena
itu maka menurut Professor Hamidullah, pada waktu ini terdapat
naskah Quran (mushaf) Uthman di Tasykent dan Istambul
. Jika
kita sadar akan kesalahan penyalinan tulisan yang mungkin
terjadi, manuskrip yang paling kuno yang kita miliki dan yang
ditemukan di negara-negara Islam adalah identik
. Begitu
juga naskah-naskah yang ada di Eropa. (Di Bibliotheque National
di Paris terdapat fragmen-fragmen yang menurut para ahli, berasal
dan abad VIII dan IX masehi, artinya berasal dari abad II dan III
Hijriah)
. Teks-teks kuno yang sudah ditemukan semuanya sama, dengan
catatan ada perbedaan-perbedaan yang sangat kecil yang tidak
merubah arti teks
, jika konteks ayat-ayat memungkinkan cara
membaca yang lebih dari satu karena tulisan kuno lebih sederhana
daripada tulisan sekarang."



Demikian juga Al Hajjaj sebenarnya adalah salah satu gubernur
Iraq dan sebenarnya adalah "oposisi" pengikut dinasti
Ali, bermaksud mengubah mushaf Ustmani karena tidak mempercayai
lagi mushaf-mushaf Utsmani yang beredar (kemungkinan dianggap
sebagai alat propaganda musuhnya) sehingga dia bermaksud menerbitkan mushaf
Quran "Utsmani edisi revisi" untuk menyelamatkan
generasi mushaf Utsmani asli sebelumnya yang sudah hilang.



Berdasarkan laporan ‘Asim
al-Jahdari, al-Hajjaj menunjuk dia, Najiya bin Rimh, dan 'All bin
Asma` untuk memeriksa Mushaf dengan tujuan untuk menyobek semua
mushaf yang berbeda dengan Mushaf `Uthmani. Pemilik Mushaf
seperti itu akan mendapatkan kompensasi 60 dirham.
(Ibn Qutaiba, Ta'wil
Mushkil Al-Qur'an
, hlm. 51)

Ulum Al-Qur’an,
Ahmad von Denffer,
The Islamic Foundation, 1994, halaman 56 :



“ACCORDING TO IBN ABI DAWUD
ELEVEN CHANGES WERE MADE UNDER AL-HAJJAJ.
THESE ARE AGAIN ACCORDING TO
IBN ABI DAWUD, MISTAKES WHICH WERE MADE IN THE PREPARATION OF
'UTHMAN'S COPY.
"

"Menurut Ibn Abi Dawud sebelas perubahan dibuat oleh
Al-Hajjaj.
[Perubahan-perubahan
ini menurut Ibn Abi Dawud, kesalahan-kesalahan yang dibuat dalam
persiapan pembuatan mushaf Usman]

Saya mencoret beberapa kata diatas
karena kalimat tersebut adalah perkataan pribadi orientalis. Ibn
Abu Dawud hanya mencatat/mengutip perkataan dari Auf bin
Abi Jamila (60-146 H).
answering-ff
answering-ff
MUSLIM
MUSLIM

Number of posts : 3333
Location : ruang humor
Humor : "gile ada yang ngrampok baju gw, Tuhan elu", kata Yesus
Reputation : 10
Points : 8916
Registration date : 2009-11-13

http://www.aboutkutukupret.tk

Back to top Go down

Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen. Empty Re: Pengumpulan AlQuran menurut Sumber Kristen.

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum