KENAPA jesus menjadi Tuhan..??

hamba tuhan wrote:Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. (Yesaya 9:5-6)

NUbuatan buta dek tomtom..... bangga lagi dgn dongeng yahudi tsb yg ditulis dalam bahasa yunani......

1. apakah yesus telah lahir waktu yesaya berkata diayat tsb?????
2. siapa seorang putera telah diberikan untuk kita????
3. siapakah dia yg mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya diayat tsb???
4.apakah sebelum yesaya berkata dia tdk mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran????

kasian dek tomtom......

Tom Jerry wrote:

hamba tuhan wrote:Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. (Yesaya 9:5-6)

NUbuatan buta dek tomtom..... bangga lagi dgn dongeng yahudi tsb yg ditulis dalam bahasa yunani......

1. apakah yesus telah lahir waktu yesaya berkata diayat tsb?????
2. siapa seorang putera telah diberikan untuk kita????
3. siapakah dia yg mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya diayat tsb???
4.apakah sebelum yesaya berkata dia tdk mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran????

kasian dek tomtom......

Ini hanya gaya bahasa nubuat, suatu peristiwa yang akan telah terjadi. "Telah" di sini bukanlah telah terjadi sekarang, melainkan "akan telah" terjadi. Demikian juga "dari sekarang" di sini artinya peristiwa yang "akan dari sekarang" terjadi. Paham ngak? Khan akhirnya diikuti kalimat: Kecemburuan TUHAN semesta alam "akan" melakukan hal ini.

Yesaya 8:23-9:1
Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

Yesaya 9:5
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita.

Yesaya 9:6
...ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

hamba tuhan wrote:contoh : AKU TELAH DATANG
AKU AKAN DATANG

Tom Jerry wrote:

hamba tuhan wrote:contoh : AKU TELAH DATANG
AKU AKAN DATANG

Misalnya saya bernubuat: "Telah hancur dunia di tahun 2012. Telah datang Mesias di tahun 2090." Ini khan gaya bahasa...!!! Artinya "akan terjadi" atau "sudah terjadi"?

hamba tuhan wrote:

Tom Jerry wrote:

hamba tuhan wrote:contoh : AKU TELAH DATANG
AKU AKAN DATANG

Misalnya saya bernubuat: "Telah hancur dunia di tahun 2012. Telah datang Mesias di tahun 2090." Ini khan gaya bahasa...!!! Artinya "akan terjadi" atau "sudah terjadi"?

hahahaaa.... dek tomtom, nubuat gila itu namanya... masak pakai kata telah untuk masa akan datang????? utk masa akan datang pakai kata akan bukan telah.... krn akan terjadi bukan telah terjadi, kalo telah terjadi itu buat masa lalu bukan utk masa akan datang....

BOTELHEM wrote:To Kontroversi
Kontroversi wrote : Jangan hanya nyuruh2 malaikat doang,turun sendirilah kalo
berani.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan turunnya Tuhan ke dunia ini maka bisa disebut Tuhan itu Maha Kuasa..??
2. Apakah alasan Tuhan yang menjadi manusia tersebut turun...??

cuexx wrote:

BOTELHEM wrote:To Kontroversi
Kontroversi wrote : Jangan hanya nyuruh2 malaikat doang,turun sendirilah kalo
berani.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan turunnya Tuhan ke dunia ini maka bisa disebut Tuhan itu Maha Kuasa..??
2. Apakah alasan Tuhan yang menjadi manusia tersebut turun...??

hmmm.... bukannya baik Tuhan atau malaikat dua2nya bisa turun ke dunia kan?

musicman wrote:

cuexx wrote:

BOTELHEM wrote:To Kontroversi
Kontroversi wrote : Jangan hanya nyuruh2 malaikat doang,turun sendirilah kalo
berani.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan turunnya Tuhan ke dunia ini maka bisa disebut Tuhan itu Maha Kuasa..??
2. Apakah alasan Tuhan yang menjadi manusia tersebut turun...??

hmmm.... bukannya baik Tuhan atau malaikat dua2nya bisa turun ke dunia kan?

bukan bisa atau ngganya non..

tp Tuhan menurunkan "Tuhan" lain ke dunia...sedangkan dia si Tuhan sendiri masih di langit...

jelasnggak wrote:

musicman wrote:

cuexx wrote:

BOTELHEM wrote:To Kontroversi
Kontroversi wrote : Jangan hanya nyuruh2 malaikat doang,turun sendirilah kalo
berani.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan turunnya Tuhan ke dunia ini maka bisa disebut Tuhan itu Maha Kuasa..??
2. Apakah alasan Tuhan yang menjadi manusia tersebut turun...??

hmmm.... bukannya baik Tuhan atau malaikat dua2nya bisa turun ke dunia kan?

bukan bisa atau ngganya non..

tp Tuhan menurunkan "Tuhan" lain ke dunia...sedangkan dia si Tuhan sendiri masih di langit...

Kalau orang TOLOL memang selalu berpikir bahwa arti MAHA KUASA itu tidak bisa berada di dua tempat sekaligus.

Dasar muslim tolol.
(sebel gw sama orang TOLOLLLLLL)

ndink wrote:

jelasnggak wrote:

musicman wrote:

cuexx wrote:

BOTELHEM wrote:To Kontroversi
Kontroversi wrote : Jangan hanya nyuruh2 malaikat doang,turun sendirilah kalo
berani.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan turunnya Tuhan ke dunia ini maka bisa disebut Tuhan itu Maha Kuasa..??
2. Apakah alasan Tuhan yang menjadi manusia tersebut turun...??

hmmm.... bukannya baik Tuhan atau malaikat dua2nya bisa turun ke dunia kan?

bukan bisa atau ngganya non..

tp Tuhan menurunkan "Tuhan" lain ke dunia...sedangkan dia si Tuhan sendiri masih di langit...

Kalau orang TOLOL memang selalu berpikir bahwa arti MAHA KUASA itu tidak bisa berada di dua tempat sekaligus.

Dasar muslim tolol.
(sebel gw sama orang TOLOLLLLLL)

eh, salah kali bro,... bagaimana mungkin Tuhan yang maha kuasa berbuat sesuatu, lalu menjelma menjadi manusia kemudian dia dibunuh dengan alasan menebus dosa manusia,... jika saja Tuhan ingin, dosa kita dihapuskan saja tanpa ditebus.!!! karna hanya Tuhan yang bisa menghapus dosa ,.. jadi aneh bin ajaib "jika hanya karna manusia berdosa lalu dia turun kedunia untuk menebus dosa,... logikanya "Tuhan tidak maha kuasa "

vicaris wrote:selamat pagi buat saudara2 sesamaku manusia sekalian
stlh menyimak diskusi/perdebatan di forum ini, saya sbg pembaca yg msh bs mikir logis cukup senyum2, tertawa, termenung, sdikit kesal campur gemes dgn jawaban, pola pikir, dan pertanyaan2 dr saudara2 sekalian (khususnya utk mas botollem dan hambatuhan, hehehe... kyaknya kalian cocok jg jd bintang tamu acara "bukan 4 mata", pasti cocok klo tanya-jawab ama mas tukul. wkwkkw.)
oke, sekedar pendapat dr saya, saudara2 tidak perlu mati2an bertanya2 ttg pribadi Tuhan, atau ttg "Yesus adalah Tuhan" (bagi orang Kristen). Sampai matipun saudara2, jika mngandalkan logika semata, saudara2 sekalian tidak akan pernah mengerti dan dapat jawaban yg tepat. karena saudara2 sekalian adalah manusia, jangkauan pikiran saudara tdk ada apa2nya di banding pikiran Tuhan. para ilmuwan2 terkenal (dgn berbagai penemuannya) saja tdk ada yg bs menjelaskan ttg "siapa/bagaimana Tuhan", apalagilah saudara2, dgn otak pas-pasan saja (cuma bs ngasih pertanyaan2 dan bantahan2 yg kadang konyol) mustahil Anda bisa mengerti ttg "siapa/bagaimana Tuhan", terkait judul forum "kenapa Yesus menjadi Tuhan".
saran saya, siapa/bagaimana Tuhan cukup kita imani masing2, itu urusan pribadi kita dgn Tuhan. iman saudara dan iman saya terhadap Tuhan bisa jd berbeda, trgantung hati lbh "nyaman" dmn. Tp saya saya yakin, saudara2 sekalian sedikit byk sudah mengenal sifat dan ajaran Tuhan, yaitu utk selalu berbuat kebaikan, berbagi kasih terhadap sesama (baik kawan ato lawan), dan tidak membunuh orang2 yg beda kepercayaan.
intinya, apapun agama saudara, saya harap Tuhan yang saudara imani adalah Tuhan yg selalu mengajarkan kebaikan atau kasih terhadap siapa saja. saya yakin, cukup dgn melakukan ajaranNya, dunia ini sudah cukup damai dan tentram utk kita semua.
Terima kasih. Salam buat saudara2 sekalian.


'

vicaris wrote:selamat pagi buat saudara2 sesamaku manusia sekalian
stlh menyimak diskusi/perdebatan di forum ini, saya sbg pembaca yg msh bs mikir logis cukup senyum2, tertawa, termenung, sdikit kesal campur gemes dgn jawaban, pola pikir, dan pertanyaan2 dr saudara2 sekalian (khususnya utk mas botollem dan hambatuhan, hehehe... kyaknya kalian cocok jg jd bintang tamu acara "bukan 4 mata", pasti cocok klo tanya-jawab ama mas tukul. wkwkkw.)
oke, sekedar pendapat dr saya, saudara2 tidak perlu mati2an bertanya2 ttg pribadi Tuhan, atau ttg "Yesus adalah Tuhan" (bagi orang Kristen). Sampai matipun saudara2, jika mngandalkan logika semata, saudara2 sekalian tidak akan pernah mengerti dan dapat jawaban yg tepat. karena saudara2 sekalian adalah manusia, jangkauan pikiran saudara tdk ada apa2nya di banding pikiran Tuhan. para ilmuwan2 terkenal (dgn berbagai penemuannya) saja tdk ada yg bs menjelaskan ttg "siapa/bagaimana Tuhan", apalagilah saudara2, dgn otak pas-pasan saja (cuma bs ngasih pertanyaan2 dan bantahan2 yg kadang konyol) mustahil Anda bisa mengerti ttg "siapa/bagaimana Tuhan", terkait judul forum "kenapa Yesus menjadi Tuhan".
saran saya, siapa/bagaimana Tuhan cukup kita imani masing2, itu urusan pribadi kita dgn Tuhan. iman saudara dan iman saya terhadap Tuhan bisa jd berbeda, trgantung hati lbh "nyaman" dmn. Tp saya saya yakin, saudara2 sekalian sedikit byk sudah mengenal sifat dan ajaran Tuhan, yaitu utk selalu berbuat kebaikan, berbagi kasih terhadap sesama (baik kawan ato lawan), dan tidak membunuh orang2 yg beda kepercayaan.
intinya, apapun agama saudara, saya harap Tuhan yang saudara imani adalah Tuhan yg selalu mengajarkan kebaikan atau kasih terhadap siapa saja. saya yakin, cukup dgn melakukan ajaranNya, dunia ini sudah cukup damai dan tentram utk kita semua.
Terima kasih. Salam buat saudara2 sekalian.
'

vicaris wrote:hahaha, saudara ndik, stidaknya suasana sahur terasa bgt disekitar saya skrg secara saya tinggal bersama saudara2 muslim
netral.., basi??? apakah saudara terlalu menganggap ini perang debat antara kristen dan muslim??? wah bisa bahaya
walau saya kristen, saya jg bs bersikap netral mas, artinya tidak cari menang tidak cari kalah . hehehe
krn mas ndik bertanya, mk selayaknya saya jawab
menurut saya, iman adalah kepercayaan yg tidak dapat dibuktikan (bahkan dijelaskan dgn logika).

musicman wrote:

cuexx wrote:

BOTELHEM wrote:To Kontroversi
Kontroversi wrote : Jangan hanya nyuruh2 malaikat doang,turun sendirilah kalo
berani.
Pertanyaan :
1. Apakah dengan turunnya Tuhan ke dunia ini maka bisa disebut Tuhan itu Maha Kuasa..??
2. Apakah alasan Tuhan yang menjadi manusia tersebut turun...??

hmmm.... bukannya baik Tuhan atau malaikat dua2nya bisa turun ke dunia kan?

bukan bisa atau ngganya non..

tp Tuhan menurunkan "Tuhan" lain ke dunia...sedangkan dia si Tuhan sendiri masih di langit...

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

menurut anda ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip).... bukan beda prinsip, malah iman kristen itu buta tdk didkung oleh kitab sucinya sendiri... disinilah dibutuhkan peranan akal biar sesuai dgn pedoman yaitu kitab suci

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

menurut anda ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip).... bukan beda prinsip, malah iman kristen itu buta tdk didkung oleh kitab sucinya sendiri... disinilah dibutuhkan peranan akal biar sesuai dgn pedoman yaitu kitab suci

wah.., apakah saya perlu mencopy-paste tanya jawab saudara dgn kristener yg diatas2 ke postingan saya ini?? saya rasa tdk perlu, ckup saudara kembali kembali menyimak pertanyaan2 saudara dan jawaban2 yg diberikan berdasarkan kitab suci (kan ada ditulis ayat2nya), saya rasa itu dah ckup menjawab pertanyaan saudara apakah ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal.
tp saya maklum2 saja jk saudara tdk dpt melihatnya krn saudara memang telah dibutakan utk jawaban2 spt itu.

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

menurut anda ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip).... bukan beda prinsip, malah iman kristen itu buta tdk didkung oleh kitab sucinya sendiri... disinilah dibutuhkan peranan akal biar sesuai dgn pedoman yaitu kitab suci

wah.., apakah saya perlu mencopy-paste tanya jawab saudara dgn kristener yg diatas2 ke postingan saya ini?? saya rasa tdk perlu, ckup saudara kembali kembali menyimak pertanyaan2 saudara dan jawaban2 yg diberikan berdasarkan kitab suci (kan ada ditulis ayat2nya), saya rasa itu dah ckup menjawab pertanyaan saudara apakah ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal.
tp saya maklum2 saja jk saudara tdk dpt melihatnya krn saudara memang telah dibutakan utk jawaban2 spt itu.

monggo copas kesini....

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

menurut anda ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip).... bukan beda prinsip, malah iman kristen itu buta tdk didkung oleh kitab sucinya sendiri... disinilah dibutuhkan peranan akal biar sesuai dgn pedoman yaitu kitab suci

wah.., apakah saya perlu mencopy-paste tanya jawab saudara dgn kristener yg diatas2 ke postingan saya ini?? saya rasa tdk perlu, ckup saudara kembali kembali menyimak pertanyaan2 saudara dan jawaban2 yg diberikan berdasarkan kitab suci (kan ada ditulis ayat2nya), saya rasa itu dah ckup menjawab pertanyaan saudara apakah ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal.
tp saya maklum2 saja jk saudara tdk dpt melihatnya krn saudara memang telah dibutakan utk jawaban2 spt itu.

monggo copas kesini....

lho kan sudah saya bilang, saya rasa tidak perlu, ckup saudara kembali ke tanya jawab diatas2 ini. hehehe

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

menurut anda ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip).... bukan beda prinsip, malah iman kristen itu buta tdk didkung oleh kitab sucinya sendiri... disinilah dibutuhkan peranan akal biar sesuai dgn pedoman yaitu kitab suci

wah.., apakah saya perlu mencopy-paste tanya jawab saudara dgn kristener yg diatas2 ke postingan saya ini?? saya rasa tdk perlu, ckup saudara kembali kembali menyimak pertanyaan2 saudara dan jawaban2 yg diberikan berdasarkan kitab suci (kan ada ditulis ayat2nya), saya rasa itu dah ckup menjawab pertanyaan saudara apakah ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal.
tp saya maklum2 saja jk saudara tdk dpt melihatnya krn saudara memang telah dibutakan utk jawaban2 spt itu.

monggo copas kesini....

lho kan sudah saya bilang, saya rasa tidak perlu, ckup saudara kembali ke tanya jawab diatas2 ini. hehehe

kembali ma sapa.... makanya saya mau ngajak anda diskusi, silakan....

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

hamba tuhan wrote:

vicaris wrote:

ndink wrote:iman itu di buktikan dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatan...
dengan dasar iman itulah kita berlogika,...
itulah mengapa manusia diciptakan dikaruniai pikiran,... agar berpikir toh...
luaskan wawasan kita agar pikiran kita menjadi luas, dalamkan ilmu kita,... agar langkah yang kita ambil menjadi lebih pasti...
dan bersihkan hati kita agar pikiran yang kita miliki menjadi lebih jernih dalam melihat samudra kehidupan,... karna hidup setelah mati adalah pasti,... maka kendaraan yang kita punya hendaknya kita periksa dan teliti,... karna Dogma adalah buatan manusia,... tetapi ajaran Tuhan adalah hakiki dan pasti, mari kita teliti bersama kendaraan kita,.. kita teliti kitab yang kita miliki,... tentu dengan karunia Tuhan ,.. "pikiran atau Logika"
bagaimana ?

benar sekali, saya setuju dgn pendapat mas ndink
sebaiknya kita memang menggunakan pikiran atau logika untuk memahami ajaran Tuhan yg ada di kitab yg kita miliki apakah benar2 hakiki, pasti, atau benar. menurut saya ini yg cocok diperdebatkan, mengenai "ajaran Tuhan", pikiran atau logika akan dapat menentukan mana yg lbh baik ato tidak.
tp klo mengenai "siapa/bagaimana Tuhan", sampai kapan dan bagaimanapun pikiran atau logika tidak akan mampu menjelaskannya sampai sejelas yg saudara harapkan.

peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Salah satu pentingnya masalah dalam filsafat agama hubungan antara iman dan akal. Apakah keyakinan beragama yang berasaskan iman merupakan hal yang rasionalitas, perbuatan yang selain itu bertentangan dengan rasio. Jika apa yang kita sajikan tersebut tidak mampu mengklaim atau tidak mampu menetapkan keyakinan agama sesuai dengan akal, apakah itu benar. Sebagai contoh: untuk menetapkan adanya wujud Tuhan melalui sesuatu dalil, dengan itu kita yakin wujud Tuhan sesuatu yang bisa diterima oleh akal? Dalam pandangan agama Nasrani, pembahasan antara hubungan antara iman dan akal, terdapat dua pandangan yang saling bertentangan. Pertama, kesesuaian antara keyakinan-keyakinan agama dengan akal, contohnya; iman terhadap Tuhan sesuatu yang diterima secara akal (Rasionalisme) Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas (1224-1273) berpendapat bahwa keimanan melalui pengajaran oleh kitab suci dan keseluruhan ajaran atau peraturan yang ada di dalamnya, adalah Tuhan langsung sebagai pengajarnya. Juga tidak diragukan sebagai kitab suci (perkataan Tuhan) yang diyakini adalah sudah merupakan hal-hal yang bersifat rasionalitas. Pendapat kedua, keyakinan-keyakinan agama tidak sesuai dengan akal (Fideisme). Di antara tokohnya adalah Alvin Plantinga (1932-) yang menyerupai fitrah pada diri manusia, dengan mengatakan keyakinan manusia terhadap Tuhan terdapat dalam jiwa manusia tanpa memerlukan dalil akal. Banyak lagi tokoh-tokoh yang mengatas namakan kedua kelompok di atas, juga terdapat pro dan kontra terhadap pendapat-pendapat di atas. Lain lagi yang berpendapat bahwa akal dapat mengganggu ketenangan iman, oleh karenanya tidak ada hubungan antara akal dan iman. Artinya iman akan di putar balikkan melalui dalil akal, sehingga dalil akal akan membahayakan keimanan bagi khalayak awam. Namun, sama-sama kita mengetahui bahwa salah satu kelebihan yang ada pada manusia dibanding dengan makhluk lainnya, jika manusia mengfungsikan akalnya. Banyak persoalan yang ada dalam konsep keagamaan diselesaikan melalui dalil akal. Di sini akal terus berjuang mempertahankan haknya. Dan dalam persoalan syariatpun, dalil akal untuk menopang kesempurnaannya.

hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

menurut anda ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip).... bukan beda prinsip, malah iman kristen itu buta tdk didkung oleh kitab sucinya sendiri... disinilah dibutuhkan peranan akal biar sesuai dgn pedoman yaitu kitab suci

wah.., apakah saya perlu mencopy-paste tanya jawab saudara dgn kristener yg diatas2 ke postingan saya ini?? saya rasa tdk perlu, ckup saudara kembali kembali menyimak pertanyaan2 saudara dan jawaban2 yg diberikan berdasarkan kitab suci (kan ada ditulis ayat2nya), saya rasa itu dah ckup menjawab pertanyaan saudara apakah ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal.
tp saya maklum2 saja jk saudara tdk dpt melihatnya krn saudara memang telah dibutakan utk jawaban2 spt itu.

monggo copas kesini....

lho kan sudah saya bilang, saya rasa tidak perlu, ckup saudara kembali ke tanya jawab diatas2 ini. hehehe

kembali ma sapa.... makanya saya mau ngajak anda diskusi, silakan....

aih.., susahnya ngejelasin pd mas ini
mksud saya kembali keatas2 itu ke page 1,2,3 dst..
saya dah tau apa yg saudara diskusikan, dan kyaknya akan berputar2 disitu aja, jawaban saya tdk beda spt jawaban saudara2 kristener tsb. saya hny menyimak diskusi ini, anda meminta saya terlibat diskusi hasilnya ntar spt page 1,2,3,dst
jd mending saudara liat kembali ke sana aja. hehehe

vicaris wrote:
hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

abu hanan wrote:

vicaris wrote:
hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

Penjelasan yang menarik.
Saya ingin sekali anda bersedia menjelaskan ttg contoh berikut;
= = =
Matius 12:40
Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Kisah Para Rasul 10:40
Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri,

1 Korintus 15:4
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;

Keluaran 19:11
Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.

Secara matematis,hitungan hari penyalibab Yesus
Jumat sore-Sabtu pagi = Malam ke-1
sabtu pagi- Sabtu sore = Siang ke-1
Sabtu sore – Minggu pagi = Malam ke-2
Dengan demikian sangat jelas; bukan tiga hari tiga malam
= = =
Kitab suci anda menulis 3 hari 3 malam.
Kitab suci anda menyajikan fakta 1 hari 2 malam.

Perbedaan yang mendasar,jika salah satu benar maka di dalam kitab suci adalah kesalahan fatal (yang bisa disebabkan penulis injil/roh kudus) dan menjadikan kitab suci tidak suci lagi.

Bagaimana pendapat anda?

vicaris wrote:

abu hanan wrote:

vicaris wrote:
hmmm.., dr penjelasan saudara ttg iman dan akal, saya hny menanggapi sbg berikut:
dlm dunia kristen, iman dan akal itu ttp sejalan (tidak saling bertentangan), tp akal tdk dpt menjelaskan/menjalani iman seutuhnya.
ada iman yg dpt dijelaskan dgn akal (spt yg telah dilakukan para kristener2 di forum2 ini, walau ttp ditolak muslimin/at krn memang dah beda prinsip)
tp ada iman yg tidak dapat dijelaskan dgn akal, butuh pekerjaan kuasa Tuhan di dalam hati masing2 utk memahaminya.
jd jika saudara berpikir bahwa smua masalah keimanan dpt dijelaskan dgn dalil akal, maka cukuplah saudara berpikir demikian, saya tdk akan ikut2an.

Penjelasan yang menarik.
Saya ingin sekali anda bersedia menjelaskan ttg contoh berikut;
= = =
Matius 12:40
Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Kisah Para Rasul 10:40
Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri,

1 Korintus 15:4
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;

Keluaran 19:11
Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.

Secara matematis,hitungan hari penyalibab Yesus
Jumat sore-Sabtu pagi = Malam ke-1
sabtu pagi- Sabtu sore = Siang ke-1
Sabtu sore – Minggu pagi = Malam ke-2
Dengan demikian sangat jelas; bukan tiga hari tiga malam
= = =
Kitab suci anda menulis 3 hari 3 malam.
Kitab suci anda menyajikan fakta 1 hari 2 malam.

Perbedaan yang mendasar,jika salah satu benar maka di dalam kitab suci adalah kesalahan fatal (yang bisa disebabkan penulis injil/roh kudus) dan menjadikan kitab suci tidak suci lagi.

Bagaimana pendapat anda?

hmmm.., logika yg menarik jg
jelas sekali saudara abu hanan ingin mencari kesalahan dr penulisan alkitab, bkn mengenai ajarannya
mngkin inilah yg disebut kritis bg orang islam. hehehe
tp saya tetap akan menanggapi pertanyaan saudara ttg penyaliban dan hari kebangkitan Yesus
jumat : hari pertama
sabtu : hari ke dua
minggu: hari ke tiga
koreksi saya memang jd 3 hari 2 malam, bkn 3 hari 3 malam spt yg tertulis. (mngkin saudara merasa ckup menang dgn jawaban saya, hehehe )
tp bagi saya itu tidaklah masalah, bagi saya yg penting adalah ajarannya, bkn penulisannya.

abu hanan wrote:@vicars
pernahkah anda berpikir bahwa kesalahan penulisan kitab suci dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengimani?
jujurlah pada diri sendiri.

vicaris wrote:

abu hanan wrote:@vicars
pernahkah anda berpikir bahwa kesalahan penulisan kitab suci dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengimani?
jujurlah pada diri sendiri.

oke saya jawab jujur secara pribadi
kesalahan penulisan dlm alkitab bs mengakibatkan kesalahan iman
tapi, mari kita lihat lg, apakah kesalahan penulisan itu mengakibatkan adanya kesalahan ajaran dr alkitab itu
saya sudah sering mendengar kritik2 ttg kesalahan penulisan alkitab dr pihak2 lain
tp kembali lg, apakah kesalahan itu memiliki pengaruh terhadapa kebenaran dr ajarannya?
bagi saya tidak, alkitan ttp berisi ajaran2 yg menurut saya baik dan tidak ada salahnya (fokusnya: ajaran).
sejauh ini saya tdk pernah menemukan ajaran yg salah dari alkitab. tdk tau dgn anda, klo ada mngkin saudara bs menunjukkan pd saya sbg bahan pembelajaran lbh lanjut.

vicaris wrote:

abu hanan wrote:@vicars
pernahkah anda berpikir bahwa kesalahan penulisan kitab suci dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengimani?
jujurlah pada diri sendiri.

oke saya jawab jujur secara pribadi
kesalahan penulisan dlm alkitab bs mengakibatkan kesalahan iman
tapi, mari kita lihat lg, apakah kesalahan penulisan itu mengakibatkan adanya kesalahan ajaran dr alkitab itu
saya sudah sering mendengar kritik2 ttg kesalahan penulisan alkitab dr pihak2 lain
tp kembali lg, apakah kesalahan itu memiliki pengaruh terhadapa kebenaran dr ajarannya?
bagi saya tidak, alkitan ttp berisi ajaran2 yg menurut saya baik dan tidak ada salahnya (fokusnya: ajaran).
sejauh ini saya tdk pernah menemukan ajaran yg salah dari alkitab. tdk tau dgn anda, klo ada mngkin saudara bs menunjukkan pd saya sbg bahan pembelajaran lbh lanjut.

abu hanan wrote:

vicaris wrote:

abu hanan wrote:@vicars
pernahkah anda berpikir bahwa kesalahan penulisan kitab suci dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengimani?
jujurlah pada diri sendiri.

oke saya jawab jujur secara pribadi
kesalahan penulisan dlm alkitab bs mengakibatkan kesalahan iman
tapi, mari kita lihat lg, apakah kesalahan penulisan itu mengakibatkan adanya kesalahan ajaran dr alkitab itu
saya sudah sering mendengar kritik2 ttg kesalahan penulisan alkitab dr pihak2 lain
tp kembali lg, apakah kesalahan itu memiliki pengaruh terhadapa kebenaran dr ajarannya?
bagi saya tidak, alkitan ttp berisi ajaran2 yg menurut saya baik dan tidak ada salahnya (fokusnya: ajaran).
sejauh ini saya tdk pernah menemukan ajaran yg salah dari alkitab. tdk tau dgn anda, klo ada mngkin saudara bs menunjukkan pd saya sbg bahan pembelajaran lbh lanjut.

sahabat....
sering sayah mengajak kalangan andah utk mengkajih peristiwah penyaliban darih sisi lain.Maksud saya;
1.dari ukuran waktu (conoth diatas)
2.pembelian tanah darah (sebelum atau sesudah kematian yudas?)
3.kayu tsb apakah dipanggul simon atau yesus.karena pada setiap peringatan,kalangan anda menggambarkan bahwa yesus lah sang pemanggul.

sekian dulu...atau anda mungkin berkenan ke
https://murtadinkafirun.forumotion.com/t12008-krestenmikir-apa-gak-seh

BOTELHEM wrote:

"sebenarnya untuk apa sih Jesus menjadi Tuhan (gg penting banget)...kenapa tidak cukup hanya menjadi Nabi atw Rasul saja ...??"

lagian dipikiran gw...tidak seharusnya Tuhan (Allah) mengutus lg Tuhan di bumi...emang kekuasaan Tuhan (Allah) terbatas...??yg saya herankan Tuhannya (Jesus) ini lo...kok Jesus dijadikan Tuhan....
TUHAN saja tidak mau disamakan dengan yg lain...ini dia ayatnya...