Mengapa Aku keluar dari Islam

First topic message reminder :

Aku dahulu seorang muslim, tetapi aku keluar justru setelah dipaksa solat, mengikuti segala sesuatu yang ketika aku tanyakan, mereka hanya bisa menjawab "pokoknya disuruh Allah". Dengan kata lain, tidak ada jawaban yang memuaskanku.

1. Ketika mereka menyuruhku sholat, aku bertanya, mengapa harus menghadap kakbah?
2. Aku pun bertanya, mengapa sholat harus menggunakan bahasa Arab? Padahal aku bahkan yang menyuruh tidak mengerti seluruh arti doa- doa waktu sholat. (Seperti membaca mantra "Sim sala bim" yang nggak tau artinya)
3. Ketika ada seseorang yang menabung mati-matian untuk naik haji, padahal duit buat naik haji itu bisa untuk kehidupan sehari-harinya. Aku bertanya, mengapa harus ke sana untuk beribadah? Apa Allah cuma ada di sana?
4. Mengapa menyebut Mekkah tanah suci? Apa selain di arab disebut tanah najis? Menajiskan negara sendiri dan menganggap negara lain suci? Kalau negara ini bisa menangis, pasti ia sudah menangis, "anaknya yang dibesarkan durhaka"
5. Muhammad menikahi istrinya yang masih kecil, dengan alasan melindunginya, apa nggak bisa dijadikan anak angkat tuh? Alasan aja buat melindungi.
6. Warisan dibagikan lebih banyak untuk Pria, nggak adil. Apa Allah cuma suka sama laki-laki? Perempuan dianggap rendah?
7. Laki-laki bisa mengadakan poligami, tapi perempuan nggak boleh poliandri. Memangnya Islam menganggap wanita itu budak sex yah?
8. Perempuan bener2 dianggap najis, bersentuhan dikit aja sama laki-laki langsung dicuci (wudhu) padahal nggak sengaja.
9. Hukum2 ketinggalan jaman dan biadab dipakai. (hukum rajam, potong tangan, dll)
10. Anjing dan babi dianggap najis berat. Padahal ciptaan Allah sendiri. Anjing dan Babi bukan iblis, nggak menghasut manusia untuk berbuat dosa, malah setia sama manusia (Anjing). Diciptakan Allah sendiri, disuruh menjauhi oleh Allah sendiri. Nggak masuk akal!!

cuexx wrote:

agus wrote:@cuexx

Mindset utama sebagai orang beragama adalah menyadari bahwa ibadah apapun namanya adalah berupa kebutuhan rohani manusia. Allah telah membimbing kita melalui syariat Islam. Apakah ini berupa paksaan atau hadiah untuk memenuhi kebutuhan rohani manusia dari Allah SWT kepada para hamba-Nya, bagaimana mana menurut anda ?

Bagi orang yang sesuai dengan Islam, yah itu berupa hadiah. Kalau tidak suka, masihkah bisa dianggap hadiah. Karena itu semua tergantung individu masing-masing. Kebutuhan rohani manusia tidak hanya dari Islam saja kalau menurut saya. Kepuasan akan kebutuhan rohani masing-masing orang kan standarnya beda-beda.

Kurang lebih begitulah menurut saya. Trims.

Rupanya pada poin ini anda belum memahami dengan jelas mengenai makna ibadah, itu sebabnya anda agak kebingungan menjawab pertanyaan saudara Bayo Lubis. Arah pertanyaan saya seperti yang dinyatakan oleh bro BL, paham ?

@cuexx: Aku sudah membaca tulisan Anda. Yg aku bilang: Anda memasukkan ibadah haji sbg alasan Anda keluar dari Islam. Ke mana pun ibadahnya kalau HANYA wajib bagi org yg sanggup, kan gak ada masalah.
Kl ada org yg memaksakan diri, itu bkn salah hukumnya.

Begini saja deh, dari pada salah paham,
menurut mas2 ini, ibadah itu apa?
Mungkin kita memiliki pengertian berbeda, makanya nggak nyambung

cuexx wrote:Begini saja deh, dari pada salah paham,
menurut mas2 ini, ibadah itu apa?
Mungkin kita memiliki pengertian berbeda, makanya nggak nyambung

Tuh lihat postingan saya. Bagaimana mungkin anda mengaku sedang belajar agama tanpa mempunyai mindset yang benar tentang ibadah?

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

bayo_lubis wrote:@cuexx: Aku sudah membaca tulisan Anda. Yg aku bilang: Anda memasukkan ibadah haji sbg alasan Anda keluar dari Islam. Ke mana pun ibadahnya kalau HANYA wajib bagi org yg sanggup, kan gak ada masalah.
Kl ada org yg memaksakan diri, itu bkn salah hukumnya.

Sudah dibaca seluruhnya? bukan pada postingan pertama saja. Hanya wajib bagi yang mampu, sekarang kalau orang yang sudah mampu, wajib haji?
Haruskah aku mengulang pertanyaan yang ini ratusan kali?
Alasan aku di atas, bukan hanya satu karena ada orang yang memaksakan, coba baca kalimat selanjutnya, mengapa harus ke sana, toh intinya juga beribadah di mana pun sama.

cuexx wrote:Begini saja deh, dari pada salah paham,
menurut mas2 ini, ibadah itu apa?
...

Jgn memprlebar bahasan. Yg Anda permasalahkan kan tempat ibadah haji. Di mana pun tempatnya kl hanya wjb bg yg sanggup, tdk jd masalah.

mistik6666 wrote:

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

Jam istirahat pertama itu di sekolahku dulu jam 9, bukan ijin waktu pelajaran gitu Eyang Semar.

bayo_lubis wrote:

cuexx wrote:Begini saja deh, dari pada salah paham,
menurut mas2 ini, ibadah itu apa?
...

Jgn memprlebar bahasan. Yg Anda permasalahkan kan tempat ibadah haji. Di mana pun tempatnya kl hanya wjb bg yg sanggup, tdk jd masalah.

saya tidak bertanya kepada anda kok
maaf saya capek mengulang pertanyaan saya yang sebelum2 nya
terima kasih

cuexx wrote:

mistik6666 wrote:

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

Jam istirahat pertama itu di sekolahku dulu jam 9, bukan ijin waktu pelajaran gitu Eyang Semar.

ooo... begitu tho ceritanya...
silahken dilanjut..

agus wrote:

cuexx wrote:Begini saja deh, dari pada salah paham,
menurut mas2 ini, ibadah itu apa?
Mungkin kita memiliki pengertian berbeda, makanya nggak nyambung

Tuh lihat postingan saya. Bagaimana mungkin anda mengaku sedang belajar agama tanpa mempunyai mindset yang benar tentang ibadah?

Saya lahir nggak langsung mengerti semua tentang ibadah, berdoa, dan lain sebagainya. Makanya saya katakan saya masih belajar

Kalau ada yang menurut anda salah, ya seharusnya anda bisa maklum, namanya saja masih belajar.

cuexx wrote:

mistik6666 wrote:

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

Jam istirahat pertama itu di sekolahku dulu jam 9, bukan ijin waktu pelajaran gitu Eyang Semar.

Oh rupanya Kekerasan pada anak tho ? Wah jadi kasihan nih gw. Tolong hilangkan kenangan masa lalu dulu deh, Sesungguhnya Islam yang bener tuh nggak ada paksaan koq. Termasuk dalam pelaksanaan ibadahnya. Jadi jangan salah paham bung...

agus wrote:

cuexx wrote:

mistik6666 wrote:

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

Jam istirahat pertama itu di sekolahku dulu jam 9, bukan ijin waktu pelajaran gitu Eyang Semar.

Oh rupanya Kekerasan pada anak tho ? Wah jadi kasihan nih gw. Tolong hilangkan kenangan masa lalu dulu deh, Sesungguhnya Islam yang bener tuh nggak ada paksaan koq. Termasuk dalam pelaksanaan ibadahnya. Jadi jangan salah paham bung...

Bung bung melulu sih.... Aku loh perempuan, hiks2...

cuexx wrote:alasan aku di atas bukan hanya satu...

Apakah berarti alasan Anda poin 3 sangat2 rapuh?

cuexx wrote:

agus wrote:

cuexx wrote:

mistik6666 wrote:

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

Jam istirahat pertama itu di sekolahku dulu jam 9, bukan ijin waktu pelajaran gitu Eyang Semar.

Oh rupanya Kekerasan pada anak tho ? Wah jadi kasihan nih gw. Tolong hilangkan kenangan masa lalu dulu deh, Sesungguhnya Islam yang bener tuh nggak ada paksaan koq. Termasuk dalam pelaksanaan ibadahnya. Jadi jangan salah paham bung...

Bung bung melulu sih.... Aku loh perempuan, hiks2...

Uups....ternyata dua hari ini gw ngomong sama cewek tho....

cuexx wrote:

agus wrote:

cuexx wrote:

mistik6666 wrote:

cuexx wrote:Waktu di sekolah sih aku bisa bohong, "sudah solat", tapi kalau masuk siang ya pasti dipaksa. Kalau nggak mau wah bisa dibentak2 segala.

meski keras, agaknya orang tua sampeyan gampang "dibohongi" ya.. buktinya percaya aja kalau sampeyan bilang "udah sholat". padahal, harusnya malah curiga, masak sih tiap hari anaknya bisa/mau "ijin sholat dhuha" pada bapak/ibu guru????

Jam istirahat pertama itu di sekolahku dulu jam 9, bukan ijin waktu pelajaran gitu Eyang Semar.

Oh rupanya Kekerasan pada anak tho ? Wah jadi kasihan nih gw. Tolong hilangkan kenangan masa lalu dulu deh, Sesungguhnya Islam yang bener tuh nggak ada paksaan koq. Termasuk dalam pelaksanaan ibadahnya. Jadi jangan salah paham bung...

Bung bung melulu sih.... Aku loh perempuan, hiks2...

Harusnya anda sebagai wanita bangga lho sebagai muslimah, karena hanya Islamlah yang menjunjung tinggi kehormatan wanita. Masalah poligami (karena ente cewek nih) nggak segampang itu dilakukan dalam Islam, mbak yu...

agus wrote:
Harusnya anda sebagai wanita bangga lho sebagai muslimah, karena hanya Islamlah yang menjunjung tinggi kehormatan wanita. Masalah poligami (karena ente cewek nih) nggak segampang itu dilakukan dalam Islam, mbak yu...

Baru nyadar aku perempuan.
Nggak segampang itu, tapi penerapannya sama orang-orang muslim sendiri itu maaf, tapi kadang-kadang seenaknya sendiri. Dengan dalih ini itu. Menempatkan posisi wanita yang nggak bisa protes kalau talaq sudah dijatuhkan, maaf, saya sebagai perempuan, saya tidak merasa dijunjung tinggi kehormatannya. Coba anda perempuan pasti ngerti, atau paling tidak bayangkan anda yang mendapat perlakuan seperti itu.

cuexx wrote:

agus wrote:
Harusnya anda sebagai wanita bangga lho sebagai muslimah, karena hanya Islamlah yang menjunjung tinggi kehormatan wanita. Masalah poligami (karena ente cewek nih) nggak segampang itu dilakukan dalam Islam, mbak yu...

Baru nyadar aku perempuan.
Nggak segampang itu, tapi penerapannya sama orang-orang muslim sendiri itu maaf, tapi kadang-kadang seenaknya sendiri. Dengan dalih ini itu. Menempatkan posisi wanita yang nggak bisa protes kalau talaq sudah dijatuhkan, maaf, saya sebagai perempuan, saya tidak merasa dijunjung tinggi kehormatannya. Coba anda perempuan pasti ngerti, atau paling tidak bayangkan anda yang mendapat perlakuan seperti itu.

Iya mbak yu, itu adalah kelakuan orang yang suka mempermainkan hukum-hukum Islam untuk kepentingan nafsunya saja. Tapi bagi muslim yang ngerti dan paham betul dengan ajaran Islam tidak akan sembarangan untuk melakukan itu. Nggak gampang lho untuk berpoligami atau menalak istri.

Nih ya sedikit hiburan, biar nggak manyun terus....

agus wrote:
Iya mbak yu, itu adalah kelakuan orang yang suka mempermainkan hukum-hukum Islam untuk kepentingan nafsunya saja. Tapi bagi muslim yang ngerti dan paham betul dengan ajaran Islam tidak akan sembarangan untuk melakukan itu. Nggak gampang lho untuk berpoligami atau menalak istri.

Nih ya sedikit hiburan, biar nggak manyun terus....

Hahahha makasih...

cuexx wrote:

agus wrote:
Harusnya anda sebagai wanita bangga lho sebagai muslimah, karena hanya Islamlah yang menjunjung tinggi kehormatan wanita. Masalah poligami (karena ente cewek nih) nggak segampang itu dilakukan dalam Islam, mbak yu...

Baru nyadar aku perempuan.
Nggak segampang itu, tapi penerapannya sama orang-orang muslim sendiri itu maaf, tapi kadang-kadang seenaknya sendiri. Dengan dalih ini itu. Menempatkan posisi wanita yang nggak bisa protes kalau talaq sudah dijatuhkan, maaf, saya sebagai perempuan, saya tidak merasa dijunjung tinggi kehormatannya. Coba anda perempuan pasti ngerti, atau paling tidak bayangkan anda yang mendapat perlakuan seperti itu.

berarti agama samawi semuanya salah ya menurut anda....., soalnya khan hampir semua nabi menerapkan poligami gimana menurut anda

Dia hanya kecewa aja bro ngeliat lingungannya, padahal itu hanya pengalaman buruknya saja. Saran gw buat cuexx, carilah pengalaman yang lebih baik.... :04: :04: :04:

Aku Bukan orang yang mendalami hukum islam.tapi mungkin logikanya gini.... misal... 1 orang laki kawin sama 3 wanita... muncul 3 orang anak dari 3 kehamilan... bisa dipertanggungjawabkan siapa ayah dan siapa ibunya dengan angka kepastian 99 % akurat... (99% sebab perawan maria melahirkan karena kebesaran dan kehendak tuhan hamil tanpa harus berpasangan dengan lawan jenis... ingat tuhan maha kuasa... cukup berkehendak maka terjadi) TAPI jika seorang wanita kawin dengan 3 orang laki2 dan muncul 1 orang anak maka akan sulit menentukan siapa ayahnya... bisa tes DNA... tapi jika ketiga suaminya memiliki hubungan darah atau kakak beradik.maka DNA ketiga suami dan anak tersebut akan terlihat identik dan sulit dicari anak siapa. Jangan pernah berpoligami tanpa anjuran dari istri.... jangan sakiti istri anda... 1.000.000:1 istri yang menyuruh ato mngijinkan suami berpoligami tanpa merasa sakit hati... meskipun ada wanita yang begitu.Banyak oknum orang muslim dan pemuka muslim memanfaatkan menggunakan hukum poligami untuk keuntungan pribadi... tapi jarang yang mempelajari bagaimana muhammad memuliakan istrinya... pelajari bagaimana nabi memuliakan wanita... buat poligami menjadi pilihan terakhir ato jangan jadikan pilihan skalian.. meski boleh...

Belum selesai juga toh, thread ini ?